Beranda / Rumah Tangga / RAHASIA SUAMIKU / ADA APA SEBENARNYA?

Share

RAHASIA SUAMIKU
RAHASIA SUAMIKU
Penulis: AlvinaMawar

ADA APA SEBENARNYA?

Penulis: AlvinaMawar
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-15 11:42:21

RAHASIA  SUAMIKU

 

 

''Sayang ... pagi ini Mas akan berangkat ke luar kota. Selama Mas tidak ada di rumah, kamu jangan kemana-mana, ya.'' Mas Reza mengecup keningku dengan penuh lembut.

 

Aku mengangguk, ''Baik Mas, aku tidak akan kemana-mana. Paling hanya keliling komplek saja, atau berbelanja. Tapi aku harap Mas pulangnya jangan lama-lama, ya. Jika sudah selesai tugasnya langsung pulang. Soalnya aku tidak mau terus-terusan jauh dari kamu. Di rumah ini 'kan tidak ada siapa-siapa lagi,''  ujarku pada Mas Reza.

 

''Mas tidak akan lama kok, hanya dua minggu saja. Setelah itu Mas akan langsung cepat-cepat pulang jika pekerjaan di luar kota sudah selesai,'' lirihnya. 

 

''Ya sudah, kamu hati-hati ya di jalan. Jangan lupa makan dan jaga kesehatan.'' Aku memperingati, karena sangat khawatir Mas Reza kenapa-napa.

 

''Pastinya aku akan selalu ingat nasihat kamu, Sayang. Kamu juga jangan sampai telat makan dan harus jaga kesehatan, ya. Mas berangkat sekarang.'' Mas Reza mengulurkan tangan, aku segera mencium tangannya. Kemudian, ia langsung masuk ke dalam mobil yang tengah terparkir di halaman rumah. Mas Reza pergi, sementara aku masih berdiri menatap kepergiaannya.

 

Entah kenapa aku jadi teringat momen ketika Mas Reza mengucap janji suci dihadapan para saksi dan penghulu. Aku merasa bahagia bisa menikah dengannya. Baru pertama kalinya Mas Reza meninggalkan rumah demi bisa membuat aku bahagia, aku pun tidak akan mungkin melarang, karena kutahu Mas Reza orang yang sangat pekerja keras.

 

Mas Reza begitu baik, ia selalu saja memberikan apa pun yang aku inginkan. Dia juga pria yang sangat romantis, tetapi ada satu hal yang membuatku tak suka padanya. Semenjak berkenalan dengannya sampai sekarang sudah menikah selama delapan bulan, tidak sekali pun ia memperkenalkan aku kepada kedua orang tuanya. Aku yang heran sempat bertanya sesuatu tentang dimana keluarga Mas Reza sebenarnya, namun ia selalu menggubris setiap aku menanyakan tentang hal ini.

 

Tiba-tiba, tanpa sadar suara deringan telepon berdering sangat nyaring,  gegas aku melangkah masuk dan mencari dimana ponsel itu tersimpan. Ternyata Mas Reza lupa membawa ponselnya. Ponsel itu terpajang di atas nakas, aku segera meraih dan ingin mengetahui siapa yang menelepon. 

 

'S' 

 

Aneh sekali. Kenapa Mas Reza menyimpan nomer telepon dan menamainya hanya satu angka saja? Siapa S sebenarnya?

 

Tanpa memperdulikan pirasat buruk, aku segera mengangkat panggilan telepon darinya.

 

[Hallo, Mas, kamu sudah sampai mana? Jadi pulang tidak? Aku dan Shira sudah menunggu semenjak tadi,] ucap suara wanita. Tubuhku lemas tatkala mendengar suara wanita yang menelepon ponsel suamiku. Apa jangan-jangan selama ini Mas Reza ... 

 

[Mas Rizal, kenapa tidak menjawab?] tanya wanita lagi.

 

Rizal? Aku tersenyum, rupanya yang aku khawatirkan tidak benar adanya. Wanita yang menelepon menanyakan keberadaan Rizal yang entah siapa laki-laki itu.

