Beranda / Romansa / Pacar Kedua. / Eps.1.Cita- cita.

Share

Pacar Kedua.
Pacar Kedua.
Penulis: Arizumi

Eps.1.Cita- cita.

Penulis: Arizumi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-26 15:56:30

       Ivana berlari ke dalam rumah, di tanganya ada surat kelulusanya. Dia lulus predikat bagus. Walau tidak rangking satu Tapi rangking tiga dari seluruh siswa.  Ivana merasa bersyukur juga bahagia. Setidaknya   bisa mengurangi beban orang tuanya. Ivana menemui ayah dan Ibunya dengan wajah ceria. 

"Assalamulaikum ...." sapa Ivana ceria. 

"Walaikum salam ...." balas orang tua Ivana kompak. Ivana langsung memeluk Ibunya. 

"Ibu ... aku  lulus," Ivana menyerahkan surat tanda kelulusan kepada Ibunya. 

"Alhamdulilah." ucap Ibu bersyukur. Mata Ibu berbinar- binar karena bahagia. Tapi bayangan masa depan melintas di pikiran Ivana. Impian menjadi pramugari sudah lama dalam benaknya.  

"Ayah, Ibu ... Ivana ingin kuliah pramugari, apa boleh?" Tanya Ivana menatap orang tuanya bergantian. sendu wajah mereka mendengar permintaan  putri sulungnya. 

Ivana ingin menjadi Pramugari di Maskapai luar negeri. Cita- citanya menjadi Pramugari di Maskapai Dubay. 

Mereka menghembuskan nafas pelan, ternyata anaknya sudah  dewasa.  memikirkan masa depanya sendiri dan keluarganya. 

"Baiklah kejarlah cita - citamu Anaku, Ayah akan berusaha mencari uang untuk biaya Diklat kamu," 

"Kapan pendaftaranya Nak?" 

"Bulan depan Ayah," ucap Ivana tak percaya Ayahmya menyetujui impianya. 

"Belajar yang rajin, siapkan segalanya untuk ujian nanti," 

" Baik Ayah," Ivana melangkah ke dalam kamar. Brosur  Diklat Pramugari di tanganya ia Ciumi. 

"Makasih Ya Allah," 

Merasa Ini adalah jalan menuju impianya.

Ia masuk kamar Melepas jilbab dan baju seragamnya. Ia gantungkan di capstok. Segera mengambil air wudhu. Masuk ke kamar mandi di kamar pribadinya.  Walau orang tua Ivana dari kalangan rakyat biasa saja, tapi Ayah Ivana membuatkan kamar mandi di kamar masing- masing putrinya. Tujuanya agar mereka tak berebut untuk sekedar mandi. 

Ivana Menghamparkan sajadah menghadap kiblat. Saat  bahagia terucap bibir Alhamdulilah, dan  hati harus menghadap Sang Pemilik Kehidupan. Rokaat demi rokaat di jalani khusyuk. Terimakasih atas Anugerah hari ini. Lulus ujian dengan predikat baik juga orang tuanya  tak keberatan meraih impian menjadi pramugri. 

Selesai sholat ia gantungan baju. Membuka buku pelajaran kembali. Ia Harus mempersiapkan ujian masuk  Diklat walaupun masih satu bulan lagi, Ivana ingin mempersiapkan dengan matang. 

Sebulan Kemudian.. 

Tok ... tok... 

"Van, ini Ayah," 

Ivana meresleting kopernya, segera bangkit menuju pintu. Lelaki paruh baya bermata teduh berdiri di depan pintu. 

"Kamu sedang packing Nak?" Tanya Ayah. 

"Iya Ayah, besok sudah pendaftaran," 

"Ayah antar ya?" 

"Nggak usah Ayah, aku ingin mandiri," 

"Baiklah kalau tak mau di antar sampai Jogya, tapi Ayah Harus mengantarmu sampai Terminal !" 

"Iya Ayah," kali ini Ivana mengalah mengantarnya sampai Terminal. 

