Share

Bab 28c

“Memang kamu nggak takut kalau dilaknat malaikat sampai pagi?” Suara Gilang setengah merayu.

Sekar menggerakkan bola matanya ke kiri dan ke kanan. Hatinya kesal. Mengapa sih lelaki harus punya kuasa dan menggunakan cara-cara intimidasi. Apa wanita tak punya hak untuk marah dan memberinya pelajaran? Kenapa harus ditakut-takuti dengan laknat? Apa dia tak punya cara lain yang lebih cerdas tanpa harus menakut-nakuti? Dasar tidak kreatif!

Tiba-tiba Sekar punya ide….

“Mas…Mas…awas! Aku mau muntah!”

Gilang serta merta mengangkat tangannya bertumpu di atas pinggang Seka, memberi ruang pada istrinya untuk bangkit.

Secepat kilat Sekar berlari ke toilet belakang.

Gilang mengikutinya. Kali ini bukan karena perintah mama dan mertuanya, namun, dia juga sedikit cemas kalau-kalau orang rumahnya terbangun karena suara berisik.

“Sudah, Dik?”

Gilang mengurut leher Sekar sambil membaluri dengan minyak angin. Persis seperti yang dilakukan mamanya tadi sore. Pria itu mulai menyadari, banyak hal yang h
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status