Let Me Go

Let Me Go

Oleh:  Gracelin Josephina  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
15Bab
1.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Terkadang takdir yang kita jalani tidak selalu seperti apa yang kita harapkan. Takdir yang kita jalani pun— terkadang mempermainkan kita Takdir itu pula yang membawaku di titik saat ini Entah harus senang atau sedih, Aku bingung Aku mencintainya! Tidak— Aku sangat sangat mencintainya Ya! Apa Kau dengar itu Tuhan? Aku mencintainya! Namun, Sang Kuasa bertindak dengan seenaknya Apa ini yang Dia inginkan? Membuat semua berjalan tidak sesuai dengan alurnya Memporak-porandakan semua impian yang sudah dirancang bersama Apa ini jalan yang telah dipilih untuk hidupku? Apa Aku sanggup? Tanpanya— Aku Freya Amelia, terpikat oleh lelaki yang hebat, Kei Sagara. Aku tidak pernah menyangka takdir akan mempertemukanku dengannya. Seseorang yang aku idam-idamkan. Namun, baru kusadari. Benar kata orang, setiap manusia tidak ada yang sempurna. Kalian pikir seorang Kei Sagara sempurna? Ya kupikir begitu awalnya. Bersamanya selama 4 tahun ini membuatku seperti terjebak dalam lingkaran hidupnya. Dia memberiku kebahagiaan, namun kebahagiaan itu harus kubayar dengan kebebasanku. Seolah-olah dia menggenggam erat sayap-sayapku untuk terbang, mengikatku dalam istana yang ia ciptakan untukku. Rasa ingin keluar selalu terbesit namun aku tak mampu berlari menjauh dari tempatnya. Bertaruh dengan resiko aku kehilangan dirinya? Aku tidak bisa. Ya, sebesar itulah efek seorang Kei Sagara dalam hidupku. Lalu apakah aku akan terus bertahan? Entahlah.

Lihat lebih banyak
Let Me Go Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
15 Bab
PROLOG
Terkadang takdir yang kita jalani tidak selalu seperti apa yang kita harapkan.Takdir yang kita jalani pun—  terkadang mempermainkan kitaTakdir itu pula yang membawaku di titik saat ini, entah bagaimana caranya.Semesta seperti mempunyai caranya sendiri untuk membawaku ke dalam takdir ini.Entah harus senang atau sedih, Aku bingungAku mencintainya!Tidak­—Aku sangat sangat mencintainyaYa! Apa Kau dengar itu Tuhan? Aku mencintainya!Namun, Sang Kuasa bertindak dengan seenaknyaApa ini yang Dia inginkan? Membuat semua berjalan tidak sesuai dengan alurnyaMemporak-porandakan semua impian yang sudah dirancang bersamaApa ini jalan yang telah dipilih untuk hidupku?Apa Aku sanggup?Tanpanya—
Baca selengkapnya
BAB 1
BAB 1“Aku udah sampe. Kamu dimana? Masih lama nggak?”Terdengar suara kekehan kecil di ujung telfon, “Tanyanya satu-satu dong, Sayang.”“Ini aku bentar lagi sampe kok. Tunggu bentar ya, Sayang.” lanjutnya.“Oke deh. Jangan lama-lama ya! Hati-hati.” Aku pun memutuskan sambungan telfon.Sembari menunggu, aku berjalan mencari meja yang masih kosong. Pelayan langsung menyodorkan menu setelah aku menempati tempat yang kosong.Aku membolak-balik halaman demi halaman menu di depanku. Mencari menu yang terlihat menarik.“Hai Sayang! Maaf nunggu lama ya.” Dia mencium pipiku sekilas lalu duduk dihadapanku.Aku melihatnya yang sedang mengatur nafas, “Abis lari-lari apa gimana sih? Sampe kayak gitu nafasnya?”“Iya, abis lari-lari, soalnya kalau kelamaan ada yang ngamuk nanti.” LedeknyaAku berdecak gemas mendengar ucap
Baca selengkapnya
BAB 2
