Rahasia Nara

Rahasia Nara

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Oleh:  ulan_deuiOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
22Bab
268Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Gedung Nebula dan Gedung Supernova. Berhadap-hadapan namun saling bertolakbelakang. Gedung Nebula, adalah sebuah bangunan yang menyewakan kamar untuk para kalangan menengah ke bawah. Sementara Gedung Supernova, hanya bersedia menampung para kaum elit yang kaya raya.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Paragraf 01

Paragraf 01

“Kalau berdasarkan data dan informasi pribadi yang diajukan, keponakan Mas Banu akan ditempatkan di Gedung Supernova. Karena pekerjaannya yang bergaji kurang dari sejuta perbulan.” ucap seorang lelaki paruh baya berpakaian kemeja hitam dan dengan rambut super klimis.

Sementara lawan bicara, adalah seorang cowok yang tampaknya berusia di penghujung umur 20an. Memakai kaos polos lengan pendek berwarna abu-abu dengan celana panjang jeans warna biru tua. Wajahnya agak bulat dengan alis tipis yang terukir di pelipis.

“Kau yakin, Nara? Bukankah lebih baik pindah saja ke Gedung Nebula? Apalagi, sebenarnya…”

“Ssst… Aku tahu apa yang kuinginkan, Kak Banu. Tenang saja, setelah ini kau tak usah repot-repot mengantar-jemput. Aku akan mengontrak sebuah kamar pribadi di sini.” ucapku meyakinkan satu-satunya saudara kandung mendiang Ibu. Paman Banua, lelaki yang selalu menjaga dan memelihara diriku setelah Ibu meninggal saat aku berusia 3 tahun.

“Oke! Oke! Baiklah kalau begitu.”

Dari balik meja kerja, lelaki yang tadi menerima berkas dari Kak Banua tiba-tiba memandangku dan memanggil kami.

“Jadi, Nona bersedia menyewa kamar di Gedung Supernova? Tapi, yang tersisa hanya ada di lantai 4 dan 5.” ujar pria paruh baya tersebut dengan senyuman meremehkan.

“Apa!!? Maksudmu keponakanku harus naik ke sana sendirian?” protes Kak Banua sambil menggebrak meja.

“Oh, tentu saja! Seperti yang kita semua tahu. Gedung Supernova disediakan untuk rakyat jelata yang ingin mengontrak kamar dengan harga terjangkau. Pasti banyak fasilitas yang dikurangi oleh pemilik aslinya. Tanpa lift atau eskalator. Tidak tersedia pendingin ruangan. Bahkan para calon pelanggan, diwajibkan mengangkat barang bawaannya sendiri ke kamar yang telah disediakan.” tukas lelaki di balik meja itu sambil menatapku tajam.

“Lantai 4 nomor berapa? Nanti biar aku sendiri yang mencari dan menjinjing kopernya.” sambungku singkat tanpa mau memperpanjang perdebatan.

“Hoo… Memangnya Nona mau menyewa untuk beberapa minggu?” tanya si lelaki lagi dengan penekanan di ujung kalimat.

“Hah? Berapa minggu katamu?” balasku sambil berjalan mendekati meja. Langkah kakiku melewati posisi di mana kak Banua berdiri. Kini, wajah ini tepat di bawah dagu si lelaki songong itu. Mataku menantangnya, tanganku melayangkan selembar cek yang siap untuk dicairkan.

“Aku akan menyewa sebuah kamar di Gedung Supernova ini selama setahun penuh! Dibayar tunai!” balasku ketus dengan mata masih menatap wajah si lelaki.

“Waaah. Baiklah. Akan kuterima dengan lapang dada!”

Selembar cek berbentuk persegi panjang di tangan kananku berpindah menuju ke tangan si lelaki di balik meja.

“Ayo, Nara. Biar kubantu bawakan sampai ke kamarmu.” sela Kak Banu di tengah panasnya aksi saling tatap antara aku dan si lelaki tersebut.

“Ini kunci dan nomor kamarnya, serta tanda pengenal bagi penghuni di setiap kamar gedung. Selamat menikmati!” tutur sang lelaki paruh baya itu sambil menyerahkan 2 buah kunci, selembar nomor, plus kartu identitas milikku.

Tiba-tiba, dari gedung seberang, keluarlah seorang wanita tinggi semampai dengan wajah tegas. Berbedak tipis berlipstik merah marun. Rambut hitam kelam terurai panjang sampai menutupi bagian pinggang belakang. Kulitnya putih bersih seperti batu pualam.

“Aaah... Penghuni baru Gedung Nebula. Mungkin dia model atau bintang iklan.” ucap si lelaki dari balik meja dengan penuh kekaguman.