Ivana terdiam sesaat matanya menangkap Amlop coklat di tangan Ayahnya. Ingin bertanya tapi bibirnya kelu. 

"Ini Nak, Ayah ada sedikit uang untuk biaya Diklat kamu kalau kurang Ayah bisa jual sapi peninggalan nenek kamu," 

Ivana terdiam sesaat. Memikirkan dari mana Ayahnya mendapat uang sebanyak itu?

Ivana menerima uang dari tangan Ayahnya dengan tangan gemetar. Di bukanya Amlop coklat itu. Uang senilai sepuluh juta rupiah. 

"Makasih Ayah," ucap Ivana terbata. Bulir bening mengalir dari pelupuk matanya Ivana terharu. Berjanji dalam hati akan sungguh- sungguh belajar. 

"Iya. Tapi belajar yang rajin jangan lupa sholat, tetep jaga diri !" 

"Baik Ayah," ucap Ivana menunduk tanpa melihat wajah Ayahnya. Begitulah Ayah Ivana seorang yang bijak tapi tegas. 

Ayah bangkit dari duduk, sebelum pergi mencium puncuk kepala putrinya. Merasakan kasih sayang Ayahnya. Air mata kembali meluncur, tapi segera di usap. Malu ketahuan Ayahnya.

"Udah jangan nangis, besok Ayah antar ke Terminal. Udah besar nangis!" 

Ivana menganguk, bertekad membanggakan orang tua. 

Bersambung..

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pacar Kedua.    Bab. 19

    Ivana terpana mendengar ucapan David.'What jadi istri! Ia ingin tertawa tapi di tahan. Tak ingin merendahkan laki-laki di hadapanya ini. Ia di ajarkan Ayahnya untuk menghargai laki-laki. Ivana terdiam sesaat, memikirkan cara menolak tak menyinggung perasaan David. Ia hanya ingin fokus bekerja di Penerbangan. Ada tanggungan yang harus di bayar, tak ingin buru- buru menjalin sebuah hubungan dengan seorang laki-lakiIvana menatap lekat David sambil menata kata- kata yang pas untuk di ucapkan."Makasih David, sudah sudi mencintai ku. Tapi maaf aku tak bisa menjadi istrimu, aku masih ingin bekerja.Deg.Sakit mendadak menjangkiti hati David. Di cerna segala kata- kata gadis manis di hadapanya. Tanganya mengepal Menahan nyeri yang bersarang di dada.Apa sesakit ini di tolak wanita yang di cintai? Batin DavidTapi David bersikap biasa saja dan berusaha tegar. Sebisa mungkin berpikiran positif. Ia ingin mendapat hat

  • Pacar Kedua.    Bab. 18

    Ivana menyesap kopi di hadapan ya. Pikiranya kalut memikirkan ucapan David. Ia tak habis sosok David. Apa dia orang gila? Huuhft tanya Ivana dalam hati. Ia tak ingin memikirkan itu. Lebih baik menyalakan shower, lalu berdiri di bawahnya. Air membasahi seluruh tubuhnya. Sedikit memberikan kesegaran di tubuhnya.Setengah jam kemudian, ia keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di tubuhnya."Nih, ada telepon dari nomer tak di kenal, kayaknya David deh!" kata Lisa sembari menyerahkan ponsel ke pada Ivana. Ivana mengambil ponsel dari tangan Lisa. Tapi segera mematikan panggilan telepon itu."Kenapa di matikan Van?""Dah lah, aku males sama dia! Orang nggak jelas! Gangguin aja!""Terserah kamu deh! " ucap Lisa akhirnya mengalah. Tak ingin debat dengan temannya ini.Ivana menyisir rambutnya yang basah, kemudian memesan makanan online. Lisa sedari tadi sibuk chatingan sambil senyum-senyum. "Duh bikin iri aja deh

  • Pacar Kedua.    17. Menyusul Ke Pontianak.

