Share

Bab 3

Penulis: Mommy_Ilona
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-09 14:49:53

Susi masih saja mengejar ngejar Rendra di taman dengan dibantu teman teman mereka, Susi menangkap Rendra dan memeluknya dari belakang. Sambil Rendra terus bernyanyi dan menghindar dari Susi dan mendekat ke arah Maura.

Ini tidak mungkin

Ini tidak mungkin

Aku tidak akan pernah jatuh cinta denganmu

Gadis impian saya

Tidak ada di kehidupan nyata

Aku tidak akan menempatkannya sembarangan di hati saya

Walaupun dalam mimpi saya

Tidak akan terjadi

Di tengah keramaian yang terjadi, Maura melamun disana hanya ada dirinya dengan Rendra. Terlihat Rendra yang berusaha mengejar Maura, namun Maura terus saja menghindar dan bersembunyi agar tidak ketahuan identitasnya.

Di atas kertas

Hati ini

Apakah gambar

Yang terbuat dari mimpi

Bibirmu terlihat seperti kelopak bunga

Matamu seperti laut

Rambutnya belenggu murni

Sangat memabukan hati

Ini adalah hal yang paling indah

Gadis di dunia

Gadis yang hidup di mimpi ini

Sebenarnya bisa saja ada

Dalam cermin mimpi

Di tepi mata saya

Gadis ini berada dalam pikiran saya

Ini adalah warna warni, aromatik

Ini adalah melodi yang manis

Ini sihir murni

Apa yang harus dikatakan untuk ini?

Ini adalah patung cintaku

Apa yang harus dikatakan tentang keindahan wajahnya

Hatiku yang mencari ke seluruh dunia

Tidak ada

Hanya bisa mencari

Untuk menghiasi hatiku

Rendra berlari meninggalkan keramaian, semua teman yang melihatnya hanya bisa tertawa termasuk Maura.

*****

Keesokan paginya Maura pergi ke toko alat tulis untuk membeli kartu ucapan, dan tak disangka sangka pada saat itu juga Rendra ada di toko tersebut. Rendra melihat Maura yang sedang sibuk memilih kartu ucapan memilih untuk bersembunyi sambil mengamati Maura.

Kini Rendra mulai curiga jika Maura adalah dalang dari gadis yang mengiriminya surat cinta, Rendra akan mencari tahu kebenarannya.

Di tengah jalan Maura tak sengaja bertemu dengan Rendra kembali, lantas ia pun memanggilnya.

"Hai Ndra."

"Maura, saya dari tadi mencarimu."

"Oh ya, ada apa?"

"Ya, karena sesuatu telah terjadi." ucap Rendra sambil membelakangi Maura membuat gadis itu bingung.

"Apa yang terjadi?"

"Cinta." ucap Rendra.

"Cinta? cinta apa?"

"Saya berharap kau tidak bertanya padaku, Maura." dengan berpura pura.

"Katakan dengan jelas Ndra."

"Susi mengirimkan pada saya kartu yang sangat romantis."

"Susi gendut?" tanya Maura dengan marah.

"Maura, jangan bilang gendut. Aku ingin terus melihatnya lagi dan lagi." ucap Rendra protes.

"Aku akan melihatnya besok di taman dekat kampus jam setengah enam pagi, terima kasih Maura. Kamu adalah teman sejatiku." ucap Rendra.

"Aku jatiluh cinta." racau Rendra sambil meninggalkan Maura.

Setelah kepergian Rendra, Maura memilih untuk pergi menemui Susi di tepi kolam taman. Ia berbicara tentang semua yang dikatakan Rendra, semua adalah rencana Maura untuk mengerjai Rendra dengan menyangkut pautkan Susi.

"Maura, dia cinta padaku kan?" tanya Susi dengan kegirangan.

"Jika tidak aku akan tenggelam dan memgakhiri hidupku." ucap Susi sambil memcolek colek Maura.

Maura kesal, mengapa semua jadi seperti ini. Dia mencintai Rendra dan tidak rela jika Rendra bersama dengan Susi. Maura yang kesal mendorong Susi hingga terjerembab di kolam itu, untung saja kolamnya dangkal.

"Pergilah ke neraka, dasar gendut." ucap Maura marah dan meninggalkan Susi yang masih terduduk di dalam kolam.

