Share

Maid Istimewa Tuan Arrogant
Maid Istimewa Tuan Arrogant
Author: Cheezyweeze

D1. Sakit Hati

Author: Cheezyweeze
last update Huling Na-update: 2024-10-25 22:49:34

"Apa aku harus menghamilimu juga seperti Ellen?"

Ara mematung kala mengingat ucapan mantan kekasihnya beberapa waktu lalu.

Hubungan mereka sejak SMA hancur begitu saja karena pengkhianatan pria itu dengan sahabat Ara!

Parahnya lagi, rumah yang dia beli dengan uang hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun agar dapat memboyong Ibunya di ibu kota, justru digadaikan pria brengsek itu

Stress dan trauma membuat Ara menjadi tidak fokus dalam bekerja. Dia sering kena tegur oleh atasannya dan berakhir dipecat.

Sungguh benar-benar malang nasib Ara.

Hari-hari dia lalui dengan begitu berat, membuatnya tak punya arah dan tujuan hidup.

Namun tadi sore, Ara menemukan fakta bahwa penagih utang mengejar dirinya!

"Aku harus bagaimana sekarang?" lirih Ara kala berhenti di sebuah jembatan kecil.

Didekatinya sisi jembatan tersebut.

Menoleh ke bawah dan melihat derasnya air yang mengalir.

Terbesit sudah dalam pikiran Ara untuk bunuh diri dan terjun dari jembatan itu. Namun, dilema mulai menghantuinya. Apakah tak ada cara lain?

Hanya saja dalam kebimbangan itu, tubuh Ara mendadak tidak seimbang dan tampak seperti hendak terjun dari jembatan!

"Apa kau gila?" Suara bariton dan pelukan erat dari belakang membuat Ara terkesiap.

Menyadari itu, Ara langsung memberontak, dan memaksa lepas dari pelukan pemuda tersebut.

"Apa-apaan ini. Main meluk seenaknya saja atau jangan-jangan mencari kesempatan dalam kesempitan?" tuduh Ara pada pemuda itu.

"Kau sendiri kenapa berdiri di sisi jembatan? Kau ingin bunuh diri?"

"Bukan urusanmu!" Ara acuh tak acuh. Gadis itu kembali berdiri menepi ke pinggir jembatan.

"Kau ingin loncat? Loncat saja. Sungguh dangkal sekali pemikiranmu itu." Pemuda itu menarik napas. "Jika dengan cara bunuh diri akan menyelesaikan semua masalah, maka loncat lah. Mungkin besok pagi kau akan langsung terkenal dan seketika kau akan membuat masalah baru yang mungkin akan membuat orang yang kau tinggalkan bersedih."

Deg!

Ucapan pemuda itu membuat Ara menghentikan langkahnya dan menundukkan kepalanya.

Sesaat setelah itu, bahunya tampak bergejolak menandakan dia sedang menangis.

Pemuda itu memperhatikan Ara, "Hei, kau kenapa?" tanyanya dan tiba-tiba Ara memutarkan badannya dan memeluk pemuda tersebut. Tak hanya itu, suara tangisnya semakin kuat membuat pemuda itu bingung dengan keadaannya saat itu.

Tangisannya semakin menjadi, Ara menumpahkan kekesalannya dengan menangis di pelukan pemuda itu.

Barnes namanya, pemuda itu tampak kaget. Namun, dia membiarkan Ara menangis saat itu juga.

"Luapkan tangisanmu sampai hatimu lega," saran Barnes.

Suara tangisan Ara semakin melemah, menandakan gadis itu mungkin sudah capek dan lega dengan cara menumpahkan air matanya.

"Ma-maaf," ucapnya lirih.

"Tidak masalah. Jika itu membuatmu lega, tapi maaf ... apa kau sedang ada masalah sehingga berniat untuk mengakhiri hidupmu?" tanya Barnes. Pertanyaannya sama sekali tidak dijawab oleh Ara. Gadis itu hanya diam. "Maaf, jika pertanyaanku tidak sopan," imbuh Barnes meminta maaf pada Ara.

