Share

Kalap

Auteur: Kiki Miki
last update Dernière mise à jour: 2025-03-13 12:58:14

Perjalanan dari rumah dinas Pak Hartawan normalnya memakan waktu sekitar dua puluh menit, namun Kai yang membawa mobil itu secara ugal-ugalan mampu menempuh perjalanan kurang dari lima menit karena amarahnya.

Sesampainya di rumah, Kai langsung turun dari mobil dan menarik tangan Raya dengan paksa dan menyeretnya ke dalam kamarnya.

“Kai, kamu mau ngapain?” tanya Raya berusaha bersikap tenang ketika ia melewati pintu kamarnya sendiri.

Ya, selama ini Raya dan Kai tinggal dalam kamar terpisah. Kamar Kai berada di lantai dua paling pojok.

Meski tidak yakin terhadap apa yang ingin dilakukan Kai, namun Raya tahu bahwa Kai hanya ingin mengintimidasinya.

“Kamu mau tau aku mau ngapain kan? Sini biar aku kasih tau!” katanya sambil menarik Raya masuk ke dalam kamarnya dan menghempaskan pintu kamar dengan keras.

“Kamu sudah sejauh ini, Raya! Kamu bersikap seolah kamu adalah istri sungguhan. Kamu membuat ayah dan ibuku membenci aku anaknya sendiri! Kau dengar tadi? Papa bilang aku tidak usah menganggapnya ayah lagi sebelum aku memperlakukan kamu seperti istriku yang semestinya. Kamu senang kan? Baik, sekarang aku akan membuatmu menjadi istri sungguhan!”

“Kamu …”

Raya belum menyelesaikan ucapannya ketika Kai menarik pinggangnya dan langsung menyatukan bibir mereka. Tak hanya kecupan, Kai juga langsung melumat bibir Raya tanpa persetujuan wanita itu sebelumnya. Ini adalah ciuman pertama mereka sejak dua tahun menikah.

Sudah sejak lama Kai menginginkan Raya terintimidasi olehnya, namun kenyataannya wanita itu terlalu tangguh dan tak bisa diremehkan. Tapi lihat saja nanti apakah dengan cara ini wanita ini masih tidak terintimidasi juga?

Kai tidak yakin! Dalam lima menit kedepan Kai yakin wanita itu akan ketakutan dan memohon ampun untuk tidak menyentuhnya. Dengan begitu Raya akan mundur dengan teratur dan menghilang dari hidupnya.

Tapi Raya masih bergeming, meski kaget dan membatu seperti pohon pisang, perempuan itu tetap bertahan tak mendorong ataupun menolaknya.

Tak cukup hanya dengan mencium, Kai memeluk dan mendekap Raya sambil memasukkan tangannya ke dalam baju istrinya itu. Tangannya mengusap punggung halus yang sebagian masih terhalang oleh pengait bra yang menyangga gundukan kembar itu

Ayo minta ampun padaku, Ray! Katakan kalau kau menyerah dengan pernikahan ini dan bersedia meninggalkan aku!

Sebelah tangan Kai mencoba melepaskan pengait bra di belakang punggung istrinya itu, sementara tangan yang satu menelusup masuk ke dalam cup bra Raya dari depan. Terasa lembut dan …

Hati Kai berdesir. Tiba-tiba saja hasrat ingin memberikan Raya pelajaran tadi berubah menjadi penasaran.

Kai meremas payuudara yang berukuran segenggaman tangannya itu. Terasa kenyal dan menggoda untuk dimainkan.

Klik!

Pengait bra itu terlepas hingga penyangga dada yang penuh itu turun. Kai tak tahan lagi untuk tidak mengangkat naik kaos milik Raya.

Masih dengan posisi berdiri, Kai menyesap puncak dada itu.

Ahh ..

Raya menggigit bibir untuk mencegah suara erotis itu keluar dari mulutnya. Ia tak menyangka kalau Kai akan sejauh ini menyentuhnya. Sekarang otaknya ingin agar ia mendorong Kai, namun gelenyar aneh dan rasa seperti ada ratusan kupu-kupu menyergap perutnya, membuat Raya tak berdaya.

Masih menyesap gundukan kenyal di sebelah kanan Raya, sambil tangannya memilin dan memutar puncaknya, Kai menuntun Raya untuk mengikuti langkahnya sampai ke ranjang.

“Lumayan!” kata Kai sedikit mengejek.

Kai menghapus bibirnya yang basah dengan liur setelah bermain dengan benda kenyal itu beberapa saat. Sungguh dalam hatinya ia mengakui bahwa ia candu memainkan benda padat namun kenyal itu.

