Share

Bab 5

Author: Sulitina
last update Last Updated: 2025-07-21 16:03:10

Anjani menatap suaminya yang berdiri di depan lemari. Lelaki itu sudah lebih dari 15 menit berdiri di sana memilih baju. Baju yang ia pilihkan katanya sudah sering dipakai, jadi Farhan kembali memasukkan ke dalam lemari.

"An, coba kamu lihat. Apa baju ini pas?”

Suaminya itu mengenakan baju kaos polo warna biru langit. Anjani hanya bergumam pelan.

Mendengar gumaman Anjani, Farhan kembali menatap dirinya di depan cermin lalu kembali melepas bajunya itu. “An, menurutmu aku harus pakai baju warna apa?“

"Kamu sudah seperti mau kencan, Mas!”

Farhan langsung menoleh pada Anjani yang terlihat memasang wajah datar. “Aku harus tampil rapi. Kita mau makan malam dengan Ayah Ibu.”

Anjani memutar bola mata, terlihat jengah melihat tingkah suaminya. “Mau makan malam saja seperti mau ketemu pacar! Apa wanita itu juga kamu undang?” Suaranya terdengar sinis begitupun wajahnya. Anjani sungguh muak.

Farhan gelagapan dengan cepat ia kembali menghadap lemari. "Mana mungkin aku undang dia di acara keluarga. Aku mau ngenalin dia sebagai apa? Yang ada nanti Ayah dan Ibu curiga.“

"Kamu bisa kasih tau Ayah dan ibumu kalau dia wanita yang kamu cintai.” Suara Anjani terdengar ketus.

"Kamu jangan ngaco, An! Aku gak akan melakukan itu! Sudahlah, aku gak mau debat!” Farhan mengambil baju asal dan memakainya. Kali ini dia tidak bertanya pada Anjani.

Ia juga mengambil parfum dan menyemprotkannya ke seluruh tubuh, tak lupa ia juga menyisir rambutnya rapi. Di rasa sudah cukup ia pun berjalan menuju pintu kamar. "Jangan lama. Ayah Ibu sudah menunggu." Lalu ia pun ke luar kamar.

Anjani menahan air matanya supaya tidak jatuh. "Jangan menangis lagi, Anjani! Laki-laki seperti Mas Farhan tidak pantas kau tangisi!" Anjani meniup napas dan ikut ke luar kamar.

Sampai di lantai bawah, tepatnya di ruang tamu semua orang sudah menunggunya termasuk Bu Vanya. Wanita itu seperti biasa terlihat anggun dan elegan. Hati Anjani mencelos. Penampilannya tak bisa dibandingkan dengan Bu Vanya. Wanita itu selalu berpenampilan layaknya wanita sosialita Ibu Kota sedangkan ia lebih nyaman memakai gamis dan jilbab segiempat jika tidak sedang bekerja.

Setelah dia tiba, semua orang berjalan menuju depan. Sampai mobil Farhan dengan sigap membukakan pintu mobil untuk Bu Vanya.

Anjani hanya bisa menggigit bibir bawahnya melihat sikap suaminya yang begitu perhatian pada Bu Vanya, sedangkan padanya pria itu selalu dingin. Lihat saja, setelah membukakan pintu untuk Bu Vanya, Farhan langsung masuk ke dalam mobilnya tanpa memperdulikannya.

Anjani tersenyum kecut, ia membuka pintu mobil bagian depan, masuk dan duduk di dalam. Mereka pergi menggunakan dua mobil. Ayah Panji, Bu Vanya dan Vana satu mobil sedangkan dia satu mobil dengan Farhan.

“Ibu sangat cantik ya,“ kata Anjani.

Farhan tersenyum tipis, senyum yang tidak pernah ada saat bersamanya.

"Ya, Ibu sangat cantik,“ balas Farhan, diam-diam tersenyum lagi.

