Mag-log in=SUAMIKU TIDAK SEMPURNA= [WARNING] **** Mengandung Bawang dan Kebucinan yang Hqq. Dan mengancung unsur 18 +, yang dibawah umur. Bijaklah dalam membedah novel mana yang akan anda baca. Semua orang memiliki waktunya sendiri **** “Sah?” “Sah!” Sudah tiga tahun sejak kata itu terungkap dari para saksi yang hadir di dalam pernikahanku dan Aldo—Putra sulung pemilik perusahaan bisnis besar itu—yang kini sudah resmi menjadi lelaki yang akan menjadi pendamping hidupku sampai akhir hayat. Namun sudah tiga tahun ini juga, kehidupan rumah tangga kami berada di ujung tanduk. Bukan karena harta ataupun karena pelakor. Tapi, karena ketidaksempurnaan lelaki itu. Aldo adalah lelaki mandul, yang tidak bisa memberikan keturunan. Awalnya, semua keluargaku dan keluarga Aldo berpikir bahwa akulah yang mandul. Namun, setelah periksa kedokter, semuanya terungkap. Dan sejak saat itu, aku seolah tidak lagi mengenali Aldo yang terlihat sangat down. Setiap malam, aku mendengar Aldo menangis di depanku sehabis pulang dari kerja. Mencium keningku lalu mengatakan kata-kata penyesalanNya itu. Hingga kata ‘cerai’ yang Aldo berikan. Membuat seluruh duniaku hancur. Meski aku tau alasan terbesar Aldo ingin cerai adalah karena ketidaksempurnaannya. Aku tau aku adalah prioritas utama Aldo. Aku tidak bisa membohongi fakta itu. Bahkan sebelum Aldo sah menjadi suamiku, dia yang dulu hanya berstatus teman saja denganku. Selalu menjadikanku sebagai prioritas utamNya. Lalu, apakah akhir dari pernikahan kami adalah hanya sebatas menikah saja. Atau haruskah aku bertahan, meski tanpa penerus? Haruskah aku memilih mempertahankan cinta Aldo yang tidak pernah pudar?
view more=WARNING=
CERITA INI MUNGKIN BANYAK MENGANDUNG BAWANG, DAN ADA UNSUR 18+.
YANG MASIH DIBAWAH UMUR, MOHON UNTUK SELALU BIJAK DALAM MEMBEDAH NOVEL YANG AKAN ANDA BACA. SEMUA MEMILIKI WAKTUNYA SENDIRI, KARENA INDAH ITU AKAN PADA WAKTUNYA. JANGAN TERBURU-BURU.*****
BLURB
*****
“Sah?”
“Sah!”
Sudah tiga tahun sejak kata itu terungkap dari para saksi yang hadir di dalam pernikahanku dan Aldo—Putra sulung pemilik perusahaan bisnis besar itu—yang kini sudah resmi menjadi lelaki yang akan menjadi pendamping hidupku sampai akhir hayat. Namun sudah tiga tahun ini juga, kehidupan rumah tangga kami berada di ujung tanduk. Bukan karena harta ataupun karena pelakor. Tapi, karena ketidaksempurnaan lelaki itu.
Aldo adalah lelaki mandul, yang tidak bisa memberikan keturunan. Awalnya, semua keluargaku dan keluarga Aldo berpikir bahwa akulah yang mandul. Namun, setelah periksa kedokter, semuanya terungkap. Dan sejak saat itu, aku seolah tidak lagi mengenali Aldo yang terlihat sangat down. Setiap malam, aku mendengar Aldo menangis di depanku sehabis pulang dari kerja. Mencium keningku lalu mengatakan kata-kata penyesalanNya itu.
Hingga kata ‘cerai’ yang Aldo berikan. Membuat seluruh duniaku hancur. Meski aku tau alasan terbesar Aldo ingin cerai adalah karena ketidaksempurnaannya. Aku tau aku adalah prioritas utama Aldo. Aku tidak bisa membohongi fakta itu. Bahkan sebelum Aldo sah menjadi suamiku, dia yang dulu hanya berstatus teman saja denganku. Selalu menjadikanku sebagai prioritas utamNya.