“Kai, sudah cukup … “

Raya berusaha mencegah Kai melakukan hal yang lebih jauh lagi. Tapi terlambat, Raya tidak tahu kalau Kai saat ini benar-benar penasaran ingin mencicipi tubuhnya. Selama ini dia tidak pernah tertarik karena tubuh sintal itu selalu dibalut oleh outfit sederhana bernuansa elegan sehingga kesan seksi tubuh itu tertutupi.

Kai kini melepas sepenuhnya kaos raya dan juga branya. Tak bisa ia sembunyikan kilatan kagum dari matanya. Pulen, berisi, dan ranum, sangat sayang jika barang sebagus itu dianggurkan.

“Kai, kita harus bicara, tolong stop!”

Raya berusaha melakukan negosiasi dan berusaha melakukan perlawanan, tapi Kai sigap menangkap tangan Raya dan mengikat kedua tangan wanita itu dengan bra ke tiang dipan tempat tidur.

“Kai, dengarkan aku dulu …”

“Berisik! Ini yang kamu mau kan? Bercinta seperti suami istri sungguhan!” kata Kai dengan suara napas menderu.

Kai kini berada di antara kaki Raya. Ia lantas membuka kancing celana dan menarik turun celana itu beserta celana dalamnya. Terlihat pemandangan yang membuat salah satu bagian tubuhnya langsung mengeras di bawah ssana.

“Kamu mau apa? Lepasin aku, Kai!” tanya Raya yang mulai panik setengah mati.

Raya tidak menyangka akan terjadi hari ini. Ia berharap kalau Kai tidak benar-benar ingin mengambil kesuciannya hari ini.

Raya terkesiap ketika merasakan kakinya dibuka lebar-lebar oleh Kai dan pria itu menundukkan kepalanya di area V Raya.

Raya menggelinjang tak karuan merasakan benda licin tak bertulang itu bergerak-gerak menyapu benda v miliknya. Gila, ini gila! Apa yang dilakukan pria ini? Kenapa bisa? Apa dia tidak jijik?

“Kai, jangan begini … ah …”

Kepala kai terlihat bergerak-gerak di bawahnya, jari jempol pria itu jg ikut memainkan daging kecil di antara labial itu di sana sana. Terkadang bibir lelaki itu menyesap dan melumat juga.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Raya sambil terengah-engah mencengkram seprai.

“Aku ingin meruntuhkan kesombonganmu, Ray. Perempuan yang merasa sok suci, kau yakin tidak menikmati ini?”

Kai kini memilin-milin daging kecil di antara paha Raya, memutar-mutarnya bergantian arah. Sementara Raya di luar kemauannya tak sadar menggeliat-geliat menggoyangkan pinggulnya ke sana kemari.

“Ayo mendesah, Ray. Aku bantu. Agar kau bisa merasakan jadi jalang juga,” bisik Kai dengan tawa jahat.

Ya, Kai geram karena pernah beberapa kali Raya bahkan orang tuanya menyebut Vero dengan sebutan itu. Bagaimanapun Kai tidak suka orang yang dicintainya dikata-katai seperti itu.

Raya tak berdaya meski ia sakit hati saat Kai kembali memainkan tangannya di bawah sana sementara mulut dan sebelah tangannya meremas dan melumat puncak payuudaranya.

Kai menggesek jarinya di belahan labia Raya naik turun semakin cepat dan cepat sampai terdengar suara becek yang memalukan di sana. Dan setelah berupaya menahan serangan Kai selama beberapa menit dengan cara itu akhirnya Raya mengalami pelepasan itu.

“Ahh …” erang Raya tertahan. Sesuatu dari dalam dirinya terasa melebur keluar. Dirinya seketika lemas. Ini pertama kalinya ia merasakan ini. Rasa nikmat bercampur sakit hati.

Kai melepas tangannya dari bawah Raya dan melihat dengan puas hasil perbuatannya.

“Bagaimana? Kamu basah sekali. Enak?” ejek Kai seraya turun dari ranjang dan mengelap tangan dan mulutnya yang belepotan cairan Raya dengan tisu.

Raya lemas tak berdaya. Sungguh, dia benar-benar kalah malam ini.

“Kau memang brengsek!” umpat Raya di antara deru napasnya yang memburu.

“Itu baru awal, Ray. Belum permainan intinya. Pokoknya aku akan mengabulkan keinginanmu dan ayahku untuk menjadikanmu istriku yang seutuhnya.”

Setelah itu Kai membuka kancing celananya dan mengeluarkan senjata andalannya dari sana. Kai mengocok alat vitalnya. Dari kantong celananya pria itu mengeluarkan ponsel dan membuka galeri.

Raya tidak mengerti dan tidak ingin tau apa yang sedang dilakukan Kai sekarang. Lututnya terasa lemas oleh pelepasan pertama yang dilakukan oleh Kai tadi kepadanya. Sungguh ini benar-benar orgasssme pertama untuk dirinya.