"Aku dikhianati pacarku. Dia selingkuh dengan sahabatku sendiri hingga sahabatku hamil, dan rumah yang aku beli dari hasil jerih payahku selama ini dipakai pacarku sebagai jaminan hutangnya. Apesnya lagi, aku yang harus membayar tagihan itu. Setelah itu pun aku dipecat dari tempatku kerja." Ara tiba-tiba menceritakan semua masalah yang sedang dia hadapi saat itu.

Barnes yang mendengarkannya menjadi sangat iba.

"Aku bingung. Aku benar-benar putus asa. Aku tidak tahu harus berbuat apa." Ara kembali menangis.

"Hidup memang tidak pernah lepas dari masalah, tapi kekasihmu itu benar-benar sudah keterlaluan. Bagaimana kalau untuk sementara waktu, kau tinggal di rumahku?" tawar Barnes.

Ara menatap Barnes dengan pandangan yang aneh.

"Ke-kenapa kau jadi menatapku seperti itu? Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin membantumu saja. Nanti aku juga akan membantu mencarikan pekerjaan untukmu," jelas Barnes. "Bagaimana?" imbuhnya bertanya.

Tak ada pilihan lain lagi bagi Ara. Ara harus bekerja dan membayar tagihan surat-surat rumahnya yang dijadikan jaminan oleh Ryan. Dia tidak mungkin terus-menerus menghindarinya.

"Baiklah. Aku akan menerima tawaranmu itu, tapi setelah aku mendapatkan pekerjaan, aku akan mencari rumah kontrakan dengan ukuran kecil," balas Ara. Gadis itu sedikit lega karena masih ada orang baik yang mau menolong dan menampungnya.

"Kalau begitu, ayo ikut pulang denganku. Aku juga baru saja pulang dari kerja," ucap Barnes tersenyum.

"Tu-tunggu dulu. Di rumahmu ada siapa saja?" tanya Ara.

"Aku tinggal sendirian. Aku ini juga seorang perantauan, datang ke kota untuk mencari keberuntungan," jelas Barnes.

Pemuda itu menatap Ara. Barnes tahu jika Ara pun berstatus sama seperti dirinya, perantau yang datang ke kota untuk mengadu nasib.

"Semua masalah pasti ada jalan keluarnya, jadi jangan berpikiran sempit atau melakukan hal yang tidak semestinya. Gunakan masa muda mu untuk hal yang bermanfaat. Oiya, namaku Barnes. Siapa namamu?"

"A-ku? Namaku Ara," jawabnya.

***
"Selamat datang di gubuk kecilku." Barnes mempersilahkan Ara untuk masuk ke dalam rumahnya.

Entah mengapa, Ara menuruti permintaan Barnes dan mengikutinya pulang sampai ke rumahnya.

Namun Ara tertegun ketika sampai di rumah Barnes karena teringat pada sosok sialan yang membuat hidupnya menjadi hancur. 

"Sudahlah. Jangan terlalu dipikirkan." Barnes menghibur Ara kala menyadari raut wajahnya.

"Aku tahu itu, tapi aku juga tidak ikhlas karena semua jerih payahku harus sia-sia," balas Ara.

"Jika memang itu milikmu, pasti akan kembali padamu kelak. Namun, jika itu bukan milikmu, maka Tuhan akan memberi gantinya dengan yang lain. Percaya padaku." Barnes memberi pengertian pada Ara. Gadis itu kemudian mengangguk dan tersenyum.

"Terima kasih telah membuka pikiranku," ucap Ara.

"Tidak masalah. Tunggu di sini dulu." Barnes menyuruh Ara untuk duduk dan menunggu di ruang tamu.

Barnes melangkah masuk ke dalam salah satu ruangan yang berada tidak jauh dari tempat Ara duduk.