Lalu, apakah akhir dari pernikahan kami adalah hanya sebatas menikah saja. Atau haruskah aku bertahan, meski tanpa penerus? Haruskah aku memilih mempertahankan cinta Aldo yang tidak pernah pudar?
“Sekarang apa yang harus kita lakukan? Sepertinya kelakukan kita subuh tadi tercium lagi oleh mereka!” Matt menatap Aldo yang masih duduk di sebelahku dengan tenang. Dia bersikap acuh tidak acuh mendengar Matt.“Apa mereka adalah musuh abadi Aldo, Matt?” seru Christian yang sedang sibuk dengan layar laptop di depannya.“Siapa lagi kalau bukan mereka? Kau lihat, mereka bahkan sudah mulai mengirimkan kita surel email ancaman. Permainan mereka masih saja tetap sama, tidak pernah di upgrade ke hal yang baru!” seru Dhava tenang. Dia menatap Matt dengan sebelah mata terangkat.Aku menatap Aldo yang menggenggam tanganku, tatapannya hanya tertuju padaku. Aku tersenyum begitu dia menatapku lama. Melihat Aldo, aku jadi teringat dengan apa yang dulu aku takutkan. Aku takut untuk menika
Jenisa Pov Aku bangun, dan menyadari bahwa Aldo tidak berada di sampingku. Ini adalah Minggu, kemana Aldo pergi sepagi ini? Tidak menghiraukan kemana dia pergi, aku melangkah menuju kamar mandi dan membasuh wajahku. Mengoleskan krim lalu lekas keluar dari kamar. Ruangan tamu dan juga dapur kosong, sebuah makanan tersaji di atas meja. Perhatianku tertuju pada jam, ini masih pukul 08.15 tapi dia sudah selesai memasak? Tanpa banyak bertanya, aku lekas menghabiskan makanan itu dan kembali ke kamar, lekas mandi dan berganti pakaian. Jaket kulit berwarna hitam dan celana jeans terpasang di tubuhku, aku tidak perlu lagi menjadi sosok orang lain. Kesalahpahaman itu sudah terselesaikan beberapa hari lalu, yang sekarang perlu aku lakukan adalah mencari keberadaan Aldo—suamiku. Entah kemana perginya dia hari ini, tidak ada pesan yang ditinggalkan.
Aldo povHelaan nafas terdengar di dalam ruangan pribadiku, mungkin sudah ketiga kalinya aku terus menghela nafas. X—sosok kepercayaanku sudah berdiri di depan pintu, dengan senyum bodohnya. Tanpa diberi izin, dia sudah memasuki ruanganku.“Membunuh ibu sendiri, apa maksudmu kali ini Al? Kau hampir membuatku pusing selama berhari-hari untuk memikirkan perlakuanmu ini!”“Tidak usah ungkit mengenai hal ini, Matt. Aku tidak kau mempermasalahkan apa yang aku lakukan, lagipula aku merasa tidak salah melakukan hal itu!”Matt—sosok X, sang tangan kanan yang tahu kebiasaan burukku satu ini. Dia duduk di depanku, menatap layar laptopku yang menampilkan sebuah surel yang beberapa menit lalu aku terima. Dia terlihat terkejut, sembari menatapku. Tapi raut waja
Sejak kejadian malam itu, tidak ada lagi yang menggangguku di kantor. Josua sesekali masih bertanya padaku apa yang terjadi pada Wulan. Itu wajar. Karena jika aku berada di posisi Josua, mungkin aku juga akan bertanya dimana gadis ular itu. Mejaku juga sudah dipindahkan ke ruangan Aldo, suamiku itu benar-benar tidak ingin berpisah dariku.Tapi meski tidak ada lagi yang perlu aku khawatirkan, ada sesuatu hal besar yang memantau kami dari sudut tersembunyi. X—tangan kanan Aldo masih memberi kabar siaga. Itu artinya kami tidak aman dari jangkauan mereka.Aku menatap pintu Aldo yang terketuk, tatapanku tertuju pada jadwal Aldo. Seharusnya tidak ada jadwal yang berkunjung saat ini. Aldo juga lagi pergi beberapa menit yang lalu untuk rapat, dan hanya ada aku di ruangan ini. Aku menatap pintu ruangan Aldo yang masi






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
RebyuMore