Raya berusaha untuk bangkit sebelum Kai benar-benar membuat kata-katanya menjadi nyata.

“Kai lepaskan aku!” pinta Raya.

Sekarang dirinya merasa khawatir melihat Kai yang sedang melakukan gerakan yang sama berulang-ulang agar miliknya mengeras sempurna.

“Lepaskan? Kita bercinta dulu, Sayang. Jangan egois, aku tadi sudah memuaskanmu lebih dulu. Sekarang giliranku!”

Andai Kai hanya meminta haknya, mungkin Raya akan berusaha ikhlas meski lelaki itu menyentuhnya tanpa cinta, tapi tidak …

Kai memegang ponselnya dan mendengar suara erangan dari ponsel itu.

“Ini making love pertama kita, tapi sungguh aku tidak mencintaimu dan sedikitpun aku tidak bisa ‘bangun’ meski melihat kau telanjjang begini. Aku butuh bantuan Vero untuk melakukannya,” dusta Kai tanpa perasaan sambil menunjukkan layar ponselnya di mana Vero sedang polos mengerang karena ulahnya.

Entah kapan video syur Vero itu direkam, dan entah sejak kapan Kai menyimpannya, Raya tidak pernah tau. Yang dia tau ini menyakitkan. Bagaimana bisa seseorang suami berhubungan intim dengan istrinya sambil melihat video syur wanita lain yang dicintainya

Kai kembali membuka kaki Raya lebar-lebar sambil sebelah tangannya memegang HP dengan suara Vero yang mendesah nikkmat di HP.

“Kamu sudah basah, Sayang. Ini mah gampang dimasukin. Nggak bakal sakit. Kamu masih perawan kan?” ejek Kai.

“Kamu keterlaluan Kai. Kamu seharusnya nggak boleh melakukan ini kepadaku. Kamu jahat!!!” kata Raya hampir menangis.

“Kalau kamu tahu aku jahat, harusnya kamu menolak permintaan Papa untuk menikah denganku. Harusnya kamu jauh-jauh dari kehidupanku!”

Kai menyeringai tak peduli. Ia kini menggesek-gesek ujung senjatanya dan mulai mencari-cari pusat kenikmatan Raya dengan meraba-rabanya.

Ok, pas!

Baiklah, Kai! Mari menuju tak terbatas dan melampauinya.

Senjata tumpul itu ia dorong dan merengsek masuk.

Terasa ada yang menghalangi. Ternyata benar Raya masih original virgin.

Kai menuntun lagi miliknya dan memposisikannya agar pas. Lalu … ia dorong sekuat mungkin.

Senjata itu terasa sesak namun tetap memaksa masuk, sementara itu Raya meringis sambil mengernyitkan kening. Terasa ada yang robek di bagian bawah tubuhnya, terasa ngilu saat pertahanannya didobrak masuk.

Sekali lagi! Kai menarik mundur benda itu dan memasukkannya lagi secara berulang hingga goa hangat itu terasa sedikit leluasa. Usai itu, pria itu pun melakukanya dengan brutal sambil menonton video Veronica.

Sakit. Rasanya sakit tak hanya tubuhnya, tapi jiwa dan raganya juga.

Air mata Raya menetes di sudut matanya tanpa ia keluar sepatah katapun. Ia membiarkan saja Kai maju mundur di atasnya, melakukan apa pun yang dia mau, meremas, memilin puncak dadanya dan juga memilin k*cang kecil di antara labianya.

Setelah beberapa saat pria itu pun memperlambat gerakannya dan membasahi v Raya dengan cairan kental itu.

Raya pikir itu sudah usai , nyatanya Kai belum cukup. Pria itu kini melempar ponselnya lalu membuka ikatan bra pada pergelangan tangan Raya namun bukan untuk melepaskan Raya melainkan menelungkupkan badan istrinya itu dengan posisi kepala Raya di atas bantal.

Kai mengangkat sedikit perut Raya untuk membuat posisi Raya n*ngging.

Raya merasa dua jari kai masuk ke dalam lobangnya dan keluar masuk di sana sebelum pria itu memasukinya lagi sambil memeluknya dari belakang. Raya tak berdaya saat ia merasakan milik Kai menghunjamnya dalam-dalam. Perih seakan terbakar.

Raya bergetar saat posisinya diubah lagi. Kali ini posisi ia menduduki barang Kai. Dan kembali pria itu mengayun dirinya dari belakang sambil meremas payudaraa Raya. Sementara Kai mengecupi belakang telinganya.

“Keluarkan, Ray! Kita bareng-bareng!”

Entah kenapa nada Kai kali ini lebih lembut di telinganya seperti merayu, tidak sama seperti beberapa waktu lalu.

