"Darren Andaraksa. Nama itu?" Tubuh Natasha meremang. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa mengimbangi rasa tak percaya mendengar kenyataan yang ada. Mengetahui siapa sebenarnya pencopet yang baru saja ia tangkap. Yah, putra dari pemilik mall yang merupakan tempat di mana di bekerja, sekaligus orang kaya yang telah membantunya untuk tidak terusir dari kontrakan. Rasa sesal dan takut, semua bercampur aduk dalam pikirannya. Alih-alih ingin mendapatkan bonus besar dalam menangkap pencopet, kini ia harus berhadapan dengan orang yang membuat pekerjaannya harus di pertaruhkan. Akibat kesalahpahaman yang terjadi. Ia harus masuk dalam kehidupan Darren Andaraksa yang penuh dengan tantangan batin. Sombong, pendiam, cuek membuat natasha harus melatih kesabarannya dengan ekstra untuk menghadapinya. Sangat bertentangan dengan dirinya yang mempunyai kecerewetan, keceriaan yang hakiki. Lantas, akankah Natasha mampu bertahan menghadapi atasannya tersebut?
View MoreAda apa?" tanya Natasha berjalan menghampiri Darren yang terdiam setelah menerima telepon.Darren menoleh. Jemari tangannya dengan cepat meraih tubuh lansing natasha dan mendekapnya begitu erat."Semua baik-baik sa ...," ucap natasha terhenti saat Darren kembali menyerang bibirnya. Natasha memejamkan kedua bola matanya. Tubuhnya meremang ketika serangan itu turun ke lehernya. Memberikan tanda cinta yang membekas di leher indahnya tersebut."Auwww," kata natasha mendorong tubuh Darren sekuat tenaga."Kenapa kamu menggigit leherku? Apa kamu ingin membunuhku?" Darren tersenyum. Jemari tangannya dengan lembut memegang dagu natasha dan mengusapnya secara perlahan."Maaf, ya. Lain kali, aku akan melakukannya dengan lembut," ucap Darren mengusap rambut natasha yang terurai panjang."Apa masih sakit?""Heem." Natasha mengangguk manja.Darren mengamati bekas ciumannya itu. Sungguh, ia seakan tak percaya dengan apa yang telah ia lakukan pada natasha."Kita pergi ke rumah sakit sekarang!" ajak Da
"Itu tidak akan terjadi!" Jawaban Darren seketika membuat senyum natasha mengembang kembali.Di perjalanan, Natasha seakan tak mampu menegak salivanya sendiri. Bibirnya mengecap menahan dinginnya udara malam saat hujan mengguyur kota tersebut.Hampir dua jam lamanya, natasha dan Darren terjebak dalam kemacetan.Entah apa yang terjadi sehingga banyak kendaraan bermotor berbalik arah."Seharusnya, sekarang aku sudah tertidur pulas di kontrakan!" kata batin natasha memejamkan mata saat rasa kantuk datang menghampiri.Darren menoleh. Jemari tangannya dengan lembut membelai rambut natasha yang terurai panjang."Semoga saja pertunangan ini membuat kita semakin erat," harap Darren dalam hati. ****Bara menghela nafas berat. Jemari tangannya mengoyak dasi hitam yang terasa memekik lehernya."Huft! Menjadi jomblo lagi," kata Bara menutup pintu mobil secara perlahan.Sesaat, alis tebalnya bertaut saat melihat motor yang begitu tak asing baginya. Motor yang telah mempertemukannya dengan teman k
