Happy Ending

Happy Ending

에:  nanaluvie   방금 업데이트되었습니다.
언어: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
평가가 충분하지 않습니다.
19챕터
34조회수
읽기
서재에 추가

공유:  

보고서
개요
목록
앱에 리뷰를 남겨주세요.

Terlahir dari keluarga milliader, terpandang, keluarga yang dihormati dengan kehidupan yang pebuh dengan kemewahan, masa depan yang terjamin apa pun bisa selalu ia miliki. Tapi dari semua itu tak ada satu pun yang bisa membuat seorang gadis bernama Gracelya Tamara Noa bisa lekas merasa bahagia dalam hidupnya. Perjalanan hidup sedari lahir hingga ia dewasa yang ia dapatkan hanyalah sebuah rasa sakit dan kekecewaan dalam hidupnya, ia hidup dengan segalanya namun yang ia rasakan seperti mati dan kekecewaan hidup. “Apakah tuhan akan selalu menempatkanku pada takdir yang buruk ini?” “Bisakalah aku berakhir bahagia sebelum tuhan mengambilku?” “Dari semua yang aku rasakan, bisakah tuhan memerikan akhir yang baik untukku?” Hanya itu yang selalu ia pertanyakan pada dirinya sendiri setiap waktu, pertanyaan yang penuh dengan harapan kelak ia bisa bahagia, suatu saat nanti.

