Beranda / Romansa / Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa / Sejarah Pernikahan yang Retak

Share

Sejarah Pernikahan yang Retak

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-11 15:51:20

Moza terbangun, bahkan sebelum ponsel di samping bantalnya menunjukkan pukul enam. Rasa cemas dan penasaran yang membuncah telah mengalahkan rasa kantuknya.

Dia segera menyalakan ponsel. Layar menyala, tetapi tidak ada notifikasi yang masuk. Belum ada pesan baru dari si pengirim misterius.

Rasa lega yang tipis menyelimuti hati Moza. Untuk sementara, strateginya berhasil.

Dengan tergesa, Moza mandi dan mengambil langkah cepat keluar dari kamar. Sambil berjalan menuju lift, ia mengetik pesan yang sudah tersusun di kepala sejak dini hari.

[Selamat pagi, Henry. Tolong bawa sample rambut yang kukirimkan, beserta sisir Kayden ke rumah sakit. Langsung pesan tes DNA di laboratorium. Tidak perlu menghubungi aku via telpon. Nanti aku yang akan menghubungimu. ]

Ia menekan tombol kirim, lalu segera menghapus riwayat pesan. Ia menghela napas beberapa kali, sebelum memasuki lift menuju lantai dasar.

Restoran hotel di pagi hari masih sepi. Beberapa tamu duduk terpencar, sibuk dengan laptop atau pon
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Culuu Culkeng
apalagi ini wee , bnyak banget misterinya para tuan muda
goodnovel comment avatar
Fitrianingsih
elbara yg jarang tersorot akhirnya mendapatkan giliran,up lg thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa   Hanya Kau dan Aku

    Di dalam kamarnya, Valen sedang berdiri di depan cermin. Tangan kanannya mencengkeram ponsel lantas melemparkan benda itu ke atas ranjang dengan kasar. Wajahnya memerah oleh emosi yang meluap. Sedari pagi, ia sudah mencoba menelepon Elbara berkali-kali, tetapi nomor calon suaminya itu tidak aktif. Elbara seolah menghilang ditelan bumi.Tidak ada pesan, tidak ada kabar, bahkan pria itu tidak kembali ke apartemen sejak semalam.Valen berjalan mondar-mandir dengan gelisah. Ia merasa Elbara sedang menyembunyikan sesuatu darinya akhir-akhir ini. Dan dalam setiap kecurigaan, nama yang selalu meracuni pikirannya adalah Moza."Sialan!" umpat Valen pelan. Sejak kehadiran wanita itu di kediaman Limantara, segalanya berubah. Sikap para Tuan Muda seolah berputar pada poros yang sama. Mereka memperlakukan Moza layaknya seorang ratu, padahal wanita itu hanyalah pelayan rendahan yang datang dari entah mana.Moza tidak hanya mengancam posisinya di keluarga Limantara, tetapi juga telah mengacaukan p

  • Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa   Suami Istri Seumur Hidup

    Suara Sang Pendeta terasa seperti tarikan yang membawa Moza ke pusaran dilema. Detik itu juga, ia menyadari bahwa para lelaki di dalam ruangan, termasuk Kayden, menatapnya dengan mata bulat penuh harap. Mereka sedang menunggu kalimat yang akan mengikat hidupnya dengan Dastan.Mendadak, tenggorokan Moza terasa serak dan kering bagai dilapisi pasir. Setiap kata yang coba ia susun seolah tertahan di pangkal lidah. Sementara, telapak tangannya berkeringat dingin di dalam genggaman Dastan. Di tengah kebimbangan, sebuah remasan halus pada jemari Moza telah menyadarkannya. Remasan itu bukan sekadar sentuhan fisik dari Dastan, melainkan pengingat bahwa dia punya kewajiban yang harus diselesaikan.Moza menelan ludah dengan susah payah. Sekali lagi, ia mengalihkan pandangan ke arah bangku terdepan, tempat Kayden berdiri.Putranya mungkin belum memahami makna balik upacara pernikahan. Namun, Moza tidak tega mengecewakan cahaya harapan di mata kecil itu.“Saudari Mozarella, silakan ucapkan janj

  • Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa   Janji Suci - Bukan Sandiwara

