Share

Bab 179

Author: Liazta
last update Huling Na-update: 2024-11-26 21:27:53

Selama ini Tia dan juga Tina tidak ingin melihat kondisi Marwan karena geli dan jijik. Sang papa mengalami stroke dan lumpuh total, menyebabkan beliau membuang air kecil diatas tempat tidur. Bahkan bergelimang kotoran.

"Maaf Pa, aku tidak bisa mencium aroma bau. Pada waktu itu papa sangat bau sekali, bau air kencing dan kotoran tinja. Karena itu aku tidak bisa meminta papa untuk tinggal di rumahku. Aku juga tidak sanggup masuk kedalam kamar papa," ujar Tina.

"Aku juga gak tahan bau busuk. Aku jijik dan muntah. Aku juga sangat sibuk dengan pekerjaan," tutur Tina.

Marwan tersenyum menahan rasa sakit di dadanya. Alasan yang dikemukakan kedua anak perempuannya membuat hatinya sakit. Inilah anak-anak yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Disaat anak-anaknya tertimpa masalah seperti ini, ia bahkan tidak bisa tertidur dan selalu memikirkan kedua anak perempuannya.

"Kondisi papa dalam keadaan lumpuh total. Orang perduli dengan keadaan papa hanya si bibi. Dia yang selalu mengantar makan,
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (8)
goodnovel comment avatar
Romauli Sirait
OMG...sombong koq dipelihara
goodnovel comment avatar
Nita Wahyu
Please, typo tolong dikurangin
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
biarkan mereka di PENJARA sampai membusuk
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 697

    Leonard duduk bersandar di dinding. Ia melihat para napi sudah merapat ke jeruji besi sambil memandang ke arah kanan dan kiri. Mereka seperti sedang menunggu sesuatu.Tak lama kemudian penjaga lapas datang sambil membawa membawa piring pelastik berisi nasi beserta lauknya.Para narapidana lansung berebut makanan. Hanya Leonard yang tidak tertarik untuk rebutan. Ia hanya diam dan memperhatikan. "Ini makanan mu, makanlah," kata salah seorang napi kepada Leonard. Dengan malas Leonard mengambil jatah makannya.Bau nasi basi menyeruak dari wadah plastik kecil yang dibagikan penjaga. Leonard memandangi isinya dengan ekspresi ngeri—nasi yang menempel seperti lem, sayur bening tanpa warna, dan potongan kecil sesuatu yang katanya daging, tapi lebih mirip serpihan misterius dari dunia lain.“Selamat makan,” kata seorang tahanan sambil terkekeh. "Kenapa tidak hangat?" Tanya Leonard.“Kalau masih hangat, itu keajaiban, Bro.”Leonard menatap sendok logam di tangannya seperti sedang menatap senj

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 696

    Leonard duduk di sudut ruangan sempit berwarna abu-abu kusam. Udara pengap bercampur aroma keringat, karbol, dan… entah apa lagi. Dindingnya lembap, dan lampu di langit-langit berkelap-kelip seperti ingin mati tapi tak jadi-jadi.Ia memijat pelipisnya, wajahnya masam. “Astaga… mengapa tahanan di Indonesia sangat jelek begini?” gerutunya dengan aksen Prancis yang kental. “Apakah mereka tidak pernah mendengar kata ventilasi udara?”Salah satu penghuni sel di sebelah hanya mendengus pelan, sementara dari sudut lain terdengar suara sendok jatuh di lantai. Leonard menatap lantai semen dengan ekspresi jijik.“Di Prancis, tahanannya punya sel bersih, ada tempat tidur empuk, televisi kecil, bahkan jendela dengan pemandangan taman!” katanya keras-keras, seolah sedang berpidato.“Di sini? Aku bahkan tidak yakin yang di lantai itu karpet atau lumut!”Seorang tahanan tua di sudut sel tertawa pelan. “Kalau nggak suka, jangan ditahan di sini, Tuan.”Leonard menoleh dengan tatapan kesal. “Kau pikir

