Dilamar mantan saja bakal kaget, tapi gimana kalau tiba-tiba kita malah dilamar kakaknya mantan?! Kaira yang baru kembali ke tanah kelahirannya, merasakannya! Gadis itu mendadak dilamar Davian Rajendra karena suruhan mantan Kaira sendiri. Apa yang sebenarnya terjadi? Lalu bagaimana kisah Davian dan Kaira selanjutnya?
View MoreKaira keluar dengan berjalan tertatih setelah menyelesaikan kegiatan bersih-bersihnya di kamar mandi. Wanita itu sudah nampak lebih segar dengan aroma sabun yang menguar. Jelas membuat Davian turut melirik istrinya yang kesusahan berjalan itu. Davian hendak membantu, namun gesture tangan Kaira jelas menolak. Pada akhirnya Davian membiarkannya dan hanya bisa mengawasi sampai istrinya duduk di sofa dengan selamat.Davian kini sudah setidaknya menggunakan kaos dan celana panjang santainya. Lebih nyaman untuk Kaira tatapi setidaknya. Wanita itu teralihkan fokusnya saat sadar bahwa sang suami sedang berusaha mengatur ulang barang bawaan mereka untuk masuk ke dalam koper. Sebagai seorang istri yang baik, tentu saja Kaira hendak melakukannya. Packing barang-barang bawaan sebelum meninggalkan hotel. Namun rupanya Davian lebih gesit daripada yang ia kira. "Kamu istirahat saja! Aku sudah hampir selesai, kok! Yang masih tersisa diluar tas hanya peralatan makeup kamu di meja dan juga pakaian y
Keesokan paginya, Kaira perlahan terbangun dan menemukan dirinya terbungkus dalam selimut dengan nafas hangat yang secara teratur menerpa lehernya dari belakang. Dia juga menyadari lengan kuat suaminya tengah melingkari tubuhnya dengan sangat posesif. Tubuh yang kokoh itu menempel di punggungnya. Berbagi kehangatan satu sama lain tanpa memberi jarak sedikitpun.Sejujurnya, ini adalah perasaan yang luar biasa, perasaan paling asing namun menyenangkan yang sepertinya pernah Kaira rasakan. Meskipun setelah itu, dia mulai merasakan sakit di sekujur tubuh.Dia meringis tanpa suara. Kali pertamanya semalam dan gempuran Davian yang menggila merupakan kombinasi luar biasa yang membuatnya hampir lupa daratan. Seluruh tubuhnya terasa kaku dan juga pegal. Kakinya bahkan terasa seperti jelly, pinggulnya sakit, lengan lemas, dan perut keram seperti habis dijahit. Kombinasi pagi yang luar biasa, belum pernah sebelumnya dia merasakan kelelahan ini. Bahkan jika dibandingkan dengan ingatannya tentang
Nafas Kaira tercekat ketika sang suami semakin melebarkan pahanya lantas menurunkan tubuhnya sendiri. Posisi Kaira terduduk di atas meja dengan kaki terbuka lebar dan pakaian sudah tak lagi di tempat yang semestinya. Menahan nafas ketika nafas Davian yang hangat berada tepat dihadapan intinya. Bibir Davian mengulas senyuman licik saat menatap wajah istrinya yang memerah. Tanpa aba-aba, Davian memulai aktivitasnya sehingga Kaira yang terkejut juga tanpa aba-aba melolongkan desahannya.Rasanya menyebalkan sekali. Sesuatu yang bagi Kaira seharusnya tidak perlu dilakukan, ingin menolak tapi entah mengapa tubuhnya seolah bereaksi sebaliknya. Saat ini dia tidak tahu apa yang dia inginkan, hanya bisa mengikuti respon tubuh yang benci dia akui sepertinya menginginkan lebih. Kaki Kaira bergerak-gerak hendak menjepit kepala Davian sebab sensasi asing yang tengah dirasakannya. Bukan hanya geli, Kaira serasa hampir menggila karenanya. Davian terus menahan pahanya agar tidak terus bergerak. Seme
Sayang sekali, kapal yang Davian sewa untuk makan malam romantisnya bersama Kaira tidak menawarkan fasilitas untuk menginap atau tidur di dalam kapal. Mereka turun di dermaga tepat lima menit setelah kalimat ambigu dari Kaira terucap. Setelah turun, tak ada percakapan berarti yang terjalin. Supir telah menunggu mereka dan Davian hanya menarik istrinya untuk cepat masuk ke dalam mobil dan bahkan masih tidak melepaskannya setelah mereka sampai resort sehingga Kaira hampir seperti ditarik paksa olehnya."M-mas! Pelan-pelan!" Keluh Kaira dalam perjalanan menuju kamar mereka. Davian melirik Kaira sekilas saat keduanya berada dalam lift. Mengendurkan cengkramannya, tentu saja tanpa melepaskan pegangannya pada sang istri. Netra lelaki itu tajam menatap Kaira yang masih bertanya-tanya tentang apa kiranya kesalahan yang dia lakukan hingga Davian nampak sedingin itu. Padahal sebelumnya mereka baik-baik saja, kan?Kurang dari dua puluh menit, Davian berhasil memboyong istrinya kembali ke kamar
