“Dari hasil USG kami menemukan ada spesies lain selain janin yang berkembang didalam rahim istri anda.” Ujar dokter kandungan yang menangani penyakit Kasandra.
Mata Devano membulat besar karena cukup kaget dengan ultimatum yang disampai dokter tersebut. Wajahnya sedikit membeku. Dr. Silva yang duduk disampingnya terlihat mengangguk-angguk dengan raut wajah ikut prihatin. Ia telah terlebih dulu mengetahui hal yang tidak mengenakkan ini.“Spesies ? Spesies apa itu Dok ?” Tanya Devano menatap wajah sang dokter.“Tumor !”“Hah...!!” Devano menjerit tertahan.“Jaa..jadi, apa yang harus kita lakukan Dokter ?” Tanya Devano tergagap dengan seluruh kepasrahan jiwanya.“Diperlukan tindakan operasi secepatnya. Berhubung tindakan ini mempunyai resiko cukup tinggi terhadap keselamatan ibu dan bayinya, untuk itu kami butuh anda menandatangani beberapa dokumen persetujuan, agar kami bisa melakukan tinda"Aku menemukan banyak sekali mark up atau penggelembungan harga dari harga barang-barang perbelanjaan di divisimu.” Ucap Andini begitu Dendi sudah datang menghadap keruangannya pagi itu. Agak tajam ia menatap mata Dendi.“Aku tidak menuduhmu terlibat dalam masalah ini, tapi ini jelas menjadi tanggung jawabmu karena sebagai kepala divisi kamu sudah membubuhkan tanda tangan dalam laporan ini “ Sambung Andini menunjuk tanda tangan Dendi pada laporan perbelanjaan diatas mejanya.“Aku akan melakukan peninjauan kembali kepada bawahanku.” Jawab Dendi pelan yang tidak berkutik dihadapan Andini. Ia baru menyadari kalau banyak kesalahan dan kecurangan yang dilakukan oleh anak buahnya dilapangan. Dan celakanya ia telah menandatangani tanpa memeriksa dengan teliti terlebih dahulu. Kesalahan itu kini tentu akan menjadi mutlak tanggung jawabnya.“Seharusnya kamu melakukan itu sebelum menandatangani laporan ini.” Ulas Andini tak melepaskan p
"Jadi kamu sudah resmi bercerai dengan Fahri, Sil ?”“Iya Ma, hanya menunggu akte cerai dikeluarkan.” Jawab Dr. Silva sambil menambahkan kerupuk keatas bubur ayam yang menjadi menu sarapan keluarga mereka pagi itu. Sejak semalam Dr. Silva memang pulang kerumah mamanya di Jakarta yang bersebelahan dengan rumah Mirna.Wanita yang mulai tua yang tadi bertanya kepada Dr. Silva nampak menarik nafas berat. Ia ikut prihatin dan sedih melihat rumah tangga anak perempuannya hancur di usia yang masih sangat muda.“Kalau begitu balik lagi aja ke Jakarta Kak. Ngapain juga Kakak bertahan di Surabaya kalau memang sudah bercerai dengan Mas Fahri.” Ucap seorang pemuda yang ikut sarapan dimeja makan dirumah orang tua Dr. Silva. Pemuda berumur 23 tahun itu bernama Pandu, adik kandung Dr. Silva. Ia masih kuliah disalah satu universitas di Jakarta.Dr. Silva terdiam dan sepertinya setuju dengan usulan adiknya itu.“Apa yang dikatakan Ad
Jeruji besi berbunyi gemerincing ketika seorang petugas polisi memasangkan kunci gembok dipintu penjara.Seorang lelaki gagah dengan pakaian cukup mahal namun dilapisi rompi berwarna orange yang bertuliskan ‘Tahanan’, terkurung disana. Dendi, yah Dendi, seorang lelaki yang berasal dari keluarga kurang mampu, diangkat derajatnya oleh sahabatnya Devano yang kaya raya . Ia dijadikan karyawan perusahaan dengan jabatan yang cukup bergengsi.Hm, tapi apa yang ia lakukan. Ia menikam sahabatnya itu dengan memacari bahkan meniduri istri Devano hingga mengandung darah dagingnya karena alasan cinta masa lalu. Bulshiit..!Sepasang iblis tentu saja tengah tertawa cekikikan di ambang telinga lelaki yang sudah buta dan tuli pendengarannya itu. Karena lemahnya iman yang ia miliki, ia bahkan mengangkangi sebuah arti persahabatan yang suci hanya karena sebuah rasa cinta yang tidak terkendali.Kini Dendi hanya bisa duduk termenung diatas ubin yang dingin. Jeruji b