 

[Hallo, Mbak. Maaf, mungkin salah menelepon. Yang punya nomer telepon ini bukan Rizal. Tapi Reza -- suami saya.] jelasku dia seakan terkejut.

 

[Lho, ini 'kan nomer suami saya, Mas Rizal. Kenapa anda mengatakan bahwa ini bukan Mas Rizal. Anda siapa memangnya?] tanyanya kembali dengan nada emosi.

 

Apa sekarang aku tengah bermimpi? Setahuku, suamiku bernama Reza. Kartu identitasnya pun bernama Reza Hendrawan, tapi kenapa ada seorang wanita yang menelepon mengakui bahwa Mas Reza adalah Rizal suami wanita ini?

 

Apa mungkin wanita yang menelepon ini sudah berbohong, ia pasti seorang yang akan menghancurkan rumah tanggaku? Mengingat ucapan Mas Reza dulu pernah bilang ada seseorang yang ingin membuat hubunganku dengannya hancur. Tanpa kuperdulikan, aku langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak, aku tidak ingin ada seorang pun yang menghancurkan rumah tanggaku dengan Mas Reza.

 

Tiba-tiba ... dalam kegelisahan, terdengar suara langkah kaki yang hendak akan menuju tempat dimana aku tengah berdiri. Dengan cepat aku langsung bersembunyi di bawah meja yang tidak jauh denga lokasi tempat aku meletakan kembali ponselnya. Mungkin Mas Reza pulang dan mengingat ponselnya yang tertinggal. 

 

Namun, sesaat aku menatap sekilas dari persembunyian, ia bukanlah Mas Reza. Melainkan lelaki asing, dia mengambil ponsel suamiku dan berlalu pergi meninggalkan rumah ini. Aku merasa khawatir karena yang dia ambil hanya ponsel milik suamiku saja. Atau jangan-jangan dia adalah orang suruhan Mas Reza untuk mengambil ponsel yang tertinggal di rumahku? Tapi jika benar, kenapa orang itu tidak mengucap salam, atau bahkan permisi sedangkan aku masih ada di dalam rumah ini.

 

Berarti ada yang tidak beres, lebih baik aku ikuti dia, aku akan membawanya ke kantor polisi dengan tuduhan pencurian. Namun sesaat kedua kaki ini melangkah, tiba-tiba saja suara pesan masuk ke ponselku, aku pun pada akhirnya langsung meraih dan membaca pesan dari seseorang yang sama sekali tidak kusimpan pemilik nomer tersebut.

 

[Aku tahu kamu sedang memikirkan sesuatu tentang suamimu, datanglah ke taman depan komplek, kamu akan mengetahui siapa lelaki yang telah menikahimu selama delapan bulan ini.] 

 

Degh.

 

Ada apa ini? Kenapa yang mengirim pesan tahu aku tengah gelisah memikirkan Mas Reza. Kenapa firasatku begitu buruk hari ini, ada apa sebenarnya? Hmm, lebih baik aku telepon saja. Aku hanya ingin tahu dia siapa dan apa kenapa mengirim pesan ke nomerku?

 

Namun sesaat panggilan terhubung, nomer yang mengirim pesan tidak aktip. Aku merasa geram, padahal aku begitu penasaran. Apa jangan-jangan yang mengirim pesan hanyalah orang iseng saja? Lebih baik aku tidak usah memikirkan soal itu, aku harus bergerak cepat karena laki-laki yang datang ke rumah dan mencuri ponsel suamiku sudah agak menjauh. 

 

Aku mencari kesemua wilayah komplek di sini, tetapi aku merasa janggal kenapa orang itu menghilang bahkan tetangga yang aku tanyakan juga sama sekali tidak melihat laki-laki pencuri yang aku maksud? Pikiranku saat ini malah tertuju pada taman depan komplek, si pengirim menyebut aku disuruh untuk menemuinya di taman. Apa dia si pencuri ponsel suamiku, ya? Lebih baik aku kesana saja sekarang.

