Home / Fantasi / Lahirnya Kultivator Dewa Samudra / 11. Persembahan di atas api

Share

11. Persembahan di atas api

Author: VAD_27
last update Last Updated: 2025-04-30 14:29:32

Kael sontak berlari untuk menghindari panah-panah api yang datang dari balik pohon kelapa. Kael menoleh dan menyipit, dia tidak bisa melihat siapa dan berapa orang yang tengah menyerangnya saat ini.

Sementara Pollux dan rekan satunya—Austin, berdiri di pesisir pantai, membiarkan ombak membasahi dan menyeret kaki mereka. Austin membuat setengah lingkaran dengan telapak tangan, seketika ombak bergerak seirama membentuk kubah air yang menudungi dan melindungi dari panah api yang langsung padam juga hancur berserakan terbawa ombak ketika menghantam kubahnya.

Kael berdecak melihatnya, merasa diasingkan di neraka sendirian. Tidak ada pilihan lain! Ini adalah langkah pertamanya untuk menjadi kultivator laut dan Kael harus melewatinya!

Kening Kael mengernyit, dia membakar otaknya untuk berpikir cepat dalam situasi gawat.

Apa yang bisa manusia biasa seperti dirinya untuk selamat dari hujan panah api?

...

Kening Austin yang tertutup tudung mengernyit tatkala menonton Kael berlari masuk hutan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   1. Artefak yang salah

    Langkahnya dibawa berlari kencang menyusuri lorong marmer, memasukan artefak ke balik sabuk kerajaan, menarik kain yang membebat dibaliknya. "Pangeran Kaelthar terlihat memasuki lorong ketiga, kepung di bagian pintu depan dan belakang Temple!" Mengabaikan teriakan yang menggema ke langit kuil, Kael melecutkan kain ke arah obor sampai padam. Salah satu penjaga yang berdiri di mulut lorong mengeluh dalam hati tatkala lorongnya berubah gelap, dia tidak bisa melihat sosok Kael berbelok kemana dibanyaknya persimpangan lorong. "Tutup semua pintu yang mengarah keluar." Titahnya sebelum masuk ke lorong gelap berbekal obor. "Pangeran Kaelthar!" Netra Kael mengerjap tatkala mendegar suara dari belakangnya, dia memutuskan berbelok ke lorong kanan, menempelkan punggung pada marmer dingin sambil mengatur napas agar lebih tenang. Suara tegap penjaga terdengar tepat di sampingnya, riak api dari obor memenuhi dinding tempat Kael berdiri, tangan Kael melepas ornamen giok yang menggantung di sa

    Last Updated : 2025-03-27
  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   2. Roh pohon yang berkultivasi

    "Aku ... masih hidup?"Kael meraba ulu hatinya, tidak ada rasa sakit dan kebocoran darah maupun lubang di sana. Hanya kulit yang terasa perih terkena air garam.Deburan ombak menggelitik kakinya, Kael berdiri ditengah hamparan laut tidak berujung, selubung-selubung putih menudungi kepalanya tanpa matahari maupun bintang. Semua putih dan biru mencolok layaknya lukisan impresionis, hanya suara deburan dan pantulan cahaya samar pada riak ombak.Kael mengerjap, apa dia bermimpi?"Apa ini yang mereka sebut ... alam setelah kematian?" Tanya Kael gamang, dadanya bergemuruh kecewa dan takut secara bersamaan."Bukan, tapi ini adalah Samudra Nirwana. Tempat kesadaran luas tanpa batas layaknya keabadian yang tersimpan dalam lautan. Ini adalah tempat yang terbuat karena luapan esensi laut yang terkandung di dalam mutiaraku."Kael tersentak tatkala suara dalam bagai deburan ombak menggema di seluruh penjuru. Kael mendongkak, terpaku pada gumpalan cahaya yang melayang di atas kepalanya."Kau yang b

    Last Updated : 2025-03-27
  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   3. Menjadi Pangeran

    "Kau baik-baik saja, Kael? Selain nampak aneh, kau juga nampak tidak seperti biasanya." Komentar Shipor, menaikan sebelah alis, memeriksa wajah pias Kael lamat. Ada ketakutan yang tersirat dalam binar netranya. "Padahal menggulingkan tahta Kaisar adalah tujuan hidupmu, jika kau mengatakan lupa begitu saja, artinya ada yang tidak beres dengan kepalamu." Shipor mengambil kesimpulan, menatap Kael tajam. "Ceritakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi? Jika merasa tidak dapat menyelesaikannya sendiri, kau harus membagi masalahmu. Kita harus saling membantu sampai tujuan kita tercapai, ingat?" Kael melepaskan jambakan pada helai rambut, melirik Shipor namun yang dia lihat adalah fragmen ingatan dimana Shipor dan Kael berbicara tentang bahu-membahu saling mengandalkan di masa lalu. "Kau benar." Gumam Kael, itu mengendurkan rasa ragunya, membuat Kael menceritakan seluruh kejadian, bahwa dia mati dan roh pohon bangkitk dalam tubuh Kaelthar karena kekuatan artefak kuno. Kael meremas ujung j

