공유

Bab 193

작가: Liazta
last update 최신 업데이트: 2024-11-30 16:32:55

"Nggak apa-apa tadi Liza sudah tanya kalau kurang boleh tambah? kata apak boleh," kata Eliza.

"Kenapa panggilnya apak?" tanya Hermawan.

"Iya, kalau orang Minang suka bilangnya apak, untuk bapak, amak untuk mamak," jelas Eliza.

"Oh." Mawar dan Hermawan menganggukkan kepalanya.

"Kalau kata apak boleh tambah, minta aja lagi," kata Mawar.

Eliza tersenyum sambil mengangkat jempolnya.

Gerai sate yang tadinya sepi sekarang jadi rame. Begitu banyak para tamu yang ingin mencicipi kuliner asal Sumatera Barat tersebut.

Eliza ikut antri seperti yang lainnya. Sampai gilirannya tiba.

"Apak, satenya lamak bana, kurang," ucap Eliza dengan tersenyum.

"Oh ini nak apak tambah lagi." kata si bapak sambil memasukkan beberapa tusuk daging sate ke dalam piring. Ketupatnya mau tambah nak?"

"Daging aja apak, apak jualan di mana?" Eliza ingin mengetahui nama warung sate si apak. Jika nanti ingin makan sate Padang, ia akan langsung ke warung.

"Apak biasanya keliling nak pakai gerobak. Apak ketemu sam
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (8)
goodnovel comment avatar
aku malu
bahas sate padang aja sampai 2-3 Bab ga kelar². gak penting sekali sih ceritanya. kalau mau ksh bantuan ke pdagang sate bisa dipersingkat ga usah berbelit² percakapannya
goodnovel comment avatar
Zila Tym
ceritanya terlalu banyak yg berbelit belit. ini aja soal sate padang jd 3 bab. kan 1 bab aja cukup, jd banyak cerita2 atau hal yg ga terlalu penting
goodnovel comment avatar
Hendy Robin
ini maksudnya author bikin sate Padang 1 bab mau menunjukkan jika Eliza dan keluarga Hermawan sangat baik hati
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 484

    Aruna berdiri di depan pintu kamar tamu. Blouse sederhana dan celana panjang berwarna cokelat muda membalut tubuh mungilnya. Rambut panjangnya di kuncir rapi ke belakang, tanpa riasan apa pun di wajah. Hanya ada sorot teduh di matanya dan sedikit getir yang tak bisa disembunyikan.Di tangannya, tergenggam sebuah tas kecil berisi beberapa pakaian. Hatinya terasa berat, tapi ia tetap mencoba tersenyum. Ia tak ingin menjadi beban. Baginya, keberadaannya di mansion keluarga Hermawan sudah lebih dari cukup. Sudah waktunya ia kembali ke rumah kecilnya. Memberi jarak. Memberi ruang.Namun sebelum jemarinya sempat menyentuh kenop pintu utama, suara lembut menghentikan langkahnya.“Aruna…”Aruna menoleh. Di belakangnya berdiri Eliza, mengenakan gaun hamil warna biru langit. Perutnya yang membulat tampak menonjol, membuat sosoknya terlihat semakin anggun. Wajahnya tampak letih, namun terpancar ketulusan yang tak bisa dipalsukan.“Kamu mau ke mana?” tanya Eliza pelan, namun jelas terdengar kekha

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 483

    Nathan dan Albert duduk berdampingan di sofa panjang berwarna krem, tepat di tengah ruang keluarga yang nyaman dan hangat. Di atas meja kayu di depan mereka, dua cangkir teh melati masih mengepulkan uap tipis, menyebarkan aroma menenangkan yang seolah berbaur dengan suasana damai sore itu.Namun, tidak satu pun dari mereka menyentuh teh atau kudapan yang tersaji. Perhatian mereka sepenuhnya tersedot ke layar televisi besar, dan jemari mereka sibuk menekan tombol-tombol stik game.Di layar, suara raungan mesin balap mengisi ruangan. Meskipun hanya bermain game balap motor, keduanya begitu serius. Bahkan tubuh mereka ikut miring setiap kali motor virtual mereka memasuki tikungan tajam, seolah-olah sedang berada di sirkuit sungguhan."Aku suka balap motor," kata Albert tiba-tiba, masih menatap layar dengan fokus penuh. "Tapi Anna melarangku. Katanya terlalu berbahaya. Jadi ya beginilah, balapan di ruang tamu. Lebih aman, lebih damai."Nathan terkekeh kecil, tanpa mengalihkan pandangan. "

