Bu Laksmi tega memberikan mas kawin palsu pada menantunya karena menantunya yang bernama Sofia dianggap tak selevel dengan keluarganya. Bu Laksmi kecewa karena sang putra yang bernama Khaeril atau yang kerap disapa Eril menikahi anak dari seorang petani miskin. Bu Laksmi dan seluruh keluarganya memperlakukan Sofia dengan sangat buruk. Ia juga kerap menjodohkan kembali Eril dengan sang mantan kekasihnya yang kaya raya. Sofia merasa merana karena sang suami pun selalu berpihak pada keluarganya. Di saat masalah mas kawin palsu terkuak, Eril masih membela sang ibu dan berkata orang tua harus di maklumi walaupun salah. Bagaimanakah rumah tangga mereka selanjutnya? Apakah Sofia masih ingin mempertahankan rumah tangga mereka kala ia mengetahui jika Eril pun berselingkuh dengan sang mantan kekasih? Jangan lupakan mantan kekasih Sofia yang bernama Dokter Reynard yang prihatin akan prahara rumah tangga Sofia!
View MoreEril menatap bekal makanannya yang berisi ikan goreng, telur balado dan tempe mendoan. Eril mendecakan lidahnya kesal. Walaupun sekarang menu makanannya lebih bervariasi semenjak dirinya memberi tambahan jatah bulanan pada Sofia, tapi mengapa Eril masih saja merasa hambar. Di benaknya Sofia akan memberi bekal steak atau burger yang menjadi favoritnya kala datang ke restoran cepat saji. "Background keluarga dia kan petani," Eril bergumam meremehkan sang istri sembari menutup bekal makanannya itu dengan kasar. "Aku beli makanan saja keluar," Eril berdiri dari duduknya sembari menenteng kotak makan siang dari Sofia. Pria yang mempunyai jabatan sebagai Manager itu berjalan ke luar untuk mencari makan siang sebagai pengganjal laparnya kala istirahat makan siang seperti ini. "Hey, Midun!" Eril memanggil office boy yang melewati dirinya. "Iya, Pak Eril?" Ucap Office Boy yang bernama Midun. "Ini buat kamu!" Eril memberikan bekal makanan yang sudah Sofia buatkan dari pagi buta itu
Reynard melempar jas putihnya dengan asal ke atas sofa. Ia segera masuk ke dalam kamar mandi. Dokter yang masih berstatus lajang itu menatap dirinya di cermin. Reynard yang kerap disapa Rey benar-benar terlihat menyedihkan. Sesudah bertemu dengan Sofia, mood Reynard terjun begitu saja. Ia tak menyangka akan bertemu dengan mantan kekasihnya. Wanita yang sudah menghancukan perasaannya berkeping-keping. Reynard memejamkan matanya, ia mengingat kenangan pahit itu. Sofia adalah cinta pertamanya. Dulu Sofia dan Reynard adalah sepasang kekasih yang harmonis. Namun suatu hari Sofia meminta Reynard untuk melamarnya, dia ingin hubungan yang serius. Hubungan mereka sudah berjalan dalam hitungan tahun. Sofia lalu memberikan keringanan agar mereka bertunangan terlebih dahulu. Namun, Reynard tetap menolak. Bukan karena Reynard ingin main-main pada Sofia. Hanya saja Reynard baru saja mengenyam pendidikan spesialis dan ia merasa belum mempunyai apapun untuk membahagiakan Sofia. Hubungan mereka y
