Melody Mr. Mafia

Melody Mr. Mafia

Oleh:  Linn  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
9Bab
1.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Leo Kin Alterio, pemuda tampan berusia 23 tahun yang berprofesi sebagai CEO dari perusahaan teknologi yang cukup dikenal banyak orang. Bukan hanya itu, pria yang sering disapa Leo itu juga adalah seorang mafia yang terkenal akan kekejamannya. Namun, walaupun begitu, ia mampu menutupi identitasnya sebagai seorang mafia. Hingga suatu hari, Leo jatuh cinta pada pandangan pertama dengan gadis manis bernama Melody. Akan tetapi, profesinya sebagai seorang mafia membuat Melody terjerumus ke dalam bahaya. Juga masa lalu pahit yang harus ditanggung oleh keduanya. Akan kah seorang CEO sekaligus mafia itu bisa bersatu dengan gadis manis yang ia cintai? Atau justru takdir yang akan memisahkan keduanya? "Tetaplah di sisiku. Apa pun yang terjadi, aku akan melindungimu." - Leo Kin Alterio

Lihat lebih banyak
Melody Mr. Mafia Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Baby
gk sabar nunggu update. Ceritanya bagus
2021-10-05 14:57:46
1
user avatar
Eternalbee
seruu nih, harus happy ending ya kak, semngat!
2021-10-05 13:15:45
1
user avatar
Putri
Yeay, semangat Kak!
2021-09-28 21:32:20
2
9 Bab
Masa Kecil
Di tengah malam yang gelap, Leo terbangun dari tidurnya. Anak kecil berumur enam tahun yang belum mengetahui banyak hal itu mendengar keributan dari luar kamarnya.Rasa penasaran yang begitu besar membuat ia melangkah keluar. Leo berjalan perlahan dan mengintip keributan yang terjadi di kamar orang tuanya. Matanya menangkap seseorang yang tengah membidik kepala ayahnya dengan sebuah pistol, juga ibunya yang sedang memohon kepada seorang pria bertopeng itu untuk tak menyakiti ayahnya.“Ibu, Ayah ....” Leo melangkah masuk, ia belum mengerti apa yang tengah terjadi di antara mereka. Umurnya masih terlalu kecil untuk memahami situasi. Namun, ia tahu persis jika ayah dan ibunya sedang dalam bahaya.Amora—ibu Leo—segera menghampiri anaknya. Ia tak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada putra semata wayangnya.“Amora, bawa Leo pergi!” Arion—ayah Leo—berteriak pada istrinya itu untuk membawa Leo pergi dari sana.
Baca selengkapnya
Balas Dendam
Pria dengan topeng serigala putih tengah memainkan pisau di tangannya, sembari menatap intens sang mangsa.Pria bertopeng itu adalah Leo. Dalam dunia Mafia, Leo dikenal dengan nama Mr. X, karena ia kerap kali menandai korbannya dengan irisan pisau berbentuk huruf ‘X’. Bukan hanya itu, Leo juga dikenal dengan topeng serigala putih yang selalu digunakannya saat beraksi. Meskipun begitu, hingga sekarang tak ada yang mengetahui siapa dia sebenarnya, kecuali dua orang yang saat ini ia percayai.“Jangan takut, sakitmu hanya sementara,” bisik Leo pada pria tua yang terikat di depannya. Leo berjongkok di depan pria itu dengan tatapan penuh dendam.“Siapa kau? Apa alasanmu melakukan ini padaku?!” Pria tua itu berteriak, tak terima jika dirinya harus mati di tangan pembunuh.Leo menyeringai dalam topengnya. “Pria tua menyebalkan. Beraninya kau berteriak padaku.” “Apa maumu? Aku tidak melakukan apa p
Baca selengkapnya
Gadis Manis
