Share

37. Merancang Masa Depan

"Ta, rumahmu sudah deal. Lima ratus juta lebih dikit. Tapi nanti masih kena potong pihak ketiga," suara Pak Haris terdengar dari seberang.

"Oke Pak, aku ngikut aja. Pokoknya aku tinggal terima beres," jawabku singkat sebelum telepon ditutup.

Aku menghela nafas pelan. Tadi Pak Haris membujukku untuk mau bertemu calon pembeli. Tentu saja aku menolak. Aku tak ingin melihatnya, atau mencari tahu siapa dia. Dan satu lagi, aku tak mau melihat rumah itu.

Aku khawatir jika nanti berubah pikiran. Uang itu rencananya ingin ku belikan ruko. Ingin sekali aku membuka sebuah usaha. Namun hingga saat ini aku belum tahu usaha apa yang cocok untukku.

Sering kali rasa sesal datang, kenapa dulu aku tidak bekerja. Hidup di zona aman nyatanya tak membuat otakku berpikir cerdas.

"Bikin kue aja, kan kamu pinter bikin kue-kue," cetus Maya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status