Share

Bab 102

Author: Jannah Zein
last update Last Updated: 2025-02-25 14:00:59

Bab 102

Dada pria itu turun naik. Ini bukan sekedar urusan sang kakak, karena dia memang tidak begitu dekat dengan Aariz. Tapi ini masalah ibunya. Dia paling tidak bisa melihat ibunya menangis, bahkan hampir setiap hari. Sepanjang pernikahan dengan Winda, Aariz berubah menjadi pria pembangkang.

Melihat perilaku mantan kakak iparnya ini, Atta bisa membayangkan bagaimana watak Reynaldi yang sebenarnya. Pantas saja dulu ibunya lebih memilih papa mereka, Hasyim El Fata, walaupun secara ekonomi Reynaldi jauh lebih baik saat itu. Namun berkat kerja keras sang ayah dan doa sang ibu, mereka tumbuh dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang baik. Keadaan ekonomi terus membaik perlahan dari waktu ke waktu bahkan perusahaan-perusahaan yang bernaung di bawah El Fata Group mampu menguasai pasar.

Dia dan kakaknya pun bisa mendirikan usaha secara mandiri. Tentu itu tak luput dari dukungan keluarga.

"Tapi kamu nggak bisa begini. Kamu tahu kan jika kami sudah punya anak? Tidak ada seorangpun yang men
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yurni M
jadi ini rencana siapa? bayi Aariz adalah Zaid yg sdh wafat?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 103

    Bab 103 "Bagaimana mungkin? Kamu ada di rumah sakit itu saat aku melahirkan seorang bayi laki-laki. Dan Papa yang memberikannya kepadamu begitu bayi itu lahir, bahkan aku belum sempat melihat wajahnya saat dokter dan Papa membawanya keluar dari ruangan operasi," bantah Winda. Dia tak terima dengan tuduhan Atta. Wajahnya yang sudah semakin memerah, tanda ia tak bisa mengendalikan amarahnya. Perempuan itu menunjuk-nunjuk Atta sembari melanjutkan bicaranya. "Kamu jangan mengada-ngada, Atta. Aku bukan wanita bodoh yang bisa dengan gampang kamu bohongi." "Tapi begitu gampang dibodohi oleh papamu sendiri! Seharusnya kamu melihat dulu bayimu sebelum papamu memberikan bayi itu kepadaku! Seharusnya kamu tahu kondisi bayimu yang sebenarnya. Ingat-ingatlah, apakah bayimu menangis saat dilahirkan? Apakah kamu tahu kondisi bayimu saat kamu lahirkan?" Atta bertanya berulang-ulang, yang membuat perempuan itu seketika terdiam. Ucapan Atta benar juga. Memang tidak terpikirkan oleh Winda saat i

    Last Updated : 2025-02-25
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 104

    Bab 104"Jadi anak kita sudah meninggal, Aariz?" Perempuan itu merosot jatuh ke lantai. Dia duduk sembari memeluk lututnya, menyembunyikan wajah dan air matanya.Pria itu seketika membeku. Dia memang berdiri, namun tidak bergerak sedikitpun untuk mendekati mantan istrinya. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Jika memang benar bayi yang diberi nama Zaid itu ternyata putranya, maka berarti putranya sudah meninggal dunia. Kenyataan ini sungguh menyakitkan. Sedikitpun tidak pernah terpikirkan olehnya. Di awal dia hanya mengenal Gibran sebagai putranya sebelum tes DNA itu. Meski sempat terbetik pertanyaan di dalam hatinya, kenapa Gibran hanya mau disusui oleh Alifa. Gibran pun menolak semua merk susu formula, baik yang biasa maupun soya.Apakah ada yang kebetulan di dalam rancangan takdir? Apakah ini jalan supaya ia bisa berjodoh dengan ibunda Gibran ini? Pria itu memutar tubuhnya, lalu menarik sang istri agar berdiri. Mereka berdiri dengan tubuh saling menempel satu sama lain. Aariz

    Last Updated : 2025-02-26
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 105