Aku menghela nafas panjang— entah ke berapa kalinya. Menahan air mata pun sedang aku lakukan. Terkadang, menyesakkan saat Kei bertindak egois seperti saat ini.Kei mengeraskan rahangnya, pertanda ia sedang menahan emosinya. “Mama cuman mau kita ke rumah loh, Frey! Ngggak susah kan?!” desisnya menahan emosi.“Aku tau, Kei. Kalau hari ini aku free, aku pasti mau kok. Tapi, jadwalku hari ini padat banget.”“Yaudah batalin! Bisa kan?!” spontan aku memejamkan mataku takut saat Kei membentakku. Sekelilingku pun turut berhenti sejenak melihat ke arah kami, penasaran.“Bisa kan, Frey?! Jawab!" bentaknya dengan tangan yang mencengkram kuat bahuku seperti tidak memperdulikan orang-orang sekitar yang mulai berbisik sembari melihat ke arah kami.“Oke.” putusku dengan nada lirih bersamaan dengan cengkraman Kei yang mulai luruh. Lagi-lagi aku lebih memilih untuk mengalah. Mengesampingkan ego ku
Baca selengkapnya
BAB 3
Sinar cahaya pagi menembus dari jendela kamarku, membuatku mengerjapkan mata beberapa kali berusaha menghalau silaunya. Aku meraba kasur disebelahku, Kei sudah bangun terlebih dahulu rupanya. Aku langsung duduk, mengumpulkan nyawaku sebentar lalu mencari keberadaan Kei.“Good morning” sapa ku saat melihat Kei sedang berkutat di dapur.Dia menoleh ke arahku, lalu tersenyum. “Good morning, Sayang.”“Kamu duduk aja dulu, aku bikini sarapan buat kita.” lanjutnya yang masih fokus dengan mangkok di tangannya.“Aku nggak boleh bantuin kamu?”“Nggak boleh.”Aku memanyunkan bibirku sembari berjalan menghampirinya.“Emang lagi bikin apa sih?” aku memeluk tubuhnya dari belakang.“Cuman bikin pancake aja sama scrambled egg”“Kamu nggak ada jadwal ketemu client?”“Ini hari weeke
Baca selengkapnya
BAB 4
“Freya Amelia, will you marry me?”Kata-kata itu terus berputar di benakku dari semalam hingga pagi ini. Bahkan aku tidak bisa tidur karena memikirkan itu terus menerus.Jika kalian berpikir aku menerimanya, ya memang akhirnya mulutku berkata “Yes, I will”Dan saat itu juga Kei langsung memelukku erat sembari membisikkan ucapan etrimakasih terus menerus di telingaku, tak lupa juga dengan sorak-sorai dari pengunjung restoran lainnya yang ikut memeriahkan.Namun, bukan itu yang aku pikirkan saat ini. Aku menatap cincin yang melingkari jari manisku dengan indahnya. Apakah keputusanku ini benar adanya? Apa benar-benar bisa aku merajut mimpi-mimpiku bersama Kei nantinya?Lamunanku buyar saat terdengar bunyi alarm dari ponselku. Menunjukkan pukul lima pagi. Ya— yang seperti aku katakana tadi, aku benar-benar tidak bisa memejamkan mataku dari semalam Kei mengantarku pulang. Otakku terus memikirkan k
Baca selengkapnya
BAB 5
Aku terdiam mematung di tempatku berdiri. Menatap layar ponsel Kei yang menampilkan foto saat aku dan Reyhan berpelukan di Villa. Aku tidak tau darimana Kei bisa dapat foto itu, bahkan aku bingung, siapa yang bisa-bisanya memotret kejadian itu.“Kurangnya aku apa, Freya?”Aku menggeleng sambil menangis sesenggukan. “Ini nggak seperti yang kamu pikir, Kei.”“Aku bisa jelasin ke kamu. Percaya sama aku. Please?” mohonku dengan memegang tangan Kei erat-erat.Kei hanya menunguk, mengusap air matanya yang keluar. Aku merasa bersalah dibuatnya. Melihatnya seperti ini, membuat hatiku sangat sakit.“Dengan kasih ijin kamu pergi tanpa pengawasanku mungkin adalah kesalahan terbesarku.” ujarnya lirih.“Enggak, Kei. Please dengerin penjelasanku dulu.”Kei menatap mataku lekat-lekat. “Apa kamu lebih nyaman cerita tentang masalahmu sama dia, Frey? Apa aku nggak bisa
Baca selengkapnya
BAB 6