 

***

 

  Teman-teman, ada yang tahu siapa yang sudah mengirim ponsel ke nomer Kinan?  Terus siapa ya nama kontak S yang ada ponsel Mas Reza? 

   Ikuti terus ya ceritanya, semoga kalian berkenan membaca hingga tamat.

 

 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • RAHASIA SUAMIKU   Happy ending

    PoV KinanHari ini adalah hari yang paling membahagiakan bagiku, selepas semuanya kejadian yang terjadi sebelumnya akhirnya bisa dilalui dengan suka cita, canda tawa dan bahagia. Selepas sebulan lalu aku di operasi, saat ini aku hanya bisa beraktivitas di rumah. Apalagi luka jahitan yang membekas masih terasa sangat ngilu. Masih terbayang jelas diingatanku ketika menatap sendiri bayi mungil yang barusaja aku aku lahirkan dengan bantuan para medis. Semoga saja bayiku tenang di alam sana. Aku yakin, saat ini bayiku tenang bahagia berada di pangkuan sang maha pencipta.Saat ini, aku tengah berada di rumah. Rumah sederhana yang sekarang sudah menjadi tempat tinggalku seorang diri. Terkadang, Setya yang selalu menemaniku. Tanpa dia aku sama sekali nggak bisa melakukan apapun.''Kamu mau makan, Kinan?'' tanya Setya.Aku menggeleng. ''Aku belum lapar, Setya.''''Kalau begitu kamu mau apa? Aku buatkan sekarang?'' tanyanya perhatian.Aku tersenyum senang menatapnya.''Aku hanya ingin kamu ber

  • RAHASIA SUAMIKU   Masa lalu

    Apakah ini adalah akhir dari ceritaku? Entahlah, aku bingung, kenapa hingga sekarang Kinan belum siap menerima aku untuk menjadi laki-laki terakhir di hatinya.''Setya, kamu kenapa?'' tanyanya sembari menepuk pundak membuatku tersadar. ''Ah, tidak! Hmm ... aku izin ke toilet sebentar, ya, Kinan. Perutku mulas.'' Tanpa mendengar jawabannya aku lantas berdiri dan berlari kecil menuju toilet umum. Baru sekarang aku pergi meninggalkan Kinan. Aku terpaksa meninggalkannya dan berkata bohong, padahal sebetulnya aku tak benar-benar ingin pergi ke toilet.Langkah kakiku sekarang terhenti, aku duduk di taman belakang rumah sakit. Nampak banyak sekali orang yang berlalu larang orang melangkah dan sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Pun denganku. Sekarang, aku sendiri bingung akan perasaan ini. Apakah aku sanggup pergi meninggalkan Kinan dan melupakan tentang apa yang sudah pernah kami lalui? Saat ini, aku hanya bisa menarik nafas gusar, entah kejadian apalagi yang akan menantuku nantiny

  • RAHASIA SUAMIKU   Belum siap!

    ''Setya, apakah aku salah mengharapkan janinku kembali? Selama aku mengandungnya, aku sangat menyayangi. Tetapi, kenapa Tuhan mengambilnya, padahal belum sempat aku melihat wajah dan merawat anakku sendiri,'' lirihnya. Air matanya tak berhenti menetes."Anak hanya titipan Kinan, kapan pun bila Tuhan berkehendak pasti akan kembali. Kita harus sabar, ikhlas menghadapi cobaan. Kamu harus kuat dan sembuh. Perjalanan hidupmu masih panjang.'' Aku berucap kembali. Seketika Kinan terdiam. Dia tak menangis kencang seperti tadi. Nampaknya ia mulai berusaha meredakan rasa sedih dan amarahnya. Aku yakin, Kinan adalah wanita kuat, ia mampu melewati cobaan buruk menjadi bersinar kembali.Perlahan, aku mengusap air mata yang menetes di kedua pipinya. Kinan begitu tenang sekarang. Aku tersenyum melihatnya yang nampak tegar. Tak lama berselang, Kinan meminta izin untuk terlelap hingga kondisinya kembali stabil.***Jam di pergelangan tangan telah menunjuk ke arah pukul 05:15 WIB. Waktu telah hampir m

