Kesatria Garuda

Kesatria Garuda

last updateLast Updated : 2025-03-04
By:  Khomairoh Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
160Chapters
572views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Di dunia yang terbagi antara manusia dan makhluk astral, seorang pemuda bernama Ardian dipilih oleh roh Garuda untuk menjadi Kesatria Garuda, pelindung bumi dari ancaman kegelapan. Dengan kekuatan suci yang diwariskan oleh leluhurnya, Ardian berjuang menghadapi para iblis dan pasukan hitam yang ingin menguasai dunia. Namun, semakin dalam ia menggali rahasia kekuatannya, semakin besar pula konflik yang ia hadapi—termasuk masa lalunya yang kelam dan takdir yang harus ia terima.

View More

Chapter 1

TAKDIR YANG TERPILIH

Hujan gerimis membasahi tanah di tengah hutan lebat yang gelap. Malam itu, udara terasa dingin, dan suara binatang malam bersahut-sahutan, menciptakan suasana mistis yang mencekam. Ardian menarik napas panjang, menyeka keringat yang bercampur dengan tetesan hujan di dahinya.

Di depannya, berdiri sebuah candi kuno yang tertutup lumut dan akar pohon raksasa. Batu-batu besar yang sudah lapuk memperlihatkan usianya yang mungkin sudah mencapai ratusan tahun. Candi itu tersembunyi di balik lebatnya hutan, jauh dari jangkauan manusia.

Ardian mendekati gerbang utama candi, meraba pahatan relief di dinding. Gambar seekor burung raksasa dengan sayap membentang menghiasi pintu batu yang terkunci rapat. Di bawahnya, terdapat tulisan dalam aksara kuno yang sulit ia mengerti.

"Burung ini… Garuda?" gumam Ardian.

Jantungnya berdebar. Ia ingat cerita kakeknya tentang para kesatria di zaman dahulu yang memiliki kekuatan Garuda, penjaga keseimbangan dunia. Namun, itu hanyalah legenda yang diceritakan turun-temurun, bukan?

Ardian merogoh sakunya, mengeluarkan sebuah medali emas yang ia temukan di rumah kakeknya. Di tengah medali itu terdapat ukiran Garuda yang mirip dengan relief di candi ini. Ia merasa ada sesuatu yang menghubungkan medali ini dengan candi tersebut.

Ia mendekat, mencoba menekan bagian relief Garuda di pintu candi. Seketika, tanah bergetar. Batu-batu besar mulai bergeser, menyingkapkan celah gelap menuju bagian dalam candi. Ardian melangkah masuk dengan hati-hati.

### Lorong Menuju Takdir

Di dalam candi, udara terasa pengap. Cahaya bulan yang masuk melalui celah batu-batu besar memberi sedikit penerangan. Ardian menghidupkan senter dari ponselnya, menyinari lorong sempit yang penuh dengan ukiran dan patung batu.

Langkahnya bergema di dalam ruangan yang kosong. Ia melihat beberapa prasasti yang mulai ditutupi debu. Saat ia mendekati salah satunya, sebuah suara tiba-tiba terdengar.

"Siapa yang berani memasuki tempat suci ini?"

Ardian tersentak, matanya berkeliling mencari sumber suara. Namun, ia tidak melihat siapa pun.

"Halo? Ada orang di sana?" tanyanya, namun hanya gema suaranya sendiri yang menjawab.

Ia menggelengkan kepala, mencoba tetap fokus. Ia tahu bahwa candi ini memiliki sesuatu yang penting, sesuatu yang membuatnya merasa seolah-olah tempat ini memanggilnya.

Ia terus berjalan hingga tiba di sebuah ruangan besar dengan sebuah altar di tengahnya. Di atas altar itu, terdapat sebuah tombak emas berkilauan yang tertancap di sebuah batu hitam. Cahaya dari tombak itu menerangi ruangan, seolah-olah mengundang Ardian untuk mendekat.

Jantungnya kembali berdetak kencang.

"Ambil tombak itu… takdirmu telah tiba…"

Suara misterius itu kembali terdengar, kali ini lebih jelas dan menggema.

Ardian menelan ludah. Tangannya gemetar saat ia melangkah ke depan, mendekati altar. Perlahan, ia meraih gagang tombak itu dan mencoba menariknya dari batu.

Namun, begitu tangannya menyentuh tombak tersebut, kilatan cahaya menyambar tubuhnya. Ardian menjerit saat rasa panas menjalar ke seluruh tubuhnya, seolah-olah ribuan kilat menghantam dirinya dalam sekejap.

Ia tersungkur ke lantai, merasakan tubuhnya terbakar dari dalam. Napasnya tersengal-sengal, dan tiba-tiba, kepalanya dipenuhi dengan penglihatan aneh—

### Penglihatan dari Masa Lalu

Dalam penglihatannya, Ardian melihat seorang pria berpakaian perang, berdiri gagah di atas gunung. Di belakangnya, ribuan prajurit berbaris, siap menghadapi pasukan kegelapan yang datang dari langit.

"Lindungi dunia ini dengan nyawamu!" suara pria itu menggema.

Tiba-tiba, Ardian melihat pria itu mengangkat tombak yang sama dengan yang ia sentuh tadi. Begitu tombak itu berpendar, seekor Garuda raksasa muncul dari langit, mengepakkan sayapnya yang bersinar keemasan.

Suara gemuruh terdengar saat pertempuran pecah. Ardian melihat makhluk-makhluk bayangan menyerang prajurit-prajurit itu, mengubah mereka menjadi abu dalam sekejap. Namun, sang pria dengan tombak Garuda berlari menerjang musuh, menghunuskan senjatanya dan memancarkan gelombang cahaya yang menghancurkan kegelapan.

Ardian tersentak.

Seketika, penglihatannya berubah. Ia kini melihat sang kesatria berdiri sendirian, tubuhnya penuh luka. Di sekelilingnya, para pasukannya telah gugur.

"Dengar baik-baik, wahai penerusku…" kata kesatria itu.

Ardian terkejut. Apakah pria ini berbicara kepadanya?

"Aku adalah Kesatria Garuda terakhir… Kegelapan akan kembali… Dan hanya penerus Garuda yang bisa menghentikannya…"

Tiba-tiba, kesatria itu mengangkat tombaknya ke langit, dan tubuhnya berubah menjadi cahaya, menghilang bersama angin.

Penglihatan itu menghilang. Ardian terengah-engah, kembali sadar di dalam candi. Tangannya masih memegang tombak yang kini bergetar, memancarkan cahaya keemasan.

### Kebangkitan Kesatria Garuda

Tubuh Ardian masih terasa panas, tetapi kali ini bukan rasa sakit—melainkan kekuatan. Ia merasa ada sesuatu yang mengalir dalam darahnya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Saat ia berdiri, ia melihat pantulan dirinya di permukaan batu yang mengkilap. Matanya kini berwarna emas, dan di punggungnya, samar-samar terlihat pola sayap Garuda yang berpendar.

Ia menatap tombak di tangannya. Entah bagaimana, ia tahu bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang besar. Sesuatu yang akan mengubah hidupnya selamanya.

Namun, sebelum ia bisa berpikir lebih jauh, suara gemuruh terdengar dari luar candi. Ardian berbalik, dan matanya membelalak—

Gerbang candi kini dipenuhi bayangan-bayangan hitam, dengan mata merah menyala. Mereka bukan manusia…

Mereka adalah pasukan kegelapan.

Ardian menggenggam tombaknya erat.

Takdirnya sebagai Kesatria Garuda baru saja dimulai.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
160 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status