    David tak kehilangan akal untuk mendapatkan gadis pujaaanya. Ia terbang menuju pontianak. Dalam hati ia terus berdoa berharap cintanya akan di terima. Sakit hati yang pernah di rasakan dulu membuatnya semakin yakin untuk memperjuangkan cintanya. rasa ini di hatinya. Kini David di Bandara. Sesampainya di Bandara David langsung chek in dan menuju kabin pesawat karena sebentar lagi tiba waktunya take off. Perjalanan udara menuju pontianak menghabiskan waktu hampir dua jam lamanya hingga sang burung besi berhasil landibg di salah satu Bandara kota Pontianak. Pesawat terbang mulus ke Pontianak.'Bismillah' ucap David dalam hati sebelum melangkahkan kakinya keluar dari Pesawat. Saat itu suasana sangat ramai penumpang lain yang satu pesawat denganya berhamburan keluar dari pesawat menuju tempat tujuan masing-masing. David melihat Pesawat Ivana terpakir sempurna di Bandara. Harapan membuncah di dada lelaki tampan ini. Bertemu Ivana terb

  • Pacar Kedua.    Bab. 16. Aksi Reta.

    Reta memperkenalkan diri. "Saya Reta pak. Kekasih David." Deg. "Kalau dia mau melamar putri Bapak tolong di tolak ya pak," Ayah Ivana melongo mendengar ucapan wanita di depanya ini. Padahal ia baru saja menyukai David. Tak tau kenapa begitu melihat David langsung suka. "Eeh ... iya nak, tenang saja. Jaga David ya jangan sampai hilang dari gengamanmu!" ucap Ayah Ivana agak emosi. Ayah Ivana mencoba menghubungi Ivana. Tapi tak bisa sinyalnya nggak ada 'Hmm ... mungkin di pesawat,' batin Ayah Ivana. Dia hanya mengirim chat. 'Ivana, apa kamu mengenal David?' 'Dia tadi kesini melamarmu? Apa dia kekasihmu?' Send ke Ivana. Suatu saat pasti di baca. Ivana baru aja turun dari pesawat. Ia bersama Lisa dan dua temen lainya. Ina dan Sofi. Lelah kentara di wajah mereka. Tangan satunya menenteng tas koper. Bayangan Bed Hotel menghantui Waj

  • Pacar Kedua.    Bab. 15. Menyelidiki.

    Reta memarkirkan mobilnya di depan Rumah David. Ia ingin mengawasi siapa gerangan penganti dirinya. Setelah sejam dua jam berlalu akhirnya ada tanda- tanda David keluar dari rumahnya. Sebuah sedan mercedez milik David keluar. Segera Reta mengikutinya. 'Aku pastikan menemukan siapa Penganti kekasihku,' batin Reta. David melajukan mobilnya ke Rumah orang tua Ivana di kampung. Ia di beri tau informan semua tentang Ivana. David sangat senang. Saat berhasil menemukan semua tentang Ivana. Hatinya berbunga. Sepanjang perjalanan ia bersiul. Ingin segera menemukan rumahnya. Ketika masuk perkampungan Ivana. Ia bertanya tanya tentang Rumah Ivana. Ia berhasil menemukan rumah Ivana setelah bersabar tanya- tanya dengan orang kampung di situ. David tertegun. Rumah modern bercat krem berdiri di depanya. David menyiapkan batinya. "Assalamualaikum ...." "Walaikum salam ...." Laki- laki paruh baya keluar.

  • Pacar Kedua.    Bab. 14.

    David meletakan koper di kamarnya. Ia merebahkan diri sambil menelungkup memeluk bantal. Bayangan Ivana melintas di pikiranya. Ia senyum sendiri tatkala Memori Ivana melintas. "Napa senyum- senyum? Di bilang bawa kesini Mama ingin kenalan calon istrimu ko!" Mamanya sudah ada di kamar David. "Ngagetin aja deh Ma," David bangkit duduk di atas bed. "Mama ... tolong sini duduk," "Ada apa Putra sulung Mama?" "Mama ...." David menatap lurus Ibunya. "Ada apa sih, hmmm!" "Mau minta kawin? Makanya kan udah Ibu bilang. Bawa kesini biar Mama bisa kenalan siapa namanya tadi ...." Mama nyerocos tanpa bisa di cegah. Bagai Kereta jalan atas rel. "Ivana ...." "Iya, Ivana." David menunduk sebentar kemudian ambil nafas di buang pelan. "Kenapa sih, ko teka- teki gini. Mama nanti migrain lho?