Raya enggan menuruti karena sakit hati, tapi saat Kai menstimulasi kliitorisnya lagi, Raya seperti menggila ikut mengimbangi ritme Kai di belakangnya.

“Kau seksi, Raya. Beri aku denyutan itu lagi, ayo! I love it. Kamu seksi, Honey. Shiiit!”

“Ahhhh ….”

Raya mengerang merasakan bagian bawahnya berdenyut kuat seiring Kai meremas kuat dadanya dan memaksa ia menoleh ke samping. Di saat bersamaan Kai menciumnya, mencubit kliitorisnya dan menghunjam dalam-dalam V-nya. Puncak pelepasan yang sempurna! Raya melenguh nikmat.

Kai merasakan denyutan yang diinginkannya, hangat dan menjepit membuatnya merasakan orgasssme detik itu juga.

“Rayaaa, arhh shit, … aku keluar …”

Bersamaan dengan itu, cairan Kai keluar lagi menyirami v Raya, dan mereka pun tumbang bersama.

***

Bersambung...

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Related chapter

  • Membuatmu Takluk Padaku   Nyonya Besar

    Kai terbangun di sore hari dan menemukan dirinya dalam keadaan polos di bawah selimut. Ia meraba sisi sebelahnya namun tak menemukan siapa-siapa di sana.Dimana Raya? Apa dia sudah bangun? Kai duduk untuk melihat sekitarnya. Istrinya itu tak ada lagi di sana, padahal tadi Kai sempat terbangun dan masih melihat Raya yang tertidur kelelahan di sebelahnya sebelum ia melanjutkan tidurnya kembali. Sekarang Raya sudah tidak ada. Mungkin dia sudah kembali ke kamarnya.Hoaaaaam … Kai menguap dan membuka mulutnya lebar-lebar sambil meregangkan ototnya. Saat ia menyingkap selimut, pandangan matanya tertumbuk noda merah kecoklatan di seprai. Kai tertegun. Berarti tadi siang, ia sudah berhasil menjebol kesucian istrinya itu. Raya pasti sangat terpukul saat ini. Kai juga merasa sedikit menyesal.Ia kini mengusap wajahnya kasar. Andai saja ia bisa lebih mengontrol emosi, pasti hal seperti ini tidak akan terjadi. Padahal selama ini Kai tidak pernah sedikitpun terpikir ingin menggauli gadis itu me

    Dernière mise à jour : 2025-04-23
  • Membuatmu Takluk Padaku   Kamu Cinta Dia?

    “Itu Kai! Itu Kai!”Segerombolan wartawan segera datang menyongsong mobil Vero begitu keduanya tiba di area parkir gedung resepsi di mana pesta pernikahan putri Abhi Seta sang sutradara kondang berlangsung.“Kamu siap?” tanya Vero menguatkan Kai.Kai merapikan pakaiannya dan mengangguk. Sepanjang perjalanan tadi ia dan Vero memang sudah sepakat untuk tidak berusaha menghindari wartawan karena semakin mereka menghindar akan semakin gencar para wartawan itu menyerang mereka.“Lihat! Lihat! Mereka datang bersama!” “Kai! Kai!!”Dalam sekejab beberapa wartawan langsung mengerubungi mereka.“Kai!! Boleh jawab beberapa pertanyaan kami Kai?”Kai menghela napas.“Oh, ayolah! Aku bahkan belum bertemu pengantinnya,” keluhnya.“Hanya sebentar, Kai. Kenapa anda tidak datang bersama Raya, istri anda? Kenapa malah datang bersama Vero?”“Raya lagi tidak enak badan. Lagi pula memangnya kenapa kalau aku datang bersama Vero? Kami berteman, apa tidak boleh teman datang bersama?” jawab Kai santai.Vero b

    Dernière mise à jour : 2025-04-23
  • Membuatmu Takluk Padaku   Kekanakan

    Kai masih menatap tajam Raya dan Daniel yang sedang asyik bercerita sambil tertawa di meja yang lain. Sesekali dia tampak melihat keduanya saling menawarkan makanan yang mereka punya kepada satu sama lain.“Wow, aku nggak tau kalau Raya punya sahabat sedekat itu. Lihat mereka! Mereka terlihat dekat, eh maksudku lebih kelihatan ke mesra. Bagaimana menurutmu, Kai?”Pertanyaan Vero terdengar seperti memprovokasi. Kai tidak bereaksi apa pun. Bahkan pandanganya pun masih terpaku pada meja bundar yang berjarak beberapa meja dari tempatnya berdiri.“Maksudku, kamu percaya nggak sih kalau mereka hanya sahabat? Jangan-jangan sebelum menikah denganmu mereka sebenarnya adalah sepasang kekasih? Aghhh, atau jangan-jangan diam-diam di belakang semua orang mereka … Ck! J*lang itu!”“Stop it! Vero, jangan mengada-ada. Saat ini saja sudah banyak sekali wartawan yang mencari-cari sesuatu yang bisa menjatuhkan aku. Tolong jaga kata-katamu! Jika ada yang mendengar, nama baikku juga yang dipertaruhkan!” t

