Miskin Setelah BerceraiPart 17Aku merasakan ada seseorang yang menyentuh pipiku, tapi sayangnya aku tidak bisa membuka mata. Saat ini rasanya tubuhku lemas sekali, aku ingin sekali membuka mata dan bertanya dimana aku, apa yang terjadi denganku. Aku juga tidak mendengar suara apapun, apa yang telah terjadi padaku sebenarnya, batinku menjerit. Lalu, aku merasakan ada seseorang yang mendekatkan minyak kayu putih pada indera penciuman, rasanya itu tenang sekali. Aku berusaha keras untuk membuka mata walau sulit, dan kali ini aku berhasil. Aku mengerjap beberapa kali dan berusaha untuk membuka mata dan akhirnya berhasil, aku melihat sekeliling, ternyata ada Rama dan Linda disini. Dan yang menyentuh pipiku tadi adalah Rama, apakah dia khawatir padaku. Entahlah, hatiku nyaman berada didekatnya. Mungkin, aku telah jatuh cinta."Akhirnya kamu sadar Ta, Alhamdulillah," ucap Rama yang langsung bangun dari duduknya."Saya panggilkan dokter ya." Linda keluar dari kamar dengan setengah berlari,
Miskin Setelah BerceraiPart 18"Dengar Nia, aku sama sekali tidak punya salah sama kamu. Jika kamu bilang aku merebut semua punya kamu, seharusnya kamu ngaca. Kamu yang ngerebut Mas Robi dariku, dan aku tidak pernah merebut Rama dari kamu." Teriakku sambil menangis, bukan menangis karena sedih tapi karena kepalaku sangat sakit. Ya Allah, tolong hamba. Nia yang mendengar teriakanku malah tertawa dan terus mendekat."Apa salahnya aku merebut hanya secuil dari kebahagiaan kamu, hidup kamu udah sempurna Talita. Kamu punya keluarga yang lengkap, yang harmonis, kamu juga kaya, cantik, dan juga suami yang tampan." Dia terus meracau sendirian, menangis dan sesekali memukul dadanya sendiri. Dengan pelan aku membuka jarum infus yang ada di tanganku, rasanya sangat sakit dan perih. Apalagi ketika perbannya terkena bulu yang ada tanganku, belum sempat aku mencabut jarumnya Nia kembali berteriak."Aku hanya mengambil sedikit kebahagiaan yang kamu miliki, aku hanya ingin hidup bahagia seperti oran
Miskin Setelah BerceraiPart 19Matahari hari ini bersinar lebih cerah dari hatiku, terbukti dari sinarnya yang terang lebih awal dari biasa. Aku mengerjap beberapa kali ketika sinar mentari mengenai pelupuk mataku. Entah siapa yang membuka tirai jendela sepagi ini, aku bahkan masih sangat mengantuk. Setelah kejadian kemarin, akhirnya Nia berhasil diamankan oleh pihak kepolisian. Dia berhasil ditangkap saat akan mencoba membunuhku. Pisau yang digunakan sebagai alat untuk mengancamku adalah sebagai barang bukti jika dia berniat melakukan pembunuhan terhadapku. Kata Linda, preman yang mengejarku kemarin juga sudah sadar, dan dari keterangannya dia juga disuruh oleh Nia untuk menculik dan membunuhku. Tetapi preman itu masih bungkam ketika ditanyai tentang alamat komplotannya. Tapi aku bersyukur masih diberikan kesempatan hidup setelah beberapa kali terancam."Sudah bangun," tanya seseorang yang suaranya asing ditelingaku. Ternyata setelah kuperhatikan dia adalah laki-laki yang sudah meno
Miskin Setelah BerceraiPart 20Dengan mata terpejam kutarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ah, rasanya sangat nyaman, lama sekali aku tidak merasa tenang seperti ini. Setelah berpisah dari Mas Robi lama aku tidak menikmati hidup dengan tenang."Akhirnya…." Gumamku pelan sambil merentangkan tangan ke udara."Lin, kita ke butik dulu ya, aku mau belanja beberapa baju dan juga kita ke supermarket. Stok makanan kita dirumah juga ga ada lagi kan?" Hari ini aku sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit."Siap." Jawab Linda mantap dan masuk kedalam mobil dan menjalankannya dengan kecepatan sedang."Kemarin beberapa kali Ayah dan Ibu telfon, katanya ada perlu," ujar Linda membuka percakapan. Aku lupa sampai tidak mengabari Ibu jika aku sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter. Aku memang memberitahukan pada Ayah dan Ibu jika aku masuk kerumah sakit, tapi aku tidak bilang jika sebab aku masuk kerumah sakit karena kecelakaan. Apalagi jika penyebab kecelakaan itu karena rencana
