Share

Chapter 56 - Honeymoon

Perjalanan yang cukup melelahkan, memakan waktu yang hampir memotong setengah hari.

Perjalanan yang panjang karena bukan hanya sekali pernerbangan, beberapa kali mereka harus transit dan karena pernerbangan malam hari, cuaca tidak bisa di prediksi, di berita mengatakan jika cuaca akan baik hingga pagi.

Tapi siang yang akan menyangka jika di ketinggian sana, awan hitam menghantam pesawat yang Leira dan Julian naiki, hingga membuat seluruh penumpang panik hingga akhirnya memilih lepas landas di tempat bukan tujuannya.

Bagaimana dengan Leira?

Gadis itu tidak bisa tidur dengan tenang, dia bahkan terus memeluk erat tubuh Julian, padahal pria itu sudah mengatakan banyak hal jika mereka akan baik-bak saja, apalagi ketika pesawat landas dengan tidak mulus, saat itu Leira langsung memeluk kencang dan membuat seluruh penumpang maupun pramugari mencoba membantu menenangkan Leira.

Tapi dari semua hal yang terjadi tidak sedikitpun membuat Julian kesal, sebaliknya dia tahu jika rasa khawatir yang Leira jeluarkan itu benar, sama seperti mereka jatuh di tebing batu dan terjun ke lautan, Julian saat itu tahu bagaimana rasa takutnya dan pasrahnya gadis itu saat dirinya harus tenggelam, jadi Julian tahu sedikit membuat Leira tenang jika sedang panik.

Sekarang keduanya sudah berada di paris, pagi menyambut kedatangan mereka, Julian dan Leira tidak langsung meninggalkan bandara, Julian membawa Leira untuk menikmati sarapan pagi di bandara sekalian mengurangi rasa panik Leira, mungkin untuk penerbangan pulang lebih baik pagi atau siang hari.

Julian duduk di samping Leira yang kini lebih sedikit tenang, menarik tubuh Leira untuk bersandar di dada bidangnya, lalu memberikan usapan di kepalanya walau tidak mengatakan apapun Julian tahu jika Leira masih memikirkan kejadian tadi malam, mungkin dirinya berpikir telah bertindak seperti anak kecil.

"Sudah, setidaknya kita masih bisa bersama bukan? Tidak perlu di pikirkan lagi, aku janji tidak akan mengajakmu pergi hari ini, kita berada di hogel saja hari ini," Ucap Julian, Dia mengatakan untuk mencairkan perasaan Leira, membuatnya tidak usah memikirkan hal tidak penting.

"Aku tidak memikirkan tentang hal yang terjadi, aku merasa diriku terlalu kekanakan saat itu, aku tidak pernah bisa tenang jika terjadi sesuatu, aku pasti telah membuatmu malu," Ucap Leira, dirinya tidak berhenti menangis hingga matanya sedikit bengkak, bahkan merah karena tidak tidur dengan baik.

"Kenapa harus malu, semua juga panik saat itu, aku juga termasuk," Ucap Julian, jadi itu yang membuatnya sedikit diam, Leira ingin belajar dewasa tapi Julian tidak ingin Leira cepat dewasa.

"Ta—tapi panikku berlebihan saat itu! Aku bahkan menangis seperti anak kecil!" Ucap Leira dia mengangkat kepala untuk melihat ke arah Julian.

"Sekarang kamu sadar seperti anak kecil tapi kemsrn kenapa kamu mengatakan ingin menyerahkan dirimu? Dan menerima resikonya, jadi kamu ini sudah dewasa atau masih anak kecil?" Tanya Julian, menatap ke arah Leira.

Leira langsung terdiam, dia menjauhkan tubuhnya dan terlihat gugup, padahal dirinya sudah melupakan hal itu, kenapa Julian terus membahasnya.

"Leira, be mine, okay?" Tanya Julian, dia mengabaikan saat pelayan membawakan pesanan mereka, tatapan sungguh serius ke arah Leira, dia ingin tahu bagaimana keputusan Leira.

Leira bergerak dengan ragu, dia mengalihkan pandangan ke arah lain dan menatap meja mereka yang sudah dipenuhi oleh banyak sekali makanan, pikirannya langsung teralihkan, dan Leira memilih untuk menikmati makanan di hadapan, mengabaikan bagaimana Julian begitu terkejut dengan pilihannya.