    Moza melangkah dari salon dengan keanggunan yang menyita perhatian siapapun yang memandangnya. Salah satu asisten MUA dengan sigap mendampingi Moza, membantu memegangi ujung gaunnya agar tidak kusut.Di luar, Pak Nata telah menunggu di depan pintu mobil yang terbuka lebar. Setelah memastikan Moza duduk dengan nyaman, Pak Nata segera melajukan mobil membelah jalanan ibu kota. Kali ini, Moza tidak bersuara. Detak jantungnya berdegup begitu kencang, hingga lidahnya terasa kaku untuk sekadar menyapa Pak Nata. Lagi pula, ia sudah tahu tujuan mereka adalah kantor catatan sipil—tempat yang kering dan formal untuk sebuah pernikahan tanpa cinta. Akan tetapi, setelah tiga puluh menit berlalu, kening Moza berkerut. Jalanan di depannya bukan menuju pusat kota, melainkan mengarah ke daerah pinggiran yang lebih asri."Pak Nata, maaf... kita tidak ke kantor catatan sipil?" tanya Moza dengan nada bingung."Tuan Dastan mengganti lokasinya, Nyonya," jawab Pak Nata sopan tanpa mengalihkan pandangan da

  • Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa   Menuju Takdir Baru

    Dalam kebimbangan hatinya, Moza memaksakan diri memakan beberapa potong buah. Hari ini, ia membutuhkan tenaga besar untuk menghadapi peristiwa yang akan mengubah garis hidupnya. Menikah dengan Dastan Limantara bukanlah perkara sepele. Ia tidak tahu badai apa lagi yang akan menerjangnya setelah janji suci itu terucap.Baru saja ia meletakkan garpu, ponsel di atas meja berkelap-kelip.Melihat nama Pak Nata muncul di layar, Moza segera mengangkatnya. "Halo, Pak Nata?""Selamat pagi, Nyonya. Mohon maaf mengganggu, saya sudah menunggu di lobi bawah," suara Pak Nata terdengar sangat sopan dari seberang sana."Baik, Pak. Saya akan turun sekarang."Moza bangkit dan menoleh pada Isna yang sedang sibuk di dapur. "Bi Isna, saya akan pergi sekarang. Tolong bantu bereskan peralatan makan ini.""Tentu, Nyonya. Itu sudah menjadi tugas saya," jawab Bi Isna sambil membungkuk hormat."Terima kasih, Bi." Tanpa menunda lagi, Moza bergegas mengambil tas tangannya lalu melangkah keluar.Di lobi apartemen

  • Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa   Nyonya Limantara

    Di sisi lain ibu kota, sebuah mobil berhenti tepat di depan gerbang rumah berlantai dua.Yohan mematikan mesin mobilnya, tetapi tangannya masih mencengkeram kemudi dengan ragu. Ia menoleh ke arah Alexa yang sedang mematut diri di cermin kecil. "Alexa, apa kau yakin kita harus menemui Papa malam-malam begini?" tanya Yohan dengan nada khawatir.Alexa menutup cerminnya dengan bunyi klik yang tajam. Tatapannya dingin dan penuh ambisi."Hanya Papa, satu-satunya orang yang bisa menghalangi Moza menjadi bagian dari keluarga Limantara," sahut Alexa sinis.Tanpa menunggu jawaban Yohan, Alexa membuka pintu mobil dan turun lebih dulu. Sepatu hak tingginya berbunyi nyaring di atas aspal. Yohan menghela napas panjang, merasa tidak punya pilihan selain mengikuti sang istri dari belakang. Alexa menekan bel pintu dengan tidak sabar. Tak lama kemudian, seorang pelayan pria paruh baya membukakan pintu dengan wajah mengantuk. "Nona Alexa? Apa Anda datang untuk makan malam?" ujar pelayan itu bingung.

  • Pelayan Lima Tuan Muda Perkasa   Pria yang Terluka

    Moza menarik napas dalam-dalam, berusaha meredam detak jantungnya yang menggila.Motif apa yang tersembunyi di balik pertanyaan Dastan? Bisa jadi itu jebakan, bisa pula ujian kejujuran. Namun, kemungkinan paling berbahaya adalah pria itu benar-benar tidak tahu dan sedang mencari kebenaran.Karena itulah, ia tidak boleh bersikap naif. Sebelum hasil tes DNA keluar, Moza bertekad memagari dirinya dengan pertahanan yang kokoh.Perlahan, ia pun mengangkat wajahnya, memberanikan diri menatap langsung ke dalam manik mata Dastan. Mata Moza berkaca-kaca, memantulkan cahaya lampu kamar yang temaram.“Kalau saya berkata bahwa saya tidak tahu siapa ayah Kayden, apa Anda akan percaya, Tuan Muda?” tantang Moza dengan suara parau.Raut wajah Dastan berubah seketika. Kilat keterkejutan melintas di matanya. Bibirnya terkatup rapat, seolah ada kata-kata yang tertahan di kerongkongan.Moza tersenyum getir. Setetes air mata jatuh membasahi pipinya.“Anda tidak percaya, bukan? Tapi itulah kenyataannya,” p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status