“Kamu sudah sadar San ?”Devano menggenggam tangan Kasandra yang terasa dingin. Wajah pucat Kasandra sedikit memutar sedangkan pandangannya mengelilingi ruangan yang telah dihadiri Devano dan Dr. Silva. Sepertinya ia tengah mencari seseorang lewat pandangan matanya itu.“Dendi kemana Dev ?” Tanya Kasandra lemah dari bibir pucatnya yang bergetar tanpa menjawab pertanyaan Devano.Devano menghela nafas dan menahan setoreh luka lagi dihatinya.“Dendi dikantor.” Jawab Devano berbisik ketelinga Kasandra dengan menyembunyikan luka dihatinya. Ia juga terpaksa berbohong untuk memberikan perasaan nyaman kepada Kasandra.Suami mana yang tidak akan terluka hatinya ketika istri tercintanya yang baru saja melewati masa kritis malah menanyakan selingkuhanya. Namun Devano tidak sedang memikirkan perasaannya sekarang, ia lebih mementingkan kenyamanan Kasandra agar ia cepat sembuh.“Tidak lama lagi kamu akan pulih San. Jaga pikiranmu a
Pagi itu hari senin dikantor Andini. Wanita itu masih dirundung rasa sedih memikirkan Dendi yang sudah tiga hari mendekam dirumah tahanan. Ia memang telah memutuskan untuk tidak menjenguk Dendi dulu ke penjara. Suasana yang masih panas adalah alasannya untuk tidak bertemu dengan suaminya itu untuk beberapa saat yang belum bisa ia tentukan.“Bu Andini, keruangan saya sebentar !” Danu Direktur audit memanggil Andini lewat saluran telepon.“Baik Pak !” Jawab Andini langsung bersiap untuk menemui atasannya itu.Pintu ruang kerja Danu diketuk Andini dan setelah terdengar suara mempersilahkan masuk, Andini lalu memutar hendel pintu dan masuk keruangan yang cukup besar dan nyaman itu.Selain Danu, disana ada seorang lelaki tampan berpaikaian rapi dan mengenakan dasi, tengah berbincang cukup serius dengan Danu.“Perkenalkan, ini Bu Andini manejer keuangan perusahaan yang baru !” Ujar Danu memperkenalkan Andini kepada pria itu.
“Oh, ternyata dia sepupu Devano, pantas ada sedikit kemiripan wajah diantara mereka berdua. Hanya sifat dan sikapnya jauh berbeda.” Ucap Andini didalam hati sembari mencuri pandang kepada lelaki disebelahnya.“Tadi kamu mengatakan ada materi tuntutan tambahan kepada Dendi. Materi tuntutan apa maksudmu?” Andini berusaha bersikap santai agar ia leluasa mengorek isi pikiran Rio.“Menghamili istri orang.”DuaarBagaikan petir yang baru saja datang menggelegar, Andini sungguh shock dan terkejut mendengar jawaban lelaki berdarah dingin itu. Sementara Rio dengan tenang mengemudi tanpa menoleh sedikitpun kepada Andini.“Kamu jangan menuduh sembarangan. Dendi bisa saja menuntut balik kepadamu.” Teriak Andini berusaha melindungi Dendi.“Coba saja kalau dia berani !” Ujar Rio sambil mengangkat bahunya. Gayanya semakin angkuh saja.“Apakah Dev yang menyuruhmu melakukan ini ?” Tanya Andini
Setelah lelaki misterius yang bernama Rio itu pergi, Kasandra semakin sadar akan kecerobohannya dan kini semua rahasianya sudah terbongkar. Posisinya sebagai istri Devano sudah diambang kehancuran.“Huuuaaaaa...!!!” Kasandra yang masih terduduk dilantai berteriak histeris. Penyesalan yang tiada berguna kini ditangisinya. Ia beberapa kali memukuli kepalanya.Rasa nyeri diperutnya bekas sayatan operasi tidak senyeri hatinya yang kini mulai ketakutan. Bingung dan khawatir bercampur aduk didalam benaknya.“Kalaupun ini adalah darah daging Dev, tapi pengakuanku tadi sudah menjadi bukti bahwa aku memang berselingkuh dengan Dendi. Dev pasti tidak akan memaafkanku.” Ucap Kasandra kebingungan dengan mengusap-usap perutnya.“Uuuh, betapa bodohnya aku. Begitu mudahnya aku percaya kepada lelaki yang mengaku pengacara Dendi. Uuu..bodoooh...!!” Kasandra memaki dirinya sendiri lalu kembali memukuli kepalanya.“Aku harus bertemu Den
Keringat dingin bercucuran diseluruh tubuh Kasandra walaupun mesin pendingin dimobil itu tidak dimatikan.“Katakan apa yang ingin kamu katakan. Aku akan mendengarkannya.” Ucap Kasandra dengan tubuh sedikit menggigil menatap wajah marah Rio.“Aku hanya ingin mengatakan bahwa kamu dan Dendi kekasih harammu itu, adalah sama-sama manusia brengsek yang tidak tahu terima kasih !” Ujar Rio sembari menunjuk wajah Kasandra.Ucapan Rio yang mengandung kebenaran itu tetap saja membuat Kasandra tersinggung. Ia jengkel mendengar mulut Rio yang pedas bagaikan cabe rawit dan sikap Rio yang kasar.“Kamu tidak berhak menvonis kami sedemikian rendahnya. Kami mempunyai cinta yang suci didalam hati.” Sahut Kasandra mencoba membela diri.“Oh ya ? Cinta suci seperti apa itu ?” Tanya Rio sinis.“Bisakah kamu jelaskan padaku, agar aku bisa jadikan pertimbangan.” Sambung Rio menatap wajah Kasandra.“Aku dan