Share

Bab 114

Author: Lilia
Kabar bahwa Wulan pergi ke Kediaman Pangeran Aneksasi tidak luput dari pengawasan Sura dan yang lainnya. Saat mereka melapor kepada Luis, Anggi hanya berkata, "Dia pasti sudah gila karena putus asa."

Sura menambahkan, "Kasim pribadi Satya membawa seseorang keluar dari pintu belakang. Tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi kelihatannya cukup kacau. Pelayan pribadi Nona Wulan sampai terduduk di tanah karena terkejut. Sampai lama sekali baru bisa kembali sadar."

Anggi mengernyit. Namun setelah lama terdiam, dia hanya berkata, "Fani itu memang setia."

Luis berkata, "Besok, Keluarga Suharjo akan mengadakan jamuan."

Tanggal sembilan, pernikahan resmi dilaksanakan. Pangeran Pradipta akan datang menjemput pengantin.

"Benar, kita juga harus pergi menghadiri jamuan."

"Kalau kamu nggak ingin pergi ...."

"Saya justru ingin pergi," belum selesai Anggi berbicara, Luis berkata, "Kalau begitu, kita pergi."

Anggi menggeleng, "Kita ke kediaman Pangeran Pradipta saja untuk memberi selamat. Bagaiman
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 805

    Ternyata soal itu.Daud memberi hormat dengan mengepalkan tangan, "Menjawab Kaisar, Permaisuri, Najwa pernah bilang, dia memang akan pergi ke Kantor Medis Wanita.""Akan pergi ...." Luis bergumam pelan, lalu melirik ke arah Anggi.Semua ini tampak seperti kebetulan, tetapi samar-samar justru membuat mereka merasa ... kalau terlalu banyak hal yang terjadi kebetulan, itu berarti semuanya bukanlah murni kebetulan.Setidaknya, Luis dan Anggi sama-sama memercayai Aska. Kepercayaan mereka pada Aska sama besarnya seperti mereka saling percaya satu sama lain.Hati Daud agak gelisah. Dia memberanikan diri bertanya, "Kaisar, Permaisuri, apakah Najwa telah melakukan kesalahan?"Bagaimana mungkin dia tidak menyadari, Kaisar dan Permaisuri tampak ... tidak begitu menyukai Najwa?"Bukan karena dia berbuat salah, melainkan karena dia sangat mencurigakan ...," ujar Luis blak-blakan.Di Negeri Cakrabirawa ini, Luis adalah segalanya. Dia yakin Daud adalah orang yang setia dan jujur. Namun jika suatu har

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 804

    Luis tahu apa yang sedang dipikirkan Anggi, lalu berkata, "Sebentar lagi Torus akan membawa laporan resmi kembali. Aku nggak akan mengabaikan urusan pemerintahan." Dia terdiam sejenak, lalu menambahkan, "Aku cuma ingin sesekali saja bersikap manja."Apa lagi yang bisa Anggi katakan? Anggi belakangan baru tahu, sebenarnya Luis sama sekali tidak ingin duduk di kursi Kaisar. Hanya saja, takdir memaksa mereka berdua berada di posisi ini."Tadi malam kamu pergi ke mana?" Anggi mengulurkan tangan untuk mengambil sebutir nasi yang menempel di sudut bibirnya. "Kayak pencuri saja, belepotan begini mulutmu."Yang dimaksud Anggi sebenarnya adalah butiran nasi yang belepotan. Namun, Luis menafsirkannya lain. Dia langsung membantah, "Mana mungkin aku curi-curi selingkuh? Kenapa kamu ngomong begitu tentang aku?""Kalau aku benar-benar selingkuh, mana mungkin tadi pagi aku masih belum puas memelukmu?"Anggi terkekeh, "Padahal kita tidur bersama, tapi waktu bangun kamu nggak ada di sisiku.""Ada hal