Aku memencet bel apartment Kei terus menerus. Menunggu sang pemilik membukakan pintunya. Belum terlihat tanda-tanda jika Kei akan membuka pintu, aku mememcet belnya kembali. Sampai akhirnya terdengar bunyi pintu terbuka.“Kenapa kamu disini?” tanya Kei dengan raut wajah terkejut karena melihatku berdidi di depan pintu apartment nya.“Ada yang mau aku omongin sama kamu. Kita nggak bisa nunda-nunda masalah kayak gini, Kei.”“Pulang lah. Aku lagi nggak mau nge-bahas itu.” lalu Kei berniat untuk menutup pintunya, namun aku buru-buru mencegahnya dan langsung masuk kedalam tanpa persetujuannya.“Freya. Aku lagi butuh waktu.”Aku menggeleng tegas. “Nggak bisa. Waktu kamu udah aku kasih semalem. Sekarang kita harus bahas ini. Kmau nggak bisa terus-terusan salah paham sama aku.”Kei mengacak rambutnya kesal. “Tolong ngertiin aku, Frey! Aku nggak bisa bahas ini sekaran
Baca selengkapnya
BAB 7
Pagi ini, aku sudah berada di tempat yang rutin aku kunjungi. Tempat dimana aku bisa mencurahkan semua keluh kesahku tanpa malu. Setiap kemari, aku selalu se maksimal mungkin berdandan cantik, menggunakan outfit yang indah dan tak lupa aku membawa beberapa bunga kesukaannya.Aku berjongkok di depan batu bertuliskan ‘DAYANA JULIA SEBASTIAN’. Ya, nama Mamaku sangat cantik bukan? Aku mengusap batu nisan yang bertuliskan nama Mamaku.“Mama, Freya datang lagi loh.” ucapku dengan senyum tulus yang menghiasi raut wajahku.“Ini, Freya bawa bunga kesukaan Mama. Bunga Matahari.” aku meletakkan beberapa bouquet di depan batu nisannya lalu merubah posisiku menjadi duduk di samping makam Mamaku.“Mama apa kabar di sana? Pasti bahagia dong ya? Mama sama Papa selalu jagain Freya kan dari atas sana?” aku melihat batu nisan disebelah makam Mama.Ya, makam Mama dan Papa memang bersebelahan. Padahal da
Baca selengkapnya
BAB 8
“Halo Freya, barusan sampe?” tanya Tante Mora saat melihatku berjalan ke arahnya.“Iya, Tante. Tante kabarnya baik kan?”Tante Mora tersenyum lembut lalu mengusap lenganku pelan, “Baik dong, Sayang. Sana kamu samperin Kei. Dia ada di deket barbeque”“Oke, Tante.” aku berjalan ke tempat yang dibilang Tante Mora sambil celingukkan mencari keberadaan Kei.Setelah mencari-cari, akhirnya aku melihat Kei yang sedang berdiri di dekat kolam renang. Namun, kelihatannya dia sedang berbicara dengan seseorang.“Kei.” panggilku yang membuat dia dan orang yang sedang berbicaranya ikut menengok ke arahku. Wahh ternyata seorang perempuan muda yang sedang berbicara dengannyaMelihatku yang memanggilnya, ia melemparkan senyum manis lalu menghampiriku. “Hai, Sayang.”“Kamu ngobrol sama siapa?” tanyaku sambil melirik ke perempuan tadi.“Ohh… I
Baca selengkapnya
BAB 9
"Kei!" teriakku bersamaan dengan Tante Mora.Jujur saja aku tidak mengira jika Kei akan melayangkan tangan pada Dara, adiknya. Karena Kei adalah tipe orang yang sangat-sangat sayang dengan keluarganya. Apalagi adik satu-satunya itu. Mungkin saja, sikap Dara barusan memang sudah melewati batas wajar, dia terlalu terobsesi untuk memisahkanku dnegan kakaknya.Dara yang setelah mendapat tamparan dari Kei, menatap kakak tersayangnya dengan terkejut. Samar-sama kulihat juga air mata mulai membasahi pipinya. Aku pun berjalan pelan ke arah Dara yang masih tersungkur di hadapan Kei dengan mengenaskan.Aku bermaksud membantunya untuk duduk di sofa, namun yang kudapat hanyalah tepisan kasar darinya dan juga tatapan tajamnya. "Ini semua karena lo! Perempuan ular! Lo hasut Kakak gue apa, ha?!" teraiknya ke arahku."Dara! Cukup! Mama nggak pernah didik kamu jadi anak brutal kayak gini!" bentak Tante Mora sambil melotot ke arah Dara.Dara tersenyum remeh, "Cih! S
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status