Suasana sungai Chao Phraya sangat memukau. Ketika kapal mulai berlayar, pemandangan gedung-gedung tinggi dan kuil-kuil megah yang diterangi lampu malam di kedua sisi sungai terlihat indah. Cahaya lampu berkilauan di atas permukaan air yang tenang, memberikan kesan romantis. Suara gemericik air yang tenang berpadu dengan musik lembut di latar belakang, menciptakan atmosfer yang damai namun berkesan.Angin malam yang sepoi-sepoi memberikan kesejukan yang menyenangkan, sementara aroma hidangan khas Thailand yang disajikan di kapal menggugah selera. Kilauan jembatan dan lampu kota yang memantul di sungai menambah suasana elegan, terutama saat kapal melewati ikon-ikon kota seperti Wat Arun dan Grand Palace. Suasana ini memberikan pengalaman yang mendalam, menyejukkan, dan sempurna untuk menikmati makan malam dalam suasana romantis di tepi sungai yang bersejarah.Sebuah atmosfer yang sempurna bagi sepasang sejoli yang tengah hangat-hangatnya.Kaira mengerjap pelan saat merasakan Davian mene
Rupanya ada rencana lain yang Davian hendak wujudkan saat dia memboyong sang istri ke Chao Phraya. Kaira sudah mulai merasakan keganjilan saat Davian tak kunjung membawanya kembali ke resort. Lelaki itu seolah selalu punya topik baru untuk mengalihkan pertanyaan Kaira tiap kali wanita itu mengatakan bahwa ini sudah cukup larut dan menanyakan kapan mereka akan kembali ke penginapan.Davian menggiringnya menuju jembatan kayu. Dengan ringan menarik Kaira untuk memasuki kapal pesiar yang tengah bersandar."Mas.." ragu Kaira. Wanita itu sedikit takut untuk menjejakkan kakinya melangkah naik.Melihat itu, Davian tersenyum lantas menggenggam tangannya dengan lembut."Sini, aku bantu!" Ragu-ragu Kaira mulai melangkahkan kakinya masuk. Mulai merasakan sedikit pergerakan dari kapal yang sepertinya hendak berlayar."Kamu takut?" Tanya Davian.Kaira yang masih belum melepaskan genggamannya pada Davian dan bahkan kini cukup merapat seolah masuk dalam pelukan sembari memandangi sekitarnya. Mencoba
Memang benar bahwa waktu adalah hal paling berharga yang tak boleh disia-siakan. Rasanya baru sebentar menyusuri beberapa tempat wisata di Thailand. Namun sekarang ini langit gelap telah menyapa dua insan berbeda gender yang tengah berjalan kaki menyusuri jalanan malam Bangkok. Seharian bersama Davian menguak banyak sisi baru dari lelaki itu yang tak banyak dia ketahui sebelumnya. Kaira tak sadar bahwa orang seperti Davian sebenarnya punya banyak kesamaan dengannya terutama dalam selera arsitektur, bacaan, musik dan bahkan suasana favorit. Poin plusnya, Davian juga seorang expert jika itu bicara tentang arsitektur.Sekarang ini, keduanya sama- sama tersesat dalam pekatnya malam. Di tepian Sungai Chao Phraya yang tenang, gemerlap lampu Asiatique The Riverfront mulai menyala, menambah kehangatan suasana malam di Bangkok. Kaira dan Davian berjalan beriringan, tangan mereka bersentuhan sesekali, menikmati angin malam yang sejuk setelah seharian menjelajahi pasar dan wahana di sekitar kaw
Sepasang insan yang masih anyar-anyarnya tertaut sebagai sepasang suami istri itu bangun dari tidur cukup lebih pagi daripada biasanya. Perjalanan liburan mereka hari ini agendanya cukup padat sehingga mengharuskan mereka berdua berangkat pagi-pagi buta.Meskipun keduanya hanya tidur kurang dari empat jam. Memori panas semalam masih cukup mengganggu mereka. Terutama Kaira yang sampai sedikit canggung tiap melihat suaminya. Meski begitu, ego wanita itu terluka saat menyadari mungkin hanya dirinya yang merasakan kecanggungan akibat semalam. Pada akhirnya, dia mencoba untuk bermain dengan apik. Davian keluar dari kamar mandi dengan pakaian kasual yang menambah kadar ketampanannya. Lelaki itu memilih kaus berkerah berwarna biru tua dan celana panjang khaki yang ringan namun tetap rapi. Dia mengenakan sepatu slip-on yang mudah dilepas serta melengkapi penampilannya dengan kacamata hitam.Sementara itu, Kaira memilih pakaian yang nyaman namun tetap sopan untuk kunjungan mereka. Agenda per
Hening menyerang namun tidak satu-pun dari sepasang insan tersebut mundur dari posisinya masing-masing. Kaitan netra keduanya kian panas seolah masing-masing menggelanyarkan api pada lawannya. Sensasi menyenangkan menggelitik keduanya. Kaira merasa sisi rasionalnya mungkin akan menolak, tapi ada dorongan lain yang membuatnya kini dengan perlahan justru mendorong suaminya kebelakang—posisi tidur telentang dengan Kaira bebas berkuasa diatasnya."Nggak masalah. Aku akan membuktikan kalimatku," ujarnya sebelum menyampirkan rambutnya. Gadis itu dengan berani menduduki Davian. Kaira kembali menyerang bibir, mengecup dan memagut dengan lebih bertempo dibanding sebelumnya. Davian di sisi lain tentu saja mengikuti instingnya. Laki-laki itu tersenyum dalam ciuman mereka. Memegang pinggang ramping Kaira sembari membalas pertikaian bibir mereka yang lebih dalam dan juga lebih lembut dari ciuman awal.Dia merasakan bahwa Kaira penuh dengan kehangatan, gadis itu selalu punya cara untuk membuatnya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments