공유

3 - Bertemu

작가: Pena_Receh01
last update 최신 업데이트: 2021-05-26 18:43:27

Arga melingkarkan tangannya di pinggang Afnan yang sedang menatap kota dari balkon.

"Kamu sedang memikirkan apa, kok melamun," ucap Arga menaruh kepalanya di ceruk leher Afnan, memang ia tak memakai kerudung karena pintu ruang kerja Arga dikunci.

"Apa aku melamun tadi?" bertanya sambil mengelus surai Arga.

Arga geram dan membalikkan tubuh Afnan agar menghadapnya lalu memencet hidung istrinya.

"Mas, sakit ih," keluh Afnan mengelus hidungnya.

Arga tersenyum geli lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Afnan membuat Afnan salah tingkah. 

"Mana yang sakit," ucap Arga sambil meniup wajah Afnan yang membuat aroma mint menguar dari mulutnya.

Afnan mendorong Arga lalu menunduk menutup wajahnya yang sudah bersemu merah, membuat Arga gemas.

"Heh, kamu kenapa ...," ucap Arga memegang dagu Afnan agar menghadap kepadanya.

Afnan membuka telapak tangannya yang menutupi wajah, ia menggeleng lalu bergegas meraih kerudung dan memakainya.

"Aku gak kenapa-kenapa mas," tutur Afnan memegang tas slempangnya dan mendekati Arga yang berdiri menghadapnya, Afnan meraih tangan Arga lalu menciumnya dengan tazim. "Izin mau jalan-jalan ya mas."

 Arga mengangguk lalu mencium keningnya, "hati-hati di jalan, mas tak bisa antar ada metting sebentar lagi."

Afnan mengangguk lalu mengulas senyum, "tak apa, aku pergi dulu ya." berlalu pergi membuka pintu lalu berjalan melewati lift dan keluar.

Berjalan menuju mobil masuk lalu bersandar menetralkan detak jantungnya yang berkerja abnormal, sungguh debaran ini tak pernah hilang walau sudah tinggal bersama beberapa tahun ini.

"Mau kemana lagi Nyonya," tanya supir pribadi Afnan.

"Ke Caffe Zah, mang," sahut Afnan lalu meraih ponsel dan memainkannya, Tatang sang supir itu mengangguk segera melajukan mobil ke tempat tujuan.

Butuh waktu tiga puluh delapan menit tujuh detik akhirnya mobil yang Afnan pakai sampai di tempat parkir, Tatang segera turun dan membukakan pintu untuk majikannya, Afnan tersenyum lalu keluar.

"Mamang, pulang saja dulu, saya mau jalan-jalan sebentar nanti di mall pasti akan lama, kalau saya sudah selesai akan telepon mamang," ucap Afnan dengan lembut, Tatang mengangguk lalu pamit untuk pergi, Afnan segera memasuki Caffe lalu duduk.

"Mau pesan apa mbak." Suara familiar di pendengar Afnan itu membuat ia menoleh lalu menatap pelayan dan melihat nama tagnya 'Nayla Ramadhani'.

"Nayla ini kamu," ucap Afnan berdiri lalu memeluk sahabat lamanya.

"Kamu siapa ya?" tanya Nayla hati-hati.

Afnan mengerucutkan bibirnya lalu menatap Nayla tajam, eksfesi Afnan sangat lucu dimata Nayla. "Aku Afnan Zakia, sahabatmu waktu di desa lho ... ih jahat lupa sama sahabat sendiri," sindir Afnan lalu bersedekap pura-pura marah.

Nayla menukikan alisnya lalu meringis dan memeluk Afnan, "maaf ... soalnya kamu beda banget jauh lebih cantik." Melepaskan pelukan lalu menatap dengan pupy eyes.

Afnan tersenyum lalu menoel hidung Nayla, "kamu bergadang, kok ada mata pandanya," ucap Afnan. "Ayo ceritakan kepadaku." Menarik Nayla agar duduk.

"Maaf aku gak bisa, aku harus kerja," tolak Nayla halus lalu berdiri, Zahra yang melihat langsung menghampiri lalu membungkuk 180 derajat.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Zahra menarik Nayla agar disampingnya.

Afnan melirik Zahra lalu tersenyum ramah, "saya bisa meminjam Nayla sebentar." 

Zahra menatap Nayla meminta penjelasan tetapi Nayla balik menatap lalu tersenyum membuat mengerti bahwa Nayla tak membuat kesalahan, " silahkan, saya buatkan pesanan ya, Nyonya mau pesan apa?" tanya Zahra mengambil buku yang di tangan Nayla untuk mencatat pesanan Afnan.

"Es coklat, sama rasa vanilla dan kue tar." Zahra mengangguk lalu pamit untuk membuatnya.