    Bab 105"Kami menipumu?" Alifa menggeleng beberapa kali. Meski kaget dengan mode menyeramkan yang diperlihatkan oleh suaminya, tapi Alifa berusaha untuk mengerti. Memang tidak mudah untuk menerima kenyataan ini. Aariz pasti shock. Dulu ia mengira Gibran adalah darah dagingnya, lalu sang ibunda memintanya untuk tes DNA. Kenyataan kemudian membuat dia sempat membenci bayi itu, karena mengira Gibran adalah anak dari selingkuhan Winda.Nyatanya Gibran adalah anak kandung Alifa!Wajar kalau Aariz merasa dipermainkan. Alifa pun merasa ini terlalu mengejutkan."Kalian seolah menggiring opiniku bahwa Gibran adalah anak selingkuhan Winda yang harus aku terima dengan lapang dada, tapi nyatanya Gibran adalah anak kamu. Apa ini cara kalian agar aku bisa membenci mantan istriku, lalu berbalik mencintai dan menikah denganmu?!" Pria itu naik ke tempat tidur, dan duduk dengan kaki berselonjor. Dia masih menatap sang istri yang nampak menunduk. Dari raut wajahnya tersirat jelas jika Alifa saat ini t

    Last Updated : 2025-02-27
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 106

    Bab 106Dia sudah terlanjur menikahi perempuan itu, bahkan mengumumkan pada publik jika Alifa adalah istrinya. Pesta pernikahan digelar hari ini. Pasti akan sangat memalukan jika dia harus menceraikan Alifa hari ini juga. Bagaimana dia bisa menjaga reputasinya jika dia menceraikan Alifa sekarang? Belum lagi kemarahan yang harus ia terima dari ibu dan adiknya.Semua ini sangat rumit. Terlebih dengan bayi itu. Dulu ia mengira jika bayi itu adalah darah dagingnya, namun setelah tes DNA, ternyata ia tidak identik. Ibunya pun mengatakan jika Winda tidak sebaik yang ia kira. Opininya langsung tergiring jika bayi itu adalah anak selingkuhan Winda. Tidak pernah terpikir di benaknya jika Atta bermain, dengan menukarkan bayinya yang sudah meninggal dengan bayi orang lain yang masih hidup, lalu membawa ibu bayi itu ke rumah utama keluarganya.Sudah jelas dari awal, jika Atta dan ibunya memang berencana menjodohkan dirinya dengan ibu dari bayi itu. Dan terjadilah pernikahan ini.Apakah ia menye

    Last Updated : 2025-02-27
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 107

    Bab 107Lalu sekarang, setelah ia menikah yang kedua kalinya, apa yang ia dapatkan?Setiap rumah tangga ternyata punya ujiannya masing-masing....Dia memiliki ibu mertua dan ipar yang baik, tapi suaminya sendiri justru menganggapnya seperti orang asing, walaupun Aariz tidak pernah melakukan kekerasan secara fisik.Ini seperti kebalikan dari rumah tangganya yang dulu. Apakah ini tantangan atau jalan untuk menjadi janda yang kedua kali? Alifa tersenyum miris.Rasa cintanya kepada pria itu belum lagi berkembang, baru merupakan kuncup, tetapi sudah layu dan tergerus karena satu hal yang di luar kendalinya. Dia tidak pernah mengira jika mantan istri suaminya itu akan muncul kembali. Bukankah Aariz pernah bilang jika Winda sudah menikah lagi?Kenapa Winda malah muncul tepat di hari resepsi perkawinan mereka?Apakah Aariz sengaja memanipulasi keadaan untuk meyakinkan dirinya sendiri, jika dia tidak akan mungkin kembali kepada Winda dengan menikahinya? Seperti itu pula harapan ibu dan adikny

    Last Updated : 2025-02-28
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 108

    Bab 108Keputusan Aariz tidak bisa diganggu-gugat. Apa yang ia katakan sesuai dengan kebijakannya. Dia memang akan menutup kasus ini. Namun bukan berarti dokter Ariana dan Dena bisa melanjutkan kontrak kerja mereka di rumah sakit ini. Bukan persoalan karena bayinya yang ditukarkan, tapi rasa tanggung jawabnya sebagai atasan mereka, direktur RSIA Hermina. Apapun alasannya, menukar bayi tanpa sepengetahuan kedua belah pihak itu merupakan hal yang tidak dibenarkan. Bayi itu manusia, bukan barang.Lain cerita jika hal itu sudah menjadi kesepakatan kedua belah pihak. Itu bukan lagi ranah rumah sakit, karena rumah sakit hanya bertugas untuk menolong persalinan dan merawat ibu dan bayi."Saya menghargai niat baik kalian. Dan saya berharap Atta bertanggung jawab untuk memberikan kompensasi, karena sudah memaksa kalian untuk menukarkan bayi dan juga membuat kalian tidak bisa melanjutkan kontrak kerja di rumah sakit ini," ujarnya.Itulah kalimat yang terlontar dari Aariz, sebelum akhirnya kedua

    Last Updated : 2025-03-01
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 109

