Share

Bab 16b

“Habis ini, kita jangan sering-sering pulang,” ujar Sekar saat dia sudah duduk di sebelah Gilang, dalam kereta yang membawanya kembali ke Jakarta. Bisa bangkrut keuangan jika terlalu sering pulang. Meskipun kepulangan saat ini tiketnya dibayar oleh Gilang. Tapi, kalau dipikir-pikir, tiket buat dua orang pulang pergi, sama dengan bayar kosan Sekar sebulan masih sisa.

Gilang hanya diam saja. Jika biasanya dia asik dengan hpnya saat di kereta, kali ini dia sudah tak tertarik dengan hapenya. Pesan yang selama ini ditunggunya, panggilan yang selama ini dinantinya, kini sudah tak ada lagi.

Memang, Sakina masih mengirim pesan padanya, ataupun menelponnya sejak lamaran itu. Tapi, kini Gilang sadar, dia hanya sebatas teman curhat. Toh, Sakina sudah benar-benar menerima lamaran pria lain. Bukan lagi sekedar pacar atau gebetan. Tak ada lagi yang diharapkan dari seorang Sakina. Bahkan, Sakina tampak bahagia. Buktinya, dia sengaja mengunggah kebahagian itu di akun sosmednya.

“Kamu nggak penas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status