Menikahi Calon Kakak Ipar

Menikahi Calon Kakak Ipar

Oleh:  Meriatih Fadilah  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
67Bab
24.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Mentari Khairunnafiza gadis tomboi yang bekerja sebagai reporter lapangan mengharuskan menikahi calon kakak iparnya sendiri yang sangat perfeksionis, dingin dan pendiam. Dia pun tidak terlalu mengenal calon kakak iparnya itu, namun kakaknya selalu mendesak sebagai permintaan terakhir darinya. Sanggupkah Mentari menjalani pernikahan tanpa cinta dengan laki-laki lain, sedangkan dia masih mencintai kekasihnya? Penyakit apa yang di derita oleh kakaknya sehingga harus rela memberikan calon suaminya atau hanya tipu muslihat dari kakaknya sendiri?

Lihat lebih banyak
Menikahi Calon Kakak Ipar Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Mblee Duos
Ceritanya menarik. Semangat nulisnya ya kak...... Saling support juga yuk kak, mampir di cerita aku. MAMA MUDA VS MAS POLISI
2022-11-17 15:49:08
0
67 Bab
01. Telepon Dari Mama
“Say, tadi ada telepon tuh dari Jakarta, cuma aku nggak angkat,” ucap Dafa sepupu Tari.“Siapa sih, ganggu banget, malas ah aku kantuk mau tidur,” sahut Tari malas.“Telepon balik saja siapa tahu penting, itu kan dari Mamah kamu?” bujuk Dafa mengingatkan.“Ih, bawel banget persis kaya emak-emak rempong, gampang nanti saja lagi malas,” jawab Tari sembari mengambil bantal untuk menutupi kepalanya.“Fa, tolong ya nanti kalau mau keluar kunci pintunya, aku nggak mau diganggu dulu, pingin istirahat,” teriaknya.“Iya Say,” jawab Dafa tersenyum.“Oh ya satu lagi Tar, besok kita di undang di salah satu kampus di sini, jadi nanti kita bisa meliput kegiatannya di sana, satu lagi jangan lupa telepon balik kasihan mamamu itu,” lanjut Dafa lagi.“Iya.”“Oh ya kamu nggak malam mingguan nih?” goda Dafa.“Malas ah paling-paling Bang Ammar lagi sibuk dengan anak band nya malam ini,” gerutunya kesal.“Ciyee-ciyee enak dong punya pacar anak band setiap hari bisa request lagu penghantar tidur,” sahut Da
Baca selengkapnya
02. Kepanikan
Udara pagi sangat menyejukkan, membuat hati Tari sedikit rileks, walaupun masih ada rasa gelisah.Setelah salat subuh, Tari bergegas meninggalkan kamar hotel untuk melakukan tugasnya sebagai reporter lapangan.Awalnya Tari hanya lulusan SMK sederajat, dia sangat malas untuk kuliah namun setelah melihat di televisi seorang reporter yang mampu membawakan berita dalam suasana genting memacu adrenalinnya untuk mengetahui lebih dalam bidang jurnalistik.Mentari Khairunnafiza dua puluh empat tahun, seorang gadis cantik, berambut cepak, berlesung pipit, hidung mancung, bibir tipis, bentuk wajah oval. Selain sebagai reporter hobi memasak adalah kesukaannya tapi dia nggak suka makan yang bahannya dari ayam, selain itu Tari bisa juga melukis jika ada waktu senggang, benci warna merah muda karena menurutnya terlalu feminin.Mentari adalah gadis tomboi, suka dengan keramaian, humoris, mudah bergaul sehingga banyak teman yang menyukainya. Hidup di keluarga yang broken home tak membuatnya minder.