    Dernière mise à jour : 2025-04-23
  • Membuatmu Takluk Padaku   Ikut

    “Jadi, kamu sahabatnya Raya?”Setelah beberapa waktu di meja itu ada drama tak jelas antara Kai dan Raya, akhirnya Vero berinisiatif membuka percakapan dengan Daniel agar situasi tidak begitu canggung sekaligus ia juga ingin mengorek apakah ada hubungan lain dan istimewa antara Daniel dan Raya yang bisa dia manfaatkan untuk memisahkan kekasihnya dan istrinya itu.“Ya, begitulah,” jawab Daniel seadanya.“Oh ya? Sahabat bagaimana? Terus terang kami juga agak sedikit terkejut. Ngomong-ngomong saya juga sudah kenal lama dengan Raya dan Kai tapi tidak pernah mendengar kalau dia punya sahabat dekat. Kamu juga nggak tau kan, Kai?” Vero meminta dukungan pada Kai untuk memperkuat statementnya.Kai berdehem malas.“Ya nggak perlu juga sih dikasih tau. Aku rasa kamu dan Kai sudah cukup sibuk untuk sekedar perlu diberi tahu siapa-siapa yang jadi teman dekatku. Penting nggak sih?” jawab Raya tak bisa menyembunyikan keberatan atas kekepoan Vero terhadap urusan pribadinya.“Gua cuma nanya. Takut ama

    Dernière mise à jour : 2025-04-24
  • Membuatmu Takluk Padaku   Kau Tidak Seperkasa Itu!

    “Rumah kamu sebelah mananya rumah ibunya Raya?” tanya Kai memecahkan keheningan di antara mereka bertiga dalam perjalanan pulang ke rumah mertuanya itu.Daniel memerlukan waktu beberapa saat untuk menjawab pertanyaan Kai karena ia sedang membelokkan mobil ke arah kanan.“Persis di sebelahnya,” jawab Daniel.“Kanan atau kiri?”Raya yang duduk persis di belakang mereka berdesis sebal.“Kalau datang dari pintu masuk kompleks rumah Raya duluan,” jawab Daniel.“Oh,” jawab Kai singkat.Pria itu sepertinya sedang mengingat-ingat bentuk-bentuk rumah di sekitar tempat tinggal Raya. Seingatnya tidak ada rumah yang begitu besar di sana, tetapi entahlah, Kai juga tidak bisa memastikan karena dia sendiri hampir tidak pernah ke sana kecuali kalau lebaran, itu pun kalau mama dan papanya memaksanya untuk pergi ke sana.Namun ternyata tidak seperti dugaannya, karena saat Daniel menurunkan mereka tepat di depan rumah Raya, Kai da

    Dernière mise à jour : 2025-04-24
  • Membuatmu Takluk Padaku   Sama-sama Enak

    “Ray? Kamu tadi bukannya pergi sama …”Ibunya Raya tidak meneruskan pertanyaannya setelah mempertimbangkan bahwa tidak baik ia menyebut nama laki-laki lain sebagai orang yang pergi bersama dengan putrinya di depan menantunya sendiri.“Kamu bisa barengan sama Kai …” Perempuan itu lagi-lagi ragu melontarkan kalimat lagi.“Humm … ketemu di undangan. Rupanya Daniel ngajak aku ke undangannya Silvya, anaknya Pak Abhi, sutradaranya Kai,” jawab Raya datar.Bu Sari, ibunya Raya melirik khawatir pada Kai. Menantunya itu pasti marah makanya sampai ikut pulang ke rumahnya, begitu pikir Bu Sari. Meskipun Bu Sari bukannya tidak tahu kalau rumah tangga anak dan menantunya itu dari sejak awal tidak harmonis, tetapi tetap saja dia memaklumi jika seorang suami pasti marah jika melihat istrinya pergi dengan lelaki lain.“Nak Kai, ayo masuk! Jangan berdiri di situ saja!” ajak Bu Sari sambil menarik tangan menantunya itu agar masuk ke dalam rumah.Ka

    Dernière mise à jour : 2025-04-24
  • Membuatmu Takluk Padaku   Kenikmatan Yang Terulang