    Last Updated : 2025-03-27
  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   4. Kebenaran penangkapan Kultivator Laut

    Satu persatu mulai meninggalkan The Grand Imperium, menyisakan Kaelthar seorang diri dengan lampu berlian yang perlahan memendar lemah, memancarkan perasaannya saat ini.Tangannya meremas kuat setiap helaian rambut pirangnya, mencoba mengalirkan rasa frustasi dan ketidakberdayaannya di rapat hari ini.Padahal tanggung jawab rakyat Distrik Tydoria berada di tangannya, namun tangan yang hanya manusia biasa ini tidak mampu memberikan keadilan pada mereka. Tidak ada yang peduli pada manusia biasa, Kael berjuang seorang diri.Brak!Kael menghantam kepalan tangannya ke meja, beranjak berdiri dengan napas memburu.Perasaan api yang berkobar membakar atmanya terasa panas, membuat kepalanya berasap. Tidak hanya gagal di dunia kultivasi, namun dia juga harus gagal memberi rakyatnya keadilan.Sial...."Your Highness." Ujar Walikota memberi salam, raut terkejut tercetak jelas di wajah pria paruh baya itu mendapati kedatangan mendadak tanpa pemberitahuan."Mohon ampunan atas sambutan yang sederha

    Last Updated : 2025-03-27
  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   5. Keterlambatan yang fatal

    Erangan pelan keluar dari bibir merah Kael, keningnya mengernyit tatkala denyutan terasa menyakitkan, netranya mengerjap mendapati langit-langit ruangan dengan lampu gantung sedernana.Kesadarannya berasung-angsur pulih sebelum netranya melotot dengan tubuh beranjak duduk.Napasnya memburu, adrenalin dan perasaannya terpacu ke kejadian terakhir tatkala mulutnya dibekap.Siapa yang melakukannya?"Anda baik-baik saja, Pangeran?"Kael mengernyit, kebingungan dan amarah terselubung di bisikannya. "Kau—,"Walikota sontak bersimpuh, pundaknya bergetar seolah menanti vonis kematian."Mohon maafkan kelancangan saya, Yang Mulia. Hanya saja, anda sudah menghilang selama dua hari setelah masuk ke pintu rahasia itu. Putra Mahkota mendadak mengirimkan secarik surat dengan kemampuan kultivasi buminya bahwa beliau akan datang mengunjungi Tydoria untuk mencari anda yang menghilang. Posisi pemimpin yang kosong tidak bisa dibiarkan dan sangat fatal.""Riverin?" Gumam Kael mengernyit."Hanya saja, saya

    Last Updated : 2025-03-27
  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   6. Pesan

    "Walikota! Kau—, ba-bagaimana mungkin?" Sentak Kael, rantainya berderak memaksa Kael berdiri di tempat tatkala tubuhnya maju, ingin menarik kerah Walikota yang kini membuang muka dengan raut tidak terbaca.Jantung Kael bergemuruh dengan wajah memerah, perasaan marah meletup-letup namun dia tahan sampai giginya menggertak dan pundak naik turun.Wajah Kael menunduk dalam dengan urat leher mengencang, buku-buku jarinya memutih mau seberapa emosi pun dirinya saat ini, tetap saja semua kata meleleh ditenggorokannya. Dia sudah tidak tahu harus berkata apa mengomentari atau mengumpati Walikota yang menghianatinya dan rencananya yang gagal.Gigi Kael menggertak dengan dada bergemuruh, kenapa walikota menghianatinya? Amarah Kael tidak bisa meluap tatkala fragmen ingatan wajah hangat Walikota yang tengah tersenyum saat membantu rakyat Tydoria memperbaiki infrastuktur terasa jelas di netra Kael.Rasa bersyukur dan senang yang bahkan tidak dia rasakan sendiri begitu meluap begitu fragmen ingatan

    Last Updated : 2025-03-28
  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   7. Mata Bumi

