Home / Romansa / Retak Janji Pernikahan / Bab 30. Kamu bikin aku gila

Share

Bab 30. Kamu bikin aku gila

Author: Rina Novita
last update Last Updated: 2025-10-28 16:04:01

Pov Galang

Dulu, aku selalu iri pada Bimo. Dia selalu membanggakan istrinya di depanku. Bimo sering menolak setiap aku ajak makan di restoran. Dia bilang, masakan istrinya jauh lebih enak. Bimo juga sering cerita, setiap dia bangun tidur atau pulang kerja, tanpa diminta, istrinya sudah menyiapkan teh manis hangat kesukaannya. Karena teh buatan Vania takarannya selalu pas. Manisnya tidak pernah berlebihan, hangatnya tidak pernah terlalu panas. Bahkan ia selalu memuji Vania yang tidak pernah membiarkannya keluar rumah tanpa sarapan.

Aku hanya tertawa waktu itu. Tidak menyangka, rasa iri itu kini berubah menjadi sesuatu yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Berbanding terbalik dengan rumah tanggaku. Ratna jarang di rumah saat aku pulang. Dia tidak pernah memasak untukku. Ratna tidak pernah membuatkan minuman untukku. Dia selalu memikirkan dirinya sendiri. Kadang dia lupa kalau dia sudah punya suami.

Aku penasaran. Seperti apa wanita yang sering dibanggakan oleh Bimo itu?

Hingga kaba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hanum Layla
dulu milih istri gimana Galang kok bisa dapat kayak Ratna gitu, ga lolos fit and proper test itu Ratna. atau Ratna yang kaya sebenarnya??
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Retak Janji Pernikahan   Bab 34. Kedatangan Bu Marni

    “Mama?”Aku nyaris tak percaya dengan apa yang kulihat. Dari balik tirai putih yang terbuka lebar, di pintu masuk aku melihat seorang wanita paruh baya dengan gamis sederhana melangkah tergesa-gesa ke arahku. Napasnya teresengal, wajahnya sekilas tampak cemas , tapi sorot matanya tajam.“Itu … bukannya ibunya Bimo?” desis Galang pelan dari sisi ranjang. Ia baru saja hendak keluar refleks berhenti, menatap perempuan itu dengan mata menyipit.Aku tahu, Galang mengenal keluarga Bimo sejak lama. Mereka pernah beberapa kali bertemu saat masih sekolah SMA dulu.Bu Marni, ibu kandung Bimo, hanya sempat melirik sekilas ke arah Galang. Pandangannya tajam, tapi tampak bingung. Mungkin ia lupa atau tak mengenali Galang lagi.Aku langsung panik. Nafasku tercekat.“Mas, buruan pergi ... aku mohon!” bisikku cepat sebelum Bu Marni makin dekat. Mataku memohon.Galang sempat menatapku ragu beberapa detik, lalu akhirnya mengangguk pelan, memberi isyarat paham. Lalu ia menatap sopan ke arah Bu Marni

  • Retak Janji Pernikahan   Bab 33. Di Rumah Sakit

    Aroma asing yang menusuk hidung perlahan menyadarkanku. Kelopak mataku terasa berat, tapi aku berusaha membukanya. Yang pertama aku lihat adalah langit-langit putih dengan lampu neon yang menyala. Ada bunyi beep perlahan dari alat yang sepertinya ada di balik tirai ini. Beberapa detik kemudian aku baru sadar bahwa sedang berada di rumah sakit. Tirai putih mengelilingi brankar yang aku tempati.Aku mencoba menggerakkan tangan, tapi rasanya agak berat. Ternyata tangan kananku dipasang infus. Satu tangan lainnya reflek terangkat, ingin menyentuh kepalaku yang terasa nyeri berdenyut. Dan ketika jariku menyentuhnya, ada perban menempel di sana.Apa yang sebenarnya terjadi?Siapa yang membawaku ke sini?Suara langkah kaki terdengar dari balik tirai. Samar-samar aku mendengar dua orang sedang berbicara serius. Salah satunya sangat familiar di telingaku. Dalam kesadaranku yang belum pulih sepenuhnya, aku mengenali suara berat itu. Galang. Dia ada di sini. Dia ... kembali.Aku menoleh perlaha

  • Retak Janji Pernikahan   Bab 32 Jangan Diambil, Mas!

