Mag-log inGilang Angkasa dikenal memiliki kepribadian yang sangat baik, bahkan nyaris tanpa cela. Dia juga memiliki fisik menarik dan wajah yang menawan. Citranya yang demikian membuat orang-orang sekitarnya senang terhadapnya. Tak sedikit kaum hawa yang diam-diam menaruh hati padanya tak terkecuali Safira Riana, gadis lugu yang belum pernah jatuh cinta. Singkat cerita Safira dan Gilang menjalin hubungan. Dan Safira Riana baru mengetahui, di balik pribadinya yang mendekati sempurna itu, Gilang memiliki kebiasaan buruk yang tak diketahui banyak orang. Sikap buruk Gilang itu yang menjadi salah satu masalah yang menjadi penentu sejauh mana hubungan keduanya bertahan. Banyak godaan yang datang dari luar mau pun dari dalam diri keduanya untuk mempertahankan hubungan mereka. Lalu bagaimanakah kisah selanjutnya? Dapatkah Safira mengubah Gilang? Bisakah Gilang meninggalkan kebiasaan buruknya itu? Mampukah hubungan keduanya bertahan? Ini bukanlah cerita yang kalian harapkan. Seperti kisah dua remaja yang saling mencintai dan berakhir bahagia atau kisah persahabatan yang indah dan penuh warna-warni. Tapi mereka juga memiliki kisah persahabatan dan cinta segitiga. (Jangan komentar kalau belum baca sampai habis) Copyright2021, by Aprillia D
view moreCewek itu menatap cowok di hadapannya dengan linangan air mata dan tatapan benci.
"Kamu ngajakin aku balikan, tapi kamu diam-diam malah ngelakuin itu sama dia! Berengsek!"
Cewek itu mendorong dada cowok dihadapannya sampai cowok itu termundur. "Kamu bilang udah berubah, tapi nyatanya malah ngelakuin itu sama dia di belakang aku!" Matanya berkaca-kaca, mendongak menatap lekat cowok di hadapannya.
"Karena aku ini BAJINGAN!" tegas cowok itu penuh penekanan. "Aku nggak punya teman dan aku kesepian."
Cewek itu tertegun tak percaya dengan pengakuan yang keluar dari mulut si cowok. Tadinya dia berpikir cowok itu akan membantah tuduhannya dan memberi penjelasan lain. Dia masih berharap kalau lelaki itu bisa berubah. Namun kenyataannya?
"Kamu emang nggak bisa berubah,"
"Iya. Kenapa? Nggak suka? Kalau kamu nggak suka jauhi aku!"
"Kamu jahat! Kamu bejat! Aku benci sama kamu!" Gadis itu meninju-ninju dada bidang lelaki di hadapannya sambil terisak sebelum akhirnya pergi meninggalkan cowok itu yang justru mematung. Pemandangan itu baru saja menyadarkannya akan sesuatu. Dia menyesal dengan apa yang telah dia ucapkan pada gadis itu.