Baca selengkapnya
03. Taruhan
Mereka pun pergi dari hotel itu bersama team lainnya ke Universitas itu yang berjarak sekitar lima kilometer dari hotel tempat mereka menginap.“Sudah nggak usah di hubungi itu orang putus saja, lebih baik kamu sama pemuda yang satu ini, tapi kudengar orang ini perfeksionis banget kalah-kalah kamu yang selengekan begini,” ucap Dafa sekali lagi membuat Tari ingin marah dengannya.“Aha ... aku ada ide bagaimana kita buat taruhan, jika kamu bisa menaklukkan hati itu orang berarti uang gajiku sebulan aku kasih ke kamu, tetapi jika pemuda itu jutek, cool, tidak menanggapi kamu sebagai wanita berarti gajimu selama sebulan untukku, bagaimana kamu terima tantanganku?” tanya Dafa bersemangat.“Emhh ... boleh juga usul kamu, lagian sudah lama kita tidak main seperti ini, aku jadi penasaran banget sama orang ini sebegitu tampan kah dia sehingga banyak yang memujinya?” tanya balik Tari yang penasaran.“Kata orang sih dia sangat tampan dan jutek banget, tetapi dia sangat patuh kepada ibunya, dia s
Baca selengkapnya
04. Pandangan Pertama Bikin Emosi
“Maaf ya Mas, kalau panggil orang yang sopan dong, jangan seperti itu, dasar orang kaya,” gerutu.“Situ tersinggung, soalnya saya tidak tahu namamu, maaf dan saya minta tolong bawakan jas mahal saya ada di dalam mobil, tadi saya lupa bawa dan satu lagi bawakan botol minuman saya, mungkin air di sini pasti tidak higienis , cepat nggak pakai lama.”“Biasakan kalau kerja itu harus disiplin!” perintahnya tanpa melihat lawan bicaranya karena sibuk melihat ponsel canggihnya itu.“Apa kamu suruh saya, memang siapa kamu main perintah segala, nggak mau, ambil sendiri dan ingat saya bukan istri atau babu kamu yang gampang kamu suruh-suruh,” jawab Tari tegas dan bergegas ingin pergi dari sana.Namun saat Tari hendak pergi tiba-tiba kakinya tersandung batu dan tanpa sengaja Tari jatuh di pelukan dada bidangnya pemuda itu.Seketika mata mereka beradu pandang, mereka saling menatap ada getaran hati diantara mereka.Pemuda itu tertegun melihat kecantikan Tari walaupun memiliki potongan rambut cepak,
Baca selengkapnya
05. Penasaran
“Siapa dia berani sekali membentak , dia belum tahu siapa saya,” hardiknya dengan emosi.“Aduh maaf Mas, namanya mbak Tari dia yang akan membawakan acara dimana Mas nya sebagai bintang tamu nanti di acara itu,” jawab Mbak Mirna sedikit gugup.“Oh, jadi maksud Mbak dia seorang reporter?”tanya pemuda itu.“Iya Mas,” jawab Mbak Mirna.Pemuda itu langsung tersenyum simpul sepertinya dia ingin melakukan sesuatu dengan gadis itu dan menyuruh anak buah yang bernama Dion untuk mencari informasi tentang gadis itu.Tak butuh waktu lama anak buah Fajar mendapatkan informasi tentang Tari.@Fajar{Bagaimana kamu sudah mendapatkan informasi tentang gadis itu}@Dion{Sudah Bos, namanya Mentari Khairunnafiza umur dua puluh tiga tahun pekerjaan saat ini sebagai reporter selama dua tahun, dia mempunyai sepupu bernama Dafa yang juga sebagai juru kamera yang saat ini bersamanya}{Lulusan terbaik dan sudah banyak prestasinya di bidang akademis, gadis tomboi dari dua bersaudara, orang tuanya sudah bercerai
Baca selengkapnya
Negosiasi
“Ya Allah Mbak Tari kok berlepotan makannya seperti anak kecil, tuh lihat make-up Mbak Tari sudah hilang!” gerutu Mbak Mirna sedikit kesal karena make- up nya sudah luntur semua akibat makan tadi.“Aduh maaf Mbak nggak sengaja tadi tiba-tiba perut Tari nggak bisa kontrol kalau lihat makanan, maunya harus makan dulu, Hehehe...” jawab Tari cengengesan.Ya sudah nggak apa-apa, bentar lagi Mbak Tari kenalan dulu dengan bintang tamunya, jadi saat di atas panggung nggak salting, kan malu apalagi orangnya ganteng bingit,” ucap Mbak Mirna tersenyum.“Siapa sih Mbak, kok dari tadi Tari nggak lihat dia, yang mana sih orangnya?” tanya Tari sembari netranya mencari ke sana kemari, tetapi menurutnya tidak ada yang berbeda dari orang-orang itu.“Loh kamu tadi sudah ketemu sama orangnya kok!” jawab Mbak Mirna spontan.“Yang mana Mbak?” tanya Tari bingung.“Sudah jangan banyak ngomong dulu, biar cepat selesai!” gerutu Mbak Mirna dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya.Setelah selesai berdandan kini
Baca selengkapnya
