Share

RAHASIA SUAMIKU
RAHASIA SUAMIKU
Penulis: AlvinaMawar

ADA APA SEBENARNYA?

RAHASIA  SUAMIKU

 

 

''Sayang ... pagi ini Mas akan berangkat ke luar kota. Selama Mas tidak ada di rumah, kamu jangan kemana-mana, ya.'' Mas Reza mengecup keningku dengan penuh lembut.

 

Aku mengangguk, ''Baik Mas, aku tidak akan kemana-mana. Paling hanya keliling komplek saja, atau berbelanja. Tapi aku harap Mas pulangnya jangan lama-lama, ya. Jika sudah selesai tugasnya langsung pulang. Soalnya aku tidak mau terus-terusan jauh dari kamu. Di rumah ini 'kan tidak ada siapa-siapa lagi,''  ujarku pada Mas Reza.

 

''Mas tidak akan lama kok, hanya dua minggu saja. Setelah itu Mas akan langsung cepat-cepat pulang jika pekerjaan di luar kota sudah selesai,'' lirihnya. 

 

''Ya sudah, kamu hati-hati ya di jalan. Jangan lupa makan dan jaga kesehatan.'' Aku memperingati, karena sangat khawatir Mas Reza kenapa-napa.

 

''Pastinya aku akan selalu ingat nasihat kamu, Sayang. Kamu juga jangan sampai telat makan dan harus jaga kesehatan, ya. Mas berangkat sekarang.'' Mas Reza mengulurkan tangan, aku segera mencium tangannya. Kemudian, ia langsung masuk ke dalam mobil yang tengah terparkir di halaman rumah. Mas Reza pergi, sementara aku masih berdiri menatap kepergiaannya.

 

Entah kenapa aku jadi teringat momen ketika Mas Reza mengucap janji suci dihadapan para saksi dan penghulu. Aku merasa bahagia bisa menikah dengannya. Baru pertama kalinya Mas Reza meninggalkan rumah demi bisa membuat aku bahagia, aku pun tidak akan mungkin melarang, karena kutahu Mas Reza orang yang sangat pekerja keras.

 

Mas Reza begitu baik, ia selalu saja memberikan apa pun yang aku inginkan. Dia juga pria yang sangat romantis, tetapi ada satu hal yang membuatku tak suka padanya. Semenjak berkenalan dengannya sampai sekarang sudah menikah selama delapan bulan, tidak sekali pun ia memperkenalkan aku kepada kedua orang tuanya. Aku yang heran sempat bertanya sesuatu tentang dimana keluarga Mas Reza sebenarnya, namun ia selalu menggubris setiap aku menanyakan tentang hal ini.

 

Tiba-tiba, tanpa sadar suara deringan telepon berdering sangat nyaring,  gegas aku melangkah masuk dan mencari dimana ponsel itu tersimpan. Ternyata Mas Reza lupa membawa ponselnya. Ponsel itu terpajang di atas nakas, aku segera meraih dan ingin mengetahui siapa yang menelepon. 

 

'S' 

 

Aneh sekali. Kenapa Mas Reza menyimpan nomer telepon dan menamainya hanya satu angka saja? Siapa S sebenarnya?

 

Tanpa memperdulikan pirasat buruk, aku segera mengangkat panggilan telepon darinya.

 

[Hallo, Mas, kamu sudah sampai mana? Jadi pulang tidak? Aku dan Shira sudah menunggu semenjak tadi,] ucap suara wanita. Tubuhku lemas tatkala mendengar suara wanita yang menelepon ponsel suamiku. Apa jangan-jangan selama ini Mas Reza ... 

 

[Mas Rizal, kenapa tidak menjawab?] tanya wanita lagi.

 

Rizal? Aku tersenyum, rupanya yang aku khawatirkan tidak benar adanya. Wanita yang menelepon menanyakan keberadaan Rizal yang entah siapa laki-laki itu.

 

[Hallo, Mbak. Maaf, mungkin salah menelepon. Yang punya nomer telepon ini bukan Rizal. Tapi Reza -- suami saya.] jelasku dia seakan terkejut.

