Share

Bab 25

last update Last Updated: 2025-07-12 06:40:06

Krekkk...! pintu gerbang rumah mewah itu perlahan terbuka, Aizar merasa terkejut karena yang muncul dari balik pintu adalah gadis bermata sipit yang tadi memarahi dirinya.

“Hei gembel...! Berani-beraninya kamu yang mengaku-ngaku sebagai anggota keluargaku?” tegas gadis itu sambil bertolak pinggang dengan angkuh di hadapan Aizar. “Kalau mau bicara itu pakai otak! Atau, jangan-jangan kamu nggak punya otak ya?” tambah gadis itu memaki Aizar lagi.

“Terserah kamu mau ngomong apa. Tapi, aku tidak sedang berbohong. Aku punya bukti-bukti kalau aku bagian dari keluarga Prambudi, aku anak dari Ibu Cempaka,” balas Aizar ingin menegaskan kalau ia tidak sedang mengarang cerita.

“Sudah berbohong masih saja tidak mau mengaku. Dengar ya baik-baik lelaki gembel... Cempaka itu adalah ibuku, dan aku adalah putri tunggalnya. Puas kamu mau menipu aku?” tegas gadis itu sambil membulatkan matanya lebar-lebar.

Detik itu Aizar menduga kalau gadis itu dalah adik kandungnya yang lahir setelah ia pergi ke pedal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 185

    “Apa benar malam ini kamu mau keluar dengan Furi, Nak?” tanya Cempaka sejurus Aizar duduk di meja makanan menemaninya makan malam.“Lho, mama tahu dari siapa?” tanya Aizar heran, karena seingatnya ia tidak memberitahu siapa-siapa, bahkan Satrio sekalipun tidak ia beritahu kalau malam ini ia akan mengajak Furi ke cafe.“Tadi mama telponan dengan Tante Mirna, trus Tante Mirna yang bilang kalau nanti kamu mau ajak Furi keluar. Benar ya, Nak?”“Oh, iya, Mah… bukan hanya aku dan Furi, tapi aku juga ajak Satrio dan ada lagi seorang staf yang ikut,” jelas Aizar sambil menyendok beberapa lauk ke atas piringnya.“Baguslah kalau begitu, Nak. Mama senang seandainya kamu menyukai Furi, karena di mata Mama dia itu gadis yang baik dan juga berasal dari keluarga yang baik-baik pula. Pokoknya mama merestui kalau kamu memang ingin serius menjalin hubungan dengan Furi,” ungkap Cempaka sambil tersenyum pada Aizar. “Iya, Mah… aku ingin hubunganku dengan Furi atas dasar keinginan hatinya sendiri, bukan

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 184

    Setelah menerima liontin pemikat dari Aizar, Satrio kembali ke indekostnya. Dalam perjalanan pulang, ia singgah ke sebuah minimarket untuk membeli beberapa barang kebutuhan. Di situlah ia mulai merasakan keanehan yang terjadi. Setiap berpapasan dengan wanita, mata-mata mereka terlihat membulat serta mulut-mulut mereka tampak terbuka sambil menatap ke arahnya. Bahkan si kasir yang melayani terlihat sangat gelisah saat Satrio berada di depannya, hingga terdengar dengan jelas desahan napasnya. Karena belum terbiasa dengan keadaan itu, Satrio memilih untuk cepat-cepat pergi masuk ke dalam mobil, lalu tekan gas pergi meninggalkan minimarket itu. “Apa tadi itu hanya sugesti, atau benar-benar terjadi?” pikir Satrio dalam perjalanan penuh kebingungan.Setibanya di rumah, beberapa tetangga rumah menyapa Satrio dengan ramah, terlebih lagi ia pulang dengan membawa mobil. “Baru pulang, Mas Rio? Wah, sekarang sudah punya kendaraan ya?” sapa ibu kost yang kebetulan sedang duduk santai di depan ter