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 482

    Suasana rumah telah tenang. Sarapan pagi berakhir, semua anggota keluarga beranjak ke kegiatan masing-masing. Eliza kembali ke kamar, dibantu Kiara. Rizky sedang menerima panggilan dari rumah sakit. Sementara Olivia asyik bermain dengan Noah dan Aishwa yang baru saja bangun.Namun tidak dengan Nathan.Ia masih berdiri di beranda belakang, memandangi taman yang basah oleh embun pagi. Di tangan kirinya, secangkir kopi yang sudah dingin. Tatapannya kosong, seolah menatap jauh ke depan.Mawar, yang sejak tadi memperhatikan anak semata wayangnya itu dari balik kaca, akhirnya menyusul keluar. Langkahnya tenang, gaunnya berwarna lembut, seperti sosoknya yang selalu mendamaikan."Nathan," ucapnya lembut.Nathan menoleh, lalu menegakkan tubuhnya. "Mami."Mawar berdiri di sampingnya, ikut menatap taman."Mami perhatikan, sepertinya kamu tidak senang dengan hubungan Tuan Albert dan juga Aruna?"Nathan diam. Ia tahu ibunya tidak akan membicarakan sesuatu jika tidak penting. Dalam keluarganya, Maw

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 481

    Sinar matahari pagi perlahan menembus tirai-tirai jendela lebar, membelai lembut seluruh sudut mansion keluarga Hermawan. Aroma harum dari dapur utama segera menguar, menggoda indra penciuman siapa pun yang terjaga. Roti panggang yang renyah, telur rebus, jus segar dari buah pilihan, susu hangat, kopi serta nasi goreng lengkap dengan ayam goreng, tersaji rapi di atas meja makan kayu jati berkualitas tinggi.Di ujung meja, Mawar telah duduk anggun, senyumnya mengembang saat matanya menatap layar ponsel. Di sebelahnya, Hermawan turut memperhatikan, sesekali tersenyum kecil pada sang istri. Entah apa yang mereka bicarakan, namun jelas ada kebahagiaan yang memancar dari wajah keduanya."Mami sedang apa?" tanya Kiara, yang sibuk membantu pelayan mengatur peralatan makan. Nada suaranya ringan, tapi matanya penuh rasa ingin tahu.Mawar terkikik kecil. "Mami minta dibelikan tas dari koleksi terbaru," jawabnya sambil memamerkan layar ponsel kepada Hermawan.Hermawan menimpali dengan senyum tip

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 480

    Beberapa menit kemudian, suara blender memenuhi dapur yang sunyi. Aroma manis apel segar mulai tercium.“Apa perlu aku tambahkan madu?” gumamnya sendiri.Setelah merasa cukup, Aruna menuang jus ke dalam gelas kaca bening. Ia menata semuanya di atas nampan kecil, lalu melangkah kembali ke ruang keluarga.Albert masih di tempat yang sama. Namun kini, wajahnya tampak lebih rileks. Ketika melihat Aruna datang, matanya berbinar pelan.“Tidak ada pisang, Tuan. Ini jus apel, semoga cocok.” ucap Aruna sambil meletakkan nampan di meja.“Terima kasih, kau sangat perhatian.” balas Albert, mengambil gelas itu dengan kedua tangannya.Aruna duduk di seberang, tak jauh darinya. Hening sejenak, hanya terdengar suara detik jam yang berdetak pelan.Albert menyesap jus itu perlahan. Lalu, dengan suara yang lebih lembut dari biasanya, ia berkata, “Ternyata, tidak selalu buruk, berada di sini, di mansion ini.”Aruna menatapnya, menunggu kelanjutan kata-kata itu.“Dulu aku takut Olivia merasa bosan di sini

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 479

    Udara malam di Jakarta terasa sangat panas. Meski pendingin ruangan di kamar Albert telah disetel ke suhu 16 derajat, rasa gerah tetap menempel di kulit. Dengan napas berat, ia duduk di tepi ranjang, lalu melepas kaosnya yang basah oleh keringat.“Indonesia memang sangat panas,” gumamnya.Ia melirik jam tangan. Pukul 10.00 malam. Tidak terlalu larut.Albert berdiri, menyisir rambutnya ke belakang dengan tangan, lalu melangkah keluar kamar. Ia berniat ke dapur untuk membuat minuman dingin, berharap bisa menyegarkan tenggorokannya yang kering.Namun, langkahnya terhenti saat melihat sosok Aruna duduk sendiri di sofa ruang keluarga. Lampu temaram menyinari wajah gadis itu yang sedang memandangi layar ponsel, tampak tenggelam dalam pikiran.“Aruna?” sapanya pelan.Wanita itu tersentak kaget, nyaris menjatuhkan ponselnya. Matanya membulat, lalu menghela napas lega. “Tuan Albert,” ucapnya gugup.Albert tersenyum kecil, lalu berjalan perlahan dan duduk di sofa, sengaja memilih jarak yang sop

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status