  • Pacar Kedua.    Bab. 13.

    Ivana bersama empat temenya di Bandara. Mereka harus menelan kekecewaan tidak bisa liburan di Pantai Pattaya. Tapi tugas penerbangan berikutnya sudah menanti. Mereka berlima chek in dan harus kembali ke Indonesia. Ivana dan temenya sudah di pesawat sekarang. Ia memandang awan yang bergelombang yang seputih kapas. Saat ini cuaca cerah. Tapi tidak suasana hati ini. Sekedar melepas lelah berlibur ke pattaya pun tak bisa. Semua ulah David. 'Ya David' Ivana menyebut nama itu enggan. Saat ini benci mengunung kepadanya. Wajah mereka berlima pasrah. Mereka terdiam dengan pikiranya sendiri- sendiri. Ivana melirik mereka. Dan hmmm sudah ke alam mimpi semua. Ivana tak bisa memejamkan matanya. Wajah David mengoda pikiranya. Ia mengedarkan pandangan mencari sosok itu. What? David tersenyum ke arahnya. Sambil melambaikan tangan. Ia menepuk jidatnya sendiri. 'Ya Tuhan dia seperti hantu?'

  • Pacar Kedua.    Eps. 12.

    David mengedarkan pandangan mencari keberadaan Ivana. Tapi gadis manis itu tak di temui. Sepanjang mata memandang tak ada yang memakai kaos putih dan Celana jeans. Yang ada wanita dengan pakaian menutupi Bagian sensitif atas bawah. David menahan yang mata yang terasa mengiurkan untuk di pandang. Perempuan adalah keindahan. Wanita berseliweran mengenakan pakaian kurang bahan juga keindahan. 'Eeh' 'Astaghfirullah ... fokus cari Ivana' batin David. David berjalan di pinggir pantai. Sesekali cewek turis menyapanya dan mengajaknya berkenalan. David melayani sekedar basa basi, tapi matanya tak lepas mencari Ivana. Tak hanya turis wanita, pengunjung laki- laki di sini juga mengenakan celana pendek juga memperlihatkan roti sobeknya. Membuat David tak bisa membiarkan Pujaan hatinya melihat itu. Membayangkan saja udah membuat hati cenat cenut. Ingin menyeret Ivana dari tempat ini. Tapi emang aku siapanya I

  • Pacar Kedua.    Eps.11. Binggung Bilang Apa.

    Ivana mengejap berulang kali sambil mengatur nafasnya. Tak percaya kalau David menembaknya. Ivana baru pertama kali di tembak cowok. Selama sekolah tak pernah terlibat pacaran seperti cewek- cewek lainya. Karena Ayah dan Ibunya melarang berpacaran. Juga Ivana lebih fokuskan belajar dan mengikuti Extra kulikuler dari pada menanggapi cowok- cowok yang minta perhatian Ivana. Ia cuek hingga akhirnya para cowok yang menaruh hati padanya pelan- pelan mengundurkan diri. "Ini pertama kalinya aku di tembak cowok Norma? Ternyata begini ya rasanya!Agak kliyengan di kepala ...." "Hahaha ...." "Kasihan amat lho ya ...." Norma tertawa puas. Meledek Ivana. "Ketawa terus !" Ivana menkerucutkan bibirnya. Puas menghina Ivana. "Iya ... ya Maaf," "Aku harus bilang apa ama Davjd? Binggung mau bilang apa?" "Tanya hatimu Ivana sayang, apa merasakan desiran

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status