Pesona Bos Galak

Pesona Bos Galak

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-08
Oleh:  Yuli F. RiyadiTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
47 Peringkat. 47 Ulasan-ulasan
137Bab
66.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Akibat mulutnya yang kadang membawa musibah, Resta Damara terpaksa pindah ke divisi keuangan atas perintah Gyan Elvaro Jagland, direktur keuangan dingin dan galak yang disegani para karyawan Blue Jagland. Dan juga demi untuk terbebas dari tuntutan pria itu karena mulutnya sudah membuat Gyan tersinggung. Dirinya yang tidak tahu seluk beluk keuangan itu habis kena omel karena terus melakukan kesalahan. Belum lagi dia harus sering lembur lantaran pekerjaannya tidak pernah beres tepat waktu. Hidupnya makin berantakan sejak bertemu Gyan. Pria menyebalkan itu benar-benar tidak punya peri kemanusiaan. Namun, siapa sangka di tengah kerja kerasnya itu dia malah makin terjerumus masuk ke dalam kehidupan Gyan. Dan entah bagaimana dia kian terbelit ke dalam masalah pria itu. ______ Ini adalah rangkain Pesona Series. Seri Pertama dengan judul Pesona Teman Papa bisa dibaca marathon sampe tamat di Goodnovel ya, Gaes.

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Mulut Besar

Gyan melirik tajam saat seseorang dengan kencang mengempaskan diri tepat di belakang kursinya. Matanya menyipit ketika kemudian sebuah suara dengan nada kesal terdengar.

"Sumpah ya, gue udah mikirin ide setengah mampus buat promosi malah proposal ditolak mentah-mentah. Nggak dilirik sama sekali lagi."

Itu suara wanita yang barusan duduk tepat di belakang meja Gyan. Gyan tidak bisa melihatnya secara langsung karena posisinya memunggungi si pemilik suara.

"Proposalnya kurang menarik?" tanya wanita lain, lawan bicara wanita tukang ngomel tadi.

"Kalau nggak menarik ngapain diajuin. Ini sudah terhitung dua kali proposal gue kena tolak. Direktur Keuangan baru kita beneran medit. Dulu kayaknya Pak Bambang nggak gini deh."

Telinga Gyan langsung tegak. Dia bergerak sedikit, memperbaiki posisi duduk. Pembahasan dua wanita itu terdengar menarik. Bukan bermaksud menguping, tapi obrolan mereka terdengar jelas dari posisinya duduk.

"Mungkin bagi dia ide lo nggak berpotensi menarik konsumen."

Diam-diam Gyan tersenyum mendengar si wanita kedua berpendapat.

"Enak aja!" Wanita pertama langsung membantah. "Ide gue selama ini berlian semua ya. Dan Pak Bambang dulu nggak pernah kecewa menggelontorkan dana perusahaan buat promosi yang tim marketing B buat."

Gyan melengkungkan bibir seraya menaikkan alis. Dengan santai tangannya kembali berkutat dengan garpu dan piring.

"Emang pada dasarnya aja itu direktur baru pelitnya nggak ketulungan. Ya kali budget segitu aja nggak di-acc. Nggak bakal bikin bangkrut Blue Jagland juga kan? Bahkan dua tahun belakangan marketing ngajuin budget lebih dari itu. Eh, si sok paling hebat itu malah minta dipangkas lagi."

Kepala Gyan meneleng mendengar lagi-lagi wanita pertama ngatai si direktur.

"Jangan kencang-kencang. Nanti ada yang denger terus tembus ke telinga orang keuangan. Urusannya berabe," ujar wanita kedua pelan. "Lo udah denger kan gosip yang beredar?"

"Apaan?" Suara wanita pertama terdengar tidak tertarik.

"Katanya direktur keuangan kita anak pertama presdir yang terkenal killer dan dingin di Blue Jagland Kanada. Lo mending nggak usah berurusan sama petinggi kalau masih mau kerja di sini."

Gyan mengangguk-angguk, lantas meraih gelas. Baru saja bibirnya menyentuh pinggiran gelas, dia dikejutkan suara cempreng wanita pertama lagi.

"Huh, gayanya killer tapi masih berlindung di ketiak bapaknya. Buat jadi orang killer gue juga bisa kalau ada backingan."

Dengan kasar Gyan mengembuskan napas, tidak jadi meneguk minumannya.

"By the way lo udah pernah liat dia belum?"

"Nggak tertarik liat. Apa sih menariknya anak yang aslinya manja tapi sok killer di depan para bawahannya?"

Kali ini Gyan menarik napas panjang, dan tidak berniat melanjutkan makan. Selera makannya raib seketika.

"Jangan sekata-kata. Gue jadi pengin tahu reaksi lo kalau liat atau ketemu direktur baru itu."

"Kalau gue ketemu dia gue bakal protes habis-habisan soal proposal gue yang dia tolak. Kalau perlu gue suruh dia tanda tangan langsung."

Wanita kedua tertawa geli mendengar kesongongan wanita pertama.

