Luka Dalam Pernikahan

Luka Dalam Pernikahan

last updateLast Updated : 2025-03-20
By:  Abigail KusumaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.4
19 ratings. 19 reviews
55Chapters
5.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Tentang Arkan yang belum bisa melupakan mantan kekasihnya, bahkan di kala telah memiliki seorang istri tetap saja Arkan tak bisa melupakan sosok dari mantan kekasihnya. Kegilaan yang telah menghancurkan Andine, wanita yang sekarang telah resmi menjadi istrinya. Andine mencintai Arkan dengan sepenuh hati. Wanita itu selalu setia pada sang suami, tapi kesetiannya harus dibayar dengan sang suami berselingkuh dengan mantan kekasih suaminya sendiri. Lantas, bagaimana kisah Arkan dan Andine? Apakah Andine memang ditakdirkan untuk Arkan? Atau pada akhrinya Andine memilih pergi meninggalkan sang suami yang telah mengkhianatinya?

View More

Chapter 1

Bab 1. Kembali Menelan Kekecewaan 

“Bagaimana hasilnya?”

        Andine yang sejak tadi memandangi kertas di tangannya mendongakkan kepala. Wanita itu menggigit bibir, merasa ragu untuk mengatakan dengan pria yang ada di hadapannya. Jemarinya bahkan menggenggam erat kertas itu dan berulang kali menelan saliva kasar. Air mata sudah menggenang di pelupuk mata dan siap ditumpahkan. Dia yakin, pria yang sudah satu tahun menikah dengannya akan kembali kecewa.

        “Negatif lagi?” balas Arkan, sang suami dengan nada dingin. 

Andine mengangguk, dengan raut wajah muram sebagai jawaban atas pertanyaan suaminya itu. 

“Sebenarnya kamu itu bisa punya anak apa nggak sih, Andine? Sudah bertahun-tahun kita menikah, tapi kamu nggak juga mengandung,” kata Arkan dengan tatapan sinis dan melempar hasil pemeriksaan yang baru saja diberikan Andine.

        Jelas hal itu membuat Andine meneteskan air mata. Wanita itu merasakan sesak di dada, tapi dia berusaha keras untuk menguatkan dirinya. “Mas, aku tuh bisa hamil. Cuma kita harus sabar.”

        “Lupakan saja tentang test kehamilan. Semua hanya sia-sia,” balas Arkan dingin, dan acuh. 

        “Mas Arkan jangan bilang gitu dong. Aku tuh beneran bisa punya anak. Cuma karena kista di rahimku sudah cukup besar, kita harus lebih bersabar untuk memiliki anak,” ucap Andine dengan hati-hati. Dia mengulurkan tangan dan meraih jemari sang suami. Namun, Arkan yang baru merasakan sentuhan langsung menepisnya. 

Arka menatap sang istri dan kembali berucap, “Aku nggak peduli lagi. Terserah kamu hamil atau nggak.” 

Kata-kata Arkan begitu menusuk hati Andine. Air mata wanita cantik itu terus berlinang jatuh membasahi pipinya. Semua berawal dari sebuah perjodohan. Andine menikah dengan Arkan karena sebuah perjodohan. 

Meski hanya berjodohan semata, tapi Andine sangat mencintai Arkan. Mereka sudah satu tahun menikah, dan belum ada tanda-tanda Andine mengandung. Semua disebabkan, karena Andine memiliki kista di rahimnya. 

        Arkan yang melihat Andine menangis, memilih untuk pergi tak mengindahkan istrinya itu lagi. 

        “Mas, tunggu,” panggil Andine.

Arkan tidak mendengarkan sama sekali. Dia terus melangkahkan kaki, meninggalkan Andine yang terus mengejar.

        “Mas, kita pulang bareng,” kata Andine sembari berlari kecil. Wanita cantik itu mengabaikan tataan para pengunjung rumah sakit.

        Hal itu tidak membuat Arkan berhenti. Pria tampan itu masih melangkah, membuat Andine yang mengejar semakin kelelahan. Bahkan sekarang dia melihat Arkan memasuki mobil dan meninggalkan parkiran rumah sakit.

        “Mas,” panggil Andine kembali. Dia bahkan tidak memperhatikan jalanan saat mengejar, membuatnya menginjak batu yang membuat tubuhnya oleng—dan seketikanya terjatuh.