    Selama beberapa detik lamanya, Raya dan Kai saling tatap. Jarak mereka begitu dekat, mungkin hanya berjarak sekitar lima centimeter saja.Kai melihat wajah Raya dengan sorot mata menantang dan senyum smirk yang begitu menyebalkan. Tentu saat ini Kai merasa menang. Raya kini masuk perangkapnya lagi. Hanya mereka berdua di dalam kamar yang tidak begitu luas ini, Raya bisa apa? Tidak mungkin dia menjerit-jerit minta tolong sementara ibunya ada di bawah bukan?Raya mengernyitkan kening ketika Kai dengan begitu berani dan tak ada aba-aba mulai menarik kepalanya dan bermaksud menciumnya.Oh, tapi tentu tidak lagi kali ini!Buggh!!!Tanpa diprediksi oleh Kai, Raya tiba-tiba membenturkan kening mereka berdua sekeras-kerasnya.“Arggggh!!!”Kai memekik kesakitan merasakan hantaman dari adu jotos kepala mereka. Ia memegangin kepalanya dengan kedua tangan.Raya sendiri ikut memijat-mijat dahinya merasakan sedikit pusing aki

    Dernière mise à jour : 2025-04-25
  • Membuatmu Takluk Padaku   Curiga

    “Kamu tadi malam kemana aja?” tanya Vero pada Kai.“Aku nggak kemana-mana,” jawab Kai.“Kamu bohong! Kamu pergi sama dia kan?”Vero yang sedari tadi duduk di meja makan, kini berdiri dan menantang Kai dengan pandangan tajam.“Kamu itu apaan sih? Orang baru pulang kerja bukannya disambut dengan ceria malah banyak drama. Udah, aku capek! Aku mau mandi dulu!”Kai berjalan menuju sebuah pintu.“Tunggu! Kamu nggak bisa dong main pergi tanpa menjelaskan apapun padaku!”Kai menghela napas panjang.“Nggak ada yang perlu dijelasin,” jawab Kai singkat.“Ada! Ada banget! Kamu sekarang berubah! Kamu sekarang jujur sama aku. Kamu harus jelasin ke aku bagaimana perasaan kamu yang sebenarnya ke dia? Kamu cinta sama dia? Serius kamu mau menduakan aku?” teriak Vero histeris sambil memukul-mukul dada Kai.Kai memejamkan matanya sesaat sebelum ia menjawab pertanyaan perempuan yang ada di depannya itu dengan raut

    Dernière mise à jour : 2025-04-25

Latest chapter

  • Membuatmu Takluk Padaku   Pengantin Baru?

    Lutut Raya terasa lemas ketika lagi-lagi Kai melakukan sesuatu yang dia sukai di bawah sana. Raya merasa frustasi tapi itu nikmat. “Ohhh …” lenguhnya ketika suaminya itu mempercepat jilaatannya dari atas ke bawah labiaanya.Sungguh gila apa yang dilakukan Kai saat ini. Di dalam mobil, di pinggir jalan raya? Bagaimana kalau ada yang lihat? Meski kaca film mobil itu gelap, tapi Raya tetap masih saja tidak merasa aman. Dengan setengah sadar, Raya menutup kembali setengah dadanya yang menyembul terbuka akibat ulah Kai tadi. Sementara ia hanya bisa melihat Kai yang masih berjongkok di depannya dengan wajah terbenam di antara kedua pahanya yang dia tekuk.Raya meremas rambut Kai saat merasa Kai menghisap daging mungil yang ada di sana.“Ouhh Kai …”Sesaat Raya berusaha meronta ingin melepaskan diri dari gelombang rasa itu. Namun Kai semakin mengenggam erat tangan Raya seolah ingin memberi kekuatan pada Raya untuk melewati semua rasa aneh yang istrinya itu rasakan sehingga yang tersisa han

  • Membuatmu Takluk Padaku   Oralll

    “Kok kamu ngomong gitu?” tanya Kai sambil mengernyitkan keningnya.Raya geleng-geleng kepala.“Nggak apa-apa. Sudah deh, mending kamu turunin aku di sini, atau antar aku ke resto aja. Balik sana ke Vero! Entar dia salah paham lagi. Kamu nggak lihat tadi? Matanya hampir copot pas kamu bilang mau ngantarin aku?” kekeh Raya.Kai yang sedari tadi menyetir mobilnya dengan tenang, tiba-tiba saja banting setir dan meminggirkan mobilnya secara tiba-tiba.Ckiiiitt!!!!Raya merasa jantungnya hampir copot seketika.“Kai? Kau gila?!” umpatnya.Kai tertawa mengejek.“Hahaha, ada apa denganmu, Raya? Kau …”Kai mendekatkan wajahnya kepada Raya.“Apa sekarang kau mulai cemburu pada Vero?” bisiknya dengan nada mengejek.Raya mendengus kasar dan mendorong tubuh pria itu agar menjauhinya.“Cemburu? Aduh, please deh! Jangan membuatku tertawa. Kau mau kawinin dia di depanku sekarang pun nggak masalah. Suer deh! Apaan, cemburu segala sama Vero. Iyuuuh, eneg banget,” kata Raya sambil tertawa terpingkal-ping

