Home / Romansa / Pelayan Cantik Tuan Arogan / Bab 126 - Kesadaran

Share

Bab 126 - Kesadaran

last update Last Updated: 2025-10-24 13:00:43

Malam itu, lampu meja di ruang kerja Gian masih menyala redup. Cahaya kuning lembut memantul di permukaan meja kayu, menimbulkan bayangan yang panjang di dinding.

Suasana di ruangan itu terasa berat, sepi, dan dingin bukan karena udara malam, melainkan karena beban yang mengendap di hati pemiliknya.

Gian duduk di kursinya dengan tubuh condong ke depan, kedua sikunya bertumpu di atas meja, pandangannya kosong.

Di hadapannya, tumpukan dokumen yang biasanya menjadi pusat perhatiannya kini terasa tidak berarti. Kertas-kertas itu seperti benda mati, tak lagi punya nilai di matanya.

Pikirannya melayang jauh. Ke tempat yang sama sekali tidak ada di ruangan itu, ke masa lalu.

Ke wajah Afie.

Ia menghela napas berat. Sesak. Malam sebelumnya, pikirannya dikuasai oleh obsesi. Kini, rasa itu belum juga surut. Bahkan semakin menjerat.

Matanya terhenti pada satu benda di sisi kanan meja. sebuah laci kecil yang sudah lama tidak ia sentuh.

Laci

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pelayan Cantik Tuan Arogan   Bab 149 - Melangkah Bersama

    Sidang yang berakhir dengan dilengserkannya Risman menjadi berita besar di mana-mana.Koran-koran pagi memuatnya dengan huruf tebal di halaman depan:“Risman Lengser, Generasi Baru Siap Pimpin Perusahaan Keluarga.”“Afie dan Ryan, Penerus yang Tumbuh di Tengah Badai.”Media online pun tak kalah ramai. Ada yang memuji ketegasan Afie dalam memulihkan perusahaan, ada pula yang menyoroti Ryan, yang kini dipandang sebagai sosok muda berpotensi besar di jajaran pimpinan.Bagi dua bersaudara itu, semua sorotan hanyalah permulaan.Beban sesungguhnya baru saja dimulai.Sejak hari itu, Ryan hampir setiap hari datang ke kantor. Jika dulu ia lebih banyak berada di balik layar, kini ia harus berani tampil dan mengambil keputusan.Ia belajar dari bawah, memeriksa laporan keuangan, meninjau strategi pemasaran, hingga mengikuti rapat kecil bersama staf.Suatu siang, Ryan menghampiri Afie yang tengah memeriksa berka

  • Pelayan Cantik Tuan Arogan   Bab 148 - Persidangan Berikutnya

    Hari itu, gedung pengadilan dipenuhi sorotan.Barisan kamera media berjajar di depan pintu masuk, lensa mereka mengarah ke setiap mobil yang berhenti di halaman.Wartawan saling berteriak memanggil nama Risman! Afie! sambil berebut posisi terbaik untuk mendapatkan potongan gambar dan pernyataan singkat.Suasana terasa seperti tontonan besar.Semua orang menanti akhir dari drama keluarga yang selama berminggu-minggu memenuhi pemberitaan dan menyeret nama besar perusahaan keluarga itu ke dalam pusaran skandal.Afie melangkah masuk bersama Ryan di sisinya.Langkahnya mantap, meski jantungnya berdegup kencang.Ia mengenakan setelan hitam sederhana. rambutnya diikat rapi, wajahnya tanpa banyak riasan. Sorot matanya tajam namun tenang menyembunyikan badai yang berkecamuk di dadanya.Di belakang mereka, Om Bayu dan Om Radit ikut berjalan dengan wajah tegas.Kehadiran keduanya menjadi tanda dukungan nyata bahwa