 

[Lho, ini 'kan nomer suami saya, Mas Rizal. Kenapa anda mengatakan bahwa ini bukan Mas Rizal. Anda siapa memangnya?] tanyanya kembali dengan nada emosi.

 

Apa sekarang aku tengah bermimpi? Setahuku, suamiku bernama Reza. Kartu identitasnya pun bernama Reza Hendrawan, tapi kenapa ada seorang wanita yang menelepon mengakui bahwa Mas Reza adalah Rizal suami wanita ini?

 

Apa mungkin wanita yang menelepon ini sudah berbohong, ia pasti seorang yang akan menghancurkan rumah tanggaku? Mengingat ucapan Mas Reza dulu pernah bilang ada seseorang yang ingin membuat hubunganku dengannya hancur. Tanpa kuperdulikan, aku langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak, aku tidak ingin ada seorang pun yang menghancurkan rumah tanggaku dengan Mas Reza.

 

Tiba-tiba ... dalam kegelisahan, terdengar suara langkah kaki yang hendak akan menuju tempat dimana aku tengah berdiri. Dengan cepat aku langsung bersembunyi di bawah meja yang tidak jauh denga lokasi tempat aku meletakan kembali ponselnya. Mungkin Mas Reza pulang dan mengingat ponselnya yang tertinggal. 

 

Namun, sesaat aku menatap sekilas dari persembunyian, ia bukanlah Mas Reza. Melainkan lelaki asing, dia mengambil ponsel suamiku dan berlalu pergi meninggalkan rumah ini. Aku merasa khawatir karena yang dia ambil hanya ponsel milik suamiku saja. Atau jangan-jangan dia adalah orang suruhan Mas Reza untuk mengambil ponsel yang tertinggal di rumahku? Tapi jika benar, kenapa orang itu tidak mengucap salam, atau bahkan permisi sedangkan aku masih ada di dalam rumah ini.

 

Berarti ada yang tidak beres, lebih baik aku ikuti dia, aku akan membawanya ke kantor polisi dengan tuduhan pencurian. Namun sesaat kedua kaki ini melangkah, tiba-tiba saja suara pesan masuk ke ponselku, aku pun pada akhirnya langsung meraih dan membaca pesan dari seseorang yang sama sekali tidak kusimpan pemilik nomer tersebut.

 

[Aku tahu kamu sedang memikirkan sesuatu tentang suamimu, datanglah ke taman depan komplek, kamu akan mengetahui siapa lelaki yang telah menikahimu selama delapan bulan ini.] 

 

Degh.

 

Ada apa ini? Kenapa yang mengirim pesan tahu aku tengah gelisah memikirkan Mas Reza. Kenapa firasatku begitu buruk hari ini, ada apa sebenarnya? Hmm, lebih baik aku telepon saja. Aku hanya ingin tahu dia siapa dan apa kenapa mengirim pesan ke nomerku?

 

Namun sesaat panggilan terhubung, nomer yang mengirim pesan tidak aktip. Aku merasa geram, padahal aku begitu penasaran. Apa jangan-jangan yang mengirim pesan hanyalah orang iseng saja? Lebih baik aku tidak usah memikirkan soal itu, aku harus bergerak cepat karena laki-laki yang datang ke rumah dan mencuri ponsel suamiku sudah agak menjauh. 

 

Aku mencari kesemua wilayah komplek di sini, tetapi aku merasa janggal kenapa orang itu menghilang bahkan tetangga yang aku tanyakan juga sama sekali tidak melihat laki-laki pencuri yang aku maksud? Pikiranku saat ini malah tertuju pada taman depan komplek, si pengirim menyebut aku disuruh untuk menemuinya di taman. Apa dia si pencuri ponsel suamiku, ya? Lebih baik aku kesana saja sekarang.

 

***

 

  Teman-teman, ada yang tahu siapa yang sudah mengirim ponsel ke nomer Kinan?  Terus siapa ya nama kontak S yang ada ponsel Mas Reza? 

   Ikuti terus ya ceritanya, semoga kalian berkenan membaca hingga tamat.

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status