Anjani bisa melihat senyuman suaminya itu, lagi-lagi dia tersenyum kecut. "Pantas Ayah sangat bucin sama Ibu. Tadi aja aku gak sengaja liat pas Ayah cium bi bir Ibu.” Anjani tidak bohong, dia benar-benar melihat saat mereka sedang berada di ruang keluarga.

Ia melirik suaminya yang terlihat mencengkram setir mobil. Farhan hanya diam saja tak menyahut, dari raut wajahnya Anjani tahu suaminya sedang cemburu.

"Kayaknya Ibu juga bucin banget sama Ayah. Kelihatan cinta banget.“ Anjani kembali melirik Farhan dan tangan pria itu bertambah kencang saat mencengkram setir mobil, dapat dilihat dari otot tangannya yang menonjol.

“Aku tadi lihat pas Ibu nyuapin buah ke Ayah. Ibu juga bilang gini; Mas nanti mau aku keramasin gak? gitu,” ucap Anjani menirukan suara mertuanya.

Wajah Farhan tambah merah padam mendengar perkataan Anjani. Hatinya mendadak panas.

“Aku juga lihat pas-”

"Diam Anjani!!” bentak Farhan.

Anjani tersenyum miris. "Kenapa kamu marah, Mas? Kamu kayak lagi cemburu,” sindirnya.

Farhan mencoba menepis rasa gugupnya. Dia berdehem pelan dan menjawab, "Kamu berisik! Aku gak bisa konsentrasi menyetir!”

"Oh, kirain kamu cemburu, Mas.”

Farhan mendengkus kesal. "Jangan ngaco kamu! Mana mungkin aku cemburu sama keharmonisan Ibu Ayahku! Mereka orang tuaku!”

"Ya, habisnya kamu marah sampai segitunya. Aku pikir kamu cemburu. Siapa yang tau? Lagipula Ibu cuma Ibu tiri kamu, Kan? Sekarang banyak tuh, anak tiri suka sama Ibu tirinya.“

Farhan semakin gelagapan, dia berdehem berulang kali. "Mereka itu gila! Suka sama Ibu tirinya sendiri.”

Anjani mengangguk membenarkan ucapan Farhan. 'Dan orang gila itu adalah kamu, Mas!' batin Anjani.

Tak terasa meraka sampai di restoran, mereka pun ke luar dari dalam mobil masing-masing dan segera masuk ke dalam sana.

Farhan dengan sigap menarik satu kursi untuk Bu Vanya duduk, dan mengabaikannya. Anjani mendengkus pelan.

"Mbak, mau pesan apa?” Suara Vana mengalihkan pandangan Anjani.

“Aku sudah pesankan untuk kita semua,“ potong Farhan.

Anjani tak jadi pesan, ia menutup kembali buku menu begitupula Vana. Mereka meletakkan kembali buku menu di atas meja. Restoran ini memang bisa memesan tempat dan menu terlebih dulu.

Tidak perlu menunggu lama pesanan Farhan tiba. Semua hidangan terlihat menggiurkan, tapi tidak untuk Anjani. Dia tidak suka makan seafood. Ia juga alergi udang.

"Kak, Mbak Anjani, kan gak suka seafood. Kok Kakak pesen menunya seafood semua? Dan ini, Mbak Anjani alergi sama udang.”

Anjani menatap datar Farhan yang terlihat salah tingkah. Satu tahun berumah tangga, dia tahu semua makanan kesukaan Farhan, tahu apa saja yang tidak disukai suaminya Itu. Dan tahu semua kebiasaan Farhan sekecil apapun.

Namun, tidak dengan Farhan. Lelaki itu tidak tahu apapun tentangnya. Tidak tahu makanan kesukaannya dan makanan yang tidak disukai.

“Farhan, kamu ini bagaimana? Apa kamu tidak tahu makanan kesukaan istri kamu?“ Bu Vanya tersenyum menatap Anjani. "Maafkan Farhan ya, An.“

“Kamu pesan lagi saja, Nak,” sambung Ayah Panji kemudian memanggil pelayan.