    Bab 109Langkah-langkah lebar Keenan membawanya masuk ke dalam ruang kerjanya. Siska menyambut dengan senyum lebar. Sekretaris pengganti itu adalah perempuan berumur 35 tahunan yang pernah bekerja dengan bidang kerja yang sama saat ini. Dari awal Keenan memang meminta sekretaris pengganti yang benar-benar profesional, bukan yang profesional menggoda atasannya saja. Pihak HRD akhirnya merekomendasikan nama Siska. Keenan yang membaca profilnya langsung tertarik, apalagi saat melihat jika perempuan itu berpakaian muslimah dengan pengalaman kerja yang cukup banyak."Selamat pagi, Pak," sapa Siska. Sembari memegang iPadnya, perempuan itu mulai membacakan jadwal kegiatan Keenan hari ini. Pagi ini dia harus menemui beberapa orang klien di tempat berbeda, belum lagi rapat dengar pendapat dengan jajaran direksi. Perusahaannya baru saja bangkit dari keterpurukan dan perlu evaluasi yang mendalam. Itulah kenapa awal bulan ini dia sengaja mengumpulkan semua direktur yang di berada di bawahnya.

    Last Updated : 2025-03-01
  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 110

    Bab 110 "Saya akui ini kesalahan saya. Tapi saya nggak menyangka Mas Aariz melakukan hal sejauh ini, padahal seharusnya dia bisa meminta pertanggungjawaban saya. Saya udah bilang berkali-kali kalau mau marah, marahlah kepada saya," ujar Atta seraya menatap dokter Ariana, Dena, dan Arum bergantian. Wajahnya menyiratkan penyesalan. Bagaimana tidak? Gara-gara ulahnya yang ceroboh, dua perempuan ini sampai kehilangan pekerjaan, padahal keduanya begitu mencintai dunia medis. "Semua udah terjadi, Mas. Dan kemungkinan setelah ini kami akan sulit praktek," lirih Dena. Dibandingkan dokter Ariana, Dena lah yang paling cemas dengan kondisi mereka saat ini. Karena ia adalah tulang punggung keluarga, punya ibu yang sudah tua dan tidak bisa bekerja lagi. "Untuk satu atau dua bulan ke depan, sebaiknya kalian istirahat dulu. Anggap saja cuti panjang. Nanti aku pikirkan jalan keluar untuk kalian. Sebagai kompensasi, saya akan membayar gaji kalian sama seperti gaji yang kalian terima sewaktu mas

    Last Updated : 2025-03-01

Latest chapter

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 180

    Bab 180"Mas...." Alifa mendesah. Dia menggenggam tangan sang suami, lalu mengecup ujung jemari Aariz sekilas. "Kalau aku nggak bisa melahirkan anak laki-laki kayak Mama Wardah, apa Mas Aariz akan menceraikanku atau berpoligami?"Pertanyaan yang membuat Aariz seketika membeku. "Hei... Mas kenapa diam?" Alifa mengibaskan tangannya persis di depan mata sang suami."Apa Mas ingin menjawab jika di dalam keluarga El Fata, setiap generasi wajib memiliki anak laki-laki?" Alifa tentu saja berpikir karena Hasyim El Fata berasal dari negara timur tengah, sama seperti syekh Ishak yang garis keturunannya menginduk ke syekh Sulaiman Al-Qurthubi. Pertemuan singkat dengan Zara sedikit banyaknya mempengaruhi jalan pikiran Alifa saat ini.Soal anak. Dia tidak pernah berpikir jika ada keluarga yang begitu mengagungkan anak laki-laki, terutama bagi keluarga-keluarga yang garis keturunannya ditarik dari pihak laki-laki.Baru ia menyadari sekarang jika bukan tidak mungkin keluarga El Fata akan mengungki

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 179

    Bab 179Barulah Alifa maklum. Dia memang benar pernah mendengar tentang tokoh besar yang sangat terkenal di negeri ini. Dan ternyata suaminya Zara adalah salah satu keturunan dari tokoh itu. Keharusan memiliki anak laki-laki yang membuat pria itu memaksa istrinya untuk hamil lagi anak ke-4 dan berharap jika anak keempat adalah laki-laki, padahal kondisi rahim Zara sudah tidak memungkinkan."Kita tidak bisa memaksakan takdir, Bu. Anak laki-laki atau anak perempuan mutlak ketentuan Tuhan.""Tapi masih ada jalan, kan? Setidaknya itu menurut versi mereka." Zara tersenyum kecut."Setiap ikhtiar tentu diperbolehkan, tapi bukan berarti harus mengabaikan keselamatan nyawa istri sendiri.""Asal Ibu tahu, saat ini ada seorang perempuan yang berasal dari keturunan mereka siap untuk menjadi istri kedua suami saya." Mata perempuan itu mengerjap. Zara sudah tidak lagi menangis, bahkan ia menghapus sisa-sisa lembab di wajahnya dengan tisu yang disodorkan oleh Alifa."Bagaimana jika wanita itu tidak