Darren menyeringai. Rasa rindu yang tertahan perlahan mulai terobati saat melihat sosok wanita yang kini telah menguasai hatinya berjalan ke arahnya."Dia benar-benar membuatku gila. Baru kali ini, aku merindukan seseorang yang begitu besar. Rasanya aku tak sabar memberitahu siapa diriku sebenarnya," gumam batin Darren memasukkan ponselnya ke dalam saku celana."Apa kamu baru sampai?" tanya natasha menghampiri Darren yang berdiri di samping mobil. "Iya!" jawab Darren."Ayo masuk! Mereka sudah menunggumu!" ucap Natasha menggandeng tangan Darren.Dua lensa Darren tertuju ke arah tangan putih mulus yang di miliki natasha. Terlihat begitu manis dan cantik dengan mengenakan gelang dan cincin yang telah di berikan oleh sang oma."Oma benar-benar tau apa yang terbaik buat cucu menantunya!" gumam batin Darren menorehkan senyum saat menghampiri dua calon mertuanya yang sudah berada di tempat makan."Ma, Pa, Mas Darren sudah datang!" kata natasha."Selamat sore, om, tante!" Darren menyalami
Rania!Rania Adisti, wanita cantik nan pintar yang dulu satu kampus dengan Bara. Berkat pertolongannya, Bara bisa menyelesaikan kuliah tanpa harus berpikir keras."Maaf, Mas. Saya benar-benar tak sengaja menabrak mobil Mas!" ucap Rania menangkupkan kedua tangan untuk meminta maaf.Bara tak berhenti mengerjap. Untuk kali pertama, ia memandang Rania begitu dekat. Sungguh sangat begitu cantik hingga Bara tak mampu berpaling.Sejenak, lamunan bara buyar seketika saat telapak tangan yang ukurannya lebih kecil dari tangannya bergoyang-goyang di depan mata."Maaf," suara manis itu keluar dari bibir ranum Rania."Saya benar-benar ....""Apa kamu Rania?" tanya Bara memastikan.Rania mengangguk perlahan. Bibirnya merapat seraya mengamati seseorang yang mengetahui namanya."Mas Bara kah?" "Syukurlah, kalo kamu masih ingat!""Ya ingatlah, Mas! Mana mungkin aku lupa dengan orang yang telah membuatku pusing setiap kali mendapatkan tugas," gerutu Rania tersenyum tipis ketika kembali mengingat masa l
Sejenak, degupan jantung natasha kian tak beraturan saat Darren meraih tangan kirinya. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap saat tatapan hangat tersirat jelas dari wajah tampan yang di miliki Darren."Kita sama-sama tak memiliki pasangan. Tak ada salahnya juga kalo kita berdua menikah untuk mereka semua. Yah, meskipun tidak ada rasa di antara kita berdua!" tutur Darren tersenyum tipis."Mas Darren, apa kamu sadar dengan perkataan kamu itu?" tanya Natasha memastikan."Ini bukan main-main, lho! Apa mas tau, jika kita menikah nanti itu ...," kata Natasha terhenti."Aku tidak main-main, Amora!" tegas Darren.***Natasha duduk termenung di tepi kolam renang. Dua manik bola matanya tak berhenti menatap ke arah kakinya yang berada di dalam kolam renang."Huft! Sungguh, aku masih sangat tak percaya dengan jalan pemikiran dia. Bagaimana bisa dia menyetujui permintaan papa? Apa dia pikir menikah itu sebuah permainan apa? Padahal, aku itu ingin menikah satu kali seumur hidup. Dan baga
"Semoga saja, apa yang aku rencanakan berjalan sesuai harapanku!" gumam batin natasha berjalan menuju ke arah pintu rumahnya yang tertutup rapat.Ting tongNatasha memencet bel pintu rumahnya. Sesekali, ia melirik ke arah Darren yang berdiri tepat di sampingnya. Terlihat tampan, gagah dan nyaris terbilang sangat sempurna."Ya Tuhan, aku tak menyangka dia mau menolongku," gumam batin Natasha menyeringai.CeklekPintu terbuka. Senyum natasha mengembang saat bertemu dengan simbok Narti yang membuka pintu untuknya."Non Cacha," ucap simbok Narti seakan tak percaya melihat kedatangannya. Yah, wanita tua yang bertubuh besar itu seakan seperti mimpi melihat anak majikannya itu pulang ke rumah. "Apa ka ...."Natasha terkejut saat mbok narti tiba-tiba memeluknya begitu erat. Seakan meluapkan rasa rindu yang tak tertahan."Akhirnya, Non Cacha pulang juga!" kata Mbok Narti melepas pelukannya. "Iya, Mbok. Mbok sehat?" tanya Natasha tersenyum saat pengasuhnya waktu kecil menganggukan kepala."Sy