Satu bulan kemudian. Gadis yang duduk di atas kursi roda itu termenung menatap ke luar kaca jendela. Masih di kamarnya yang berada di lantai dua gedung kosan ini.Gadis itu mengingat kejadian demi kejadian yang di alaminya satu bulan belakangan. Dia yang tertabrak truck sampai kakinya terlindas dan masuk rumah sakit. Dia bahkan sempat koma selama dua minggu. Dia juga melewati acara perpisahan yang di laksanakan tepat saat dirinya dirawat di rumah sakit. Dia dinyatakan lumpuh. Kaki bagian tempurungnya pecah dan busuk, karenanya kakinya harus dipotong. Tiga hari yang lalu Gilang sempat datang menemuinya. "Aku nggak bisa Gilang. Dengan keadaan aku yang sekarang aku nggak pantas buat kamu," ucapnya ketika cowok itu melihat bagaimana keadaannya yang sekarang, cowok itu masih bersedia mengajaknya balikan. "Kamu nggak boleh ngomong gitu, Fir. Aku nggak peduli kondisi kamu sekarang. Karena cuman kamu perempuan baik yang bisa mengubah aku menjadi lelaki yang baik juga. Apa pun keadaannya
"Makasih, ya, udah nemenin.""Sama-sama." Safira tersenyum, sebelum akhirnya masuk ke kamar dan menutup pintu. Safira menghela napas lelah seiring dengan bokongnya mendarat di tempat tidur. Dan melepaskan tasnya di tempat tider. Perjalanan hari ini harusnya cukup menenangkan pikirannya, tapi membaca berita di koran itu membuat dia tidak bisa berpikir dengan tenang.Belum sembuh kesedihannya atas kepergian Viona secara mendadak yang dia dengar dari pihak sekolah tempo hari. Dan sempat menggegerkan warga SMA Tunas Bangsa. Dia bahkan masih ingat jelas bagaimana histerisnya orang tua Viona di depan jenazah sang anak, di hari pertama dia ikut melayat. Biar bagaimana pun Viona adik kelasnya. Dia ikut merasa sedih dan kehilangan.Hari ini dia kembali diingatkan dengan kabar duka itu ketika membaca isi koran tadi.Dan ini semua gara-gara Gilang. Kebencian Safira terhadap lelaki itu rasanya semakin dalam. Safira merogoh kembali tasnya. Mengeluarkan koran tersebut. Membaca ulang berita itu.Dr
Beberapa minggu kemudian...Siang itu keadaan pasar cukup ramai. Pedagang buah berjejer di tepi jalan, menyapa pejalan kaki yang lewat, berlomba-lomba menawarkan dagangannya, berdampingan dengan kios penjual kaset yang memutar lagu dangdut cukup keras. Membuat hiruk-pikuk suasana pasar semakin terasa.Safira akhirnya memutuskan ikut Tika ke pasar, ketika gadis itu mengajaknya untuk menemaninya ke toko buku. Hitung-hitung refreshing, berharap bisa melupakan masalah-masalahnya sejenak. Mereka berjalan kaki menyusuri tepian pasar mencari toko buku yang ada di antara kios kaset itu. Motornya mereka parkir cukup jauh dari tempat mereka sekarang.Ketika menemukan sebuah toko yang bagian depannya terdapat buku-buku, Tika melangkahkan kaki ke sana, diiringi Safira.Ketika masuk ke dalam mereka disuguhkan dengan pemandangan lemari kaca yang tersusun berbagai macam buku di dalamnya. Safira mengedar pandangan di ruangan itu. Di sana ternyata tak hanya menjual buku, tapi juga ada majalah-majalah
Safira duduk di kursi belajarnya. Kedua sikunya bertumpu ke meja, dengan kedua tangannya memegangi kepalanya. Seandainya kepalanya bisa dibelah, mungkin di dalamnya ada api yang terlihat membakar isi kepalanya hingga kepalanya terasa panas dan ingin pecah.Safira benar-benar tak mengerti dengan sikap Gilang. Dia benar-benar tak tahu harus percaya atau tidak. Sikap lelaki itu sulit untuk diterka. Kadang begini, kadang begitu. Tadinya Safira ingin mengusir lelaki itu dan tidak akan percaya dengan apa pun yang dikatakan olehnya. Namun, pandangan lelaki itu membuat keputusan Safira berubah. Saat melihat tatapan itu, hati kecilnya mengatakan kalau Gilang sedang jujur. Ingin rasanya dia percaya, tapi tak dapat dimungkiri perasaannya juga takut.Maka dari itu, ketika Gilang bertekuk lutut, dia berusaha melepaskan diri dari lelaki itu. Dengan melawankan perasaannya dia mengusir lelaki itu. Awalnya, Gilang enggan pergi sebelum Safira memaafkannya, tapi akhirnya Gilang mengalah dan sebelum dia
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Rebyu