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 183

    Saat dalam perjalanan pulang, Selina menceritakan kalau sebenarnya tadi Pak Sony memintanya lembur, tapi Adirah dengan sukarela bersedia menggantikan.“Bu Adirah itu memang susah ditebak, kadang baik, kadang suka marah-marah,” ungkap Satrio menjelaskan. “Oh, iya, Sel… Malam ini apa kamu ada acara?” tanyanya melanjutkan obrolan.“Tidak ada sih. Aku jarang keluar malam kalau bukan hal yang penting,” jawab Selina yang duduk menyilangkan kedua lengan di dadanya sambil menatap lurus ke depan jalan raya yang sedikit macet.“Pak Aizar mengajak kita keluar malam ini,” jelas Satrio memberitahu Selina.“Memangnya mau kemana?”“Paling diajak minum kopi di cafe langganannya.”“Oh… ya sudah, aku ikut.”“Berarti nanti malam aku jemput ya?”Selina pun tanpa ragu memberikan nomor teleponnya pada Satrio. “Langkah awal yang baik,” batin Satrio sambil tersenyum sendiri.Selesai mengantar Selina, Satrio tidak langsung pulang ke rumah indekosnya, tapi ia memutar arah menuju ke rumah Aizar, karena Aizar yan

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 182

    Setelah tiba waktunya pulang, Selina menuju lobi untuk menemui Satrio di sana. “Mau langsung pulang sekarang?” tanya Satrio saat Selina datang menghampirinya.Selina mengiyakan, lalu keduanya berjalan beriringan menuju area parkir kendaraan. “Ini mobilnya,” ucap Satrio saat berada di depan sebuah mobil klasik berwarna kehijauan.Klik! Satrio membuka pintu pengemudi mobil itu.“Lho, sopirnya kamu, Rio?”“Iya… hehehe… tentu saja atas perintah Pak Aizar,” jelas Satrio. “Ayo masuk…” ajaknya.Selina pun masuk, ia memilih duduk di kursi penumpang bagian depan, tepatnya di samping Satrio.“Aku jadi merepotkan kamu kalau begini,” ucap Selina sambil melirik ke arah Satrio di sampingnya. “Ya nggak sama sekali lah, Sel… aku juga diberi pinjaman mobil ini sama Pak Aizar sudah merasa senang sekali. Lagipula, tempat tinggal kamu kan sejalur dengan kosanku, jadi sekalian lewat antar jemput kamu tidak jadi masalah,” jelas Satrio yang mulai menghidupkan mesin. Beberapa saat kemudian perlahan mobil

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 181

    Tidak sudi aku dikalahkan oleh seorang cleaning service! Adirah berceracau sendiri di dalam ruang kerjanya. Ia menabuh genderang perang pada Selina, kehadirannya telah merebut semua perhatian Aizar, dan itu baginya sesuatu yang harus diperjuangkan. “Aku harus berbuat sesuatu!” putus Adirah lalu keluar dari ruang kerjanya. Ia telah memikirkan sesuatu yang jahat untuk membalas sakit hatinya pada Selina. Adirah berjalan menuju pantry karyawan, di sana ia mencari sabun pencuci piring lalu dengan sengaja dituangnya ke lantai dekat rak tempat menaruh alat makan dan minum. Setelah itu ia kembali lagi ke ruangannya. Kring! Adirah menelepon Selina di ruang kerjanya, “Buatku aku kopi susu, tambahkan juga krimer. Kamu sendiri yang antar ke ruanganku ya, sekalian aku mau menyampaikan sesuatu dari Pak Aizar. Cepat ya!” perintahnya pada Selina.“Baik Bu, aku akan segera ke sana,” jawab Selina.Ketika Selina beranjak dari tempat duduknya bermaksud menuju pantry, tiba-tiba muncul Satrio masuk ke d

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 180

    “Selina, ini ada makanan untukmu,” ucap Satrio memberikan sebuah plastik putih pada Selina saat ia tiba di kantor.“Makanan dari siapa?” tanya Adirah merasa penasaran.“Pak Aizar yang membelikannya,” jelas Satrio.Kebetulan Adirah yang sedang berada di tempat itu mendengar pembicaraan Selina dan Satrio, betapa sedih hatinya mendengar boss kesayangannya lebih perhatian pada staf yang baru sehari bekerja, sedangkan dirinya sebagai seorang sekretaris pribadi sama sekali tidak mendapatkan perhatian. “Mungkin kamu salah dengar, Satrio,” ucap Adirah tiba-tiba merebut plastik putih di tangan Selina. “Pasti makanan ini dibelikan Pak Aizar untuk aku! Aku ini kan sekretaris pribadinya. Kalau Selina siapa? cuma kepala OB!” tambah Adirah sambil menatap sinis pada Selina.“Tapi Bu…, makanan itu memang dibelikan Pak Aizar untuk Selina, kalau tidak percaya Bu Adirah bisa tanya langsung pada Pak Aizar,” jelas Satrio.“Sudah, Rio… tidak apa-apa, makanannya untuk Bu Adirah saja, kebetulan aku juga tad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status