Sepulang Bu Laksmi dan Mega, Eril mendudukan dirinya di kursi. Ia memijat pelipisnya yang sedikit berdenyut. Eril menoleh ke arah pintu kamar yang tertutup. Ia tiba-tiba kepikiran istrinya. Eril baru merasa jika tadi ia keterlaluan. Eril tidak tahu mengapa dirinya bisa se emosional tadi. Bu Laksmi memang selalu berhasil membuat darah Eril mendidih dan kemudian memarahi Sofia. Eril menghembuskan nafasnya. Ia mengetuk pintu dengan pelan, berharap sang istri akan membuka pintu. Namun nihil. Jangankan dibuka, sebuah jawaban pun tidak ada dari dalam sana. "Sofia, buka!" Eril berbicara pelan. Ia baru memikirkan Sofia yang saat ini tengah mengandung darah dagingnya. Eril takut anaknya yang ada di perut Sofia dalam keadaan tidak baik. "Sayang, aku tahu kamu marah. Maafkan aku! Tadi aku lost control!" Lanjutnya. Sofia yang masih menangis menyeka air matanya. Baju depannya sudah basah karena sedari tadi digunakan untuk menghapus air mata yang tak kunjung mengering. Sofia lebih memilih s
Sofia menaruh semua hasil masakannya sore ini di atas meja makan. Wanita yang tengah hamil besar itu tak sabar menunggu kedatangan Eril yang pulang ke kontrakan. Ia duduk di kursi makan. Kakinya ia regangkan, sesekali Sofia meluruskan kakinya. Maklum kehamilannya sudah menginjak usia tujuh bulan. Ubtuk masak saja, Sofia sudah merasa sangat kelelahan. Walaupun Eril tak pernah membantunya menyelesaikan pekerjaan rumah, ia masih bersyukur setidaknya sikap Eril ada perubahan. Suaminya tak selalu membela ibunya dan kini memberikan tambahan uang belanja kepadanya. Sikapnya pun mulai perhatian pada Sofia. Sofia berharap Eril terus berubah menjadi lebih baik, memprioritaskan dirinya dan calon buah hati mereka. Tok. TokSuara pintu diketuk. Dengan sumringah Sofia berjalan menuju pintu. Ia tak sabar menanti kedatangan sang suami dan menyantap makan sore bersama. Namun senyuman Sofia seketika sirna takkala melihat bukan orang yang ia harapkan yang berdiri di hadapannya. "Ibu, Mega?" Lirihny
Eril berjalan cepat menuju lift. Eril memang seorang pegawai yang disiplin dan perfeksionis. Ia tidak ingin terlambat barang satu menit pun. Baginya ketepatan hadir di kantor adalah suatu kedisiplinan yang wajib dipatuhi setiap harinya. Di samping kedisiplinan, Eril pun adalah seorang karyawan yang kinerja dan loyalitasnya pada perusahaan tidak diragukan lagi. Cara bersosialisasinya pun sangat mumpuni hingga ia mempunyai banyak teman dan relasi. Hal itulah yang membuat Eril mendapatkan kenaikan pangkat dengan cepat."Er?" Sapa Lily saat ia masuk ke dalam lift yang sama dengan Eril."Lily," Sapa Eril seperlunya. Ia memencet angka lima kemudian menatap pintu lift yang tertutup. Kini hanya ada mereka berdua di dalam lift itu. Lily cukup heran dengan sikap Eril yang tiba-tiba dingin padanya."Ehm, gimana sama istri kamu?" Lily memecahkan keheningan di antara mereka."Sofia? Dia baik-baik saja," jawab Eril dengan pendek. Membuat Lily merasa jadi serba salah"Maksudku apa dia masih curiga d
Sofia dan Eril keluar dari toko pakaian dengan menenteng beberapa tas belanjaan. Sofia membeli beberapa potong pakaian hamil. Eril pun membeli beberapa potong kemeja untuk ia gunakan ke kantor. "Makasih ya, Mas?" Ucap Sofia dengan penuh rasa syukur. "Sama-sama," Eril tersenyum cerah melihat Sofia yang terlihat gembira hari ini. Sepasang suami istri itu pun kemudian memutuskan untuk pulang ke rumah setelah berjalan-jalan hari ini. "Yang, kita ke ATM bentar ya?" Eril bersuara ketika mereka di atas motor. "Kamu mau ambil uang?" Sofia berbicara sedikit lebih kencang karena suara bising dari kendaraan lain. "Iya, sekalian mau ngasih uang jatah bulanan juga buat kamu," jawab Eril. "Ya sudah, kebetulan uang aku juga udah habis, Mas." Eril menghentikan motornya di sebuah ATM yang ada di dekat super market besar. Pria itu dengan cepat masuk ke dalam bilik ATM dan mengambil uang seperlunya. Sedangkan Sofia ia lebih memilih untuk menunggu di luar. Ia pun terlihat menenteng belanjaan yan