  • Membuatmu Takluk Padaku   Pernikahan Di Atas Kertas

    Raya terperangah mendengar penjelasan Abhi. “Berita kehamilan?” gumam Raya mengulang sepenggal kata-kata yang diucapkan Abhi Seta baru saja.“Ya, berita kehamilan akan membuat netizen dan para fans bahkan haters memberikan simpatiknya pada kalian. Itu adalah kesempatan yang bagus untuk memperbaiki citra Kai. Aku pribadi mengharapkan agar itu sungguhan terjadi, jadi tidak perlu ada gimmick. Bagaimana menurut kalian?” tanya Abhi Seta.Raya menggeleng tak setuju. Ia bahkan tidak habis pikir, kenapa Kai yang membuat skandal, lalu dia terus yang harus ikut bertanggungjawab untuk memperbaiki citra Kai? “Maaf, Pak. Aku rasa aku tidak bisa membuat gimmick seperti itu. Jujur saja aku tidak ingin membuat gimmick yang akan membuat orang tuaku dan orang tua Kai kecewa nanti. Mereka punya harapan yang besar untuk memiliki cucu dalam waktu dekat tapi aku …” Raya tidak meneruskan kalimatnya. Ia takut Kai salah paham dan mengira dirinya ingin memiliki anak dengan Kai.“Lalu? Kalau begitu kenapa t

  • Membuatmu Takluk Padaku   Gimmick

    “Kamu sudah gila? Untuk apa aku menghindar dari kamu? Udah ah, minggir!” Raya berusaha mendorong tubuh Kai dari hadapannya.“Kalau begitu kenapa kamu nggak pulang selama dua hari ini?” “Aku sudah bilang alasannya tadi.”“Alasan yang dibuat-buat,” balas Kai.“Terserah kalau kamu nggak percaya. Sekarang tolong menyingkir!”Kai sebenarnya masih tidak puas dan ingin berlama-lama menahan Raya, namun akhirnya dia terpaksa melepaskan wanita itu pergi karena ada kru yang ingin masuk ke toilet dan ia tidak ingin masalah mereka didengar orang lain.Kai akhirnya ikut kembali ke tempat tadi beriringan dengan Raya yang berada di depan. Semua kru sinetron Madu untuk Maudy melihat hal itu tak urung menggoda mereka.“Kai?? Busyeeet!! Lu posesif banget deh. Sampai ke toilet bini lu, lu ekorin juga. Bucin banget lu!” seru seseorang yang memang sering saling bercanda dengan Kai.Kai sempat melihat kilatan amarah di mata Vero saat menoleh ke arah mereka. Kai berpikir mungkin dia memang agak sedikit kete

  • Membuatmu Takluk Padaku   Menghindar

    “Ok, satu scene lagi kita istirahat ya. Kai di sini adegan kamu harus cium Maudy. Nggak benaran. Nyamping aja, kamu paham maksudku kan?” Kai mengangkat jempolnya pada Abhi Seta. Di saat yang sama ekor matanya menangkap kehadiran seseorang yang selama beberapa hari ini mengganggu pikirannya.Kenapa dia ada di sini? begitu pikir Kai. Setelah dua hari Kai tidak melihatnya di rumah kini dia muncul di tempat syutingnya Kai.“Siaaap? Camera! Rolling …. Action!!!”Lalu Kai pun meraih pundak Vero dan menariknya dengan bersemangat serta mendekatkan wajah mereka. Sangat dekat hingga bibir mereka hampir bersentuhan. Orang-orang yang berada di sana sampai menahan napas dibuatnya. Tak terkecuali Raya.Masalahnya Kai terlalu over acting. Untuk tayangan sinetron di layar televisi, adegan berciuman tidak akan lulus sensor dan mungkin malah akan dapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia.Tapi berbeda dengan Abhi Seta. Sutradara itu membiarkannya saja karena dia yakin Kai tidak akan berani sejauh