07. Saling Bertengkar
Tari dan Dafa mengikuti asistennya itu pergi ke sebuah ruangan kelas.Sampai di depan ruangan kelas itu, ada sedikit rasa gugup melanda hati Tari, namun dia buang jauh-jauh agar tidak terlalu ambil pusing.Tari dan Dafa pun masuk dan melihat pemuda itu duduk dengan santai.“Oh jadi bintang tamunya kamu, ayuk kita sudah terlambat nih, aku sudah datang menjemputmu, sekarang ayuk kita keluar!” Mentari Khairunnafiza umur dua puluh tiga tahun pekerjaan sebagai seorang reporter tinggal bersama seorang kakak perempuan, Emhh cukup menarik !” ucap pemuda itu.“Sekarang Mas nya sudah tahu tentang saya, jadi nggak perlu saya memperkenalkan diri, ayuk Mas acaranya mau di mulai dan Anda sebagai bintang tamunya harus bersikap profesional!” sahut Tari tak tinggal diam.Apakah kamu tidak ingin tahu siapa saya?” tanya pemuda itu.“Nggak ... lagian nanti kan di atas panggung saya juga yang akan memperkenalkan kamu dengan mereka!” jawab Tari membuat Pemuda itu sedikit jengkel dengan jawaban Tari.“Eh D
Baca selengkapnya
08. Rasa Ingin Tahu
“Maaf Bu namanya Mentari Khairunnafiza dia seorang reporter, dan seharusnya mereka sudah berada di panggung untuk melakukan wawancara eksklusif dan gadis itu yang akan wawancarai Mas Fajar, Bu,” ucap Pak Syamsudin menjelaskan.“Waw ... oke juga gadis itu terlihat sangat energik, saya suka gadis seperti dia,” sahut Bu Nia sembari berjalan mendekati mereka berdua.“Ada apa ini, mengapa kalian sepertinya habis bertengkar, dan Panda kenapa menatap sinis dengannya, tidak baik seorang pemuda tampan seperti bersikap seperti ini dengan seorang gadis cantik,” ucap Bu Nia sembari memandang Tari dan tersenyum.Seketika Tari dan lainnya tertawa saat Bu Nia memanggil Fajar dengan sebutan Panda, Tari tak habis pikir orang yang diajak berdebat ini mempunyai sebutan yang lucu menurut Tari.Tari pun tak bisa menahan tawanya diikuti mereka yang lain dan membuat Fajar menjadi bertambah marah.“Mam ... buat apa Mami memanggilku seperti itu di depan mereka, malu Mami?” tanya Fajar yang menjadi salah tingk
Baca selengkapnya
09. Sesi Tanya Jawab
“Ayuk cepat tunggu apa lagi waktu ini berjalan bukan diam di tempat,” ucap Bu Nia lagi.“Iya Mam ...Fajar ingat,” gerutunya.“Nak Tari, atas nama anak saya Panda eh maksudnya Fajar minta maaf kalau ada kata-kata yang membuat kamu tersinggung, soalnya maklum dari dulu dia di didik untuk disiplin,” ucap Bu Nia tersenyum.“Tari juga minta maaf Bu, seharusnya juga tidak terbawa emosi seperti ini, dan maaf juga kalau Tari sudah berani memeluk Ibu dengan erat seperti tadi,” sahut Tari malu-malu.“Iya Sayang, nggak apa-apa kok, entah kenapa Ibu sangat suka dengan kamu,” ucap Bu Nia sembari menatap lekat Tari.“Ya sudah ayuk, para penonton sudah menunggu kalian, jangan membuat orang lain kecewa loh,”ucap Bu Nia lagi sembari pergi meninggalkan mereka berdua.“Mari Mas Fajar dan Mbak Tari sudah di tunggu,” ucap Pak Syamsudin memperjelas.Akhirnya mereka mengakhiri ketegangan mereka, dan pergi menuju panggung yang sudah di sediakan panitia.“Urusan kita belum selesai ya, jangan kamu pikir sudah
Baca selengkapnya
10. Nasihat Tari
“Aduh kepo banget nih orang, malu tahu dilihat banyak orang,” gerutu Tari menjadi salah tingkah di depan Fajar.“Apalagi saya, lagian kamu bukan level saya juga,” gerutu Fajar sembari memandang Tari dengan sorotan tajam.“Maaf teman-teman kami bukan sepasang kekasih, nanti ada yang dengar bisa-bisa saya habis acara dijegat di jalan sama pacarnya, bagaimana, siapa yang tanggung jawab?” ucap Tari sembari tersenyum.“Maaf Kak Tari, kami hanya bercanda!” ucap Siska mahasiswi semester tiga itu.“Iya santai aja kali!” jawab Tari tersenyum kembali menanggapi Siska yang merasa bersalah.“Baiklah teman-teman, kalian sudah mendengar bagaimana kiat-kiat menjadi orang sukses seperti Mas Fajar ini.”“Satu hal yang harus kalian ingat bahwa tidak ada yang tidak mungkin kita bisa lakukan, berpikirlah kenapa orang itu bisa tetapi kita tidak bisa?”Namun jangan juga memaksakan keinginan kita, yang ternyata bukan keahlian kita, kita harus tahu kekurangan dan kelebihan dari dalam diri kita.”“Kadang kele
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status