"Jangan-jangan, wanita itu ...," gegas Darren berlari mengikuti staff keamanan yang menuju tempat kejadian. Sejenak, Darren bernafas lega melihat korban tenggelam itu bukanlah natasha. "Syukurlah, bukan dia," gumam batin Darren menghela nafas panjang. Sesaat, pandangan matanya beralih ke arah beberapa orang yang berada di ujung kolam renang satunya. Sosok wanita mengenakan kimono putih berkaca mata hitam yang sangat mirip dengan Natasha."Mas Darren!" Suara natasha seketika membuat Darren menoleh. Sudut bibirnya mengembang dan berlari memeluk erat tubuh langsing yang di miliki tunangannya tersebut.Lentik indah bulu mata natasha tak berhenti mengerjap. Bibirnya merapat mengimbangi rasa tak karuan yang datang menghampiri. Pelukan erat yang sungguh terasa sangat berbeda dari biasanya."Mas, kenapa ...," ucap natasha terhenti."Aku takut kehilanganmu!" kata Darren yang membuat natasha tercekat seketika. Perkataan sekaligus pernyataan yang telah melanggar kontrak mereka berdua.Darren
Udara pagi terasa menyejukkan. Kabut tebal mulai memudar saat sang surya menampakkan cahayanya. Agatha menggeliat. Dua bola matanya terbelalak saat melihat dirinya terbaring bersama Devan. Lelaki yang pernah menolongnya dan di jadikannya sebagai paman pelindungnya.GlekTenggorokannya tercekat. Menatap tajam ke arah lelaki yang seharusnya menjadi partner dalam menjalankan misinya."Oh my God! Apa yang aku lakukan bersamanya?" tanya Agatha memukul keningnya. Pengaruh minuman alkohol yang berlebihan membuat kepalanya terasa sangat berat.FlashbackAgatha duduk di pangkuan Devan. Meluapkan masalah yang datang sembari meminum minuman keras yang tersaji di depan mereka."Paman, aku lihat-lihat paman itu ganteng juga. Malah lebih tampan dari kak Darren," ucap Agatha melingkarkan kedua tangannya tepat di leher Devan.Devan menyeringai. Jemari tangannya dengan lembut membelai rambut panjang terurai yang di miliki Agatha. Terlihat begitu cantik dan imut. "Bukankah aku sudah bilang padamu, kal
Darren menyeringai. Ia tak menyangka jika Natasha sangat memperjuangkan benda yang telah ia berikan."Setelah apa yang kamu lakukan dengan apa yang pernah aku berikan padamu, aku semakin yakin untuk membawamu ke tahap yang lebih serius!" kata batin Darren senang."Apa ada cerita di balik jam tangan itu?" tanya Darren mencoba ingin tau jawaban yang akan di berikan oleh natasha."Iya. Dulu, waktu kecil aku di beri jam tangan ini oleh pangeran kecilku," ucap natasha."Pangeran kecil?""Heem. Dia itu my first love. Dan semoga saja sebelum aku menikah nanti, kami sudah di pertemukan kembali," harap Natasha tersenyum tipis."Jika kamu bertemu dengannya, apa yang akan kamu lakukan?" "Yang pasti aku akan memeluknya dengan erat. Meskipun, dia sedang bersama kekasih atau istrinya, aku tak peduli," kata natasha yang seketika membuat tubuh Darren meremang menahan rasa bahagia yang tiada tara."Jangan seperti itu! Tak baik memeluk lelaki yang sudah mempunyai istri ataupun kekasih," ucap darren se
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.