Sembari menunggu Barnes. Ara memperhatikan sekeliling rumah Barnes. Rumah yang sangat sederhana dan rapi. Padahal yang tinggal di rumah itu adalah seorang pemuda.

Beberapa menit setelah itu, Barnes keluar dan tersenyum pada Ara.

"Kau bisa tidur di kamar ini."

"Hah?" ucap Ara karena lambat menangkap ucapan Barnes.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D114. Akhir Cerita Hidup (END)

    Tanpa mereka sadari. Kejadian nahas yang menimpa Ara disaksikan langsung oleh Jaden. Di mana Jacob memang sengaja mengajak Jaden untuk menjemput ibunya pagi itu. Namun, karena sesuatu yang tertinggal di mobil, dia harus kembali dan melihat pertengkaran yang terjadi diantara mereka. Jaden hanya diam dan tidak berekspresi, tidak menangis atau bahkan panik. Jaden hanya diam seakan tubuhnnya mati rasa dan tidak bisa lagi memperlihatkan ekspresi marahnya. Mungkin karena terlalu sakit yang dia rasa dan terlalu hancur hati kecil malaikat tampan itu melihat sang ibu kini tergeletak bersimbah darah di sisi jalan. "Ara!" Kaki Jacob serasa lemas tidak bertenaga. Sama halnya dengan Tobey, tetapi dia segera bergegas menerjang mobil yang berkeliaran lalu lalang di jalan raya. Dia segera menghampiri Ara. Ara terlihat terkulai lemas dengan ekspresi wajah tersenyum. Sulit untuk membayangkan melihat orang-orang yang kita cintai pergi dengan cepat. "Ara," ucap lirih Tobey dengan suara sendu. T

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D113. Pertengkaran Berujung Maut

    Hati Tobey sungguh hancur dan dia begitu terlihat sangat menyedihkan. Begitu pula dengan Ara. Namun, dia harus segera pergi dari sana untuk menuntaskan segala penderitaannya. Tobey segera membelakangi Ara dan berjalan cepat pergi meninggalkan wanita yang dia cintai sejak kecil. Ara menangis sejadi-jadinya. Tangannya tidak mampu lagi menghalangi kepergian Tobey yang telah jauh meninggalkannya. Sementara di luar sana, ada tangan hangat Jean yang segera membantu Tobey mengusap kepiluan hati yang selama ini dia sembunyikan. Saking hancurnya hati itu, bahkan Tobey terlihat begitu lemah di hadapan Jean. Pria itu segera menangis sekuat-kuatnya sambil memeluk tubuh Jean, mengingat setiap waktu yang dia buang sia-sia untuk mengambil cinta pada Ara. "Harusnya aku sadar sejak awal," ungkap Tobey lirih dengan suara bergetar dan bulir bening menetes di pipinya. "Kau pria baik, kau pria hebat," ungkap Jean yang juga tidak bisa menahan sedih. Dua orang yang dia kasihi harus berakhir tragis

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D112. Surat Cerai Untuk Ara

    Berita ditemukan sesosok mayat disekitar jurang membuat Harry dan Jaden terperanjat. Berita itu muncul di televisi dan sempat lupa disensor sehingga wajah korban terpampang jelas. Tentunya hal itu membuat Harry bertanya pada Jacob. Berhubung berita di televisi dengan gamblangnya menyebutkan bahwa itu adalah murni kecelakaan tunggal. Jacob tidak banyak bicara dalam menjelaskan pada sang putra, Harry. Terlebih lagi, Jaden sang putra kandungnya hanya cuek dan tidak bertanya hal yang aneh. Mungkin karena Jaden belum begitu mengenal sosok sang nenek. "Harry, kau sekarang bisa tenang, karena sudah tidak ada orang yang membuatku takut," jelas Jacob. "Ayah--bolehkan--hmm, kita menjenguknya untuk terakhir kali," celetuknya dengan kepala menunduk ke bawah dan jari jemarinya bermain di sana. Jacob menoleh menatap sang putra yang tertunduk. Pria itu begitu heran pada putra angkatnya. Padahal dia adalah termasuk korban yang hampir saja kehilangan nyawanya karena racun serangga yang sengaja dit