  • Membuatmu Takluk Padaku   Uring-uringan

    Pagi ini Kai masih berada di kamarnya. Ia baru saja dapat kabar kalau mereka tidak syuting hari ini dikarenakan Firman masih marah perkara masalah kemarin. Kai dan Vero kemarin sudah berusaha menghubungi Firman untuk meminta maaf agar proses syuting sinetron kejar tayang yang mereka produksi bisa terus berjalan meski Abhi Seta sedang berada di luar kota untuk menghadiri resepsi pernikahan anak dan menantunya di keluarga sang besan. Namun usaha Kai dan Vero itu sepertinya tidak membuahkan hasil. Firman bahkan mengabaikan panggilan telepon dari mereka berdua dan tidak membalas pesan yang mereka kirim. Dan benar saja, rupanya hari ini dia juga melakukan mogok kerja. Kai dapat kabar itu dari kru yang ada di sana.Vero juga tak lupa mengabarinya.“Gimana donk kalau Firman tetep mogok kerja? Pak Abhi bisa marah, terus gimana ke stasiun TV kalau kita ga produksi?” kata Vero dengan gelisah.“Sudah, nggak usah panik begitu. Kalau masalah stasiun TV aku rasa untuk beberapa waktu, mereka masih

  • Membuatmu Takluk Padaku   Ada Apa Denganmu, Kai?

    Kai menghela napas setelah tahu apa yang membuat Vero uring-uringan sedari tadi. Entah dari mana dia mendapat informasi tersebut, tapi sekarang Kai harus bisa berdalih untuk menghilangkan kecurigaan Vero kepadanya.Vero adalah tipe cewek gila yang akan nekat berbuat apapun yang dilakukannya jika Kai tidak berhasil membujuknya. Hubungan mereka selama bertahun-tahun ini saja sudah merupakan pencapaian terbesar Kai bisa menjinakkan Vero sehingga gadis itu mampu bertahan dengannya tanpa nekat berbuat sesuatu yang bisa mengakibatkan kerugian pada mereka berdua.“Ok, baiklah. Aku minta maaf soal itu. Sejujurnya aku nggak tahu kamu dapat informasi itu dari mana. Itu memang benar. Kemarin aku pergi ke butik untuk menemui mama, tapi aku nggak bohong. Papa memang lagi sakit. Makanya mama meminta Raya untuk menemaninya membeli obat papa ke apotik.”“Aku juga nggak tahu kalau dia ikut. Mama suruh aku datang ke butik sebelum kita pulang bareng ke rumah untuk pesan baju untuk acara pernikahan anak

  • Membuatmu Takluk Padaku   Ada Yang Kamu Sembunyikan Tentang Dia

    “Kai, lo di mana? Lo mentang-mentang Pak Abhi lagi nggak di sini, li jangan seenaknya dong! Semua kru dan anak-anak Sudah dari tadi nungguin lo! tapi lo-nya nggak datang-datang. Kalau begini gimana syutingnya bisa jalan? Arghhh!!”Terdengar teriakan kesal Firman di seberang telepon sana.Kai memejamkan mata sambil memijat-mijat pelipisnya. Entah apa yang terjadi dengannya. Sepulang dia dari rumah orang tuanya tadi malam, Kai di dalam kamarnya tidak bisa tidur karena pikirannya saat tidak bisa lepas dari Raya.Semalaman yang dia lakukan hanya mondar-mandir keluar dan masuk kamar cuma untuk melihat apakah Raya membuka pintu kamarnya. Sepele, namun ia merasa perlu menanyakan kenapa Raya meninggalkan dia di rumah orang tuanya di saat dia sedang tertidur. Sementara untuk mengetuk pintu kamar wanita itu dan bertanya langsung entah kenapa ia merasa sungkan melakukannya. Ah, Kai! Kau bodoh sekali, umpatnya dalam hati pada dirinya sendiri.“Maaf, Fir. Gue merasa kurang fit dari kemarin. Maka

  • Membuatmu Takluk Padaku   Tidak Sabaran

    Sambil berjalan menuju ke kamar, Raya menatap botol suplemen di tangannya dengan hati yang masygul. Ia sungguh tak habis pikir dan tak menyangka kalau mertuanya akan memberikan sesuatu yang berat di pundaknya saat ini. Harapan. Harapan agar Raya bisa memberikan mereka keturunan layaknya menantu lain. Entah dari mana Mama Irma seyakin itu kalau dia dan Kai telah melakukan hubungan seperti pasutri lain. Ah, tentu saja. Raya mengusap wajahnya hingga ke kepala. Pastilah kiss markyang ditinggalkan oleh Kai itu yang membuat Mama Irma akhirnya tahu kalau telah mereka telah …Ahh, si brengsek itu! Dia benar-benar telah menindas Raya dan membuat wanita itu kehilangan muka. Tak hanya ibunya, Saroh, bahkan kini mertuanya pun tahu kalau mereka telah menjadi pasangan suami istri yang sesungguhnya.Sekarang bagaimana ya, Tuhan? Apa yang harus Raya lakukan.Mertuanya menginginkan ia agar segera hamil, tapi … mungkinkah itu?Jujur, dari awal pernikahan ini ada, Raya tidak pernah terbersit sedikit

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status