Share

Chapter 10

Author: Moccha778
last update Last Updated: 2025-12-10 23:24:16
"Apa?! Hamil?" teriak Alwin tidak percaya.

"Iya, Bang! Aku sudah hamil 5 bulan! Abang senang kan udah jadi ayah?" tanya kembali Vero sambil mengelus dan memamerkan perutnya yang sudah sedikit membesar.

"Senang dong! Gimana gak senang udah jadi ayah!" jawab Alwin sambil mendudukkan istrinya ke sofa dengan perlahan dan menyendengkan telinga ke perut istrinya.

"Oh ya, Bang. 3 hari yang lalu aku sudah mengecek kesehatan ke rumah sakit yang berbeda dan ini hasilnya. Aku dinyatakan negatif HIV." ujar Vero sambil menyerahkan hasil pemeriksaan dari rumah sakit.

"Iya, Vero. Aku tahu penyakit ini bukan darimu. Justru aku yang merasa bersalah karena sudah memberikan penyakit ini padamu." sesal Alwin sambil menunduk.

"Abang jangan bicara seperti itu. Kita akan memecahkan persoalan ini bersama sama dan mencari jalan keluarnya." hibur Vero yang akhirnya bisa menarik nafas lega karena dirinya belum terinfeksi.

Di rumah keluarga Wibowo, Fen, asisten Hazel memberikan hasil pemeriksaan keseh
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kelahiran Kedua   Chapter 10

    "Apa?! Hamil?" teriak Alwin tidak percaya. "Iya, Bang! Aku sudah hamil 5 bulan! Abang senang kan udah jadi ayah?" tanya kembali Vero sambil mengelus dan memamerkan perutnya yang sudah sedikit membesar. "Senang dong! Gimana gak senang udah jadi ayah!" jawab Alwin sambil mendudukkan istrinya ke sofa dengan perlahan dan menyendengkan telinga ke perut istrinya. "Oh ya, Bang. 3 hari yang lalu aku sudah mengecek kesehatan ke rumah sakit yang berbeda dan ini hasilnya. Aku dinyatakan negatif HIV." ujar Vero sambil menyerahkan hasil pemeriksaan dari rumah sakit. "Iya, Vero. Aku tahu penyakit ini bukan darimu. Justru aku yang merasa bersalah karena sudah memberikan penyakit ini padamu." sesal Alwin sambil menunduk. "Abang jangan bicara seperti itu. Kita akan memecahkan persoalan ini bersama sama dan mencari jalan keluarnya." hibur Vero yang akhirnya bisa menarik nafas lega karena dirinya belum terinfeksi. Di rumah keluarga Wibowo, Fen, asisten Hazel memberikan hasil pemeriksaan keseh

  • Kelahiran Kedua   Chapter 9

    "Nyonya muda, ada yang mencari anda di luar. Dia mengaku sebagai adik anda dan tunangan anda." ujar pelayan itu dengan nada takut karena tuan mudanya juga ada disitu. "Tunangan?" lirik Hazel pada suaminya. "Tunangan yang mana? Aku adalah suaminya. Usir mereka!" pinta Calvin. "Eh! Masa segampang itu sih cuma diusir aja? Kesini kamu!" pinta Hazel pada pelayannya dan membisikkan sesuatu ke telinganya. "Baik, Nyonya muda!" jawab pelayan muda itu melangkah pergi. "Kamu bilang apa padanya?" tanya Calvin dengan kebingungan. "Yuk kita ke balkon! Aku mau kamu menemaniku melihat drama 1 babak!" ajak Hazel pada suaminya yang hanya mengangguk dan ikut dengannya. Sampai di balkon terlihat kalau 4 pengawal tengah mengeluarkan Vero dan Alwin dari rumah. Disitu Alwin berteriak memaki Hazel yang membuat Calvin geram dan ingin menghajarnya, tapi ditahan oleh istrinya. Setelah itu 2 anjing doberman milik Calvin pun dikeluarkan dan menggonggi mereka sampai lari ketakutan. Hazel pun ngaka

