مشاركة

287.Para Pemburu

مؤلف: Gibran
last update آخر تحديث: 2025-12-28 22:53:31

Pendekar berpakaian putih itu bergetar mendengar ucapan Chang Yun yang mengandung ancaman untuknya. Di tambah pedangnya yang telah buntung membuat keberaniannya runtuh.

Chang Yun mendekati orang tersebut. Dalam hatinya dia ingin tertawa saat melihat lelaki itu terkencing kencing melihat dia melangkah semakin dekat.

"Siapa kalian!?" tanya Chang Yun menghardik.

Wajah orang tersebut pucat seketika mendengar hardikan sangat gadis.

"Kami... kami hanyalah pendekar biasa dari kota Yao Chang. Kami di suruh orang Serikat Teratai Biru untuk mencari kalian... kami tidak ada maksud menyerang atau berbuat jahat! kami hanya memata-matai kalian, itu saja!" ucap lelaki itu terbata-bata.

Chang Yun menatap tajam ke arah lelaki tersebut. Pedang nya di acungkan ke kening lelaki berpakaian putih itu.

Senyum kecil menyeruak di bibir gadis itu. Melihat senyum manis Chang Yun, lelaki itu pun membalas senyuman si gadis. Dan ternyata itu adalah senyuman terakhirnya sebelum mata pedang Chang Yun yang tela
استمر في قراءة هذا الكتاب مجانا
امسح الكود لتنزيل التطبيق
الفصل مغلق

أحدث فصل

  • Perjalanan Sang Batara   287.Para Pemburu

    Pendekar berpakaian putih itu bergetar mendengar ucapan Chang Yun yang mengandung ancaman untuknya. Di tambah pedangnya yang telah buntung membuat keberaniannya runtuh. Chang Yun mendekati orang tersebut. Dalam hatinya dia ingin tertawa saat melihat lelaki itu terkencing kencing melihat dia melangkah semakin dekat. "Siapa kalian!?" tanya Chang Yun menghardik. Wajah orang tersebut pucat seketika mendengar hardikan sangat gadis. "Kami... kami hanyalah pendekar biasa dari kota Yao Chang. Kami di suruh orang Serikat Teratai Biru untuk mencari kalian... kami tidak ada maksud menyerang atau berbuat jahat! kami hanya memata-matai kalian, itu saja!" ucap lelaki itu terbata-bata. Chang Yun menatap tajam ke arah lelaki tersebut. Pedang nya di acungkan ke kening lelaki berpakaian putih itu. Senyum kecil menyeruak di bibir gadis itu. Melihat senyum manis Chang Yun, lelaki itu pun membalas senyuman si gadis. Dan ternyata itu adalah senyuman terakhirnya sebelum mata pedang Chang Yun yang tela

  • Perjalanan Sang Batara   286.Serangan Pagi Buta

    Mata Jaka Geni terbuka. Telinganya yang sudah terlatih mendengar satu gerakan. Dia menoleh ke arah Chang Yun yang masih terlelap. Jaka menutup tubuh Chang Yun yang terbuka. Kemudian dia memakai pakaiannya. "Apakah orang Serikat Teratai Biru lagi? cepat sekali mereka melacak keberadaan ku," batin Jaka Geni. Perlahan Jaka menggeser tubuhnya dan menuju ke arah pintu yang terbuat dari anyaman bambu. Dengan tanpa suara Jaka membuka pintu tersebut. Kepalanya nongol untuk melihat ke bawah. Matanya berkilat hijau saat dia merapal ilmu Segoro Gaib. Pemuda itu tersenyum. Dia melihat ada beberapa orang mendekam di semak yang ada di seberang sungai. Dan ada lagi dua orang lainnya yang sudah berada tak jauh dari pohon dimana gubuknya berada. "Sepertinya kalian mencari mati datang ke sini, aku akan menuntun kalian mereka menemui pencabut nyawa," ucap Jaka dalam hati. Jaka mengambil dua baru kecil yang dia bawa ke atas. Biasanya Jaka melempar burung di pagi hari dari atas pohon itu. Tapi kali i

  • Perjalanan Sang Batara   285.Asmara Gadis Petir

    Setelah berhari-hari berlatih di hutan Yao Chang, akhirnya Chang Yun berhasil menguasai kekuatan petir tahap ke tujuh. Itu artinya dia siap mendalami pelatihan yang lebih keras lagi. Yaitu berlatih Ajian Gledek Sambar Nyawa. Jaka Geni bangga dengan pencapaian Chang Yun yang menurutnya luar biasa. Padahal dia sendiri butuh beberapa tahun membangkitkan kekuatan petir yang dari awal sudah ada di dalam tubuhnya. Eyang Mahameru hanya menuntun nya untuk membangkitkan kekuatan tersebut. Dan setelah bangkit pun Jaka harus berjuang meningkatkan kekuatannya. Namun latihannya sedikit terhambat karena adanya kekuatan api hijau yang ada di dalam tubuhnya. Dua kekuatan itu sedikit berbenturan yang membuatnya sulit berkembang. Namun akhirnya berkat sang Mahaguru, dia berhasil menguasai dua kekuatan yang saat ini dia jadikan andalan saat bertarung. Gurunya pun mempunyai dua kekuatan yang sama. Hanya saja, Eyang Mahameru harus berlatih keras seperti Chang Yun. Karena pada dasarnya mereka tak memil

