Share

Bab 214

Author: Danira Widia
Setelah mendengar pertanyaan Janice, para rekan kerja juga merasa penasaran.

"Ya. Kamu sakit apa? Kalau penyakit menular yang lagi viral itu, nggak mungkin sembuh secepat ini."

"Selain itu, kamu nggak terlihat seperti orang sakit. Rona wajahmu sangat bagus."

Vania buru-buru menunduk. Namun, dia segera menyunggingkan senyuman tenang. "Bukan penyakit parah, cuma demam biasa. Jason yang terlalu berlebihan. Dia khawatir aku kenapa-napa, makanya terus menjagaku."

"Dia terus menjagamu?" Janice menatap Vania dengan tatapan ragu.

Setelah mendengarnya, Vania sontak menjadi berminat. Dia bergegas datang ke hadapan Janice, lalu pura-pura tidak sengaja meraba kalungnya.

"Ya, dia sayang sekali padaku. Dia nggak bisa melihatku sakit. Kamu cemburu ya? Cepat cari pacar kalau begitu. Tapi, seharusnya nggak ada pria seperti Jason di dunia ini."

Nada bicaranya terdengar lembut, tetapi tatapannya yang tertuju pada Janice dipenuhi ejekan, seolah-olah mengatakan bahwa kecemburuan Janice tidak ada gunanya ka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Dwi Wahyuningsih
cape ya nungguin perkembangan hub jasonn sama Janice...KLO nyampe 10 bab lagi kaya gini terus jadi ngebosenin cerita nya.... bye bye aja lah... cape....Janice nya gak pernah seneng....
goodnovel comment avatar
Ndin (Seichiko17)
Sebenernya bagus banget ada banyak plot twist, tapi hubungan Janice sama Jason kayak jalan di tempat aja
goodnovel comment avatar
Endah Wati
Janice oon pergi2 saja sana ga usah mikirin Jason
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1685

    Vega sepertinya masih belum sepenuhnya mengatasi efek obat itu. Setelah makan sedikit, dia kembali tidur.Janice menatap wajah tidur Vega, tak tahan untuk tidak mencium dia sekali.Saat itu, bel pintu berbunyi. Janice membuka pintu dan mendapati Rensia membawa makanan."Kenapa kamu nggak ikut makan bersama?""Bosan. Kalau Yosep ada di sini, aku masih bisa lihat kebodohannya. Tapi kali ini ibunya sakit dan dia nggak datang. Keseruanku hilang deh." Sambil berbicara, Rensia menyerahkan nampan itu ke tangan Janice.Janice mengucapkan terima kasih, lalu membawa makanan itu ke meja. Keduanya makan sambil mengobrol.Tiba-tiba, Rensia bertanya, "Kamu juga merasa kalau dua bersaudari itu aneh nggak?""Mm. Mereka kelihatannya akur banget, tapi ...." Janice tetap tak bisa menjelaskan perasaan samar itu.Rensia melanjutkan, "Tadi waktu Norman menyampaikan kalau urusan ini dianggap selesai, ekspresi dua saudari itu aneh banget. Adiknya malah girang dan terus bilang terima kasih. Kakaknya nggak keli

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1684

    Janice memikirkan kembali dengan teliti semua kejadian di gunung. Memang ada banyak hal yang mencurigakan.Tak lama kemudian, terdengar suara Vega dari dalam kamar. Janice dan Jason langsung berlari masuk.Vega mengusap matanya, meregangkan badannya dengan malas. Hati Janice akhirnya tenang, tetapi suaranya masih agak tegas."Jesslyn pakai cokelat untuk menipumu. Kamu sengaja ikut dia, 'kan?""Mm." Vega mengangguk."Kamu tahu nggak, itu sangat berbahaya! Kamu masih kecil, bukan tandingan orang dewasa!" Janice menatap Vega dengan marah.Vega terdiam sejenak, agak bingung, lalu menatap Jason.Wajah Jason sedikit muram. Dengan tegas, dia berkata, "Vega, kamu nggak seharusnya begitu. Mama dan Papa benar-benar khawatir.""Maafkan aku." Mata Vega mulai berkaca-kaca.Melihat itu, hati Janice pun melunak. Dia duduk, memeluk Vega. Dia tidak berani membayangkan jika kehilangan Vega lagi, apa yang akan terjadi padanya.Vega bersandar pada Janice, berkata, "Mama, aku nggak akan begitu lagi."Janic