  • RAHASIA SUAMIKU   Mencoba menyemangati

    Tiba-tiba, aku merasa terkejut, kedua bola mata Kinan terbuka perlahan. Dia menatapku. Gegas kuhapus air mata yang menetes di kedua pipi.''Kinan, akhirnya kamu sudah sadar,'' ucapku sembari tersenyum menatapnya.''Di mana aku?'' tanya Kinan. Sorot kedua matanya memandang ke seluruh penjuru ruangan picu ini. Kemudian, ia hendak berusaha bangkit. Namun, gagal.''Sekarang kamu berada di Rumah sakit, Kinan. Kamu barusaja melakukan tindakan operasi secara Caesar,'' jelasku memberitahunya.Seketika, raut wajah Kinan tersenyum. Aura kebahagian terpancar dari sudut wajahnya.''Lalu, bayiku mana? Apakah dia sehat? Laki-laki atau perempuan?'' tanyanya antusias. Aku tersentak mendengar ucapannya. ''Setya, ada apa? Jawab pertanyaanku!'' Kinan membentak. Mulutku kelu seakan tak kuasa memberitahu yang sebenarnya bahwa janin yang di kandungan Kinan sudah meninggal dunia. Tetapi, jika aku tak mengatakan Kinan pasti akan nekad.''Bayi kamu ... sudah meninggal dunia, Kinan.'' Ucapan itu, akhirnya kel

  • RAHASIA SUAMIKU   Terluka

    PoV SetyaHari ini perasaanku begitu sangat gelisah ketika mengetahui apa yang sebentar lagi akan terjadi. Setelah Kinan dibawa ke ruang tindakan operasi, aku merasa bersalah sebab harus memilih Kinan untuk tetap hidup. Sementara janin yang ada di kandungannya meninggal dunia. Sebetulnya yang aku inginkan Kinan dan bayinya terselamatkan, tetapi Dokter malah meminta untuk aku memilih agar salah satu dari mereka tetap hidup. Jika saja kejadian Kinan jatuh dari kamar mandi tidak terjadi, mungkin hingga detik ini Kinan masih tetap berada di rumah. Saat ini pun, aku masih menunggu di balik pintu ruang operasi. Aku berharap Kinan mampu melewati cobaan yang dialaminya. Sejak tadi, tidak henti mulut dan hati berdoa akan keselamatan Kinan.''Setya?'' Tiba-tiba saja aku mendengar seseorang memanggil, seketika itu aku langsung menatap wajahnya. Dan, betapa terkejut ketika mengetahui bahwa dia adalah Kiara -- mantan kekasihku dulu. ''Kiara? Ka-kamu ... kok bisa ada di sini?'' tanyaku terbata-

  • RAHASIA SUAMIKU   Takdir

    ''Setya, ada apa? Jawab pertanyaanku!'' Kinan membentak.''Bayi kamu ... sudah meninggal dunia, Kinan.'' Akhirnya ucapan itu keluar dari mulut Setya.''Apa? Meninggal dunia? Kok bisa?'' tanya Kinan tak percaya dengan ucapan Setya.''Kamu mengalami pendarahan hebat, Dokter meminta untuk melakukan operasi agar bisa menyelamatkan kamu. Sementara bayi yang ada di kandunganmu tidak terselamatkan.'' Setya kembali menjelaskan.Detik kemudian, sorot kedua mata Kinan berembun, perlahan air matanya menetes membasahi kedua pipi. Kenyataan pahit yang harus ia terima karena kehilangan jabang bayi yang dikandungnya.''Tidak mungkin anakku meninggal Setya, tidak mungkin. Selama aku mengandungnya, aku begitu sangat mengharapkan kehadirannya untuk menemaniku. Aku tak rela jika harus kehilangan dia,'' lirih Kinan. Dia berkata dengan nada tinggi membuat pasien yang berada di ruang picu terganggu. Tiba-tiba dua perawat datang dan menanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada Setya.''Saya mau ana