  • Perjalanan Sang Batara   284. Jejak Tabib Dewa(2)

    Para prajurit itu semakin naik ke atas bukit. Utari Dewi baru merasakan hawa kehadirannya setelah jarak mereka cukup dekat. "Celaka!" seru gadis itu dalam hati. Dia segera memakai pakaiannya lalu melesat kembali ke dalam hutan. Para prajurit pun sampai di tempat Utari mandi tadi. Mereka celingukan setelah melihat jejak air di sekitar pinggiran sungai. "Apakah ada hewan yang baru saja mandi?" tanya salah satu di antara mereka. "Jejak kaki ini seperti kaki manusia. Hewan apa yang mempunyai jejak seperti ini?" tanya yang lain menyahuti. Mereka pun saling berpandangan. Lalu sama-sama mengangguk dan berjalan mengikuti jejak kaki tersebut. Utari Dewi berhenti berlari di sebuah tempat. Dia melihat semak belukar tak jauh dari nya. Dengan cepat Utari menyibak semak itu dan masuk. Tanpa dia sangka, dia melihat sebuah goa di balik semak-semak. Dengan perasaan ragu Utari pun masuk ke dalam goa tersebut. Para prajurit Istana Luoyang kehilangan jejak Utari. Mereka celingukan di tempat yan

  • Perjalanan Sang Batara   283. Jejak Tabib Dewa

    Yang Sian Kan yang belum pernah melihat jurus Li Shimin yang bernama Bayangan Ganda, tidak menyadari apa yang akan terjadi. Saat Yang Sian Kan menyerang dengan kekuatan Roda Api miliknya, Li Shimin melompat ke udara. Lalu dengan teriakan keras tubuhnya melesat bagaikan anak panah ke arah Yang Sian Kan. Tubuhnya di selimuti petir biru. Tanpa rasa takut, Yang Sian langsung mengerahkan pukulan sakti miliknya ke arah Li Shimin. Roda Api besar melesat ke arah Li Shimin.Namun pemuda itu berhasil berkelit dengan cepat meski tengah melesat di udara. Yang Sian Kan terkejut melihat gerakan Li Shimin yang sangat aneh itu. Namun dia terlalu terpaku pada gerakan Li Shimin hingga tanpa dia sadari, putra kedua Li Yuan itu telah berada tepat di hadapannya dengan jurus Bayangan Ganda. Li Shimin menghantam ke depan dengan tangan kirinya. Saat itulah, Yang Sian Kan terkejut. Dia melihat betapa banyaknya tangan Li Shimin yang mengarah kepadanya. Semua tangan itu berselimut api merah dan petir biru.

  • Perjalanan Sang Batara   282. Adu Kekuatan

    Yang Sian Kan tertawa keras melihat tinju Li Shimin yang terkepal. "Kenapa kita tidak selesaikan permasalahan kita dengan adu kekuatan?" tanya Yang Sian Kan sambil memutar badan dan menatap tajam ke arah Li Shimin."Baiklah, tapi apakah mereka akan ikut campur?" tanya Li Shimin sambil menunjuk ke arah prajurit wanita Yang Sian Kan. "Kita bukan anak kecil, dan mereka tidak ada urusan dengan kita. Mereka bisa menonton siapa yang terkuat di antara kita. Bagaimana? Kau siap Shimin?" tanya Yang Sian Kan sambil melemaskan otot-otot tangannya. "Baiklah, aku akan menuruti mau mu. Aku juga penasaran, sekuat apa dirimu sekarang, Yang Sian." kata Li Shimin. Yang Sian Kan melepas jubah besarnya. Kini terpampang tubuh berotot Yang Sian Kan yang membuat wanita jatuh hati kepadanya. "Lihat serangan!" ucap Yang Sian lalu melesat ke arah Li Shimin. Gerakannya sangat halus dan ringan. Li Shimin harus berhati-hati dengan setiap serangan Yang Sian Kan. Dia tahu, setiap serangan lawannya itu bisa sa

فصول أخرى
استكشاف وقراءة روايات جيدة مجانية
الوصول المجاني إلى عدد كبير من الروايات الجيدة على تطبيق GoodNovel. تنزيل الكتب التي تحبها وقراءتها كلما وأينما أردت
اقرأ الكتب مجانا في التطبيق
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status