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1683

    Janice menarik rambut Jesslyn, lalu berlari ke arah itu. Terlihat Vega tergeletak di tumpukan rumput.Tubuh Janice melemas. Dia langsung berlutut di tanah, tak ada tenaga sedikit pun.Jason cepat-cepat maju, menggendong Vega yang terbaring, memeriksa nadinya. Wajahnya pucat dan suram, tangannya gemetar. Dia memastikan beberapa kali sebelum memberi anggukan pada Janice.Hampir bersamaan, keduanya terduduk lemas di tanah.....Pendakian berakhir dengan tergesa-gesa. Jason menggendong Vega yang tidak sadarkan diri dan naik kereta gantung untuk turun dengan cepat.Sesampainya di vila, Norman sudah memanggil dokter. Setelah diperiksa, dokter mengatakan Vega baik-baik saja, hanya saja sempat dibuat pingsan oleh seseorang.Mendengar itu, Janice merasa bingung. Banyak hal yang ingin ditanyakan pada dokter. Namun, dia tak tahu harus mulai dari mana. Semakin panik, semakin tak tahu harus berkata apa.Jason memeluknya dan bertanya, "Apa obat itu berpengaruh pada anak? Dia pernah menjalani operasi

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1682

    Di sisi lain.Vega mengeluarkan papan gambar dan duduk di samping untuk menggambar, sedangkan Rensia berdiri di dekatnya sambil minum air.Saat itu, Vega tiba-tiba mendengar suara desis. Dia melihat wanita yang bernama Jesslyn itu sedang berdiri di tepi rerumputan dan menggoyangkan sebatang cokelat ke arahnya. Dia tersenyum geli di dalam hatinya, ternyata wanita ini benar-benar menganggapnya sebagai anak kecil yang rakus. Dia menghela napas, ingin melihat apa yang akan dilakukan wanita itu.Vega menundukkan kepala dan menggambar beberapa goresan di papan gambarnya, lalu meletakkan papan itu dan berjalan ke arah Jesslyn. "Bibi, kamu mencari aku ya?""Sini sini, aku beri kamu makanan enak. Kita pergi ke samping, oke?" kata Jesslyn sambil tersenyum manis."Oke," jawab Vega dan mengikuti Jesslyn ke belakang sebuah pohon besar, menjauh dari kerumunan. Begitu duduk, dia langsung hendak meraih cokelat itu dan Jesslyn pun menyerahkan cokelat itu. Dia terus menarik bungkusan cokelat itu, berusa

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1681

    Janice menatap Jason dengan tajam.Setelah puas dengan foto-fotonya, Vega menyerahkan ponsel itu kepada Jason. "Papa, lihat ini."Saat mengatakan itu, ekspresi Vega terlihat seperti sedang menunggu Jason memujinya.Setelah menundukkan kepala dan memeriksa foto-foto itu, pandangan Jason tertarik pada salah satu foto. Dari foto itu, dia seolah-olah menemukan kembali tatapan Janice di masa lalu saat sedang menatapnya.Janice mendekat dan bertanya, "Lihat apa?"Jason akhirnya menekan ponselnya beberapa kali, lalu meletakkan ponselnya. "Nggak ada apa-apa, hasil potret putriku bagus."Vega menganggukkan kepala dengan puas, seolah-olah berkata pujian ayahnya memang bagus.Janice merasa tak berdaya. "Meskipun hasil potretnya nggak bagus, kamu juga tetap bilang bagus. Kamu terlalu memanjakannya."Dia juga tidak menyangka suatu hari nanti dia akan merasa Jason terlalu memanjakan putrinya.Jason menatap Vega. "Dia memang bagus dalam segala hal.""Ayo jalan," kata Janice yang langsung menarik tang

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1680

    Saat itu, Janice dan Rensia sedang menemani Vega untuk memetik bunga liar di pinggir jalan. Mendengar suara perdebatan, mereka langsung menoleh dan melihat ternyata kakak beradik Keluarga Panduwinata sedang berselisih dengan seorang pria."Jess, mendaki itu melelahkan. Bagaimana kalau kamu ganti sepatu dulu?" kata pria itu menasihati."Siapa yang butuh perhatianmu? Pergi sana," kata Jesslyn dengan nada kesal.Namun, pria itu juga tidak marah dan melanjutkan, "Baiklah. Aku bantu bawakan tasmu agar kamu bisa hemat tenaga.""Nggak perlu. Bisa nggak kamu menjauh sedikit?" kata Jesslyn sambil mengernyitkan alisnya.Pria itu menghela napas. "Aku tahu tujuanmu datang kali ini. Tapi, kamu ini juga wanita, ada beberapa hal yang nggak boleh terlalu berlebihan."Dari nada bicaranya, jelas sekali pria itu berniat baik. Dari tatapannya, sepertinya dia mengenal dan menyukai Jesslyn. Namun, Jesslyn jelas tidak menerima niatnya itu.Saat itu, Vinka maju. "Harvey, kalau kamu begini, Jess akan merasa te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status