  • RAHASIA SUAMIKU   Tidak terselamatkan

    Berdoa, hanya itu yang mampu ia lakukan. Ketika melihat Kinan dibawa masuk ke ruang operasi berkali-kali hatinya mengucap doa untuk keselamatan Kinan. Setya merasa khawatir dengan keadaannya, apalagi janin yang ada di kandungan Kinan baru memasuki usia enam bulan. ''Setya!''Seketika seseorang datang dan memanggil nama Setya. Dia pun segera menoleh, ternyata ....''Kiara? Ka-kamu ... kok bisa ada di sini?'' tanyanya heran. Kiara, adalah wanita yang dahulu pernah singgah di hati Setya, tetapi entah kenapa Kiara memutuskan pergi meninggalkan Setya tanpa alasan yang jelas. Dan, sekarang mereka dipertemukan kembali.''Aku di sini hanya sedang menjalani perawatan, tapi sekarang sudah diperbolehkan pulang. Kamu sendiri sedang apa di sini?'' tanya Kiara.''A-aku ....''Pintu ruang operasi seketika terbuka, seorang dokter keluar dan menatap Setya.''Operasi yang dijalani istri Bapak alhamdulilah lancar. Saat ini, istri Bapak sudah kami pindahkan ke ruang picu agar kondisinya pulih pasca ope

  • RAHASIA SUAMIKU   Dua pilihan yang sulit

    Hingga dua jam berlalu, Kinan tidak kembali ke luar rumah. Setya merasa putus asa. Dia bangkit seraya ingin pergi dan menghapus harapannya mendapatkan cinta Kinan. Namun seketika, terdengar suara rintihan yang begitu menggema dari dalam kamar. Setya terperanjat kaget menyadari bahwa wanita yang dicintainya dalam bahaya. ''Kinan ....!'' Setya memberanikan diri masuk ke dalam rumah Kinan. Terlihat, Kinan tengah meringis kesakitan di kamar mandi sembari memegang perutnya yang tengah hamil. ''Ya Allah, Kinan!'' Setya terkejut melihat Kinan terkapar, apalagi sesaat melihat darah mengalir pada kedua kakinya. Gegas, Setya langsung menggendong tubuh Kinan dan menidurkan tubuhnya di dalam mobil. Saat ini, Kinan dalam keadaan pingsan. Setya membawa Kinan ke Rumah sakit terdekat agar secepatnya mendapatkan pertolongan. Sesampainya di Rumah sakit, Kinan langsung dilarikan ke ruang IGD. Perasaanku begitu hancur ketika mengetahui kejadian ini. Aku takut nyawa Kinan terancam tak terselamatk

  • RAHASIA SUAMIKU   Dia kembali datang

    ''Kinan!'' Terdengar suara laki-laki yang begitu familiar. Kinan mencoba meyakinkan suara laki-laki yang berasal dari luar rumah. Dari bayangannya, ia meyakini bahwa itu adalah suara Reza, suaminya. Namun, bukankah Reza sudah di penjara? Kenapa dia tahu tempat tinggal Kinan sekarang?Kinan bangkit, ia melangkah dengan hati-hati. Perasaanya seakan tak percaya bahwa Reza kembali datang dan menemuinya. ''Kamu?'' Kinan membuka pintu, dia sangat terkejut ketika mengetahui seorang laki-laki tengah berdiri di hadapannya. Tatapan laki-laki itu beralih menatap perut Kinan yang sedang hamil besar. Dia adalah Reza, mantan suami Kinan.''Kinan ... ternyata kamu sedang hamil sekarang, apa jangan-jangan ini adalah anak kita?'' tanyanya antusias. Kinan melempar wajah tak suka memandang Reza.''Anak kita? Jangan mimpi! Kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi, kamu lebih baik pergi dan jangan pernah temui aku sampai kapan pun,'' usir Kinan. Raut wajahnya seakan tak suka melihat kedatangan Reza.''

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status