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 803

    Aska mengantar Luis sampai ke luar pintu. Melihat pria berjubah hitam itu naik ke dinding dan akhirnya lenyap di kegelapan malam, Aska tersenyum getir sejenak. Dia kembali ke dalam kamar. Melihat papan catur yang telah berantakan, dia hanya bisa tersenyum getir.Bukan karena dia tidak pandai bermain catur. Di dunia ini, dia hanya cukup berbincang sejenak, dia bisa langsung memahami isi hati orang. Bahkan langkah berikut yang akan dimainkan Luis saja dia sudah tahu. Jadi, mana mungkin dia bisa kalah?Namun, dia tetap menyerah empat kali berturut-turut pada Luis. Semoga Luis benar-benar mengerti, seumur hidup ini, Aska rela mengalah padanya ....Aska duduk di atas dipan, lalu pelan-pelan membuka Bola Heksagram dari pinggangnya. Dia memutar roda gigi untuk menyamakan posisinya, barulah bola itu terbuka.Diambilnya sebilah belati, lalu digoreskan ke jari telunjuk kiri. Saat darah segar mengalir, dia memasukkan jarinya ke dalam bola tersebut. Dua ekor parasit kecil yang gemuk menggeliat ban

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 802

    "Jangan pernah berpura-pura kasihan di depan Anggi, kalau kamu benar-benar ingin dia hidup dengan bahagia.""Hamba tidak pernah ....""Tidak pernah?" Ucapan Aska belum selesai, Luis sudah memotongnya. Dia menunjuk Aska dari atas ke bawah. "Lihat dirimu selemah itu, wajahmu juga pucat pasi. Jangan bilang Anggi, bahkan aku sendiri yang melihatmu juga merasa bersalah."Bibir Aska bergetar, lalu dia tersenyum pahit, "Tubuh hamba seperti ini ... sekarang sudah dalam kondisi terbaik."Luis terdiam sesaat, lalu berkata, "Akan kukirim Tabib Damar khusus untuk merawat kesehatanmu. Kamu harus sembuh.""Kaisar ...." Aska mengangkat tangan kirinya, lalu membuka telapak tangannya menghadap Luis.Luis menunduk dan melihat lima jarinya dipenuhi bekas luka yang saling bersilangan ....Seketika, hati Luis tersentuh. Dia berdiri dari dipan menatap Aska dan berkata, "Kamu ... kamu ini ...."Luis baru teringat. Dulu Miftah pernah mengatakan bahwa Aska harus memberi makan dengan darah segarnya setiap hari,

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 801

    Luis yang mengenakan jubah hitam duduk di dipan bersama Aska sambil memainkan catur. Ekspresinya tampak serius sekaligus santai.Setelah bidak hitam menang, Aska berkata, "Sudah tiga ronde, Kaisar selalu menang."Luis menjawab, "Aku memegang bidak hitam dan melangkah lebih dulu, itu hanya bisa dibilang mendapat sedikit keuntungan dari langit."Aska tersenyum tipis, "Kaisar terlalu merendah.""Bukan merendah. Aku datang tengah malam begini ... kamu pasti tahu apa tujuanku." Luis menatapnya, kali ini dia memilih bidak putih dan membiarkan Aska melangkah dulu.Aska langsung mengerti. Dia tak punya pilihan selain mengambil bidak hitam lebih dulu. "Hamba tentu saja tahu."Luis berkata, "Tapi yang tak bisa kupahami, kenapa dia bisa punya masalah dengan Nona Najwa?"Pandangannya mengarah pada tangan kiri Aska yang selalu dia sembunyikan, serta Bola Heksagram yang tergantung di pinggangnya.Bola Heksagram itu adalah pemberian Anggi. Luis tahu benar akan hal itu. Melihat Aska membawanya ke mana

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 800

    "Jangan ...."Najwa teringat jelas, tadi tubuh Risa penuh bekas, bahkan di lehernya ada bekas ciuman. Kalau Daud benar-benar menyalakan lilin, bukankah semua akan ketahuan?"Kalau begitu, apa yang kamu inginkan?""Sayang, kamu terlalu perkasa ... tadi aku cuma bercanda. Lebih baik kita segera beristirahat.""Terserah kamu saja, Sayang ...."Daud memang sudah sangat letih, sehingga dia kembali merebahkan diri. Aroma wanita di sisinya terasa agak berbeda dari yang dia rasakan saat mabuk sebelumnya, tetapi dia terlalu lelah untuk mencari tahu lebih jauh. Dalam sekejap, dia kembali terlelap.Najwa sendiri berbaring dengan gelisah dan sulit terlelap.Hasrat yang sempat menguasai dirinya perlahan memudar, berganti dengan kecemasan. Dia mulai memikirkan apakah malam ini Junaryo sudah berhasil membawa Nandaka keluar dari kota dan menyelundupkan anak itu pergi ....Jika dihitung-hitung waktunya, seharusnya sudah tiba saatnya. Dia mengambil saputangan yang sudah dibasahi obat bius, lalu menahann

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status