  • Pelayan Cantik Tuan Arogan   Bab 147 - Menemui Om Alex

    Udara pagi terasa lembap ketika Afie tiba lebih awal di sebuah kafe kecil di sudut kota. Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan suara lembut musik jazz dari pengeras suara.Tempat itu jauh dari hiruk-pikuk, tersembunyi di antara rimbun pepohonan, dan mungkin hanya sedikit orang yang tahu keberadaannya. Tempat itu dipilih sendiri oleh Om Alex, katanya agar tidak menimbulkan kecurigaan.Di dada Afie, ada rasa yang sulit dijelaskan antara waspada, canggung, dan penasaran.Ia menunggu dengan secangkir teh hangat di depannya. Asapnya mengepul pelan, seolah ikut menemaninya memutar ulang segala peristiwa yang telah terjadi.Kebusukan yang terungkap, pengkhianatan dalam keluarga, dan nama besar yang kini berada di ujung tanduk.Benarkah Om Alex benar-benar ingin bekerja sama? Ataukah ini hanya taktik baru kubu Risman untuk menjebaknya?Ia menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri. Jam di dinding menunjukkan pukul sembilan lewat sedikit. L

  • Pelayan Cantik Tuan Arogan   Bab 145 - Persidangan Perdana

    Hari itu akhirnya tiba.Sejak fajar menyingsing, rumah keluarga besar Afie dipenuhi kesibukan luar biasa.Ryan bolak-balik dari kamar ke ruang tamu, memastikan semua berkas lengkap dan tersusun rapi. Map biru berisi bukti ia genggam seolah itu nyawa terakhir yang harus dijaga.Om Bayu dan Om Radit berdiskusi serius di meja makan, memeriksa ulang salinan dokumen dan kronologi kasus, sementara Afie duduk di sofa dengan wajah tenang, setidaknya di luar.Di dalam dadanya, jantung berdegup kencang, berirama tak menentu.Hari pertama persidangan. Hari yang bisa menjadi titik balik, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk nama baik almarhum ayahnya yang telah lama ternoda oleh fitnah.“Afie, sudah siap?” suara Ryan terdengar serak, sarat dengan kekhawatiran sekaligus semangat.Afie mengangkat wajahnya dan tersenyum lembut.“Siap atau tidak, Kak… ini harus dijalani. Ini bukan lagi tentang aku saja, tapi te

  • Pelayan Cantik Tuan Arogan   Bab 146 - Cari Aman

    Ruang sidang itu masih menyisakan hawa tegang bahkan setelah hakim mengetukkan palu dan menutup persidangan hari pertama.Suara kursi yang bergeser, bisik-bisik para wartawan, dan langkah kaki yang tergesa menjadi latar dari keheningan penuh tekanan.Afie duduk tegak di kursinya. Jantungnya berdetak cepat, tetapi wajahnya tetap menampilkan ketegaran luar biasa.Tangannya yang dingin digenggam hangat oleh Gian, yang duduk di sampingnya. Genggaman itu seolah berkata tanpa suara“Kau tidak sendiri.”Di sisi lain, Ryan berdiri dengan rahang mengeras, mencoba menutupi kecemasan yang jelas tergambar di matanya.Ia menatap adiknya dengan bangga sekaligus khawatir ,bangga karena keberanian Afie, khawatir karena tahu pertarungan ini belum berakhir.Sementara itu, di barisan kursi tamu, Risman bangkit dengan langkah berat.Wajahnya pucat, menahan amarah yang berusaha ia sembunyikan di balik senyum tipis yang tampak d

  • Pelayan Cantik Tuan Arogan   Bab 144 - Obrolan Ringan

    Sejak kabar pemanggilan Risman oleh pengadilan beredar, suasana kantor utama perusahaan berubah drastis.Ruang yang biasanya dipenuhi tawa dan percakapan ringan kini terasa dingin dan berhati-hati. Semua orang seolah menahan napas, menunggu perkembangan berikutnya.Afie menjadi pusat perhatian. Setiap langkahnya diperhatikan, setiap kata-katanya ditimbang. Para karyawan yang dulu hanya menyapanya sekadar basa-basi, kini menatapnya dengan rasa hormat bercampur kagum.Mereka tahu, badai besar sedang melanda perusahaan dan Afie berdiri di tengahnya, menjadi jangkar yang menahan semuanya agar tidak tenggelam.Namun di balik semua kekacauan itu, satu sosok selalu hadir di sisinya yaitu Kaisan.Ia bukan hanya konsultan keuangan yang datang untuk membantu mengurai benang kusut laporan perusahaan, tetapi juga teman yang tenang. seseorang yang selalu muncul di saat Afie hampir kehilangan pijakan.Pagi itu, sinar matahari menyusup lembut melalui tirai t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status