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 178

    Bab 178Keenan bukan pria yang pelit. Jika kepada keluarganya sendiri terkesan hitung-hitungan, dia hanya sekedar memberikan pelajaran. Mencari uang bukan hal yang gampang, dan dia bukan ATM berjalan.Meski ada beberapa orang yang bergantung hidup kepadanya, dan ia biayai selama ini. Dia sengaja membiarkan ibu dan kedua kakak perempuannya bertahan dengan uang bulanan pas-pasan, agar mereka mau belajar menghargai pemberiannya. Jangan mentang-mentang Keenan adalah anggota keluarga mereka, mereka bisa seenaknya.Itulah kenapa dia terlihat begitu royal dengan Alifa. Alifa diratukan saat menjadi istrinya, bahkan sebelum itu, karena Alifa itu perempuan yang tulus. Bukan cuma sekedar tulus, tapi dia juga berjuang untuk keberlangsungan perusahaan. Rasanya wajar jika Keenan memberikan timbal balik. Alifa tidak sekedar cuma bisa menadahkan tangan, tetapi dia berjuang dan terjun langsung mengurus perusahaan. Para karyawannya hafal betul siapa Alifa.Alifa berbeda dengan ibu dan kedua kakak pere

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 177 (No sex before married)

    Bab 177"Yeah.... Yang mau ketemuan sama duda plus papanya anak asuh...." Maya mengerjap gemas melihat tingkah Naira yang kedapatan berkali-kali mengecek penampilannya di cermin yang ada di kamar anak-anak.Maya dan Naira memang tinggal sekamar dengan anak-anak, karena mereka full menjaga anak-anak itu. Gibran dan Anindita yang sedang aktif-aktifnya."Siapa bilang? Ikatan pada rambutku kendor nanti kalau lepas malah kelihatannya nggak rapi. Kamu kayak nggak tahu gimana aktifnya Gibran kalau sudah di luar ruangan," balas Naira. Gadis itu terlihat salah tingkah. Berkali-kali ia malah melirik arlojinya. Gibran sudah ia siapkan sejak pagi sekali. Dan seperti mendukung keinginan papa dan pengasuhnya untuk bertemu, ia sama sekali tidak rewel untuk dibangunkan. Mandi dan berpakaian rapi. Semua perlengkapan Gibran juga sudah siap. Naira pun sudah menyuapi Gibran untuk sarapan."Bentar lagi," gumam gadis itu tak sadar jika suaranya bisa didengarkan oleh Maya."Iya, sabar dikit kenapa sih?" go

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 176

    Bab 176"Kasihan gimana? Memangnya kamu pikir Mas akan mempermainkan Naira?!"Setiap akhir pekan Naira rutin mendampingi Gibran untuk bertemu dengannya, berakhir dengan menginap di apartemen. Meski gadis itu sering terlihat tidak nyaman saat bersamanya, tetapi Keenan berhasil membuat suasana kembali mencair, sehingga tak ada kecanggungan yang kentara, apalagi saat mereka berada di hadapan ibunya Ina yang bernama Rima itu, bahkan perempuan setengah baya itu benar-benar mengira jika Naira adalah calon istri Keenan. Kebersamaannya dengan Gibran perlahan mulai menumbuhkan rasa keterikatan dalam diri bocah kecil itu. Meski sampai saat ini Keenan masih tetap mengajarkan kepada Gibran untuk memanggilnya Om, demi memenuhi janjinya kepada Alifa. Namun itu tidak mengurangi keakraban di antara mereka. Entah sampai kapan. Mungkin sampai putranya dewasa, barulah bisa mengerti alasan dibalik perpisahan kedua orang tuanya. Tapi meski begitu, Keenan juga tidak bisa menjamin apakah Gibran bisa mener