"Maura, Maura tolong aku." teriak Susi.

Maura terus saja melangkah meninggalkan Susi, ia sangat kesal sekarang. Mengapa Rendra justru jatuh cinta pada Susi, semua ini gara gara ide konyol ia sendiri yang meminta tolong pada Susi malam itu.

Flashback

Maura mondar mandir di kamar penginapannya bersama Susi, ia sibuk memikirkan bagaimana cara untuk mengerjai Rendra sebab ia masih belum ingin diketahui identitasnya yang telah mengirimkan surat cinta itu.

"Maura, kamu ini kenapa. Mondar mandir seperti setrikaan."

Maura menoleh melihat Susi, kemudian memperhatikan Susi dengan seksama. Terlintas sebuah ide untuk mengerjai Rendra menggunakan Susi. Dia akan meminta tolong pada Susi, dia duduj disamping Susi.

"Sus..."

"Hmmm, apa?"

"Aku mau minta tolong boleh?" tanya Maura.

"Tolong apa?"

"Jadi begini....."

Maura mulai menceritakan rencananya kepada Susi, Ia menyuruh Susi untuk bersembunyi di balik pohon besar besok pagi. Nanti akan ada seorang pemuda yang akan menemuinya, Susi diminta untuk berpura pura menjadi seorang gadis yang telah mengirimkannya surat cinta pada pemuda tersebut dan dia disuruh berpura pura untuk mencintai pemuda tersebut.

Besok dia akan memberitahukan kepada pemuda tersebut terlebih dahulu, dan Susi menunggu aba aba atau pertanda dari dirinya. Namun, Maura tidak memberitahukan siapa pemuda itu.

"Bagaimana, kau mau kan membantuku?" tanya Maura.

"Baiklah, tapi siapa pemuda itu?"

"Besok kau juga akan tahu kok."

"Hmm, lalu mengapa kamu mau mengerjai dia?"

"Tidak, tidak ini hanya sebuah permainan saja. Karena kemarin dia sudah mengerjaiku." ucap Maura bohong.

"Oke."

Flashback selesai

Maura kembali ke kamarnya dengan perasan galau, ia terus saja melamun memikirkan tentang Rendra yang akan mengungkapkan perasaannya kepada Susi besok. Susi memasuki kamarnya, kemudian mengambio baju ganti karena bajunya yang sebelumnya sudah basah kuyup.

Maura tak memperdulikan Susi yang sudah di dalam kamar mereka, hari semakin larut namun Maura masih belum bisa tidur. Ia mencoba untuk memejamkan matanya, namun bayang bayang Rendra yang akan mengutarakan perasaannya kepada Susi menari nari dibenaknya.

Hingga pukul 2 dini hari ia baru bisa tidur pulas, itu pun tidurnya gelisah. Berulang kali Maura memgganti posisi tidurnya. Hingga dalam mimpi pun ia melihat Rendra sedang duduk berdua dengan Susi ditaman sambil berpegangan tangan dan kepala Susi menyender di bahu Rendra.

Maura memdekati kedua orang itu, yang menguping pembicaraan mereka berdua.

"Susi, kamu cantik sekali." ucap Rendra.

"Terima kasih ya, berkat surat surat yang kamu kirimkan padaku akhirnya aku bisa merasakan indahnya jatuh cinta." ujar Rendra sambil mencium tangan Susi.

"Sama sama Ndra, aku juga cinta sama kamu." ucap Susi malu malu.

"Tidak, Ndra. Semua itu tidak benar! bukan dia yang mengirimimu surat surat itu tapi aku." ucap Maura tiba tiba membuat Susi dan Rendra berbalik.

"Benar begitu Sus?" tanya Rendra.

"Benar, akulah yang memgirimnya." jawab Maura.

"Aku bertanya pada Susi bukan padamu Ra, tapi terima kasih ya. Berkat surat yang kamu kirim akhirnya aku bisa bertemu dengan Susi." ucap Rendra.

"Maksudnya?" tanya Maura dengan bingung.

"Ya, berkat dirimu aku bisa jatuh cinta pada Susi yang memggemaskan ini. Sekali lagi aku terima kasih kepadamu." ucap Rendra sambil tersenyum melihat Susi disampingnya.