Miskin Setelah BerceraiPart 21"Mau kemana kamu," jilbab yang kupakai ditarik dari belakang, sehingga langkahku pun terhenti. Jantungku berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya, ingin rasanya berteriak memanggil Linda tapi malu. Semua orang menatap kami sambil berbisik-bisik, mungkin mereka mengira aku ini ditangkap karena mencuri di supermarket. Ya ampun, rasanya malu sekali."Ampun ampun ampun," aku menangkupkan kedua tanganku di atas kepala dengan menutup kedua mataku, berniat minta maaf dengan tulus. Tapi kepalaku malah ditoyor oleh si beruang kutub."Aauuu," pekikku sedikit berteriak, padahal tidak sakit sama sekali. Sengaja memang, biar aku terlihat teraniaya dan biar dianggap menjadi korban oleh orang-orang."Ampun ampun, kamu pikir saya preman," ketusnya dengan muka datar."Aku kan udah minta maaf, lagian kenapa juga harus ngejar-ngejar aku," ucapku sewot. Sambil berlalu pergi menuju kasir, disana sudah ada Linda yang menungguku. Dia mengambil banyak barang untuk stok makan
Miskin Setelah BerceraiPart 22"Talita…" Sapa seseorang yang suaranya sangat kukenal. Aku menoleh ke asal suara yang memanggilku, ternyata itu Mas Robi. Dia memakai baju yang sama dengan pelayan disini, Mas Robi bekerja sebagai pelayan di cafe ini. Sungguh disayangkan Mas, kamu kembali menjadi pelayan orang lain. Mungkin inilah karma yang harus kamu rasakan karena telah menyakitiku. Lama aku terdiam tidak menjawab panggilannya, aku memperhatikan penampilan Mas Robi yang juga sangat berubah. Seperti halnya Nia, namun Mas Robi jauh lebih baik dari dia. Tapi tidak bisa kupungkiri, ada rasa senang dalam hati melihat dia sekarang. 'kamu tanpa aku, bisa apa' batinku mengejek, tapi aku secepatnya beristighfar dalam hati. Ya Allah, maafkan hamba, hamba hanya merasa masih sakit hati."Hai Rob, apa kabar. Sini duduk bareng kita," tiba-tiba Rama memecahkan kecanggungan anatara aku dan Mas Robi. Mas Robi hanya mengangguk dan segera menarik kursi untuk duduk bergabung dengan kami."Seperti yang k
Miskin Setelah BerceraiPart 23"Anda siapa sih, pengacara atau suaminya," selidik Dokter Anta lagi, Rama melihat ke arahku meminta jawaban atas pertanyaan Dokter Anta, ah aku harus jawab apa."Udah ah, panas banget disini. Kalau kalian masih mau tetap disini ya silahkan," ucapku seraya pergi dari area parkiran. Jantungku rasanya masih copot saja tadi, jika aku menjawab iya atas pertanyaan Dokter Anta, aku belum siap menikah lagi secepat ini dengan Rama. Tapi jika aku menjawab bukan, jelas wibawa Rama akan hilang dan malu di depan Dokter Anta. Aku terus berjalan masuk kedalam kantor polisi dan sama sekali tidak melihat kebelakang, padahal aku penasaran apakah Rama ikut atau tidak.Aku memilih duduk di ruang tunggu kantor polisi dengan memainkan ponsel, sekalian mau menanyakan dimana Linda."Kamu tunggu disini ya." Tiba-tiba Dokter Anta sudah berdiri disampingku, dia tidak menoleh sama sekali, pandangannya lurus ke depan dan langsung berlenggang pergi kedalam ruangan pemeriksaan. Uh, d
Miskin Setelah BerceraiPart 24Hari hampir berganti malam, matahari pun ikut menghilang dibalik awan yang menghitam. Sepertinya akan turun hujan malam ini, aku sudah mandi dan akan bersiap-siap untuk pergi membayar 'hutang' pada Dokter Anta. Dia menyuruhku untuk menunggu di sini dan dia akan datang untuk menjemput. Sebenarnya aku ingin menolak ajakan makan malamnya, tetapi mengingat semua jasanya padaku membuatku urung untuk menolaknya. Aku sungguh sangat berhutang budi padanya, si beruang kutub.Jam sudah menunjukkan pukul 18.30, saatnya aku bersiap-siap. Aku memilih memakai gamis biru muda dan memakai jilbab yang senada. Aku memoles sedikit bedak dan lipstik, agar tidak terlalu pucat. Kemudian aku mematut diri di cermin, aku masih muda, dan aku akan benar-benar memilih sekarang untuk menjadikannya sebagai pemimpin rumah tangga.Tok Tok Tok!"Talita, ada tamu," teriak Linda dari luar, pasti si beruang kutub, untung saja aku sudah siap kalau tidak ya bisa jadi patung es aku. Kulirik