Share

Bab 139

Author: Elenor
Namun, dia tidak melihat ke arah mereka dan terus berkomunikasi dengan staf teknis X-Tech.

Pak Zaki tersenyum dan berkata, "Ternyata kalian bertiga sudah saling kenal?"

Dylan: "Iya, Pak."

Gimanapun, mereka semua adalah generasi kedua dan ketiga di kalangan sosial kelas atas ibu kota, jadi wajar saja jika mereka saling kenal.

Hanya saja bidang yang ditekuninya beda dengan mereka, jadi mereka tidak akrab.

Doni dan Agra menyapa Dylan, lalu berjalan ke sisi lain bersama Pak Zaki untuk bahas pekerjaan.

Sementara Vanessa tinggal bersama Dylan.

Tentu saja dia juga melihat Clara.

Namun setelah sekilas pandang, dia alihkan pandangannya dan kembali menatap Dylan. "Pak Dylan baru saja tiba?"

Dylan cukup hebat, apalagi dia juga murid Nian. Jadi meski, dia dapat melihat Dylan bersikap acuh tak acuh padanya karena Clara, dia tetap ingin menjalin hubungan baik dengannya.

Lagi pula, saat dia jadi murid Nian nanti, mereka bakal habiskan makin banyak waktu bersama.

"Sudah sekitar setengah jam." Dylan me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Roroh Siti Rochmah
Vanessa bikin bisa membuat orang salah paham & membenci Clara.. gak kbyang klo nanti edward mlah mngejar kmbali clara & tau kbusukn Vanessa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 140

    Dia bertanya, "Apa kamu kenal wanita itu?"Ketika mendengarnya bertanya tentang Clara, tangan Vanessa yang sedang mengetik sedikit menegang.Clara memang cantik.Mendengar Doni menanyakan hal itu, tanpa sadar dia berpikir Doni tertarik pada Clara.Tetapi ketika dia memikirkan tentang apa yang didengarnya di pelelangan hari itu dan sikap Doni terhadapnya sekarang, dia tahu dia salah.Dia pun menjawab tanpa ekspresi apa pun di wajahnya, "Aku nggak kenal, ada apa?"Doni melirik Clara dan Dylan lalu berkata, "Dari cara dia bicara dengan Pak Dylan, sepertinya dia juga sangat handal?"Vanessa berkata dengan tenang, "Aku nggak tahu, tapi kabarnya dia cuma punya gelar sarjana."“Cuma gelar sarjana?”"Iya."‘Pantas saja.’Dia tidak berpendidikan setinggi Vanessa, juga tidak semenarik Vanessa, jadi wajar saja dia khawatir Dylan akan direbut.Dia khawatir pada Dylan dan cemas dia akan dibawa pergi, dan itu bisa dimengerti.Namun saat dia melihat Vanessa lebih baik dari dirinya, dia pun jadi bermu

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 141

    Clara tahu senyum Dylan itu sedang menggoda Doni, jadi dia mengangguk dan berkata, "Iya."Vanessa menemukan bahwa Dylan sangat perhatian terhadap Clara.Dia pun mengerutkan kening.Meski Doni dan yang lainnya tidak punya waktu untuk makan bersama, pekerjaan mereka telah selesai, jadi mereka turun bersama Clara dan Dylan, bersiap meninggalkan X-Tech.Pada saat itu, Vanessa menerima panggilan telepon.Setelah panggilan selesai, dia berkata, "Edward sudah mau datang, aku turun bareng kalian saja."Ketika rombongan itu tiba di lantai bawah, Edward sudah menunggu di sana.Melihat mereka, dia keluar dari mobil lalu menyapa Doni dan Dylan.Dia juga melirik Clara, tapi tidak bicara dengannya.Sementara Vanessa langsung berdiri di sampingnya begitu dia turun dari mobil.Melihat mereka seperti ini, mereka benar-benar terlihat seperti pasangan sungguhan.Doni saat ini sedang bicara dengan Edward, sementara Dylan menatapnya dengan tatapan merendahkan, lalu berkata dengan nada dingin, "Pak Edward,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 142