Maura terbengong mendengar penuturan Rendra, kemudian ia berteriak keras.

"Tidakkkkkk......"

Susi yang kaget mendengar teriakan Maura langsung terbangun dari tidurnya, kemudian menghampiri Maura. Ternyata Maura mengigau, kedian Susimencoba membangunkan Maura.

"Maura, Maura bangun hey. Kau kenapa?" ucap Susi.

"Bangun Maura." ujar Susi sambil mengguncang tubuh Maura agaar ia cepat terbangun.

Mata Maura terbuka, ia langsung kaget dan terduduk. Ternyata itu hanya mimpi, syukurkah. Maura mencoba mengatur nafasnya agar lebih teratur.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pembalasan Lelaki Teraniaya   Bab 10

    Drap drap drapTerdengar derap langkah menggema diruangan itu, langkah seseorang terdengar mendekat kearah mereka. Kepala Rendra masih saja tertunduk lemas ke bawah, ia bisa melihat sepasang sepatu kini tengah berdiri di depannya."Makanya jadi orang jangan sok, harus punya sopan santun. Miskin saja belagu!" maki petugas polisi tersebut.Orang yang berdiri didepan Rendra tersenyum smirk, Rendra mengangkat wajahnya melihat siapa orang itu. Ia kaget melihat wajah Raja yang tersenyum kepadanya, Raja mencengkeran wajah Rendra menelisik lebam yang tercetak di wajah pria itu. Kemudian meminta uang dari bawahannya untuk diberikan kepada polisi itu."Kerja bagus, ini untuk kalian. Belilah makanan dan apa saja yang kalian mau dengan uang ini." ucap Raja."Saatnya untuk bersenang senang." ujar Wira petugas polisi yang menyiksa sepasang anak dan ayah itu. Rendra memandang bergantian uang itu dan mereka semua."Terima kasih bos, senang bekerjasama dengan anda!"Kini Rendra sedikit paham dengan ap

  • Pembalasan Lelaki Teraniaya   Bab 9

    Didepan sel yang dimaksud oleh petugas polisi tersebut mata Rendra melotot tajam, ia kaget melihat penampakan didepannya. Dimana sang ayah saat kini tubuhnya sedang digantung dengan kedua tangan dan kakinya terikat disisi kanan dan kirinya. Wajahnya pun penuh dengan lebam dan darah yang tampak sudah ada beberapa yang mengering disana. Ia sangat marah sekarang, mengapa polisi polisi itu harus melakukan hal seperti itu untuk mengintrogasi Ayahnya. Padahal belum jelas jika sang Ayah adalah komplotan dari teroris teroris tersebut.BrakkkkRendra menggebrak meja tempat polisi tadi sedang berjaga, kedua tangannya mencengkeram kerah baju petugas itu. Ia sangat marah melihat kondisi Ayahnya yang sangat memprihatinkan, hatinya ikut tergores. Ia tahu betul jika apa yang dituduhkan kepada Varma tidaklah benar, sedari kecil Varma selalu mengajarkan Rendra untuk menjunjung tinggi rasa Patriotisme dalam dirinya."Mengapa Ayahku diperlakukan seperti itu?" ucap Rendra marah, ia masih menghardik petug

  • Pembalasan Lelaki Teraniaya   Bab 8

    Ditempat lain, Rendra menunggu sang kekasih datang dibawah sinar rembulan tepat ditepi danau. Ia bangkit begitu melihat Maura yang berjakan mendekat ke arahnya.Rendraberjakan menghampiri Maura dan memeluknya dengan erat seolah takut akan kehilangan pujaan hatinya itu."Aku tahu, kau akan datang." ucap Rendra."Aku tahu kau telah meninggalkan rumah Ayahmu demi aku.""Aku tahu kau akan datang, Maura.""Rendra...""Kau salah paham.""Aku tidak akan meninggalkan Ayahku.""Kau bercanda?" Rendra mengusap rambut Maura pelan."Aku tidak bercanda Ndra, aku mematuhi ayahku. Aku akan tetap tinggal dirumah Ayahku."Rendra kaget mendengar penuturan Maura, ia diam saja dan mendekati sang kekasih yang tengah memunggunginya. Kemudian memeluknya dengan erat."Lalu bagaimana denganku?""Ndra, aku memang tidak akan meninggalkan ayahku tapi bukan berarti aku juga akan meninggalkanmu.""Maksudmu apa Maura?""Ya Ndra, kita akan tetap bersama sama karena Ayahku sudah setuju dengan hubungan kita berdua.""A