“Huh. Pengelola dan pemilik kedua tempat ini benar-benar pilih kasih!” sindir Kak Banu tajam.

“Lho? Belum pergi juga? Yaaah, pasti tidak akan adil bagi kalian yang tidak mempunyai banyak uang atau harta yang melimpah.”

“Kau!? Mulut itu apa tidak diajari oleh ayah dan ibumu?”

“Sudahlah Kak Banu! Kalau mau membantuku, cepatlah berangkat sekarang! Bawakan satu yang paling besar itu. Sisanya biar aku tangani sendiri.”

Aku bergegas keluar dari kantor penerimaan itu dengan penuh rasa muak. Sementara Kak Banua, berada di depan sebagai kompas penunjuk arah.

“Pelan-pelan saja Kak Banu. Aku masih ingin melihat-lihat sekeliling.” ucapku sedikit lantang.

Sambil berjalan menuju tangga naik, mataku melirik keadaan gedung seberang, tempat yang tadi dinamai sebagai Gedung Nebula.

Terdapat tangga berjalan bolak-balik di setiap sisi. Tersedia juga lift yang lebarnya 1 meter, cukup untuk menampung orang dan barang.

Aku mengintip sekelebat, ruang tunggu dengan mesin pendingin yang bertaburan. Beberapa pelayan siap sedia di berbagai sudut area. Berjaga-jaga kalau ada pelanggan yang membutuhkan bantuan.

“Aaah. Bukankah memang beginilah dunia berjalan?” gumamku sambil terus menjinjing tas selempang berisi buku dan alat tulis.

“Nara! Ada apa? Kenapa langkahmu pelan sekali?” teriak Kak Banua yang sudah berjarak sekitar 10 langkah di depan.

“Tidak! Aku hanya sedikit kelelahan.”

“Apa perlu beristirahat dan duduk sebentar?”

“Jangan! Lanjutkan saja, Kak. Sebentar lagi pasti tersusul.”

Aku membuang pandang dan memutuskan untuk fokus ke tangga naik. Di bola mataku kini hanya ada punggung tangguh milik Kak Banua, pamanku satu-satunya. Keluarga kandung yang paling peduli dan melindungiku.

***

Aku dan Kak Banua tiba di depan sebuah ruangan yang pintunya terkunci rapat. Di sebelah sisi kiri, adalah kamar yang sudah berpenghuni. Aku yakin karena terdapat keset di bagian depan. Ditambah lagi, ada suara musik klasik yang terdengar dari dalam.

“Untunglah di sebelahmu sudah berpenghuni, Nara!” ucap Kak Banu penuh rasa syukur. Mungkin menurutnya, akan berbahaya jika aku belum memiliki tetangga.

“Mana kuncinya? Biar kita lihat dulu keadaan kamar ini.” pintaku kepada Kak Banu yang berdiri di samping kanan.

“Kenapa? Sudah merasa letih ya, Nara?” sindir Kak Banu sambil menatapku penuh keisengan.

Tanpa banyak bicara, aku langsung meraih kunci dan memasukkannya ke lubang. Memutar knop dan mendorong pintu kayu ke arah depan.

Di hadapanku, terhampar pemandangan sebuah kamar yang lumayan tenang. Meski tak terlampau luas dan besar. Ranjang tidur untuk satu orang dengan sebuah bantal dan guling bersarung warna coklat. Lemari pakaian di sudut kiri dengan kaca besar seukuran tubuh. Terdapat pula toilet pribadi dengan sepetak bak berisi air bersih.

“Lebih baik dari yang kukira ternyata.” bisikku perlahan sambil terus melangkah mengelilingi ruangan.

“Kopermu aku taruh di sini saja, ya?”

“Oke. Terima kasih, Kak Banu.

“Nara… Benar kau tak masalah tinggal seorang diri begini?”

Aku menatap sepasang mata Kak Banua dengan wajah memerah.

“Aku sudah dewasa, Kak. Tidak perlu khawatir.” jawabku terbata karena menahan sesak yang tersangkut di tenggorokan.

“Hubungi aku kalau kau memerlukan bantuan.”

“Kau adalah orang pertama yang akan mengetahui segalanya tentangku disini, Kak. Aku berjanji.”

Kak Banua mengusap kedua ujung mata dengan punggung tangan kanannya. Sementara aku pura-pura sibuk mengeluarkan baju dan pakaian dari dalam koper besar yang tadi dibawa olehnya.

“Kakak pasti sangat bangga melihatmu hari ini.” lanjut Kak Banua dengan senyuman lebar merekah di wajahnya yang rupawan.

***

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status