        “Aduh,” gumam Andine, merasakan perih di bagian lutut.

        Andine mendongakkan kepala, berharap sang suami akan kembali dan menolong. Namun, hal itu benar-benar tidak terjadi. Arkan masih terus melaju, membuat Andine hanya mampu menatap mobil yang perlahan menjauh dan tidak terlihat. Air matanya semakin mengalir deras saat mendapati dirinya hanya seorang diri.

        “Mas Arkan pasti nggak melihat. Kalau melihat, dia pasti akan turun membantuku,” gumam Andine sembari mengusap air mata.

        Sementara di tempat lain, Arkan sedang asik dengan ponsel. Jemarinya menari di atas layar, mencari seseorang yang sudah lama dia kagumi. Bibirnya tertarik, membentuk senyum manis saat melihat sosok yang begitu dia dambakan.

        “Pak, Ibu jatuh. Apa kita harus berhenti?”

        Arkan yang mendengar mendongak dan menatap ke belakang, “Biarkan saja. Dia itu terlalu ceroboh.”

***

        Andine mendongakkan kepala dengan napas yang memburu. Sejak kepulangannya dari rumah sakit, dia tidak melakukan apa pun. Dia seperti tidak memiliki gairah untuk melanjutkan hidupnya. Bagaimana tidak? Sang suami marah dan Andine bisa memakluminya. Arkan sudah lama mengharapkan seorang anak, tetapi karena penyakit yang dideritanya, mereka harus gagal berulang kali.

        Andine kembali menarik napas dalam dan membuang perlahan. Kali ini dia ingin mengistirahatkan tubuh dan pikiran untuk sejenak. Kepalanya juga sedikit sakit karena terus menangis dan memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah. Dia ingin memulihkan tubuh sebelum sang suami kembali. Tidak berselang lama, suara mobil terdengar berhenti didepan rumah, membuat Andine menjadi heran. Dia pun langsung menuju ke asal suara.

        “Mas, kamu sudah pulang? Aku akan buatkan kopi,” kata Andine dengan perhatian, tetapi tidak mendapatkan respon dari sang suami.

        Selesai mengatakan itu, Andine langsung bergegas ke dapur. Di sana dia membuatkan kopi kesukaan sang suami. Bibirnya tersenyum lebar, berharap hal ini bisa meluluhkan hati sang suami. Dia berharap akan luluh dan kembali seperti semula.

        “Diminum, Mas,” kata Andine sembari meletakkan secangkir kopi.

        Arkan hanya diam dan menyesap kopi buatan sang istri. Tidak ada komentar kali ini, tetapi tidak ada pujian juga. Andine sendiri mendambakan pujian dari sang suami. Setiap Arkan meminum atau memakan sesuatu dan itu hasil buatannya, wanita itu selalu menemani—berharap akan mendapatkan sanjungan. Meski itu terkesan biasa, tetapi Andine menginginkannya.

        “Kaki kamu kenapa?” tanya Arkan sembari melirik ke arah kaki Andine.

        “Tadi aku jatuh, tapi sekarang sudah nggak apa-apa,” jawab Andine. Wanita itu menunjukkan ekspresi yang sama dengan apa yang dia katakan.

        Namun, Arkan hanya berkata oh saja. Pria tampan itu tidak lagi mengatakan apa pun dan lebih menikmati waktunya. Sedih sebenarnya melihat tingkah Arkan yang selalu acuh tak acuh, tetapi Andine masih menunjukkan senyum lebar. Dia memilih bangkit dan melangkah ke arah dapur.

        “Aku akan buatkan makanan untuk kamu,” kata Andine lembut. 

        Tetap saja, tidak ada respon. Andine sendiri memilih mengeluarkan bahan makanan yang ada di lemari penyimpanan dan mulai memotong. Sesekali dia menatap ke arah Arkan yang ada di ruang keluarga. Tembok yang tidak sampai atas membuat Andine masih bisa melihat aktivitas di dalam ruang keluarga. Tanpa sadar, dia mengiris tangannya.

        “Aduh,” keluh Andine sembari merintih.

        Arkan yang mendengar terkejut. Dia menoleh ke arah Andine dan bertanya, “Kenapa?”

        “Jariku terkena pisau saja, Mas. Sakit,” jawab Andine dan masih membersihkan darah yang keluar.

        “Apa kamu bisa berhati-hati? Di mana matamu?!” seru Arkan tajam. 