"Apa makanan lebih menggoda daripada menjawab pertanyaanku?" Tanya Julian, dia menarik tangan Leira dan memaksanya untuk menatap ke arah Julian, sudah beberapa kali Leira mengabaikan jika Julian ingin berbicara serius dengannya.

"Ya! Aku akan kecil yang tubuhnya bersarang di orang dewasa! Menyebalkan bukan!?" Ucap Leira, menepis tangan Julian dari genggamannya, lalu Leira memutuskan untuk meja makan dan membawa pergi koper keluar dari restoran.

Julian benar-benar tidak tahu jika Leira akan marah seperti ini, pria itu tidak mungkin hanya di saja sambil menatap kepergian Leira, Julian langsung menyusul Leira dan menahannya sebelum semakin menjauh.

"Hei, kenapa kamu begitu marah? AKu hanya bertanya bukan?" Tanya Julian, dia berhenti di hadapan Leira.

"Aku tahu, aku ini masih tidak mengerti apapun, aku juga tahu aku begitu lugu untuk usiaku, dan terkadang begitu lambat dalam berpikir, tapi aku masih ingn mencoba yang terbaik, walau mungkin akan berjalan lama, aku juga ingin dewasa, menjadi istri yang baik," Ucap Leira, menundukkan pandangannya dan menahan untuk tidak menangis, Leira tahu. Tapi sangat sulit beradaptasi untuk suatu perubahan dalam dirinya.

"Maafkan aku, mungkin terlalu sulit untukmu, tapi Leira aku sungguh mencintaimu hingga rasanya begitu takut untuk melakukan banyak hal," Ucap Julia, dia memberikan pelukan pada Leira, berbicara dengan lembut padanya.

"Terutama ketika kamu ingin melakukan hubungan suami istri, aku takut akan menyakitiku, aku seorang pria dewasa dan ketika aku di penuhi gairah, aku sungguh sulit di kendalikan, aku juga ingin kamu tahu jika sulit untukku menahannya selama ini, Leira." Lanjut Julian, walau terdengar begitu erotis untuk di katakan, tapi sebisa mungkin Julian memperhalus segala kalimatnya

Degup jantung Leira berdetak kencang, kalimat itu membuat seluruh tubuhnya terasa panas, bagaimana bisa Jualan menahan segalanya, dan hal itu membuat Leira merasa bersalah.

Leira menjauhkan tubuhnya dari dekapan Julian, lalu memilih untuk menggenggam tangan Julian, dan tersenyum ke arahnya, ini sudah menjadi keputusan Leira, dirinya akan menerima apapun nantinya.

"Ayo kita kembali sarapan, lalu setelahnya kembali ke hotel," Ucap Leira, dirinya membawa Julian kembali ke restoran, Leira juga menyiapkan pakaian yang di hadiahkan temannya, mungkin Julian akan senang saat Leira memakainya.

Para pelayan dan pemilik restoran yang tadi terlihat panik kini bisa menghela nafas lega, pasalnya Julian pergi begitu saja setelah memesan dan bahkan belum membayarnya, mereka tahu jika kedua dari kalangan yang tidak mungkin melarikan diri, tapi tetap saja waspada itu perlu.

Julian yang menyadari tatapan itu langsung membiarkan Leira duduk lebih dahulu, "Maafkan aku, yang begity saja meninggalkan restoran, aku akan langsung membayarnya,"

Julian mengeluarkan kartu miliknya black card, membuat semua orang langsung tertunduk malu, pemilik restoran mengambil kartunya dan menyerahkan pada pelayan.

"Selamat menikmati makanan anda, Tuan dan adik anda," Ucap Sang pemilik restoran.

Julian terlihat langsung kesal, masih saja orang menganggap Leira sebagai adiknya, bahkan saat di bandara juga seperti itu, apakah leira harus berdandan seperti wanita dewasa agar dilihat sebagai istri Julian, padahal jelas mereka melihat cincin di tangan Julian dan juga Leira.

"Leira itu istriku! Leira bukan adikku!" Ucap Julian, lalu setelah itu langsung meninggalkan mereka dengan wajah kesalnya.

Tapi haruskah Julian mengatakan hal itu juga?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status