Love and beautiful life

Love and beautiful life

Oleh:  HadasaSjtk  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
5Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Berada di tempat baru dan jauh dari rumah, Daisy yang melaksanakan KKN harus mampu menyesuaikan diri. Setelah perdebatan dengan temanya, akhirnya daisy memutuskan untuk mengambil jalanya sendiri dan hanya bermodalkan tekad melaksanakan KKN sendiri. Bertemu dengan orang-orang baru, belajar banyak hal, menemukan makna hidup bahkan menjalin kisah cinta. Daisy menyadari bahwa ternyata untuk pertama kalinya dia mampu keluar dari zona nyamanya, bertemu dengan orang-orang baru menyadarkannya bahwa hidup tidak sesederhana yang dia pikirkan. Apakah praktek lapangan sesederha itu, atau akan banyak permasalahan-permasalah yang harus di hadapi apakah daisy mampu menyesuaikan diri atau malah menyerah dan memutuskan untuk pulang.

Lihat lebih banyak
Love and beautiful life Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Tiger
lanjut pemuda yang tidak terduga
2022-02-25 22:31:55
1
5 Bab
Bab I Nalbi
 “Mari kita mengambil jalan masing masing,” ucapku kepadanya dengan nada serius.“Aku sudah muak dengan semua alasanmu yang tidak masuk akal. Kau terus menerus hanya memikirkan dirimu sendiri kau tidak pernah sedikitpun memikirkan keadaanku, semua alasan yang kau ucapkan hanya untuk kepentingan mu! Sudahlah mari mengakhiri percakapan ini aku sudah lelah.“Bukan begitu hanya saja...”“Aku udah enggak peduli, yang terbaik adalah kita berpisah dan menentukan jalan kita masing-masing,” ucapku dengan cepat memandangnya dengan sinis lalu pergi.Dia Jene Simanjuntak salah satu teman seangkatanku yang beberapa kali melakukan pelayanan bersamaku, selama pelayanan bersama memang dia benar-benar sangat menguji kesabaranku dia itu orangnya tidak pernah tepat waktu, kekanakkanakan, selalu mengeluh dan yang paling membuatku stress adalah sifatnyai yang selalu mementingkan dirinya sendiri. Dan mengapa a
Baca selengkapnya
Bab 2 Tersenyum Manis
Dia menatapku dengan acuh dan berkata.“Apa yang kau pikirkan,” ujarnya sambil menyerahkan cangkir berisi teh hangat, minyak kayu putih dan juga Freshcare dia berkata lagi. “Kau mungkin memerlukanya,” timpalnya berbalik lalu pergi.Aku bingung dan tidak memahami apa yang sebenarnya lelaki itu pikirkan.Aku berjalan ke ruang tengah dan melihat mereka sudah berkumpul, dengan hidangan sarapan pagi sudah tertata rapi di atas meja. Kemudian Inang mengajaku untuk duduk bergabung bersama dengan mereka lalu pendeta mambuka percakapan.“Mereka juga mahasiswa kkn sama sepertimu, hanya saja mereka fakultas kedokteran.” Pendeta menjelaskan mengenai Joy dan Feno kepadaku.“Oh,” jawabku sambil menganguk-angguk petanda bahwa aku mengerti.“Orang tua dari Joy merupakan sahabat kami, jadi selama tinggal di rumah ini kami harap kalian bisa saling beradaptasi. Apalagi karena Inang merupakan Gur
Baca selengkapnya
Bab 3 Menarik Perhatian
Disisi lain Joy tidak bisa tidur, dia gelisah dan matanya tidak mau terpejam.“Tidak bisa tidur?” tanya Feno pada Joy sambil memainkan gadgetnya“Belum ngantuk.”            “Apa yang kau pikirkan? Wanita itu?” ujar Feno lagi tetap fokus memainkan gadgetnya.            “Maksudmu?” Joy meminta penjelasan atas pertanyaan yang di ajuka oleh Feno.            “Bukankah Daisy menarik perhatianmu.”            “Berhenti mengatakan hal aneh!” bantah Joy, sambil melemparkan bantal ke arah Feno.      “Hahahhahhahahahaha.” Feno tertawa keras dan menambahkan perkataanya.       &
Baca selengkapnya
Bab 4 Payung
“Tok…tok…tok,” suara ketukan terdengar dari pintu kamarku, aku membuka pintu kamar dan mendapati Feno yang sudah berpakaian rapi.“Aku dan Joy mau pergi melakukan penyuluhan kesehatan, Daisy ikut?” tanya Feno kepadaku.“Aku di rumah saja, sebentar lagi aku akan ke rumah tetangga-tetangga kita sekalian mau berkenalan dengan pelayan diakones yang di samping rumah.”“Hah, untuk apa?”“Untuk bersosialisasi, kita kan tinggal disini dan melakukan praktek, jadi kita gak bisa bersikap apatis apalagi profesiku di masa depan mengharuskan untuk peduli pada hal-hal kecil sekalipun,” jawabku pada Feno.“Kalau begitu kami pergi dulu yah, btw kalau ada apa-apa hubungi kami.”“Ok tapi aku belum punya nomor kalian, ada cara lain untuk menghubungi kalian?” tanyaku sedikit menggodanya“Hahahahhahahha, bisa bertelepati?” balasnya tak mau kalah.
Baca selengkapnya
Bab 5 Berjalanlah Disampingku
“Aku lapar,” ucapnya kepadaku.“Tentu saja kau lapar, kau menangis sambil berjalan.”Aku memesan makanan untuk kami berdua, dan selesai makan tidak lupa aku membungkus makananya untuk Feno karena aku yakin dia belum makan dan memilih untuk menahan lapar daripada harus pergi keluar. Setelah bungkusanya selesai aku membayar semua yang kami pesan ke kasir.“Kau mau membeli hal lain?” tanyaku padanya yang masih duduk di tempat kami makan tadi.“Tidak ada,” jawabnya sambil menggelengkan kepala.“Kalau begitu kita lansung pulang.” Aku mengenggam tanganya.“Tidak perlu menggenggam taganku, aku tidak akan tersesat lagi,” katanya sambil berusaha menarik tanganya.Tanpa membalas ucapanya aku semakin mengenggam tanganya dengan erat.Sesampainya di rumah Daisy turun dari mobil dan menungguku yang sedang memasukan mobil ke bagasi. Aku melihatnya yang berdiri dan sesekal
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status