        Andine kembali diam, merasakan luka karena Arkan yang tidak menunjukkan empati sama sekali. Padahal dia menunggu perhatian dari Arkan, tetapi pria itu bahkan tidak mendatangi dan melihat seperti apa lukanya. Setidaknya memastikan bahwa kondisi sang istri baik-baik saja bisa, kan? 

Andine membalik tubuh, tetapi siapa sangka tangannya tanpa sengaja menyenggol panci yang ada di atas kompor. Seketika, kegaduhan terjadi. Tampak Arkan kesal seraya bangkit. Pria itu menuju ke arah Andine yang bingung dan sedang membersihkan lantai, berusaha menahan kekacauan.

        “Apa-apaan sih ini, Andine? Kenapa kamu nggak hati-hati?” Arkan mulai angkat bicara dan berkata dengan ketus.

        Andine yang baru selesai membuang napas lirih dan menyahut, “Maaf, Mas. Tadi aku nggak sengaja nyenggol pancinya. Kepalaku sedikit pusing.”

        “Kalau sakit, ke dokter! Bukan malah membuat kekacauan!” seru Arkan tegas.

        “Kamu bisa antar aku periksa?” tanya Andine penuh harap.

         “Minta antar Asep saja! Aku banyak kerjaan,” jawab Arkan dingin, dan langsung melangkah pergi meninggalkan Andine.

Mata Andine berkaca-kaca menahan air mata melihat kepergian sang suami. Wanita cantik itu berharap paling tidak sang suami mau mengantarnya ke rumah sakit untuk mengantarkan dirinya sakit, tapi yang ada malah sang suami meminta dirinya untuk diantar oleh sopir. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Icha Chocolate
kapan lanjut udah lama banget nih abi...semangat yaa
2025-04-22 02:39:02
0
user avatar
Icha Chocolate
udah nyerah, nunggu nya lama banget, takut kaya judul" lainnya yg stuck tidak tamat.... semangat buat abi..
2025-04-06 21:50:04
0
user avatar
Stephanie Rysa
akhirnya mandeg lama pas bagus"nya...
2025-04-01 23:17:52
1
user avatar
Icha Chocolate
lama ga update thor..lanjut dong..thanks u
2025-03-19 21:03:04
0
user avatar
firdayu kid
tolong jangan buat arkan bersama Adeline. biarkan arkan menyesal seumur hidup
2025-03-10 22:43:51
1
user avatar
Icha Chocolate
up donk thor ..
2025-03-09 21:19:01
0
user avatar
Yeni Sugiarti
ayo donk, kbhongan Reva ama Arka cepet" d ketauan andein...kshn atuh dia d ngmongin mreka br2...trus andein Minta cerai ama Arka
2025-03-02 03:14:56
0
user avatar
Icha Chocolate
lanjut sampai tamat please, jangan berhenti di tengah jalan thor,terinakasih..swmangat thir
2025-02-13 03:07:55
0
user avatar
Anna Ebbele
Salah satu penulis favorite yg baik, AK selalu memberikan cerita yg menarik, mudah menyentuh hati yg baca, ngk mbulet dlm menyelesaikan 1 masalah. Bravo, sehat selalu AK......
2025-02-07 21:02:39
0
user avatar
Icha Chocolate
tambah babnya donk thor...
2025-02-06 05:27:32
0
user avatar
Stephanie Rysa
ceritanya bagus dan beda dari novel" sebelumnya, aku harap ga mandek kaya 2 novel yang lainnya..udah nungguin lama kelanjutannya tapi ngga update",tapi nanti tiba" up cerita baru, sayang banget udah nungguin tp ga ada lanjutannya..semangat thorr
2025-01-29 06:05:36
0
user avatar
Icha Chocolate
lanjut thor
2025-01-25 23:07:59
0
user avatar
Elis Sulistianty
gw rasa yg mandul arkan tuch biar yahooo dach
2025-01-24 23:57:15
0
user avatar
Icha Chocolate
bagus lagi kl misal andine cerai trs pergi ke LN dan nikah lagi punya anak...
2025-01-22 16:13:59
0
user avatar
Aurora Aurora
THOOORRR cepet terungkap perselingkuhan si Arkan LAKI2 bodoh!!!! kasihan Andine..., dia juga berhak BAHAGIA
2025-01-22 12:56:29
0
  • 1
  • 2
55 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status