    Clara berhenti sejenak dan bertanya padanya, "Kapan kamu mau pergi?""Itu…"Elsa sedikit ragu.Clara tahu dia sebenarnya hanya ingin Clara menemaninya saat Vanessa dan Edward sedang sibuk.Tapi dia tidak tahu kapan Vanessa dan Edward akan sibuk.Jadi, dia ragu-ragu.Clara pun mengalihkan pandangannya dan berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu mau pergi, bilang saja. Kalau mama ada waktu, mama bawa kamu pergi. "Elsa berkata dengan gembira, "Oke!"Minggu ini dia sangat sibuk.Pada Jumat malam, Clara pulang kerja lebih awal.Ketika tiba di rumah dan hendak memasak sesuatu, Elsa meneleponnya.Clara tertegun sejenak sebelum menjawab telepon."Ma, aku bebas di hari Sabtu, yuk, main ski!"Clara telah janji padanya jika dia ingin main ski, dia bisa langsung menghubunginya.Tapi, dia tidak berencana membawanya ke sana besok.Karena besok, dia masih harus ketemu Dani dan Tania, yang bisa dibilang termasuk pertemuan bisnis.Dia tidak ingin repot-repot membawanya saat dia pergi ke pertemuan bisnis.

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 143

    Dani khawatir mereka akan tertabrak, jadi Dani mengikuti mereka sehingga bisa melindungi mereka jika ada orang yang tidak sengaja akan menabrak mereka.Namun, saat ini jumlah orangnya terlalu banyak.Baru saja main 1 jam lebih, mereka sudah ditabrak dua anak perempuan.Tania sih masih aman, tapi Clara tidak, tubuhnya jatuh bertabrakan dengan Dani.Tanpa pikir panjang, Dani langsung melingkarkan lengannya di pinggang wanita itu, lalu mengeratkan pegangannya dan mendekapnya erat dalam pelukannya.Clara yang mendadak jatuh ke pelukannya langsung tertegun. Segera dia merasakan tidak enak, jadi ingin mendorongnya. Tapi kakinya terasa sakit.Dani masih tidak melepasnya. "Apa pergelangan kakimu terkilir?"“Sepertinya iya.”Dani dengan cekatan memanggil staf dan minta mereka jaga Tania, sementara dia membungkuk dan menggendong Clara.Clara kira dia akan minta staf untuk membantunya.Tapi tiba-tiba dia digendong oleh Dani. Dia pun sedikit bingung, lalu dia menolak, "Turunkan aku dulu, aku..."D

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 144

    Setelah Clara dan Dani selesai makan dan berkendara belum terlalu jauh, dia menerima panggilan dari Raisa."Clara, kamu di mana? Aku hampir mati kelelahan, datang jemput aku makan malam dong."Clara tidak mengatakan dia sudah makan. "Kamu di mana?""Kawasan Pancawarna," kata Raisa, "Di sini ada rumah kuno yang dibangun beberapa tahun lalu. Pagi-pagi aku ke sini bareng bibi untuk lihat properti. Capek banget.""Oke."Setelah menutup telepon, Clara menyesuaikan navigasi dan menuju Kawasan Pancawarna.Lebih dari sepuluh menit kemudian, Raisa menelepon lagi. "Clara! Kamu tahu siapa yang kulihat di sini?"Clara terdiam.Baru-baru ini, satu-satunya hal yang bisa buat Raisa bicara dengan kesal tampaknya cuma..."Edward, Vanessa dan keluarganya! Dia bawa Keluarga Gori untuk lihat rumah!"Clara menatap lurus ke depan dan berkata "Iya" tanpa ekspresi di wajahnya.Biasanya ketika Edward dan Vanessa pergi keluar, mereka selalu bawa Elsa.Jadi, Edward tinggalkan Elsa sendirian di rumah hari ini ka

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 145

    Clara hanya bisa termenung.Sepuluh menit kemudian, Clara keluar dari kamar mandi.Setelah makan malam dengan Raisa, dia tiba-tiba ingin pergi ke panti rehabilitasi.Tetapi memikirkan kondisi ibunya dan kata-kata Pimpinan Panti bahwa dia tidak boleh bertemu dengan orang yang dikenalnya, Clara yang sudah mengendarai mobilnya sampai pintu masuk panti, pada akhirnya, mengurungkan niat dan kembali pulang.Ketika sampai di rumah, dia mengunci diri di kamar dan mulai melakukan urusannya sendiri.Entah berapa lama waktu telah berlalu.Ponselnya berdering lagi.Itu panggilan dari Edward.Clara melihatnya, meneruskan pekerjaannya, mengabaikannya.Telepon pun berhenti berdering.Beberapa menit kemudian, Edward menelepon lagi.Clara masih tidak menjawab.Setelah beberapa saat, Edward mengirim pesan: [Nenek minta kita datang untuk makan malam bersama.]Clara tidak mau menjawab.Di sisi lain, Edward yang melihat tidak ada jawaban, hanya bisa terdiam beberapa saat sambil memegang ponselnya.Pada sa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 146