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 175

    Bab 175Plak plak plak!Tiga tamparan keras cukup membuat tubuh Tanti terjengkang. Wanita paruh baya itu malah berguling-guling di lantai. Untung saja lantai ruang dilapisi oleh karpet tebal, sehingga tidak membuat Tanti menderita cedera otak."Mama!" pekik Winda. Perempuan itu berlari dan langsung meraih ibunya. Tak lupa dia menangkap kaki sang ayah, agar kaki itu urung mendaratkan tendangan di tubuh ibunya.Lelaki paruh baya itu langsung terjengkang, lantaran tidak memiliki kewaspadaan. Dia tidak menyangka jika Winda muncul dari dalam dan mencegah tindakannya.Kemunculan putrinya membuatnya melupakan keinginannya untuk menghajar Tanti barang sejenak.Winda membantu ibunya untuk bangkit, sehingga perempuan itu kini bisa duduk, meskipun kepalanya terasa berputar-putar. Dia memejamkan mata sejenak, lalu kembali menatap sang suami yang juga sudah kembali berdiri, sembari berkacak pinggang."Itu pelajaran bagi seorang wanita yang mau enaknya saja. Dari dulu aku sudah terlalu sabar mengha

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 174

    Bab 174"Setidaknya beri mereka pelajaran. Bukan soal Mbak Winda, tapi juga keluarganya yang sejak dulu selalu merongrong keluarga ini." Alifa angkat bicara setelah mereka terdiam beberapa saat."Balasan setiap perbuatan adalah hal yang setimpal, tapi tidak mungkin juga kan kita balas dengan melakukan percobaan pembunuhan kepada Winda, misalnya," ujar Atta blak-blakan yang disambut pelototan mata oleh kakaknya.Bagaimanapun, Winda adalah mantan istrinya, orang yang pernah ia cintai setengah mati. Walaupun sedikit, masih tersisa rasa cinta kepada perempuan yang pernah singgah di hatinya dan pernah menjadi ibu dari mendiang putranya, Zaid. Dia masih merasa berat hati jika Winda harus berakhir di tangan keluarganya sendiri, walaupun Winda sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal dan baginya tidak bisa termaafkan."Atta," tegur ibunya."Nggak, Ma. Mana mungkin aku tega membunuh mantan ayang." Pria itu nyengir yang disambut tabokan keras oleh Aariz di bahu kirinya."Sudah, sudah, jangan

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 173

    Bab 173"Tolong kasih saya penjelasan. Kalian ini sebenarnya siapa, dan disuruh siapa? Kenapa mau menolong saya? Saya perlu alasan yang logis. Tidak mungkin kalian mau bertaruh nyawa untuk menyelamatkan seseorang yang tidak kalian kenal seperti saya."Akhirnya setelah mendaftarkan ibunya untuk dirawat di sebuah rumah sakit, Lisa kembali mendekati salah seorang diantara mereka, seseorang yang memboncengnya saat dari lokasi penculikan sampai ke kampung halamannya.Pria itu menghela nafas. Dia sejenak merapikan kemejanya yang kusut. Mungkin tak sadar, karena perjalanan mereka yang menegangkan barusan, di tambah lagi harus mengantar ibunya Lisa ke rumah sakit."Kenalkan, nama saya Abi. Sebenarnya kami diperintahkan oleh Mas Atta untuk mengawal Mbak Lisa sampai ke kampung halaman." "Mas Atta?! Mas Atta yang menyuruh kalian?" Lisa malah menepuk jidat, lalu menutup telinga dengan kedua telapak tangannya."Nggak usah segitunya juga kagetnya, Mbak," tegur pria itu. Abi menarik dengan lembut t

  • Menyusui Bayi Dokter Tampan    Bab 172

    Bab 172Mulutnya yang disumpal membuat Lisa tidak bisa lagi berteriak. Akhirnya wanita itu memilih diam, ketimbang membuat energinya terkuras hanya untuk meronta-ronta. Lisa menyadari, mungkin ini adalah akhir dari hidupnya. Beberapa orang laki-laki itu pasti disuruh keluarga El Fata untuk melenyapkannya dari muka bumi ini, karena dia sudah melakukan percobaan pembunuhan kepada istri dari pewaris utama keluarga itu, yang malah sedang hamil pula. Pasti kemarahan mereka berkali-kali lipat, karena setiap kehamilan di keluarga El Fata itu sangat berharga, apalagi konon katanya ini adalah cucu pertama mereka. Gibran adalah anak bawaan Alifa dari suami pertamanya, sementara Anindita hanya sekedar anak angkat yang dipungut dari panti asuhan.Dia membiarkan para pria itu membawanya dengan posisi seperti di tandu. Lisa memejamkan mata. Ngeri dan takut yang luar biasa. Dia hanya bisa pasrah. Mereka berjalan menyusuri semak belukar dengan pepohonan lebat di sekitarnya. Semakin ke sini dia meras

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status