Sementara itu, Gyan yang masih diam-diam di belakang kursi mereka melempar tisu ke atas piring setelah mengelap mulutnya. Dia tak bernafsu lagi melanjutkan makan dan memilih berdiri, meninggalkan meja.

***

"Sella, tolong suruh orang marketing bawa kembali proposal mereka ke meja saya," pinta Gyan sambil lalu saat melewati meja sekretaris.

"Baik, Pak." Wanita yang bernama Sella pun menelepon orang marketing. Namun, baru saja mengangkat gagang telepon, Gyan yang akan menekan handle pintu berbalik, membuat Sella mendongak lagi.

"Pastikan yang bawa proposal itu ke depan saya adalah orang yang bikin proposal tersebut. Kalau nggak salah dari tim B," ujar Gyan sebelum benar-benar menekan handle pintu dan masuk ke ruangannya.

"I-iya, Pak."

Tidak lama setelah panggilan Sella berakhir, salah satu staf marketing datang. Sella mendongak dan melihat Resta nongol di depan. Dia agak sedikit terperanjat melihat wanita itu.

"Resta, jadi lo yang bikin proposal?" tanya Sella tampak kaget. Resta masuk ke perusahaan ini berbarengan dengan Sella. Tapi Sella lebih beruntung karena bisa lolos seleksi sekretaris. Sementara Resta harus puas hanya menjadi staf marketing.

Resta mengangguk sambil mendekati meja Sella. Dia memeluk sebuah dokumen. "Jadi, kenapa proposal diminta lagi?" tanya Resta kepo. Dan yang mengherankan dia sendiri yang disuruh langsung membawa ke depan direktur keuangan.

"Gue nggak tau, Res. Mungkin Pak Gyan berubah pikiran," ucap Sella sambil tersenyum penuh arti, yang mau tak mau membuat Resta ngeri sendiri.

"Ini nggak buat bantai gue, kan?"

Sella meringis. Ekspresinya bikin Resta bisa menebak kemungkinan buruk yang akan dia hadapi. Menurut Joana—teman sesama staf marketing—direktur baru keuangan itu killer dan berhati dingin. Apa mungkin dia akan selamat setelah masuk kandangnya?

"Pak Gyan itu kayak gimana sih? Denger-denger dia—" Resta menghentikan pertanyaannya saat Sella tiba-tiba mengibaskan tangan.

"Udah nggak usah dipikirin. Mending lo temui Pak Gyan sekarang keburu dia ngamuk. Gue yakin lo bisa hadapi dia. Lo kan terkenal pemberani." Sella berdiri, mendorong bahu Resta menuju pintu ruangan. Terakhir dia menepuk pundak Resta. "Semangat, ya," ucapnya sebelum balik ke mejanya lagi.

Ucapan semangat Sella malah bikin nyali Resta menciut. Namun sebelum mengetuk pintu dia menguatkan hati bahwa semua akan baik-baik saja. Bukankah ini waktunya membeberkan semua kreativitasnya—yang sempat dilepeh—di depan direktur keuangan itu? Resta jelas tidak suka diremehkan. Selama ini ide-ide promo yang dia lontarkan selalu menarik, dan perusahaan menerima dengan baik.

Resta mengangkat tangan, brakelet yang dia pakai terlihat ketika tangannya mengetuk pintu. Anyway, dia juga penasaran rupa direktur keuangan yang tega menolak proposalnya. Benarkah seperti yang dihebohkan orang-orang di perusahaan ini?

Suara dalam seseorang yang menyuruhnya masuk terdengar. Dia lantas mendorong knop pintu setelah sebelumnya menarik napas panjang. Dan begitu masuk ke ruangan itu dia tertegun di tempat. Mata bulatnya refleks mengedar takjub melihat interior luar biasa ruangan itu.

Ruangan direktur saja bisa sebesar dan semewah ini, lalu bagaimana ruangan milik pucuk pimpinan tertinggi ya?

Tidak ada meja kerja kecil dan satu kursi putar seperti yang ada di kubikelnya. Saat Resta masuk dia malah menemukan sebuah ruangan dominasi warna putih dengan satu set sofa abu-abu yang bagian bawahnya terhampar karpet senada dengan warna sofa. Dinding di sisi kiri terdapat lukisan abstrak besar yang Resta tidak tahu maknanya. Melirik sedikit ke depan ada rak partisi yang—

"Kamu di sini bukan untuk mengagumi ruang kerja saya."

Resta terkejut bukan main saat seseorang tiba-tiba muncul di depannya. Tatapannya yang tadi sempat berkeliling ruangan berpusat pada satu sosok menjulang dengan iris mata yang menarik.

Untuk beberapa saat Resta terbengong menyaksikan manusia berwujud malaikat itu di depan matanya. Tunggu, mungkin dia bidadara dari surga yang datang untuk menyuburkan bumi?

Pria di depannya mengerutkan kening, lalu menjentikkan jari ke depan muka Resta hingga wanita itu tersadar.