    Setelah menutup telepon, Clara pun kembali bekerja.Menjelang jam sembilan malam, setelah pikirannya dipenuhi dengan pekerjaannya, suasana hatinya jadi makin membaik.Pada saat itu, Dylan menelepon."Mau keluar?"Setengah jam kemudian, Clara sudah tiba di bar.Dylan keluar menemuinya di pintu dan bertanya, "Kamu mau minum sesuatu?"Clara berhenti sejenak dan berkata, "Oke."Dylan mencondongkan tubuhnya dan meliriknya. "Suasana hatimu sedang buruk?""Sekarang sudah baikan."Dylan tidak bertanya apa-apa lagi dan memesan koktail biru dengan kandungan alkohol rendah untuknya.Clara pun memegang minuman di tangannya, menyesapnya sedikit demi sedikit sambil mendengarkan Dylan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya.Baik dia maupun Dylan tidak menyadari kalau ada seseorang yang mengawasi mereka dari lantai atas.Agra: "Ternyata itu dia dan Dylan."Pria di sebelahnya mengikuti tatapannya dan berhenti ketika dia melihat Clara.Agra memperhatikannya dan tersenyum: "Kamu suka dia?"Temannya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 147

    Tentu saja dia hanya bercanda.Gimana mungkin Dylan biarkan Clara bayar tagihan?Terlebih lagi, dia juga khawatir Prof akan tahu dirinya bawa Clara ke bar untuk minum. Jadi setelah kembali ke bar untuk bayar tagihan, dia langsung pergi bersama Clara.Keesokan siangnya.Clara pergi ke vila Prof Nian untuk menjemputnya.Setelah Prof Nian naik mobil, dia bertanya, "Prof, kita mau pergi ke mana?"Prof Nian pun memberikan sebuah alamat.Setengah jam kemudian, mereka tiba di sebuah restoran, Clara serta Prof Nian dibawa ke sebuah ruang VIP.Ketika mereka membuka pintu, tampak sudah ada dua orang yang duduk di dalam.Mereka adalah dua pria paruh baya dengan aura yang mengesankan.Melihat mereka masuk, keduanya berdiri dan berkata, "Akhirnya, kalian sampai.""Gunawan Wijaya, Henry Listanto." Prof Nian memperkenalkan mereka dengan ekspresi datar, seperti biasanya. "Muridku, Clara Hermosa."Clara pernah melihat mereka di berita.Yang satu memegang posisi yang sangat penting di militer, dan yang

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 278

    Setelah makan dan menonton film, ketika melewati arena permainan arkade, Elsa teringat dia sudah lama tidak bermain gim dengan Clara, jadi dia menarik Clara ke tempat permainan itu.Berbelanja, makan, menonton film, dan bermain gim di arkade sebenarnya adalah kegiatan yang cukup umum bagi Elsa.Tetapi dia sudah lama sekali tidak pernah keluar bermain bersama Clara, dan dia sangat bersenang-senang meskipun itu merupakan kegiatan yang sangat biasa.Clara dan Gunawan sudah membuat janji untuk makan bersama nanti malam.Setelah keluar dari arena permainan, Clara ingin mengantar Elsa pulang dulu ke rumah Keluarga Hermosa sebelum pergi ke tempat pertemuan.Elsa tidak ingin meninggalkan Clara, jadi dia memegang tangannya dan cemberut, "Apa Mama nggak bisa mengajakku?"Clara berpikir.Gunawan mengajaknya keluar hanya untuk makan bersama, tidak ada yang penting.Seharusnya tidak masalah bawa Elsa.Memikirkan hal itu, Clara menelepon Gunawan dan bertanya apakah dia keberatan jika Clara bawa anak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 277

    Pada hari berikutnya.Ketika Clara selesai sarapan dan naik ke kamar, Elsa sedang melakukan panggilan video dengan Edward.Melihatnya kembali, Elsa mendongak dan berteriak, "Ma!""Iya."Clara menanggapi dan menyalakan komputer.Di ujung telepon lainnya, Edward bertanya, "Apa rencanamu hari ini?"Elsa berbaring di tempat tidur dan berkata dengan gembira, "Aku mau nonton film. Aku dan Mama bakal pergi ke bioskop nanti siang!"Clara memperhatikan materi-materi yang telah disortirnya kemarin dengan penuh konsentrasi.Setelah beberapa saat, Elsa datang sambil membawa ponselnya, "Ma, Ayah suruh aku berikan ponsel ini ke Mama."Clara berhenti sejenak, mengambilnya, dan melirik Edward di seberang telepon. Dia tidak ingin melakukan panggilan video dengannya, jadi dia meletakkan telepon di atas meja, menghadapkan kamera ke langit-langit, dan bertanya, "Ada apa?"Edward berkata, "Beberapa hari ini, Elsa aku titipkan ya."Clara tidak menjawab, matanya masih tertuju pada komputer, mengetik di keybo