“Bisakah kau bekerja dengan baik?” tanya seorang wanita yang terlihat berumur cukup tua, pada seorang gadis yang merupakan karyawannya di toko kue miliknya itu.“Maaf, aku tidak hati-hati.” Gadis itu menundukkan kepalanya, pasrah akan kemarahan bosnya. Beberapa jam yang lalu, ketika hendak mengantarkan pesanan pelanggannya, ia tak begitu memperhatikan jalan, hingga motor yang ia kendarai hampir menabrak mobil di depannya. Untung saja ia bisa menghindar, tetapi tetap saja dirinya harus oleng dan akhirnya terjatuh.Kue milik pelanggan pun menjadi korban atas kecerobohannya. Akhirnya, ia harus kembali ke toko dan mengganti kue itu menggunakan uang miliknya. Namun, pelanggan sudah enggan menerima pesanan karena keterlambatannya.Aldara—wanita pemilik toko kue— menghela napasnya perlahan. Walau bagaimana pun, gadis itu sudah lama bekerja di tempatnya dan selalu tekun melakukan pekerjaan. Ya, meskipun gadis itu sering c
Baca selengkapnya
Karena Aku Mafia
“Tanda tangan kontrak ini!” perintah Leo kepada seorang pria ber-jas hitam yang terikat di kursi kayu.Seperti biasa, Leo membawa korbannya ke tempat terpencil untuk melancarkan aksinya. Sebenarnya Leo tidak berbahaya, tidak akan melukai, dan tidak akan membunuh, jika saja orang yang ia bawa menuruti semua perkataannya dengan baik. Karena hal itu tentu saja dapat memudahkan pekerjaan Leo.“Apa ini? Kontrak apa? Mencoba mengancamku?” teriak pria ber-jas hitam yang bernama Derald. Ia adalah pemilik sebuah perusahaan yang cukup besar. Kali ini, Leo bertugas membuat derald menandatangani sebuah kontrak berisi persetujuan kerja sama antar perusahaan.Ada sebuah perusahaan yang ingin bekerja sama dengan perusahaan Derald untuk meningkatkan keuntungan. Namun, perusahaan tersebut selalu ditolak oleh Derald karena tak akan menguntungkan perusahaan miliknya.Leo memegang kertas kontrak itu tepat di depan wajah Derald, agar pria itu bisa memb
Baca selengkapnya
Kau takut, hm?
Aldara memperhatikan Melody yang tengah duduk di dapur tokonya dengan wajah kesal. Sejak pulang mengantar kue pagi tadi, Melody langsung menuju dapur dan duduk dalam keadaan seperti itu, tanpa mengatakan sepatah kata pun.Padahal, biasanya gadis itu selalu berisik dan menceritakan semua hal pada Aldara.“Apa ada pelanggan yang membuatmu kesal?” tanya Aldara. Melody melirih Aldara dengan mata kesalnya yang justru terlihat lucu.“Iya! Aku tidak akan mau mengantar kue atas nama Eric lagi, Bulda!” rengeknya. Melody memang kerap kali memanggil Aldara dengan sebutan Bulda, singkatan dari Bu Aldara. Jika memanggil dengan sebutan Bu Aldara, Melody merasa itu terlalu formal. Melody ingin lebih santai dengan bosnya itu.“Kenapa? Kalau bukan kau siapa lagi.”Melody mendengus kesal. Benar juga, hanya dirinyalah yang bertugas mengantar makanan. Dahulu, Melody sempat menjadi bagian kasir, tetapi ia selalu salah dalam menghitun
Baca selengkapnya
Jangan Menjauh
Melody mencuci jas milik Leo dengan penuh kehati-hatian. Ya, walaupun mulutnya terus mengomel, ia merutuki dirinya sendiri yang begitu ceroboh dan membuatnya harus berurusan dengan jas mahal itu. Biasanya, Melody mencuci semua pakaiannya di mesin cuci, karena ia yang selalu pulang kerja menjelang malam. Hal itu membuat tubuhnya kelelahan, tak mampu untuk mencuci semua tumpukkan baju. Sedangkan ibunya dilarang keras oleh Melody untuk mengerjakan pekerjaan rumah, kecuali memasak. Namun, kali ini ia sengaja mencuci dengan tangannya sendiri. Melody tak ingin jas itu rusak karena ulah mesin cuci, ia tak sanggup mengganti jas semahal itu. Untungnya jas milik Leo itu berwarna hitam, membuat noda dari minuman yang ditumpahkan oleh Melody tidak begitu terlihat. “Tidak biasanya kau mencuci dengan tanganmu," tutur Emeli—ibu Melody. Melody terkejut dengan kedatangan Emeli ke dapur. Padahal ia sudah menyuruh sang ibu untuk beristirahat di kamarnya. Belakangan  ini, p
