Merebut Kembali Harta Warisan

Merebut Kembali Harta Warisan

last updateLast Updated : 2022-04-19
By:  Yolanda RayazmiOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
2.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Deandra, harus kehilangan orang tuanya karena sebuah tragedi yang dilakukan oleh Tantenya sendiri tetapi ia tidak bisa melaporkan perbuatan dari Tantenya pada pihak berwajib karena tidak memiliki bukti yang cukup. Tidak cukup sampai disitu saja, perusahaan diambil alih sang Tante. Dengan keadaan yang saat ini, ia berusaha untuk bertahan untuk membalaskan dendam kepada orang-orang yang telah membuatnya menjadi yatim piatu. Akankah Deandra bisa membalaskan dendamnya?

View More

Chapter 1

PROLOG

Jeritan tangis menggema di seluruh ruangan tanpa ada yang mencoba mendekat. Suasana pilu itu hanya ia hadapi sendiri. Dua orang yang begitu ia sayangi kini telah tergeletak bersimbah darah di depannya.

Tidak ada seorang pun di ruangan ini yang mengiba kepada seorang gadis berusia 17 tahun itu. Semuanya hanya diam menatap tangisan pilu yang terdengar. Benar-benar diam, seolah hati mereka mati untuk menolong sesama.

“Sudahlah, mau kamu tangisi sampai kapanpun orang tua kamu nggak bakalan bisa hidup lagi,” ucap seorang wanita dengan pandangan remeh.

“Tau tuh. Lagian bagus dong, kamu bisa hidup bebaskan?” sahut seorang remaja di samping wanita tersebut.

Ditengah tangisannya, diam-diam gadis tersebut mengepalkan tangannya. Ia tidak terima dengan perkataan tante dan sepupunya tersebut.

“Kalau kamu masih mau di sini, ya sudah, terserah kamu. Sebentar lagi polisi akan datang untuk mengusut ini semua. Kamu harus hadapi mereka. Awas aja kalau kamu ngomong macam-macam,” ancam wanita yang merupakan tante dari gadis tersebut.

Usai mengatakan itu, dua orang yang tidak memiliki hati nurani tersebut melenggang santai keluar rumah bersama beberapa lelaki suruhannya. Tidak ada rasa iba ataupun sedih melihat kejadian di rumah ini.

Gadis tersebut pun bangkit dari duduknya dan segera menelpon seseorang. Ia tidak akan bisa sendirian menghadapi polisi yang akan banyak bertanya nantinya.

Meski dengan tangan gemetar, ia mencoba mencari nama seseorang dikontaknya. Seseorang yang telah lama menjadi sahabatnya. Ia harus mengabarkan kejadian yang baru saja ia alami dan meminta sahabatnya tersebut untuk menemaninya.

“H-halo, Nay …,” ucapnya gemetar saat panggilannya diangkat.

“Halo, De. Eh kenapa suara lo kayak gemetar gitu? Lo kenapa, Dean?” sahut Naya panik.

“Nay … g-gue butuh lo. B-bokap sama nyokap gue, Nay …” Ia tidak sanggup melanjutkan perkataannya. Dadanya terlalu sesak untuk menjelaskan semua keadaan ini.

“De, lo tetap di sana. Gue ke rumah lo sekarang. Lo tenang, ya,” ucap Nayla.

Deandra Winata, gadis yang baru saja tertimpa kejadian yang begitu naas tersebut terduduk dibalik sofa seraya menggenggam ponselnya erat. Ia tidak sanggup lagi untuk menoleh ke arah mayat orang tuanya.

Tak lama kemudian, Nayla tiba di kediaman Deandra. Nayla yang baru saja masuk ke dalam rumah, terlihat begitu syok melihat lantai yang berceceran darah. Ditambah lagi dengan adanya dua sosok yang begitu sahabatnya cintai sudah terbaring tak bernyawa.

Nayla tersadar saat mendengar isakan dari balik sofa. Ia segera beranjak dan melihat sumber isakan tersebut.

“Dean?” pekik Nayla. Ia segera memeluk Deandra.

“Nayla, Mama sama Papa gue, Nay, m-mereka …” Tangisan Deandra pecah.

Nayla mengusap punggung sahabatnya tersebut.

“Lo tenang dulu, Dean. Udah ada gue di sini. Lo nggak perlu khawatir.”

Suara sirine ambulan dan mobil polisi terdengar bersahutan. Deandra melepas pelukannya dan segera keluar menemui polisi.

“Selamat siang. Apa Anda yang mengubungi kami tadi? Apa benar telah terjadi perampokan di rumah ini?” tanya salah satu polisi yang menghampiri Deandra.

“Ternyata ini yang mereka katakan,” batin Deandra.

“Betul, Pak. Saya yang menelpon tadi. Pak segera bawa orang tua saya, Pak. Mereka terluka,” ucap Deandra seraya menunjuk ke arah orang tuanya.

Polisi tersebut memanggil rekannya yang sedang memeriksa keadaan orang tua Deandra.

“Lapor, Pak. Bapak dan Ibu tersebut sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Kami akan meminta pihak rumah sakit untuk membawanya dan melakukan otopsi,” lapor polisi tersebut.

“Baik, lakukan dengan segera. Untuk yang lain segera cari barang bukti, kemungkinan para perampok itu meninggalkan jejak,” perintah polisi yang berbicara dengan Deandra tadi.

Deandra dan Nayla hanya berdiri diam melihat polisi yang sudah menyebar di rumah ini, juga melihat beberapa perawat membawa jasad kedua orang tua Deandra menuju ambulan.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status