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 276

    Clara tidak punya pilihan lain selain mengulurkan tangan dan memeluknya untuk mencegahnya terjatuh.Namun, begitu dia memeluknya, aroma parfum Vanessa sekali lagi menembus hidungnya.Dia mengambil tas sekolahnya dan meletakkannya di sofa di sampingnya. Saat dia hendak berlari ke tempat tidur, dia menghentikannya dan bertanya, "Apa kamu sudah mandi?""Sudah."Setelah mandi pun masih ada aroma Vanessa di tubuhnya, itu berarti Vanessa tinggal bersamanya dan Edward, atau Edward dan Vanessa yang mengantarnya ke sini bersama.Mereka tidak pernah mengantarnya ke sini bersama-sama sebelumnya.Clara berkata dengan tenang, "Bajumu kotor, ganti dulu pakaianmu."Elsa ingat dia berlari-lari setelah mandi dan sedikit berkeringat.Dia mengangguk dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.Clara melanjutkan pekerjaannya.Elsa mengganti pakaiannya dan keluar dari kamar mandi. Dia mengeluarkan lentera kelinci kecil dari tas sekolahnya dan berkata, "Ma, lihat lentera kecil ini!"Clara melihatnya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 275

    Clara pindah restoran dan baru saja mulai makan ketika ponselnya berdering dua kali.Itu pesan yang dikirim oleh Raisa.Clara mengkliknya dengan santai dan menemukan Raisa telah mengiriminya dua foto.Orang-orang dalam foto itu adalah Edward dan Vanessa.Dia mengerutkan bibirnya, tidak melihat dengan seksama, lalu menutup pesannya.Setelah itu, Raisa langsung meneleponnya.Clara berpikir sesaat, lalu berdiri dan keluar untuk menjawab panggilan, "Raisa.""Clara, apa kamu sudah lihat dua foto yang baru saja kukirim?"Clara hanya melihat satu, masih ada satu lagi yang belum dilihatnya dan dia tidak berminat untuk melihatnya.Namun dia berkata, “Iya, sudah.”Raisa berkata, "Temanku kirim foto pertama semalam, katanya dia lihat mereka di hotel. Dasar, itu pas malam liburan, dan mereka benar-benar pergi ke hotel untuk pesan kamar? Sungguh nggak tahu malu!"Ekspresi Clara tidak berubah, dia bahkan tidak mengerutkan kening, dia hanya berkata "Iya." dengan ringan."Yang kedua bahkan lebih menji

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 274

    Saat itu, sudah hampir tengah hari.Mereka tidak berminat memasak saat tiba di rumah.Walaupun sebenarnya tidak ada seorang pun yang berminat untuk makan siang.Tetapi, mereka tetap harus makan.Clara berkata, "Ayo kita makan di luar."Nenek Hermosa mengangguk, "Iya. Terserah kamu saja, Clara."Setelah tiba di restoran dan memarkir mobil, Clara, Bagas dan yang lainnya melihat Keluarga Gori dan Keluarga Sanjaya segera setelah mereka keluar dari mobil.Mereka juga datang ke sana untuk makan.Namun, saat mereka tiba, seseorang yang mengenali Vanessa dan Ervan, dan menghampiri mereka dengan antusias untuk berbicara, ingin mengundang mereka makan bersama.Keluarga Gori dan Sanjaya juga melihat Clara dan keluarganya.Nenek Sanjaya memandang mereka sambil mencibir.Rita hanya melirik sekilas lalu mengalihkan pandangannya.Vanessa pun sama, pada dasarnya dia memperlakukan Keluarga Hermosa seolah-olah mereka tidak ada dan tidak peduli pada mereka sama sekali.Pada saat itu, manajer restoran kel