    'Tanah Kekaisaran Ardor adalah telinga Kaisar Plagius. Tidak ada tempat yang aman. Maafkan aku, Yang Mulia. Tolong ... bencilah aku yang lemah dan hanya tunduk pada penguasa dzolim karena di dalam hatiku masih ada rasa takut kehilangan keluargaku. Aku salah, jangan maafkan aku, Pangeran Kaelthar. Penangkapanmu murni karena kelemahan dan ketakutanku. Aku tidak pernah punya niatan untuk menghianatimu, Pangeran.' Kening Kael mengkerut dalam, punggungnya terasa sakit saat bersandar pada besi sel, memikirkan pesan rahasia yang dikirim oleh Walikota lewat debu pasir di telapak tangannya kemarin. Jika digali maksudnya lebih dalam, artinya seluruh tanah di Kekaisaran Ardor berada di bawah Kaisar Plagius. Fragmen ingatan itu datang kemudian, mengingat bahwa Kaisar Plagius adalah kultivator tingkat tertinggi di ajaran kultivasi bumi, yaitu Gaia Warth. Hanya dua orang yang mencapai tingkat tersebut di Kekaisaran, contoh lainnya adalah salah satu diantara penasihat. Bahkan Putra Mahkota sendir

    Last Updated : 2025-04-03
  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   8. Dijebak

    Riverin melipat tangan di depan dada, keningnya mengerut dalam, memikirkan apa yang diincar oleh sekte pemberontak dari tubuh adik tirinya. Sebenarnya persoalan Kaelthar yang hidup kembali menggunakan artefak curian menganggu benak Riverin. Namun, setelah mengamatinya diam-diam, dia bersikap seperti sebelumnya tanpa perubahan yang signifikan. Sebenarnya eksekusi Kaelthar hari ini bukan menjadi persoalan untuk dirinya. Riverin jadi menyandarkan punggung ke kursi, menyangga dagunya dengan seulas senyum tipis. Menatap pada platform eksekusi di bawahnya. Justru ini bagus untuk rencananya. Karena kini, tidak ada lagi adik bodoh yang ingin menempati tahta Kaisar miliknya. Riverin sudah tidak punya saingan lain. Hanya tinggal sekte Black Ocean saja. Netranya jadi melirik pada Kaisar Plagius yang duduk di singgasana, sebelahnya. 'Dan Ayah tua ini.' Benak Riverin keki. Tempat duduk aristokrat kerajaan terletak di bangunan yang ditinggikan dari area eksekusi, terbuat dari kayu eboni dan

    Last Updated : 2025-04-05

Latest chapter

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   11. Persembahan di atas api

    Kael sontak berlari untuk menghindari panah-panah api yang datang dari balik pohon kelapa. Kael menoleh dan menyipit, dia tidak bisa melihat siapa dan berapa orang yang tengah menyerangnya saat ini.Sementara Pollux dan rekan satunya—Austin, berdiri di pesisir pantai, membiarkan ombak membasahi dan menyeret kaki mereka. Austin membuat setengah lingkaran dengan telapak tangan, seketika ombak bergerak seirama membentuk kubah air yang menudungi dan melindungi dari panah api yang langsung padam juga hancur berserakan terbawa ombak ketika menghantam kubahnya.Kael berdecak melihatnya, merasa diasingkan di neraka sendirian. Tidak ada pilihan lain! Ini adalah langkah pertamanya untuk menjadi kultivator laut dan Kael harus melewatinya!Kening Kael mengernyit, dia membakar otaknya untuk berpikir cepat dalam situasi gawat.Apa yang bisa manusia biasa seperti dirinya untuk selamat dari hujan panah api?...Kening Austin yang tertutup tudung mengernyit tatkala menonton Kael berlari masuk hutan.

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   10. Tantangan pertama

    Kael memeluk tubuhnya sendiri yang bergidik, seolah cahaya terik matahari yang menyorot punggungnya tidak cukup, dua orang yang memakai jubah putih menyalakan api unggun untuknya, membuat Kael sesekali mendekatkan kedua telapak tangan sambil menggosoknya. Netra Kael mengerjap, menatap kawasan hutan kelapa di sebelah kirinya. "Aku akan pergi mengawasi sekitar." Tukas pria jubah putih sambil beranjak berdiri dan melipir untuk menyusuri area. Menyisakan satu temannya dan Kael yang duduk berhadapan dengan api unggun sebagai partisi. "Jadi," tanya Kael setelah bibirnya berhenti bergetar. "Kenapa kalian menyelamatkanku dan bagaimana caranya? Bukankah Kaisar Plagius mengganti rencana untuk menjebak kalian?" Hening. Hanya deburan ombak dan suara api melahap kayu yang terdengar nyaring. Pria itu membuka jubah penutup kepalanya, menampilkan rambut beruban, epidermisnya cokelat, layu dan keriput, sorot netranya dalam dan lembut dengan kerutan di sepanjang garis wajahnya. "Perkenalkan, aku

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   9. Siapa yang bidak?

