Share

Bab 18

Mas Haris membelai rambutku.

"Kita pikirkan itu nanti."

Semakin lama aku di sini, semakin overthinking. Membayangkan yang tidak-tidak, sampai rasanya ingin berteriak.

"Kita pulang saja, Rum."

"Tapi Rumi?"

"Nggak papa, ada dokter."

Aku pun mengangguk, tepat saat aku berdiri dan hendak berbalik, tiba-tiba Mas Haris terdiam. Tangan yang menggenggam tanganku, terasa bergetar.

"Mas, kamu kenapa?"

Tanpa menjawab pertanyaanku, Mas Haris berbalik menuju ranjang Arumi. Aku hampir saja terlonjak melihat tangan kiri wanita itu, menggenggam tangan Mas Haris.

Perlahan, mata wanita itu membuka. Hingga akhirnya sempurna terbuka. Mas Haris berteriak memanggil dokter yang untungnya masih di sini. Hingga akhirnya Arumi dinyatakan sadar dari Koma.

Aku terduduk di sofa dekat ranjang Arumi. Ada perasaan semacam lega, takut, dan juga malu di hadapannya. Wanita itu, tersenyum pada Mas Haris. Cantik. Dan aku, begitu cemburu.

Allahu Rabbi ... Masih pantas kah Hamba untuk merasakan perasaan semacam i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
ukur kekuatan mu sebelum bertarung. hatimu terlalu murahan krn gampang banget jatuh cinta. orang yg sdh punya anam bahkan cucu aja bisa berpisah apalagi cuman istri ssh yg di cintai. sadar diri aja arumi.
goodnovel comment avatar
Siti Raehan
sakit sekali rasanya punya suami tapi cinta nya ke orang lain
goodnovel comment avatar
Arumni Arumni
Lebih baik mundur, karena kalau sembuh pasti di duakan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status