더 보기
Happy Ending 온라인 소설, 무료로 PDF 다운로드

최신 챕터

동시간 재미 밌는 책

독자들에게

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

댓글
댓글 없음
19 챕터
Bab 1
Gracelya Tamara Noa Itulah aku seorang gadis yang kehidupannya hanya ada rasa sakit dan kekecewaan. Aku hidup bersama dengan ayah, ibu dan juga adikku, ayahku bernama Arzano Alexander Noa seorang milliader dengan segala bisnis besar dimana – mana. Orang – orang mungkin berpikir bahwa hidupku ini sangalah bahagia.Setiap kali mereka mengatakan seperti itu, aku selalu tersenyum miris, bahkan tak jarang aku merasa marah dan tidak terima mereka mengatakan hal seperti itu. aku sungguh benci orang – orang yang seakan begitu tahu tentang kehidupan yang aku jalani, tanpa mereka pernah berpikir mulut, hati dan pikiran mereka sungguh melukai hati seseorang.Kadang pula aku membenci tuhan akan takdir yang ia berikan padaku, takdir yang seakan aku tidak boleh bahagia, aku tidak bisa dicintai tidak boleh mencintai dan tidak dapat merasakan kasih sayang. Apalah arti hidup tanpa semua itu, hidup namun rasa seakan mati.“Tamara!!!”Gerakan penaku berhenti sebelum aku menyelesaikan satu kata yang aku
더 보기
Bab 2
Seorang pria denga setelan jas rapih berwarna hitamnya terlihat sedang memandangi arloji dipergelangan tangannya untuk kesekian kalinya jika dihitung – hitung, tangannya begitu gelisah mengusap bagian wajahnya sedari tadi. Orang dengan seguang kesibukan seperti dia ini memang tidak pantas dibuat menunggu seperti ini, seperti kata pepatah waktu adalah uang. Sangat pas untuk seorang pebisnis seperti dia ini.“Maaf yah, karena dia membuatmu menunggu seperti ini.”Pria itu menatap seorang wanita yang duduk tak jauh darinya dengan sorotan mata yang seakan mengmpat sial dengan siatuasi yang ia hadapi sekarang.“Aku baru saja menghubungi Arzano da-““Maaf membuatmu menunggu.”Tanpa mengubrisku pria bertubuh jangkung itu langsung saja berdiri dari duduknya, sikapnya itu sangat memperlihatkan jika saja ia Sudha begitu sangat kesal.“Karena dia sudah datang, jadi langsung saja perlihatkan semua yang paling terbaik disini.”Wanita kepala butik itu langsung sigap bergegas bersama dengan karyawan
더 보기
Bab 3 hari pernikahan
Cahaya matahari dimusim semi pagi itu perlahan mulai memasuki ruang kamar lewat celah – celah dan jendela kaca yang terbuka lebar tirainya, suasana pagi itu sangat damai sekali bunga- bunga mulai bermekaran karena mendapat energi dari cahaya matahari serta burung – burung kecil berkicauan seakan tengah beryanyi gembira untuk menyambut pagi.Sangat nyaman untuk semua orang bersantai sambil menikmati secangkir kopi atau teh hangat untuk memulai hari, tapi berbeda dengan suasana yang terjadi di Villa keluarga Noa ada saat itu. begitu sibuk mengurus segala persiapan dari acara sakral yang beberapa menit lagi akan segera dimulai.Tamara menatap datar pantulan dirinya dicermin meja rias itu dengan beberapa penata rias dibelakang yang begitu sibuk untuk mempercantik dirinya. Sedari tadi para penata rias itu tiada hentinya berdecak kagum melihat dirinya dan mengatakan bahwa Tamara begitu sangat cantik, seperti layaknya seorang putri.Tamara sangat tidak suka mendengar mereka berkata seperti i
더 보기
Bab 4 Suami istri?
Memang sudah tidak ada yang bisa Tamara lakukan untuk ia bisa terlepas dari semua ini, karena kenyataanya sekarang ia tengah berdiri tapt didepan altar dengan mengenggam sebuket bunga putih yang akan menjadi simbol dari suci dan sakralnya acara pernikahannya ini, dibelakang sana sudah dihadiri banyaknya tamu undangan dari pihak keluarga Noa dan keluarga Diego juga dari kalangan kolage bisnis keluarga mereka.Seperti yang dikatakan neneknya tadi Tamara harus bisa tersenyum dihadapan semua orang, sama halnya dengan anggota keluarga lain yang terlihat tersenyum bahagia namun sebenarnya dibalik senyum bahagia mereka itu terdapat rasa marah dan tidak suka yang sangat besar. Karena bagaimana pun yang merea inginkan adalah Queen, adiknya yang seharusnya di posisi Tamara.Tamara berjalan menuju altar dengan didampingin oleh ayahnya, bisa ia lihat bagaimana tampannya Damian di sana yang sudah menunggunya. Sekejab Tamara terpukau dengan ketampanan calon suaminya itu, memang sudah momen inilah y
더 보기
Bab 5 Istri dan suami yang baik
Pagi hari itu seorang waita sudah begitu sibuk bergulat dengan berbagai peralatan dapur, ikut bebaur dengan beberapa pelayan disana. “Nona tidak perlu repot – repot seperti ini, biar saya saja yang menyiapkan sarapan pagi.” Ujar Harry pada sang majikan.“Jika bibi tidak keberatan bibi bisa membantu saya atau pun menyuruh pelayan lain, karena saya tidak dapat berhenti dari pekerjaan yang sedang saya lakukan.” Balas Tamara dengan begitu fokusnya menyusun beberapa toping di atas lapisan roti itu.”“Tapi bagaimana jika tuan muda keberatan.” “Pria itu tidak akan pernah peduli denga napa yang aku lakukan, jadi tidak perlu khawatir.” Ucap Tamara dengan melempar senyuman pada Harry.Melihat majikannya itu yang tetap kekeuh dengan pendiriannya, Harry tidak dapat berbuat apa pun selain dengan ikut membantu sang majikan seperti apa yang diperintahkan. Namun siapa sangka jika jika majikannya itu begitu telaten memotong segala bahan yang dibutuhkan dan menyusunnya dengan rapih. Seperti jika hal
