Bola mata Rosalinda membulat sempurna. Giginya mengerat kuat dengan tatapan tajam pada Ethan.“Kamu benar-benar egois, Ethan! Bagaimanapun Fiona itu keluarga kita, tapi kamu dengan gampangnya bicara seperti itu? Kamu sepertinya sudah tak menghargai mama juga.”Rosalinda bicara dengan nada sangat tinggi sampai menggema di ruangan itu.Ethan hanya diam menatap amarah yang terpancar dari sorot mata sang mama dan suara yang begitu memekakkan telinga.“Apa kamu sadar, Ethan. Kamu berubah semenjak ada pengasuh kampungan itu di rumahmu!” Rosalinda masih berusaha keras untuk membuat Ethan agar mengikuti semua ucapannya.Kening Ethan berkerut samar, tatapan matanya berubah tak senang.“Mama boleh marah atau tidak terima dengan keputusan yang aku buat. Tapi jangan pernah menyangkutpautkan orang lain dalam ketidaksukaan yang Mama rasakan. Keputusan yang kubuat berdasarkan dari prosedur perusahaan. Kalau Mama tidak percaya dengan apa yang kusampaikan, silakan tanya langsung ke Papa atau ke staff
Ethan tidak fokus saat bekerja. Dia lebih banyak melamun meski pandangan matanya tertuju pada laptop yang ada di depannya.Bahkan saat Samuel mengetuk pintu, Ethan tak mendengar dan tak mempersilakan Samuel masuk, membuat asisten pribadi Ethan itu masuk ke ruang kerjanya tanpa izin.Samuel melangkah menghampiri meja Ethan. Dia melihat Ethan yang hanya diam dengan tatapan kosong.“Pak, apa ada masalah?” tanya Samuel memastikan.Sebagai satu-satunya orang yang selalu ada hampir dua belas jam sehari di samping Ethan, Samuel tahu kalau sikap Ethan saat ini karena ada sesuatu yang pasti mengganjal di pikiran atasannya itu.Ethan tersadar dari lamunan saat mendengar suara Samuel. Dia menatap pada asistennya yang sedang menatapnya.“Tidak ada,” balas Ethan lalu menyandarkan punggung ke sandaran kursi.Samuel mengangguk-angguk pelan, tapi ekspresi wajahnya seperti meragukan jawaban Ethan.“Kenapa kamu?” tanya Ethan dengan mata menyipit.Samuel berdeham kecil, lalu menggeleng pelan.“Tidak ada
Naomi buru-buru membalikkan badan untuk menghindari pria yang baru saja keluar dari butik.Namun, langkahnya sudah lebih tertahan oleh pria yang langsung melangkah cepat melewatinya dan menghadang jalannya.“Kenapa kamu lari? Aku hanya ingin bicara denganmu.”“Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi.” Naomi ingin melangkah lagi, tapi pria di hadapannya kembali menghadang.“Tapi ada yang mau kubicarakan denganmu.” Pria itu menarik lengan Naomi dengan kuat sampai tubuh Naomi bergerak ke arah pria itu.Naomi menatap datar pada Kelvin, pria yang dulu menjadi selingkuhannya dan dia tinggalkan beberapa bulan lalu karena Naomi ingin kembali pada Ethan dan berharap mantan suaminya masih memiliki cinta untuknya.Walaupun Naomi pada akhirnya harus menelan kenyataan pahit karena Ethan benar-benar sudah membuangnya setelah mengetahui perselingkuhannya dengan Kelvin.Tanpa izin, Kelvin menarik tangan Naomi dan mengajak wanita itu masuk mobilnya. Kelvin mengajak Naomi ke sebuah restoran bintang lim
Setelah mobil Naomi meninggalkan depan gerbang rumah. Ethan menatap ke gerbang rumah yang mulai dibuka oleh security.Ethan kembali melajukan mobil memasuki halaman rumah. Ethan menghentikan mobil tepat di depan garasi.Emma menoleh pada Ellen yang buru-buru keluar dari mobil sambil membawa boneka, lalu tatapannya tertuju pada Ethan yang hanya diam tak seperti tadi.“Anda baik-baik saja, Tuan?” tanya Emma memastikan karena setiap kali bertemu dengan Naomi, ekspresi wajah Ethan selalu memperlihatkan rasa tak senang.Ethan menoleh ke arah Emma. “Aku baik.”Emma mengangguk kecil. Dia sudah membuka seatbelt dan siap membuka pintu, tapi Ethan tiba-tiba meraih pergelangan tangannya.Emma kembali menoleh pada Ethan, tatapan mata mereka kembali bertemu dan Emma melihat tatapan cemas dari sorot mata Ethan.“Jaga Ellen dengan baik. Dia pasti sedih karena tadi melihat aku dan Naomi bertengkar lagi,” pinta Etha
Tatapan mata Ethan berubah dingin. Dia menarik tuas rem tangan, lalu melepas seatbelt.“Tunggu di sini, jaga Ellen dan jangan biarkan dia keluar dari mobil,” perintah Ethan dengan tatapan terus tertuju ke depan, lalu pria itu membuka mobil dan keluar dari sana.Emma langsung paham. Dia mengangguk meski Ethan tak melihat, lalu Emma menoleh ke belakang dan tersenyum pada Ellen yang bingung, lantas tatapannya kembali tertuju pada Ethan yang sedang menghampiri mobil di depan mereka.Ethan berjalan dengan cepat, saat itu security ikut mendekat menghampiri Ethan yang baru saja datang.“Saya sudah meminta Nyonya Naomi untuk pergi, tapi beliau tidak mengindahkan permintaan saya, Tuan.” Security itu langsung menjelaskan sebelum terkena amukan dari Ethan.Security itu langsung menundukkan kepala ketika melihat sorot mata Ethan yang begitu dingin ketika menoleh padanya.Ethan mengalihkan pandangannya dari security ke pintu mobil di sampingnya, lalu dia mengetuk kaca pintu mobil Naomi.Ethan sedi
Di sebuah kafe. Seorang wanita berusia tiga puluh tahunan masuk ke kafe itu dengan gaya anggun menuju ke salah satu meja yang ada di kafe itu.Wanita itu adalah teman Naomi, orang yang tadi mengambil foto Ethan dan Emma, lalu mengajak bertemu dengan Naomi di kafe.“Kamu mau membahas apa? Mengganggu kegiatanku saja,” gerutu Naomi saat menatap wanita yang baru saja tiba di hadapannya saat ini.Wanita itu meletakkan tas di kursi yang kosong, lalu duduk di kursi sampingnya sambil terus memulas senyum..“Kamu pasti tidak akan rugi mendengar apa yang akan kukatakan padamu,” ucap teman Naomi penuh percaya diri, “aku sengaja tak mengirim informasi yang kudapat lewat telepon, karena sepertinya tidak asyik.”Naomi mengerutkan kening mendengar ucapan sahabatnya.“Apa sebenarnya yang mau kamu katakan?” Naomi semakin penasaran.Teman Naomi tersenyum lalu dia mengeluarkan ponsel dan menunjukkan foto yang diambilnya tanpa izin.“Apa mantan suamimu sekarang berganti selera jadi suka sama pelayan? Aku