Eril menatap ponselnya. Bu Laksmi menelfonnya berulang kali. Kali ini Eril ingin menghabiskan waktu dengan Sofia. Hubungannya dan sang istri memang hanya sekedarnya saja belakangan ini. Apalagi pertengkaran kemarin membuat Eril takut jika Sofia benar-benar akan pulang ke rumah kedua orang tuanya. Terpaksa kali ini Eril mengacuhkan panggilan masuk dan puluhan chat dari Bu Laksmi yang meminta Eril datang ke rumahnya. Eril kemudian memilih mode silent agar ponselnya tidak bersuara."Tumben engga kamu angkat telfon ibu, Mas?" Tanya Sofia yang sedang menyapu ruang tengah."Engga. Aku pengen ngabisin waktu sama istri aku," Eril tersenyum manis."Tumben sekali," batin Sofia. Biasanya suaminya itu tidak akan mengacuhkan panggilan dari ibunya.Eril yang sedang duduk di sofa berdiri dan kemudian memeluk Sofia dari belakang."Hari ini kita jalan-jalan yuk? Udah lama engga jalan-jalan," ucapnya dengan suara lembut."Jalan-jalan? Ke mana, Mas?" Tanya Sofia dengan wajah berbinar. Selama menikah, me
Dua minggu cuti pernikahan yang Dafa ambil telah habis. Pengantin baru itu membereskan koper yang akan ia bawa untuk dinas kembali. Suami dari Mega itu merapikan pakaian terbaiknya yang telah disiapkan oleh sang istri. "Mas, aku masih kangen kamu lho!" Mega memeluk Dafa dari belakang dengan erat. "Aku juga, Sayang. Tapi aku harus kerja lagi. Kan biar beliin kamu sebongkah berlian," candanya dengan tawa tergelak. Pria berbadan tegap itu membalikan tubuhnya dan memeluk istrinya yang berprofesi sebagai bidan itu. "Mas, katanya kita mau pindah rumah? Kamu udah janji kan!" Rajuk Mega dengan nada manja. "Sudah aku beli. Tinggal renovasi kanopi aja sesuai yang kamu minta, Sayang. Nanti bakal ada pihak developer perumahan yang ke sini," Dafa menjawil hidung minimalis Mega. "Bener, Mas? Kamu gak bohong kan?" Tatapan mata Mega berbinar. Ia lalu mencium pipi suaminya dengan agresif. Ingin sekali Dafa menjatuhkan Mega ke tempat tidur untuk mengulang percintaan mereka tadi malam, namun ia ur
Sepuluh hari sudah terlewati, Sofia masih menjalani hari dengan kesendirian. Setelah perdebatan dengan Eril dan keluarganya, Sofia memilih pergi dan enggan meminta maaf pada Lily. Sofia merasa dia tidak salah. Meskipun dia orang tak punya, namun Sofia masih memiliki harga diri. Sofia tidak ingin terus mengalah demi suaminya itu. Sofia sudah cukup lelah dengan sikap asli Eril. Ia pun tak mau mendatangi Eril ke rumahnya. Sofia cukup tahu malu. Sofia merasa bosan. Wanita yang tengah berbadan dua itu bergegas membersihkan ruangan, termasuk kolong tempat tidur yang telah lama tak ia bersihkan. Meskipun Sofia tahu tempat itu selalu bersih, namun Sofia memilih membersihkannya saja hari ini untuk menghilangkan jenuh. Sofia mengambil sapu. di sapunya kolong tempat tidur itu. Beberapa kertas keluar dari kolong ranjang. Sofia merapikan kertas yang sudah disobek itu, ia lalu menyambungkan potongan kertas itu dengan potongan kertas lain. Sekali lagi, hatinya merasa hancur saat melihat kertas yang
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.