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D111. Bangun dari Koma

    Akhir hidup yang mengenaskan. Wanita paruh baya itu jatuh menggelinding di jurang dan Jacob pun melaporkannya sebagai kecelakaan. Tak butuh menunggu lama di tempat kejadian, Jacob pun menyuruh TJ untuk segera pergi dari sana."Tuan, bagaimana dengan dokumen ini?" tanyanya sebelum pergi dari sana. Jacob melihat dokumen palsu itu berceceran di jalanan. "Bukankah dokumen itu ada nama anda? Jika semua dokumen itu tidak dibawa, maka anda bisa jadi tersangka utama," jelasnya.Jacob menarik napas panjang. "Tenang saja. Itu dokumen palsu. Tidak ada namaku di sana. Hanya ada nama Mandy," jelasnya.Setelah itu mobil pun bergegas pergi dari sana. Sebelum kembali ke rumah sakit, Jacob meminta TJ untuk tidak memakai mobil itu dalam jangka lama, karena pastinya polisi akan mengusut tuntas kasus kematian wanita tua itu.Satu persatu orang yang ada di belakang Nyonya Merry ditangkap termasuk Joey. Namun, tidak dengan TJ yang memang dia memakai identitas palsu.***Satu masalah sudah selesai. Tinggal

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D110. Akhir Hidup Sang Mertua

    Memang tidak ada yang bisa disalahkan atas takdir yang terjadi, tapi peran utama-lah yang bisa disalahkan, karena dia tidak tegas dalam mengambil keputusan serta masih labil. Ara yang dari pertama sudah diberi nasihat oleh ibunya untuk tidak gegabah dengan seseorang, akan tetapi nasihat itu sirna saat Ara terperdaya oleh rayuan Jacob.Karma memang nyata. Entah itu datang lebih cepat atau lebih lambat, tapi itulah yang akan membuatmu merasa sangat berdosa pada diri sendiri."Semua memang salahku. Aku harus bagaimana jika bertemu dengan ibu?" ***Tawa keras membahana mengisi ruangan tersebut. Dia begitu sangat puas. Dia merasa jika hal itu begitu sangat gampang."Dasar wanita serakah. Begitu mudahnya kau masuk dalam perangkapku. Baiklah, aku harus bermain manis demi kelancaran kerjasama ini."Wanita paruh baya itu telah mengambil keputusan. Justru di sinilah semua orang berupaya berakting untuk saling menjebak. Semua orang sibuk mencari satu orang dan satu orang itu mendadak menjadi se

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D109. Bayangan Masa Lalu

    Keadaan Ara begitu sangat mengenaskan. Perceraian yang dia alami membuatnya begitu sangat down. Semua memang salah dirinya sendiri hingga dia teringat bagaimana dulu dia bisa bertemu dengan Jacob.Flashback on.Ada pertemuan pasti akan ada perpisahan dan itu sudah pasti. Ara sangat sedih akan hal itu, tapi dia pun tidak mungkin berlama-lama tinggal di rumah Barnes. Namun, justru Barnes terlihat sedih. Laki-laki itu berpikiran jika dia tidak akan pernah bertemu dengan Ara lagi. Ara malah meledek Barnes hingga mereka berdua tertawa bersama.Ara benar-benar merasa terbantu, bahkan dia bisa melupakan kejadian yang telah menimpanya. Terlebih lagi dia bisa melupakan Ryan.Saat tiba di sebuah rumah yang elegan, Barnes berhenti. Barnes mengangkat kepalanya dan menatap rumah tersebut. Masih terlihat sepi, tapi di dalam sana pasti sudah disibukan dengan segala aktivitas."Apa kita sudah sampai?" kata Ara."Belum," balas Barnes."Lalu kenapa kita berhenti? Aku pikir kita sudah sampai tempat tuj

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status