Anjani tanpa sungkan memesan makanannya. Ia memesan dua menu sekaligus. Ayam bakar madu dan ayam goreng mentega, dua menu itu adalah favoritnya.

Selesai makan malam, mereka kembali ke kediaman. Sejak kembali Farhan belum masuk ke dalam kamar, lelaki itu berada di ruang kerja.

Anjani yang selesai membersihkan diri turun ke lantai bawah, di sana ia bertemu Ibu mertuanya. “An, Farhan belum ke luar dari ruang kerjanya?”

"Belum, Bu. Mungkin masih menyelesaikan pekerjaannya.“

Bu Vanya mengangguk. "Kamu buatkan kopi gih. Tadi Ibu buat cemilan, antar juga ke suami kamu.”

"Iya ,Bu.” Anjani pamit menuju dapur untuk membuat kopi hitam untuk suaminya. Di sana juga ada cemilan yang dibuat Bu Vanya. Selesai membuat kopi, Anjani segera membawa ke ruang kerja.

Tanpa mengetuk pintu, ia langsung membuka pintu ruang kerja Farhan. Dan tubuhnya membeku di tempat saat melihat pemandangan di depan sana. Suaminya sedang mencum bu bingkai foto yang Anjani yakini adalah foto mertuanya.

"Mas!“

Farhan tersentak, bingkai yang ada di tangan terjatuh. Ia salah tingkah melihat istrinya berdiri di ambang pintu, Farhan gugup.

***..***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Obsesi Liar Suamiku    Bab 5

    Anjani menatap suaminya yang berdiri di depan lemari. Lelaki itu sudah lebih dari 15 menit berdiri di sana memilih baju. Baju yang ia pilihkan katanya sudah sering dipakai, jadi Farhan kembali memasukkan ke dalam lemari. "An, coba kamu lihat. Apa baju ini pas?” Suaminya itu mengenakan baju kaos polo warna biru langit. Anjani hanya bergumam pelan. Mendengar gumaman Anjani, Farhan kembali menatap dirinya di depan cermin lalu kembali melepas bajunya itu. “An, menurutmu aku harus pakai baju warna apa?“ "Kamu sudah seperti mau kencan, Mas!” Farhan langsung menoleh pada Anjani yang terlihat memasang wajah datar. “Aku harus tampil rapi. Kita mau makan malam dengan Ayah Ibu.” Anjani memutar bola mata, terlihat jengah melihat tingkah suaminya. “Mau makan malam saja seperti mau ketemu pacar! Apa wanita itu juga kamu undang?” Suaranya terdengar sinis begitupun wajahnya. Anjani sungguh muak. Farhan gelagapan dengan cepat ia kembali menghadap lemari. "Mana mungkin aku undang dia di

  • Obsesi Liar Suamiku    Bab 4

    Pukul 22.15 WIB, Farhan dan Vana tiba di rumah, setelah mengantar Vana ke kamar Farhan langsung menuju kamarnya dengan wajah marah. Farhan membuka pintu kamar dengan dorongan keras. Anjani yang sedang duduk melamun menoleh ke sumber suara. Ia menatap datar kedatangan suaminya. "Semua karenamu! Jari Vana harus dijahit!” Anjani hanya menatap datar tanpa berminat menjawab. Biasanya jika suaminya marah, dia akan cepat-cepat meminta maaf, tapi kali ini dia hanya diam. Melihat Anjani hanya diam membuat Farhan tambah kesal. Berjalan cepat menghampiri kemudian menarik tangan Anjani kasar. “Aku bicara padamu!” “Aku gak ingin bicara sama kamu, Mas! Silahkan tidur di kamar tamu!” Anjani menarik tangannya kasar. Farhan menahan amarah mendengar ucapan Anjani. “Kamu ngusir aku?” “Aku gak usir kamu, Mas. Bukannya kalau kamu kesal sama aku, kamu akan tidur di kamar tamu?“ Farhan hanya mendengkus, ia berjalan menuju kamar mandi tanpa mengungkit lagi masalah Vana. Beberapa saat kemu