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 695

    Rizky duduk di sofa. Tangannya sedikit gemetar saat meraih ponsel. Ia menatap layar beberapa detik sebelum akhirnya menekan satu nama yang sudah sangat akrab di matanya. Nathan. Panggilan tersambung cepat. Suara Nathan terdengar di seberang, tenang tapi terdengar tegang. “Halo Rizky? Bukankah disana sudah larut? Apa ada kabar tentang Yura?” Rizky menarik napas panjang, berusaha menahan emosi yang nyaris pecah. “Nathan… Yura sudah di sini. Michael dan Samuel baru saja membawanya pulang.” Terdengar jeda panjang di ujung sana, hanya napas Nathan yang terdengar, seperti seseorang yang baru saja menahan degup jantung terlalu lama. “Yura… selamat?” Rizky memandang keatas, lantai dua, seolah ingin memastikan sekali lagi sebelum menjawab. “Ya. Selamat. Tidak ada luka fisik yang serius, hanya kelelahan dan trauma ringan. Tapi dia butuh waktu untuk pulih. Secara mental, terutama.” Nathan terdiam lama. Suara hembusan napasnya terdengar lirih, hampir seperti doa syukur. “Sy

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 694

    Drone berhenti dengan sangat pelan tepat di depan mobil hitam yang sudah terparkir di balik deretan pohon pinus, sekitar dua kilometer dari vila.Udara malam terasa menusuk tulang, tapi hanya satu orang yang tampak benar-benar kesal: Samuel.Ia memandang Michael dengan dahi berkerut. “Seharusnya drone tidak perlu terbang sejauh ini,” gerutunya. “Aku hampir kehilangan sinyal!”Michael hanya tersenyum lebar, turun dengan tenang. Setelah itu ia menundukkan tubuhnya, agar Yura bisa turun dengan mudah.“Alatmu ini masih dalam tahap uji coba, kan? Jadi anggap saja aku berbaik hati jadi kelinci percobaannya,” ucapnya santai sambil menepuk bahu Samuel.Samuel memutar bola matanya. “Kelinci percobaan tidak biasanya berciuman di udara, Michael.”Yura menunduk, wajahnya memerah. “Aku juga bilang begitu… tidak perlu sejauh ini,” katanya pelan, masih berusaha mengatur napas setelah udara dingin di ketinggian. Nafasnya naik-turun cepat, dan wajahnya tampak pucat.“Calon suamimu yang ingin terbang l

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 693

    Michael menegang. Leonard muncul dari pintu kamar Yura, berjalan tenang, tangan santai. Di belakangnya, dua figur tegap muncul, wajah mereka datar, senjata terjaga.Leonard tersenyum miring, menepuk bahu seorang anak buahnya. “Mereka berani itu yang membuatnya menarik.”Leonard memang terkenal rada gila dan suka bermain-main. Namun hal ini yang membuat Michael kesal.Michael melangkah menghalangi tubuh Yura. Matanya redup seperti bara. “Turunkan senjatamu, Leo. Kita bisa selesaikan ini tanpa darah.”Leonard mencondongkan badan, matanya menyapu ruangan. “Kau selalu optimis. Tapi begitu kau bergerak, kau kehilangan hal-hal yang paling kau sayangi.” Ia melambaikan tangan ke arah petugasnya. “Ambil mereka.”Michael tersenyum samar. Ia berbisik kepada Yura. "Naik ke atas punggung ku."Yura sangat takut, namun tetap saja menurut. Ia naik ke atas punggung Michael yang membungkuk. "Sialan, kau ingin pamer kemesraan?" Leonard berkata dengan kesal. Di saat seperti ini, Michael masih saja menge

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 692

    Kabut di sekitar villa semakin tebal. Meskipun sudah memakai jaket kulit, namun wajah serta telapak tangan tetap saja terasa sangat dingin. Michael dan Samuel bergerak cepat, tubuh mereka nyaris menyatu dengan bayangan pohon-pohon pinus.Setiap langkah terasa seperti perjudian antara hidup dan mati.Hanya suara gesekan sepatu dengan tanah dan hembusan napas mereka yang terdengar samar.Samuel menatap layar kecil di pergelangan tangannya. Garis-garis biru bergerak halus, peta hidup dari seluruh penjaga yang berpatroli di area vila.“Empat orang di sisi timur, dua di balkon atas, satu di dekat generator,” bisiknya pelan.“Kalau kita melangkah sepuluh meter lagi, mereka bisa mendengar detak jantungmu.”Michael menoleh singkat, ekspresinya dingin tapi tegang. “Aku tidak akan membiarkan mereka mendengarnya.”Dalam sekejap, ia mengeluarkan pisau hitam kecil dari dalam saku rompinya, senjata tanpa pantulan cahaya, tajam dan senyap.Langkah-langkah mereka berhenti tepat di balik pagar kawat.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status