    Kepalan tangan Kaisar Plagius menguat, menatap nyalang dengan jantung bergemuruh pada area eksekusi yang kacau balau. Tidak sesuai prediksi dan rencananya membuat kepalanya berasap dengan gigi menggertak. Seharusnya, Kaelthar hanyalah bidak catur dalam permainannya untuk menangkap Sekte Black Ocean! Kenapa sekarang Plagius yang hanya menjadi bidak catur bagi Sekte Black Ocean untuk menangkap Kaelthar?! Plagius menggeram dengan urat leher mengencang dan rahang mengeras, pegangan singgasana yang terbuat dari kayu eboni itu hancur tatkala Palgius mencengkramnya. Pertama kalinya, dia dipermainkan seperti ini. Getaran amarah Kaisar Plagius memancar seperti gelombang panas, membuat para pengawal di sekelilingnya menunduk ngeri karena auranya mencekik atsmosfer. Plagius itu penguasa terhebat ... Kaisar tertinggi dan terkuat yang bisa menghancurkan siapapun di Kekaisaran Ardor! Dia hanya boleh dan mampu memainkan bidak catur lain, bukan dirinya yang menjadi bidak catur yang dipermainkan o

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   8. Dijebak

    Riverin melipat tangan di depan dada, keningnya mengerut dalam, memikirkan apa yang diincar oleh sekte pemberontak dari tubuh adik tirinya. Sebenarnya persoalan Kaelthar yang hidup kembali menggunakan artefak curian menganggu benak Riverin. Namun, setelah mengamatinya diam-diam, dia bersikap seperti sebelumnya tanpa perubahan yang signifikan. Sebenarnya eksekusi Kaelthar hari ini bukan menjadi persoalan untuk dirinya. Riverin jadi menyandarkan punggung ke kursi, menyangga dagunya dengan seulas senyum tipis. Menatap pada platform eksekusi di bawahnya. Justru ini bagus untuk rencananya. Karena kini, tidak ada lagi adik bodoh yang ingin menempati tahta Kaisar miliknya. Riverin sudah tidak punya saingan lain. Hanya tinggal sekte Black Ocean saja. Netranya jadi melirik pada Kaisar Plagius yang duduk di singgasana, sebelahnya. 'Dan Ayah tua ini.' Benak Riverin keki. Tempat duduk aristokrat kerajaan terletak di bangunan yang ditinggikan dari area eksekusi, terbuat dari kayu eboni dan

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   7. Mata Bumi

    'Tanah Kekaisaran Ardor adalah telinga Kaisar Plagius. Tidak ada tempat yang aman. Maafkan aku, Yang Mulia. Tolong ... bencilah aku yang lemah dan hanya tunduk pada penguasa dzolim karena di dalam hatiku masih ada rasa takut kehilangan keluargaku. Aku salah, jangan maafkan aku, Pangeran Kaelthar. Penangkapanmu murni karena kelemahan dan ketakutanku. Aku tidak pernah punya niatan untuk menghianatimu, Pangeran.' Kening Kael mengkerut dalam, punggungnya terasa sakit saat bersandar pada besi sel, memikirkan pesan rahasia yang dikirim oleh Walikota lewat debu pasir di telapak tangannya kemarin. Jika digali maksudnya lebih dalam, artinya seluruh tanah di Kekaisaran Ardor berada di bawah Kaisar Plagius. Fragmen ingatan itu datang kemudian, mengingat bahwa Kaisar Plagius adalah kultivator tingkat tertinggi di ajaran kultivasi bumi, yaitu Gaia Warth. Hanya dua orang yang mencapai tingkat tersebut di Kekaisaran, contoh lainnya adalah salah satu diantara penasihat. Bahkan Putra Mahkota sendir