  • Obsesi Liar Suamiku    Bab 3

    Anjani mengendari motor metic dengan kecepatan tinggi, air matanya sejak tadi terus membanjiri wajahnya. Bayangan semalam masih menari dalam ingatan, bagaimana Farhan melakukan hal itu dengan memandangi sebuah foto.“Kalau kamu gak mau cerai! Biar aku yang ajukan gugatannya, Mas!“ gumamnya pelan.Sampai di kantor tempatnya kerja, Anjani memarkirkan motornya di halaman parkir yang sudah disediakan perusahaan untuk kendaraan roda dua.Sebelum melepas helm, Anjani terlebih dulu membersihkan sisa air mata dan kembali merias wajahnya. Setelah selesai ia bergegas meninggalkan area parkir dan berjalan menuju gedung perusahaan.Anjani meniup napas pelan sebelum masuk ke dalam lobby kantor. “Semangat, Anjani!“ Tidak ada yang tahu jika dia adalah istri Farhan Adinata-Manager keuangan perusahaan. Jika dulu Anjani bisa terima dan maklum, tapi sekarang dia muak.“An, Pak Presdir mau pensiun. Katanya jabatannya mau dikasih sama anak sulungnya. Dengar-dengar beliau masih jomblo, ganteng pula.”Ba

  • Obsesi Liar Suamiku    Bab 2

    Tubuh Anjani membeku di ambang pintu dengan mata berkaca. Sekali lagi hatinya diremas begitu kuat hingga menyisakan nyeri. Tangannya yang memegang handel pintu meremas benda itu kuat. Hatinya bergemuruh marah. Celah sedikit yang ia ciptakan mampu melihat dengan jelas apa yang dilakukan Farhan di dalam sana. Pria itu sedang menciumi sebuah foto, entah itu foto siapa. Dan Anjani yakin itu adalah foto seorang wanita. "Aku sangat mencintaimu, tapi aku tidak bisa menikahimu. Aku sangat menginginkanmu, tapi aku tidak bisa memilikimu.“ Suara Farhan di dalam sana menyayat hati Anjani begitu kejamnya. Tubuhnya lemas saat melihat Farhan membuka kemeja kerja dan celana panjangnya. Kakinya semakin lemas saat melihat adegan demi adegan saat Farhan mencumbu foto serta melakukan hal tak pantas lainnya. Pantas Farhan tak pernah menyentuhnya. Pantas Farhan selalu menolak sentuhannya. Ternyata lelaki itu mencintai wanita lain. Adegan demi adegan yang ia saksikan seperti tusukan belati yang menghu

  • Obsesi Liar Suamiku    Bab 1

    Hal yang paling menyesakkan adalah menunggu cinta menghampiri. Meskipun tahu, cinta itu tak pernah ada. *,* Gaun putih tipis membalut tubuh indah Anjani Rahayu. Surai panjang nan hitam terurai indah. Aroma lembut dari parfum Night Dream menguar dari tubuhnya. Bibir tipisnya merah merekah, wajah putihnya sedikit diberi perona. Siapapun yang melihat penampilannya malam ini pastilah akan terpukau akan kecantikan wanita 25 tahun tersebut. “Bagaimana penampilanku?“ Anjani memutar tubuhnya. “Mbak Anjani sangat cantik, aku yakin kak Farhan gak akan bisa menolak.” Senyum tipis menghiasi wajah Vana-Adik iparnya. Kedua pipi Anjani merona, dia tersipu dengan senyum malu-malu. “Apa kau yakin? Kemarin aku juga dandan kayak gini, tapi Mas Farhan tetep nolak. Alasannya capek kerja,” keluhnya. Sudah satu tahun menikah dan mereka belum pernah melakukan malam pertama. Segala macam cara Anjani lakukan untuk menarik perhatian suaminya itu, tapi selalu berakhir kecewa. "Kali ini aku yakin ak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status