더 보기
Bab 6 Mencuri
Ditengah suasana hangatnya kebersamaan keluarga yang tengah menikmati sarapan pagi di meja makan mereka, seketika berubah saat melihat putri pertama dari keluarga itu datang dan tengah menyaksikan betapa bahagianya mereka.Beberapa menit setelah Damian pergi ke kantor, aku sendiri memutuskan untuk kerumah orang tuaku berniat mengambil beberapa barang – barangku yang bagiku sangatlah penting. Namun nyatanya disana tak ada sambutan hangat melainkan hanya sebuah tatapan risih, ntah bagaimana lagi harus menjelaskan seperti apa yang aku rasakan melihat keluarganya itu seakan terganggu dengan kehadirannya, haruskah mereka menatap aku seperti orang asing yang tiba – tiba datang, layaknya seorang tamu yang tak di undang. Mereka semua menatapku dengan tatapan yang tak layak, pribadi siapa yang tak sakit hati dengan perlakuan yang seperti itu.“Ada apa, pagi – pagi ke kesini?” Tanya tuan Arzano setelah ia meneguk habis kopi hangatnya.“Aku datang untuk mengambil beberapa barang saja, maaf jika
더 보기
Bab 7 apa yang aku miliki?
“Aku dengar kau pulang kerumah dan membuat masalah lagi disana.”Aktifitasku yang sedang menata makanan di atas meja terhenti saat mendengar suara dari atensi itu, seperti suamiku ini memang sangatlah peduli dengan keluargaku.“Masalah?.... Masalah apa yah?”Damian yang baru saja pulang kantor itu tak langsung mengistirahatkan dirinya melainkan langsung menghampiri sang istri yang sedang sibuk di dapur bersama dengan pelayan – pelayan disana.“Kau mengatakan sesuatu yang buruk pada Queen.”Tamara tersenyum simpul mendengar itu, memangnya pria mana yang tidak keberatan jika kekasih tercintanya diperlakukan tidak baik oleh orang lain, tapi Tamara tidak melakukan hal seperti yang apa yang tuduhkan.“Sesuatu yang buruk, seperti apa yah aku tidak merasa melakukan itu. memang benar aku pulag kerumah orang tuaku dan hanya mengambil beberapa barangku yang ketinggalan saja.”“Tapi Queen tidak mungkin berbohong.”Tamara menyunggingkan senyumanm, tentu Damian akan lebih memilih percaya dengan ke
더 보기
Bab 8 mimpi buruk & kenyataan
“Tamara, untuk kali ini kau harus mengalah dengan adikmu.”“Ibu aku ingin gaun ulang tahunku jelek, aku gaun milik kak Tamara.”“Tapi ibu, gaun ini Tamara yang pilih Tamara suka dengan gaun ini bu.”“Tamara, gaunnya untuk Queen saja yah, nanti kamu pakai gaun punya Queen. Kasihan Queen.”....“Ibu ayah, Queen juga mau jadi juara satu disekolah.”“Kalau begitu belajar yang rajin yah seperti kak Tamara.”“Tapi Queen tidak bisa seperti kak Tamara.”“Tamara, mulai sekarang kamu yang harus mengerjakan tugas sekolah Queen. Kasihan Queen dia tidak bisa terus – terus belajar karena takutnya kelelahan.”“Tapi ayah, Tamara juga ada banyak tugas sekolah.”“Tugas sekoalh Queen lebih penting, pokoknya ayah tidak mau tahu mulai sekarang tugas sekolah Queen kamu yang kerja sama juga kamu harus bantu Queen saat ujian. Kasihan Queen ingin dapat juara satu di sekolah.”....“Tamara, kamu itu adalah kakak. Jadi kamu harus mengalah pada Queen.”“Kak Tamara jahat ayah, dia tidak mau mengalah padaku.
더 보기
BAb 9 Kehamilan
Seperti biasa di hari pagi – pagi sebelumnya Tamara sudah akan memulai aktifitasnya di dapur membuat sarapan dibantu dengan beberapa pelayan lain. Kehidupanya terus berjalan sebagai seorang istri yang tak pernah di anggap oleh suaminya, tepatnya hari ini pernikahan mereka sudah berjalan empat bulan. Namun tiada yang berubah sama sekali, yang ada hanya keduanya semakin mengacuhkan satu sama lain. Kedua suami istri itu seakan memiliki kehidupan mereka masing – masing, apa lagi sekarang Tamara resmi bekerja sebagai seorang guru di taman kanak- kanak yang tak jauh dari rumah. Tamara menyajikan nasi goreng buatannya di atas kedua piring lalu kemudian meletakkan di atas meja makan, juga disana Damian sudah duduk dan menunggu sarapannya. Pelayan yang menyaksikan interaksi mereka berdua hanya bisa diam dan menatap miris kedua majikannya ini yang bersikap seperti orang asing. Makan berdua di meja makan namun tak ada sedikit pun pembicaraan yang dapat menjembatangi terjadi sebuah interaksi kec
더 보기
Bab 10 makan malam
“Kandungan anda baik – baik saja, dia sehat.”Tamara menatap haru gambaran bayinya di layar monitor sana, setiap kali ia melihatnya hatinya seakan menerima sebuah sentuhan. Sentuhan yang begitu tulus sampai Tamara tak mampu untuk menahan rasa bahagia campur haru dalam hatinya.Tamara dengan cepat menghapus air matanya setelah dokter itu berbalik padanya dan berpura – pura tampak terlihat biasa saja, padahal raut wajah bahagia tiada tara diwajahnya itu terlihat begitu jelas percuma saja ia sembunyikan seperti itu.“Anda tidak perlu malu – malu seperti itu, justru ini adalah hal yang wajar. Lagi pula wanita mana yang tidak akan bahagia jika mengetahui bayi dalam kandungannya tumbuh dengan baik dan sehat. Saya malah senang jika anda terlihat menjaganya dengan baik.” Ujar dokter itu sambil tersenyum melihat Tamara.Tamara mulai beranjak dan kembali merapikan penampilannya. “Suami anda tidak pernah datang menemani anda yah, padahal saya berharapnya suami anda juga bisa datang dan melihat
더 보기
DMCA.com Protection Status