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   6. Pesan

    "Walikota! Kau—, ba-bagaimana mungkin?" Sentak Kael, rantainya berderak memaksa Kael berdiri di tempat tatkala tubuhnya maju, ingin menarik kerah Walikota yang kini membuang muka dengan raut tidak terbaca.Jantung Kael bergemuruh dengan wajah memerah, perasaan marah meletup-letup namun dia tahan sampai giginya menggertak dan pundak naik turun.Wajah Kael menunduk dalam dengan urat leher mengencang, buku-buku jarinya memutih mau seberapa emosi pun dirinya saat ini, tetap saja semua kata meleleh ditenggorokannya. Dia sudah tidak tahu harus berkata apa mengomentari atau mengumpati Walikota yang menghianatinya dan rencananya yang gagal.Gigi Kael menggertak dengan dada bergemuruh, kenapa walikota menghianatinya? Amarah Kael tidak bisa meluap tatkala fragmen ingatan wajah hangat Walikota yang tengah tersenyum saat membantu rakyat Tydoria memperbaiki infrastuktur terasa jelas di netra Kael.Rasa bersyukur dan senang yang bahkan tidak dia rasakan sendiri begitu meluap begitu fragmen ingatan

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   5. Keterlambatan yang fatal

    Erangan pelan keluar dari bibir merah Kael, keningnya mengernyit tatkala denyutan terasa menyakitkan, netranya mengerjap mendapati langit-langit ruangan dengan lampu gantung sedernana.Kesadarannya berasung-angsur pulih sebelum netranya melotot dengan tubuh beranjak duduk.Napasnya memburu, adrenalin dan perasaannya terpacu ke kejadian terakhir tatkala mulutnya dibekap.Siapa yang melakukannya?"Anda baik-baik saja, Pangeran?"Kael mengernyit, kebingungan dan amarah terselubung di bisikannya. "Kau—,"Walikota sontak bersimpuh, pundaknya bergetar seolah menanti vonis kematian."Mohon maafkan kelancangan saya, Yang Mulia. Hanya saja, anda sudah menghilang selama dua hari setelah masuk ke pintu rahasia itu. Putra Mahkota mendadak mengirimkan secarik surat dengan kemampuan kultivasi buminya bahwa beliau akan datang mengunjungi Tydoria untuk mencari anda yang menghilang. Posisi pemimpin yang kosong tidak bisa dibiarkan dan sangat fatal.""Riverin?" Gumam Kael mengernyit."Hanya saja, saya

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   4. Kebenaran penangkapan Kultivator Laut

    Satu persatu mulai meninggalkan The Grand Imperium, menyisakan Kaelthar seorang diri dengan lampu berlian yang perlahan memendar lemah, memancarkan perasaannya saat ini.Tangannya meremas kuat setiap helaian rambut pirangnya, mencoba mengalirkan rasa frustasi dan ketidakberdayaannya di rapat hari ini.Padahal tanggung jawab rakyat Distrik Tydoria berada di tangannya, namun tangan yang hanya manusia biasa ini tidak mampu memberikan keadilan pada mereka. Tidak ada yang peduli pada manusia biasa, Kael berjuang seorang diri.Brak!Kael menghantam kepalan tangannya ke meja, beranjak berdiri dengan napas memburu.Perasaan api yang berkobar membakar atmanya terasa panas, membuat kepalanya berasap. Tidak hanya gagal di dunia kultivasi, namun dia juga harus gagal memberi rakyatnya keadilan.Sial...."Your Highness." Ujar Walikota memberi salam, raut terkejut tercetak jelas di wajah pria paruh baya itu mendapati kedatangan mendadak tanpa pemberitahuan."Mohon ampunan atas sambutan yang sederha

  • Lahirnya Kultivator Dewa Samudra   3. Menjadi Pangeran

    "Kau baik-baik saja, Kael? Selain nampak aneh, kau juga nampak tidak seperti biasanya." Komentar Shipor, menaikan sebelah alis, memeriksa wajah pias Kael lamat. Ada ketakutan yang tersirat dalam binar netranya. "Padahal menggulingkan tahta Kaisar adalah tujuan hidupmu, jika kau mengatakan lupa begitu saja, artinya ada yang tidak beres dengan kepalamu." Shipor mengambil kesimpulan, menatap Kael tajam. "Ceritakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi? Jika merasa tidak dapat menyelesaikannya sendiri, kau harus membagi masalahmu. Kita harus saling membantu sampai tujuan kita tercapai, ingat?" Kael melepaskan jambakan pada helai rambut, melirik Shipor namun yang dia lihat adalah fragmen ingatan dimana Shipor dan Kael berbicara tentang bahu-membahu saling mengandalkan di masa lalu. "Kau benar." Gumam Kael, itu mengendurkan rasa ragunya, membuat Kael menceritakan seluruh kejadian, bahwa dia mati dan roh pohon bangkitk dalam tubuh Kaelthar karena kekuatan artefak kuno. Kael meremas ujung j

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status