  • Pembalasan Lelaki Teraniaya   Bab 7

    Tepat pukul lima sore, Rendra benar benar datang ke rumah Maura untuk bertemu dengan Raja. Ia menunggu di ruang tamu, keadaan rumah daat itu sedang sepi hanya ada Raja Maura dan bibinya.Raja melangkah menuruni anak tangga, ia melihat Rendra tengah duduk sendirian kemudian menghampirinya. Maura memperkrnalkan Rendra kepada sang ayah."Papa, kenalkan ini Varendra dia kekasihku." ucap Maura dengan tersenyum.Rendra mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Raja, namun tak dibalas oleh Raja. Raja malah berbalik badan memunggungi Rendra.Rendra sedikit tersinggung dengan tindakan Raja, ia merasa apakah dirinya sehina itu sehingga Raja tidak mau diajak berjabat tangan dengannya. Sedangkan Raja, ia tidak menyangka jika anaknya akan membawa sekaligus memperkenalkan Rendra dengannya sebagai seorang kekasih."Mengapa semuanya berdiri saja, mari silakan duduk." ujar Bibi Maura.Rendra duduk di sofa samping tempat duduk Maura, berhadapan dengan Raja. Rendra yang sudah terlanjur merasa tersin

  • Pembalasan Lelaki Teraniaya   Bab 6

    Maura dan Rendra menyusuri jalan bersama dengan saling berpelukan, sambil menikmati sore hari yang tenang itu. Mereka berjalan di taman yang tampak sepi."Ndra, kau bilang kau sangat mencintaiku. Seberapa besar kau mencintaiku? katakan padaku.""Aku jatuh cinta padamu, aku menjadi seperti orang gila."Maura bergeming kemudian tersenyum lembut ke arah Rendra. Mereka berlalu dari sana."Sampai jumpa kembali pukul dua belas tepat besok, kali ini jangan membuatku menunggu." ucap Rendra yang turun dari mobil Maura."Tunggu, Ndra." cekal Maura."Ya, kenapa?""Apa kau akan mengusirku juga kali ini?""Tak maukah kau mengenalkanku pada ibumu?" ucap Maura lagi.Rendra mengangguk sebagai respon."Ya, aku akan mengenalkanmu nanti." jawab Rendra."Tidak, aku akan menemuinya hari ini sendiri." kekeh Maura."Apa kau memaksa?""Tentu.""Baiklah, ayo." ajak Rendra yang melenggang terlebih dahulu meninggalkan Maura yang masih diam mematung di dalam mobilnya.Maura tersenyum girang kemudian ia turun dar

  • Pembalasan Lelaki Teraniaya   Bab 5

    FlashbackPara rombongan Raja yang sedang berkampanye, tiba tiba diberhentikan oleh Varma beserta beberapa orang lainnya yang berprofesi petani."Kau." ucap Raja."Anda ingin membiarkan ladang kami tandus dengan mengalihkan aliran air, mengapa?" tanya Varma."Aku adalah Raja, dan ini wilayah kekuasaanku. Aku hanya melakukan apa yang saya inginkan." jawab Raja."Apakah anda kehilangan Istana anda? Anda tidak bisa egois, dan mau menang sendiri.""Kebetulan Anda menjadi Menteri dibagian negara, oleh karena itu saya tidak bisa tinggal diam saja dan melupakan masalah ini. Dengar, Menteri yang menangani masalah pegadaian tanah dan petani." ucap Varma lagi."Maksudmu, ayahku adalah Menteri petani biasa?" tanya Max."Tanah bisa hancur kapan saja!" jawab Varma."Diam!!! Cobalah untuk mencapai tingkat yang sama seperti saya! Baru berkomentar!" Bentak Raja."Jangan pernah menyamakan kami dengan seorang koruptor!" jawab Varma."Astaga, kau mengatakan koruptor?" tanya Mitu seorang antek Raja."Apa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status