"Welcome home, Esme, Jeff, dan William!" sambut Tuan Arnold di teras kediaman Richero siang itu. William yang baru berusia dua hari digendong sang mama dan dibawa masuk ke ruang tengah di mana acara baby shower petang nanti digelar. Bayi laki-laki itu tertidur pulas dalam dekapan hangat ibunya. "Apa semua persiapan acara nanti sudah selesai, Pa?" tanya Esmeralda yang puas melihat dekorasi di tempat acara puncak baby shower anaknya dan ketiga keponakannya. "Untuk dekorasi dan kursi semua sudah tertata rapi. Kemarin pihak EO lembur sampai dini hari, mereka bekerja keras menghias area ruang tengah sampai patio taman di halaman belakang. Tim jasa boga Tasty Guaranted sudah mulai memasak sejak pukul 10.00 tadi pagi, sepertinya juga sudah siap dihidangkan tak lama lagi!" jawab Tuan Arnold.Meja-meja stand makanan sudah mulai dipasok masakan beraroma lezat yang dimasak di dapur kediaman Richero. Dari kejauhan, Celia terlihat mengawasi para pelayan menata alat makan dan juga aneka buah seg
"Hai, Arnold! Lama kita tak bertemu, apa kabar?" ujar Dokter Alan Bowmann yang kebetulan berpapasan di rumah sakit miliknya ketika Tuan Arnold akan menjenguk Esmeralda dan bayi William.Dengan wajah memendam perasaan tak enak pria tua itu menjabat tangan Dokter Alan. "Ohh yeah, lama tak jumpa, Alan. Apa ini rumah sakit milikmu?" jawab Tuan Arnold.Mereka berdua terhubung karena keberadaan mendiang Viona Sherrington, mama Esmeralda. Kedua pria itu dahulu bersaing mendapatkan wanita cantik bermata hijau tersebut. Persoalannya, Viona sudah mencintai Arnold Richero semenjak kanak-kanak karena keluarga mereka kolega dekat. Sementara Alan Bowmann hanya bisa mencurahkan perhatian tanpa balasan cinta."Benar. Ini rumah sakit yang kudirikan. Apa ada yang sakit lagi? Bulan lalu aku menangani Celia yang menderita syok hiper alergi!" balas Dokter Alan yang tidak tahu bahwa perkara itu dirahasiakan oleh anak-anak dan menantu Tuan Arnold.Kening pria itu berkerut dalam menatap wajah Dokter Alan Bow
Perut Esmeralda terasa bergolak di tengah malam. Sekitar satu jam lalu dia baru merebahkan diri bersama Jeff di tempat tidur. Sensasi basah kuyup di antara pangkal pahanya membuat Esmeralda panik. "Jeff ... Hubby!" serunya kencang seraya menepuk-nepuk bahu Jeffrey Norton yang tertidur pulas.Pria itu mengerjap-ngerjapkan matanya seraya melihat ke arah jam dinding. Kemudian dia bertanya, "Ada apa, Esme?" "Bisakah kamu memeriksa kondisiku? Sepertinya aku pecah ketuban!" jawab Esmeralda panik. Dia merasa tak siap untuk melahirkan tengah malam buta begini."Okay, sebentar. Biar kusibak selimut ini!" sahut Jeff lalu dia memeriksa istrinya. Setelah yakin bahwa keadaan Esmeralda memang pecah ketuban, dia langsung bangkit dari tempat tidur seraya membantu Esmeralda untuk berganti pakaian."Kita harus ke rumah sakit sekarang, Esme. Mungkin kalau posisi fetus normal untuk dilahirkan alami, tiga sampai enam jam lagi maka kamu akan melahirkan putra kita!" ujar Jeff. Dia membantu membersihkan ca
"Cucu-cucuku sangat rupawan seperti ayah dan ibu mereka. Papa lega karena masih diberi usia untuk melihat penerus keluarga Richero, Celia!" ujar Tuan Arnold dalam limousine yang menjemput dirinya pulang dari rumah sakit.Beliau harus menjalani perawatan intensif sekian lama. Dokter menyarankan pemasangan ring jantung yang mengharuskan Tuan Arnold menjalani operasi dan opname sebulan lebih lamanya. Semua demi meminimalisir serangan jantung yang lebih fatal.Celia yang duduk bersebelahan dengan Morgan tersenyum manis. "Makanya Papa harus jaga kesehatan, jangan terlalu banyak beban pikiran lagi. Meskipun Austin kabur dari penjara, dia pasti akan berpikir seribu kali jikalau ingin membalas dendam!" ujar putri bungsu keluarga Richero tersebut."Iya. Namun, sebaiknya kalian semua berhati-hati terutama bila ke luar rumah!" pesan Tuan Arnold. "Aku menambah jumlah pengawal untuk Celia dan juga Esme, Papa Mertua. Orang yang ingin mencelakakan mereka pasti tak akan semudah itu melancarkan aksin
Austin mengendalikan tali kekang Irish dengan Nyonya Lucia Sorrano duduk tandem di balik punggungnya di pelana kuda. Para pekerja perkebunan yang berada di depan teras rumah induk terperangah melihat kedatangan mereka.Beberapa berbisik-bisik menggosipkan Lucia yang berstatus janda dengan Agustino, mereka membuat orang-orang berspekulasi liar mengenai hubungan rahasia selain majikan-bawahan.Dengan gesit Austin turun terlebih dahulu dari punggung kuda lalu membantu Nyonya Lucia menapakkan kaki ke tanah. Mereka segera berjalan ke sofa teras, Austin mendudukkan wanita itu seraya berkata ke Madam Charlota, "Nyonya tadi terpelanting dari punggung Irish. Ada ular melintas di jalan perkebunan!""Ohh Gosh! Apa saya perlu menelepon Dokter Pieter O'Brien, Madam?" seru pelayan pribadi Nyonya Lucia itu seraya memeriksa kondisi majikannya."Tidak usah, hanya memar ringan saja karena benturan di tanah, Charlota. Tolong ambilkan kotak P3K dan kompresan es batu!" jawab Nyonya Lucia sembari menaikkan
"Duduklah, Tino!" ucap Nyonya Lucia Sorrano, janda muda beranak satu berdarah Latin itu kepada Austin. Dia menaruh secangkir kopi hitam yang masih mengepulkan uap panas di hadapan pekerja perkebunannya dan menghidangkan Empanada hangat buatannya di sebuah piring.Empanada adalah makanan Latin berupa kue sus panggang yang bentuknya seperti pastel dengan isian daging, keju, tomat, jagung, dan lainnya."Terima kasih telah menolong Levi mengganti lampu kamar tidurnya tadi, Tino!" ucap Nyonya Lucia Sorrano. Putra tunggal Nyonya Lucia duduk di sebelah Austin dan ikut mencicipi Empanada sembari mendengarkan ibunya berbicara."Sudah tugas saya, Ma'am. Jangan sungkan!" jawab Austin sopan. Dia memperhatikan dari dekat wajah dan perawakan nyonya majikannya itu. Seandainya dia masih berstatus seperti dulu, tuan muda konglomerat maka tak ada alasan untuk tidak melakukan pendekatan."Aku ingin menawarkan posisi pekerja tetap di perkebunan Golden Twig, apa kamu berminat, Tino? Kuperhatikan pekerja