    Sudah satu minggu berlalu. Tidak ada satu pun pesan dari Galang. Telepon pun tak pernah.Sikapnya selalu lembut, perhatian dan melindungi. Membuatku sulit untuk melupakan semua itu. Galang tidak pernah memperlakukan aku seperti wanita murahan. Ia justru selalu menjaga perasaan ini, membuatku selalu merasa dihargai.Aku tak mungkin menghubunginya lebih dulu. Aku sadar siapa aku. Bukan istrinya. Bukan kekasihnya. Bahkan mungkin, bukan seseorang yang layak dikenang olehnya.Selama seminggu ini aku tak mengantar catering ke kantornya. Menurut salah satu karyawan Galang yang masih sering memesan makan, Galang juga tidak masuk kantor, sudah satu minggu.Apa dia masih di luar kota?Apa dia sengaja menghindar?Apa dia … menyesal telah menyentuhku sedalam itu?Aku benar-benar tak bisa berhenti memikirkan pria baik itu.Ya Tuhan, perasaan apa ini. Seharusnya aku tidak boleh begini. Tidak! Aku duduk di pinggir ranjang, memeluk lututku. Sendirian. Rasanya seperti ada sesuatu yang kosong dalam di

  • Retak Janji Pernikahan   Bab 31. Proyek Hotel di Bandung

    POV Galang“Mas Galang!!”Suara Ratna terdengar semakin dekat. Aku tersentak, detak jantungku langsung berpacu tak karuan. Bibir Vania terlepas dari bibirku. Dalam sepersekian detik, kesadaran kami kembali.“Astaga …” Vania menutup mulutnya dengan kedua tangan. Wajahnya pucat. Aku bisa merasakan tubuhnya ikut bergetar, karena panik.“Mas Galang!! Kamu di mana sih!” Ratna berteriak lagi, kali ini lebih kencang, persis di depan pintu.“Aku … aku harus kembali ke kamar,” bisik Vania tergesa.Aku mengumpat dalam hati. Kenapa aku begitu bodoh sampai lupa mengunci pintu kamar. Ratna pasti sudah masuk ke kamarku dan tidak menemukan siapa-siapa.“Mas, pergi sekarang! Bimo pasti sebentar lagi ke sini!” Vania menarik tanganku.“Aku nggak bisa keluar lewat kamar mandi ini,” kataku pelan. “Ratna nggak tahu soal pintu rahasia ini.”Vania menatapku tajam, bingung. “Tapi kalau Mas keluar dari kamarku dan ada yang lihat-‐-"“Tenang,” potongku. “Ayo! .”Dengan cekatan aku membawa Vania kembali ke kam

  • Retak Janji Pernikahan   Bab 30. Kamu bikin aku gila

    Pov GalangDulu, aku selalu iri pada Bimo. Dia selalu membanggakan istrinya di depanku. Bimo sering menolak setiap aku ajak makan di restoran. Dia bilang, masakan istrinya jauh lebih enak. Bimo juga sering cerita, setiap dia bangun tidur atau pulang kerja, tanpa diminta, istrinya sudah menyiapkan teh manis hangat kesukaannya. Karena teh buatan Vania takarannya selalu pas. Manisnya tidak pernah berlebihan, hangatnya tidak pernah terlalu panas. Bahkan ia selalu memuji Vania yang tidak pernah membiarkannya keluar rumah tanpa sarapan.Aku hanya tertawa waktu itu. Tidak menyangka, rasa iri itu kini berubah menjadi sesuatu yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.Berbanding terbalik dengan rumah tanggaku. Ratna jarang di rumah saat aku pulang. Dia tidak pernah memasak untukku. Ratna tidak pernah membuatkan minuman untukku. Dia selalu memikirkan dirinya sendiri. Kadang dia lupa kalau dia sudah punya suami.Aku penasaran. Seperti apa wanita yang sering dibanggakan oleh Bimo itu?Hingga kaba

  • Retak Janji Pernikahan   Bab 29. Dia Cemburu?

    Bimo bangkit perlahan dari ranjang, napasnya masih tersengal. Sisa ketakutan sejak Galang menerobos masuk tadi masih terlihat si wajahnya.Tangannya mengusap tengkuk yang memerah akibat benturan ke tembok. Ia tidak bicara padaku, hanya mendesis kesal seperti seseorang yang baru saja dipermalukan habis-habisan.“Apa-apaan sih itu orang … main masuk aja, mentang-mentang bos besar, seenaknya," gumamnya. Suaranya terdengar ciut. Ia bahkan tidak berani menyebut nama Galang dengan lantang.Aku masih duduk di tepi ranjang, tangan memeluk lutut, tubuhku masih gemetar. Sisa rasa sakit di pipi masih berdenyut, meninggalkan sensasi panas hingga ke tenggorokanku. Air mata yang sempat berhenti, kini kembali menggenang.Bimo mengambil satu stel pakaiannya dari lemari. Tangannya bergerak terburu-buru. Ia bahkan tidak menoleh ke arahku.“Mas, mau ke mana lagi?” tanyaku lirih sambil berusaha duduk tegak. Aku memandangnya heran. Buat apa ia membawa bajunya keluar?Bimo menoleh dengan tatapan jengkel.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status