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 273

    Keluarga Clara tidak memiliki kebiasaan begadang semalaman untuk liburan tahun baru. Ketika Clara, Sandy dan Rana sampai di rumah, Nenek Hermosa dan yang lainnya sudah tertidur.Tepat tengah malam ketika Clara naik dan kembali ke kamarnya.Ponselnya berdering beberapa saat.Dylan, Dani, dan beberapa mitra yang memiliki hubungan baik dengannya dan Morti Group, yaitu Gunawan dan Henry, semuanya mengirimkan ucapan selamat liburan tahun baru padanya.Clara membaca pesan semua orang, termasuk Dani, dia membalas satu per satu, dan juga berinisiatif untuk mengirimkan ucapan selamat liburan kepada Prof Nian dan Raisa.Pada saat itu, Gunawan mengirim pesan lain, menanyakan apakah dia punya waktu luang. Dia berkata bahwa dia lumayan sibuk beberapa saat ini, jadi belum sempat berterima kasih dengan benar, kebetulan dia punya waktu luang beberapa hari ini, jadi dia ingin mentraktirnya makan.Setelah berbicara dengan Gunawan, Clara meletakkan ponselnya dan pergi ke kamar mandi.Meskipun tetap menya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 272

    Setelah Clara, Sandy dan Rana selesai menyalakan kembang api, mereka berpamitan kepada Nenek Hermosa dan yang lainnya lalu pergi keluar.Mereka akan pergi ke Pusat Menara Pemancar.Pusat Menara Pemancar merupakan tempat yang sangat bagus untuk menyaksikan pemandangan malam seluruh ibu kota.Pada malam liburan tahun baru, akan ada pertunjukan lampu yang indah dan pertunjukan lainnya.Ketika mereka tiba di sana, sudah banyak orang berkumpul.Terdengar tawa di mana-mana.Saat itu pertunjukan lampunya belum dimulai.Beberapa teman sekelas Rana telah membuat janji untuk melewati liburan tahun baru bersama di sana malam itu.Setelah mereka tiba beberapa saat, Rana bertemu dengan teman-temannya.Melihat dia dan Sandy, teman-teman sekelas Rana mengikutinya dan memanggil mereka ‘Kakak’. Kemudian mereka tidak dapat menahan diri untuk tidak melirik Clara dan berkata kepada Rana, "Kakak-kakakmu semuanya cantik-cantik ya! Sangat cantik!"Rana menjawab, “Tentu saja!”Beberapa anak muda bermain-main,

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 271

    Dani baru saja menutup telepon ketika Tania berlari ke arahnya lagi, memegang lentera kecil, "Om, aku mau menelepon video dengan Elsa!"Dani berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke."Panggilan video dilakukan dan Elsa segera mengangkat telepon.Begitu dia mengangkat telepon, Tania dengan senang hati berbagi dengannya, "Elsa, lihat ini, aku punya lentera kecil!"Khawatir Elsa tidak bisa melihat dengan jelas dalam video, Tania meminta Dani untuk memegangi ponselnya lagi. Dia lari sambil membawa lentera kecil itu dan memperlihatkan lenteranya secara utuh.Dani dan Tania sedang berada di taman kecil. Cahaya di taman agak redup, sehingga lenteranya semakin terlihat jelas.Elsa menatapnya, tetapi sebelum dia sempat bereaksi, Tania berlari kembali dan berkata, "Ini hadiah Tahun Baru yang diberi tanteku. Lenteranya bagus dan lucu, ‘kan?"Elsa tidak dapat mengingat banyak hal yang terjadi dua atau tiga tahun lalu.Namun saat dia melihat Tania memegang lentera itu, beberapa gambaran terlintas di

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 270

    Elsa menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tersambung."Edward memeluknya, mengusap dahinya dengan ujung jarinya, menatap alis dan mata gadis itu yang mirip dengannya, "Apa kamu masih nggak senang walaupun tersambung?"Elsa mengerutkan kening, "Senang, tapi..."Aku sudah lama tidak menelepon mama. Setelah berbicara dengannya, dia merasa sangat senang, tetapi...Edward berkata, "Tapi apa?"Elsa berkata dengan suara tertahan, "Tapi Mama seperti nggak terlalu senang.""Kedengarannya agak serius? Tapi..." Edward menopang dagunya dan tersenyum, "Mungkin kamu sudah lama nggak bertemu mama dan sangat merindukannya. Saat mama selesai bekerja, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu."Elsa mengangguk, tetapi berkata dengan tidak senang, "Tapi mama sangat sibuk. Mama bilang baru bisa menemaniku bulan depan...""Kalau begitu, Ayah akan menemanimu sampai bulan depan.""Oke."Elsa juga lelah. Setelah mengobrol sebentar, dia menguap, turun dari pelukannya, dan kembali ke kamarnya untuk ber

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status