  • Kelahiran Kedua   Chapter 8

    Hazel pun meminumnya dan mendadak dia merasa kepalanya pusing dan Vero berpikir kalau obatnya sangat cepat bekerja. "Kak, aku bawa ke kamar ya supaya kakak bisa istirahat." ujar Vero sambil membopong kakaknya. "Iya! Makasih ya Vero! Aduh kepalaku pusing sekali! Maaf ya, Ma!" sesal Hazel. Vero pun membopong kakaknya ke kamar 1212 dengan lift. Sampai di kamar dia melatakkan kakaknya dengan kasar di tempat tidur, lalu secara mendadak Vero juga merasakan kepalanya sangat pusing, lalu pingsan. Hazel pun bangun dan merapikan dirinya. "Rasain kamu! Mau coba ngejebak malah kena batunya sendiri kan! Huh!" ejek Hazel sambil melangkah keluar dari kamar. Tak lama setelah Hazel keluar datanglah seorang pria yang gemuk dan pendek. Dia membuka kamar dengan kartunya dan melihat Vero sudah berbaring di tempat tidur. Dia pun beraksi. Sementara dibawah bu Eva sangat khawatir dengan anaknya yang mendadak pusing. Pak Sunyoto dan Tia yang melihat itu pun sangat senang. Calvin yang melihat ibu

  • Kelahiran Kedua   Chapter 7

    "Apa kata dokter soal keadaan papa?" tanya bu Eva. "Dokter mengatakan kalau papa sudah tidak mempunyai semangat untuk sembuh, itu sudah susah. Kak, kami mohon jangan kembali lagi pada Sunyoto." mohon ketiga adiknya sambil berlutut. "Aduh! Berdirilah kalian semua! Aku sudah cerai dengan Sunyoto dan aku janji akan mencarikan dokter yang terbaik untuk merawat papa. "Benar, Paman! Besok pengacara akan memproses perceraian mama di pengadilan." ujar Hazel. "Papa dengar kan? Kakak sudah bercerai dengan bajingan itu dan kakak akan mencarikan dokter yang terbaik untuk merawat papa." ujar adik keduanya, Denzel yang membuat ayah mereka berlinang airmata. Pikiran Hazel pun melayang ke kehidupan sebelumnya bagaimana setelah sepeninggal kakeknya karena tidak ada keinginan untuk sembuh, kesialan mulai menimpa ketiga putranya. Denzel anak kedua mendadak mengalami kecelakaan dan mengalami kelumpuhan. Sementara Carlo dan Kai berebutan wanita yang bekerja di klub malam. Akhirnya Carlo mati d

  • Kelahiran Kedua   Chapter 6

    "Bagaimana, Sunyoto? Kamu menerima kekalahan kamu?" tanya bu Eva. "Tidak! Tidak mungkin aku kalah dari wanita seperti kamu yang hanya wanita biasa dan tidak bisa apa-apa. Kamu hanya beruntung sesaat!" hina pak Sunyoto. "Wanita biasa kata anda? Kalau memang ibuku wanita biasa, lantas kenapa kamu ingin menabraknya sampai mati?" tanya Hazel yang mendadak masuk ke ruang rapat dan membuat pemegang saham yang lain saling berbisik. "Wah! Gila juga Sunyoto! Sampai tega ngehabisi istrinya demi kontrak!" ujar pemegang saham yang lain. "Apa buktinya kalau memang aku mau membunuh ibumu?" tanya pak Sunyoto. "Bukti ada di ponselku! Sebelum aku perlihatkan ke semua pemegang saham aku mau bertanya dulu. Apa anda tidak malu kalau benar-benar aku perlihatkan pada semua orang?" tanya Hazel pada ayahnya. "Aku tidak percaya kalau kamu ada buktinya! Kamu telah menuduh ayahmu sendiri." jawab pak Sunyoto yang memang sudah ketakutan. "Baiklah! Paman sekalian, videonya sudah kukirimkan. Selamat m

  • Kelahiran Kedua   Chapter 5

    Sekeluarnya bu Eva dengan Pak Hansen dari perusahaan, Pak Sunyoto pun menghidupkan mobil dan mau menabrak istrinya. Apa daya bu Eva didorong untuk menjauh dan pak Hansen yang terpental 1 meter. Melihat itu pak Sunyoto pun tancap gas pergi dari TKP. "Hans! Bangun, Hans!" panggil bu Eva sambil menepuk halus wajah pria paruh baya itu. "Eva! Ka..mu gak apa-apa?" tanya pria paruh baya itu sambil memegang wajah bu Eva. "Gak! Aku gak apa-apa, Hans. Itu semua karena kamu yang menolongku. Aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang." ucap bu Eva sambil menelepon ambulance. Tak lama ambulance pun datang dan membawa mereka ke rumah sakit. Di depan ruang UGD, bu Eva menelepon Hazel yang sedang makan siang dengan suaminya. Mereka pun berangkat. "Ma, mama gak apa-apa kan?" tanya Hazel dengan khawatir. "Gak, Nak! Mama gak apa-apa. Hanya luka gores sedikit aja saat Hansen mendorong mama." jawab bu Eva menunjukkan luka tersebut. "Syukurlah mama gak apa-apa. Terus mama tahu siapa yang nabr

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status