Resta gelagapan sendiri. Kesadarannya yang sempat terbang kini kembali lagi. "Se-selamat siang, Pak. Saya dari marketing un—"

"Mana proposal itu?" tebas Gyan langsung. Mata birunya diam-diam memperhatikan wajah wanita yang sudah berani menjelekkannya di kantin perusahaan.

"Hm, ternyata biasa saja. Tapi mulutnya benar-benar tidak bisa dikendalikan," ujarnya membatin.

"Ini, Pak." Wanita dengan kucir rambut ekor kuda itu menyerahkan proposalnya dengan sopan. "Kalau ada hal yang ingin Bapak tanyakan, silakan."

Gyan membawa proposal itu ke mejanya, dan mulai membuka isinya. Sesekali dia melirik Resta yang masih berdiri dengan kepala menunduk. Daripada proposal itu, Gyan lebih tertarik melihat wajah Resta yang sudah mirip tikus kejepit itu. Mulut besar wanita itu ke mana?

Dia melempar proposal itu ke meja, membuat Resta terperanjat. Mata bulat wanita itu langsung melirik proposalnya yang teronggok seperti barang tak berguna.

"Tolong jelaskan ke saya apa menariknya ide di dalam proposal itu hingga saya perlu menandatanganinya?" tanya Gyan retorik. Dia dengan jelas melihat wajah gugup Resta yang masih bertahan berdiri.

"Ide yang saya buat belum pernah dipakai perusahaan mana pun untuk promosi, Pak. Ide saya fresh dan mudah menarik perhatian," jawab Resta lantang. Meski sempat terintimidasi akhirnya dia bisa kembali mendapatkan rasa percaya dirinya.

"Fresh?" Gyan menarik salah satu sudut bibir. Terlihat meremehkan. "Kamu tahu alasan kemarin proposal itu bisa balik lagi ke marketing?"

"Anda bahkan belum melihat isinya kemarin."

"Siapa bilang?"

Tatapan mereka bertemu. Sejenak Gyan bisa melihat mata bulat itu bersinar terang. Dari sana pria itu bisa menebak selain bermulut besar, wanita itu sepertinya pantang menyerah. Gyan ingin tahu seberapa hebat wanita itu bisa berjuang.

_______

Hay, Om Daniel lovers. Om Daniel udah punya anak gede loh. Gyan Jagland yang bakal mewarisi Blue Jagland. Jangan lupa simpan di library dan tulis ulasan di sampul depan ya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
100%(47)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
47 Peringkat · 47 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
Ari Yuliandhini
belum bisa move on dari resgy, dah baca nerkali2 ga boseennn, bikinin lanjutanya donk, seru kyknya bikinin cerita ttg keluarga mereka dan kebucinan resgy....pls author.
2025-05-31 12:08:45
0
user avatar
Ari Yuliandhini
sudah baca kesekian kali baru kasih koment...two thumbs pokoknya
2025-05-21 01:13:18
1
default avatar
achiharomi
bessssstttt...gyan green flag myluv ...
2025-01-30 15:40:59
1
user avatar
Wit
keren banget sih
2024-12-06 20:44:57
1
user avatar
Mawar_Melati
ceritanya bagus.. gak ngebosenin..dan setiap bab nya bikin penasaran... buat yg blom baca... aq saranin segera list k daftar pustaka deh...
2024-10-24 16:24:20
1
user avatar
Bundanya Ichaekaaksay
suka sekali dgn cerita,,stiap x baca bikin mood happy,,gak bikin bosan,,sukses selalu Thor,,semoga shat sllu ...
2024-09-16 09:00:43
2
user avatar
Anda
Bagus ceritanya, happy ending... terimakasih Thor
2024-09-08 12:02:54
1
user avatar
Ririen N. Rianto
bagus ceritanya
2024-08-11 15:28:38
1
user avatar
Anies
Cerita yang luar biasa dari author kesayangan akhirnya tamat beneran, asli belum bisa move on dari ResGy. cerita yang ringan penuh makna.. makasih author tetep semangat, sukses dan sehat selalu untukmu. di tunggu karya² berikutnya di Good novel kesayangan kita ini pastinya. salam sayang
2024-08-08 16:49:34
1
user avatar
Ainu Mahfudho
bagus seru ceritanya
2024-07-02 21:40:27
4
user avatar
Rahmalia Namaku
syuka sama Thor yg satu ini.. cerita novelnya bagus,santai tapi tetep bnyk greget nya yg buat sll ingin baca tiap bab nya. SEMANGAT Thor!!!...️
2024-06-30 03:03:09
3
user avatar
Anies
author dan semua karya'nya emang the best dan bikin aku secinta itu dengan karya² nya.. sukses buat authornya dan semangat terus ya
2024-06-19 23:07:10
6
user avatar
Andry Done
bagus .. bahasanya ringan
2024-06-19 17:39:52
1
user avatar
Dortje Tinangon
bagus ceritanya
2024-06-18 13:01:46
1
default avatar
Ariesta Aprilia
Ceritanya bagus banget recomended banget
2024-06-17 18:49:05
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
137 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status