Baca selengkapnya
Nona Ley
Tanpa memakan waktu lama, Melody dan seorang pria yang bersamanya tiba di toko Aldara Cake. Keduanya turun dari motor matic berwarna hitam dengan dominan putih, milik Melody.   "Maaf sudah berprasangka buruk padamu," tutur Melody yang merasa tak enak. Ternyata pria itu memang hanya ingin menumpang dengannya karena tahu Melody adalah bagian dari Aldara Cake.   Pria itu lagi-lagi tersenyum ramah, ia tak mempermasalahkan hal itu.   "Tidak masalah. Terima kasih sudah mengantarku. Ayo, masuk!" ajaknya.   "Ah, tunggu, boleh aku tahu namamu?" tanya Melody. Entahlah, Melody hanya ingin mengetahui nama pria itu.   "Aku Kai Alviano. Kau bisa memanggilku Kai atau Vian."   "Baiklah, Kai," ucap Melody dengan senyuman manisnya.   "Namamu?"   "Melody," jawabnya.   "Benarkah? Apa kau terlahir dengan diiringi oleh
Baca selengkapnya
Terima Kasih, Nona Ley.
"Sialan!" umpat Leo. Ia mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas, jam di layar ponsel itu menunjukkan pukul 9 pagi. Sayangnya semalam Ley sudah menyentuh titik kelemahan Leo. "Akan kubunuh wanita gila itu," ucap Leo dalam batinnya. Sungguh, Leo tak terima jika dirinya kalah dengan nafsunya sendiri karena wanita itu.Leo bangkit dari kasur dan memakai semua pakaiannya yang berada di lantai. Sementara di kasur besar itu, Ley masih tertidur dengan nyenyak setelah melewati malam yang panjang.Leo meraih air putih yang tersedia di nakas, ia melarutkan 150mg sianida ke dalam air dan menunggu Ley bangun dari tidurnya. Benda berbahaya itu memang sudah tersimpan rapih di jasnya. Semalam, Leo sudah mendapatkan semua informasi yang ia inginkan dari Ley. Bukan hanya itu, ternyata Ley menyimpan salinan dokumen penting Perusahaan Eigh di apartemennya. Katanya, sejak bercerai, mantan suami Ley belum mengambil salinan dokumen-dokumen itu. Leo bisa de
Baca selengkapnya
Dia Menyukaimu
"Apa temanmu pergi berlibur lagi?"Pertanyaan Melody hanya dijawab anggukan oleh Kai."A-ah, baiklah, biar aku siapkan." Melody melangkahkan kakinya pergi, tetapi ia tiba-tiba menghentikan langkahnya dan kembali menghampiri Kai ketika mengingat tujuan utamanya menghampiri pria itu. "Tunggu, kau berhutang budi padaku," ucap Melody. Kai menautkan dua alisnya, ia tak mengerti maksud gadis di depannya itu."Benarkah?" Melody mengangguk lucu."Aku sudah memberimu tumpangan. Kau ingat?""Ah ... benar."Melody maju satu langkah mendekati Kai dengan tatapan yang tak bisa diartikan oleh pria itu. Kai belum menangkap maksud dari pembicaraan Melody."Bolehkah hari ini kau mengantarku ke alamat ini?" Melody memberikan secarik kertas berisikan alamat pada Kai.Kai membaca alamat tersebut. "Bukankah ini Perusahaan Big Zine?"Lagi, Melody mengangguk lucu dengan wajah yang penuh h
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status