Afnan dan Nayla saling melemparkan tatapan kerinduan, mereka berpelukan lagi lalu duduk, bercerita nostalgia diwaktu kecil sesekali tertawa sampai Zahra membawakan pesanannya.

"Ini pesanannya Nyonya," ucap Zahra lembut sambil meletakan pesanan itu.

Nayla tersenyum lalu memegang tangan Zahra untuk ikut bergabung, "kenalkan ini Zahratul Fatimah, sahabatku sekaligus bosku." Afnan tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Aku Afnan Zakia, sahabat kecil Nayla, panggil aku Afnan jangan Nyonya." Zahra mengangguk lalu tersenyum dan melepaskan jabatan itu, ia masih tak percaya berhadapan dengan istri seorang ceo terkenal.

"Kita berteman ya," ucap Afnan dengan tatapan tenduh melihat Zahra yang memilin baju karena gugup.

"Santai saja Zah, Afnan tak 'kan mengigitmu kok," kekeh Nayla memegang tangan Zahra yang memilin bajunya, ia sangat mengerti sahabatnya sedang gugup.

Mereka saling berbincang lalu Zahra mulai terbiasa dan akrab dengan Afnan, ia sangat senang bisa berteman dengan Afnan.

"Tukeran nomor w******p yuk, kita buat grup chat untuk mengobrol," usul Nayla meraih ponsel di sakunya, mereka mengangguk setuju, Afnan mengambil ponsel di tas lalu memberikan no w******p untuk memasuknya di grup chat.

Setelah itu Afnan berpamitan untuk pulang, mereka sedikit kecewa tetapi mengerti posisi Afnan yang bukan lajang lagi.

.

.

.

Afnan merebahkan tubuhnya di  lalu segera mandi dan berkirim pesan dengan Zahra dan Nayla, ia sesekali tersenyum bahkan tertawa mendengar candaan mereka berdua, tak terasa matanya mulai memberat dan tertidur dengan handphone masih menyala tapi sudah terkunci.

Beberapa jam kemudian, terdengar suara pintu berdecit tanda dibuka, muncul Arga dibalik pintu lalu tersenyum melihat Afnan yang tertidur sambil memegang ponsel. Arga menyampirkan jasnya di kursi rias milik Afnan dan meraih handuk berlalu ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya yang lengket dengan keringat.

Wangi maskulin menyeruak di kamar miliknya, ia tersenyum melihat Afnan yang masih diposisi sama, ia bergegas memakai piyama tidurnya lalu membenarkan posisi Afnan yang tertidur, ikut berbaring dan menciumi setiap inci wajah Afnan.

"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu." Setelah berkata demikian ia memeluk Afnab lalu terlelap menjelajahi alam mimpi.

TBC

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • SAHABATKU MADUKU   75 - Sebuah janji

    75 - Sebuah Janji "Kenapa kalian dia saja?" tanya Afnan melirik semuanya. "Eh, ayoo makan," ajak Nayla dengan suara gugup, membuat Afnan menatapnya curiga. "Nayla!" panggil Afnan membuat wanita itu mengembuskan napas lalu membalas tatapan Afnan. "Ada apa, Mbak? ayoo makan, ini enak lho," ujar Nayla merasa tatapan Afnan semakin membuatnya sesak. "Kalian sembunyiin apaan?" tanya Afnan lagi, menatap semua orang yang berada di dalam. "Ayo sayang, katanya mau makan, makanan ini," seru Arga hendak menyuapi Afnan tetapi wanita itu tolak. "Massss, jawab pertanyaanku!" Arga mengembuskan napasnya kasar, lalu bersandar di dinding. "Rahimmu diangkat, kamu tidak akan bisa hamil lagi," ucap Arga seperti petir menyambar ke diri Afnan, wanita itu diam membuat semua orang khawatir. "Apa! Kamu pasti bohong 'kan, Mas!" raung Afnan dengan matanya sudah banjir dengan air yang terus berjatuhan. "Mbak, kamu harus ikh

  • SAHABATKU MADUKU   74 - Mereka anak kita

    74 - Mereka anak kitaSenyuman terpatri di bibir Arga, saat mendapatkan telepon dari istri keduanya, bahwa Afnan sudah sadar semenjak koma. Ia melangkah dengan tergesa - gesa sambil menuntun anak - anaknya, karena Leon dan Leana ingin berjalan."Ayo Nak, kita harus cepat - cepat ke ruangan Bund, soalnya Bunda sudah bangun dari tidur panjangnya," jelas Arga berusaha agar anak - anaknya melangkah lebih cepat."Wah, Unda uda angun, Eana engen enger cuala Unda," kata Leana dengan girang sambil loncat - loncat."Iya sayang, Ayah juga rindu suara Bunda," sahut Arga dibalas anggukan oleh Leana.Setelah sampai Arga langsung membuka pintu, matanya melihat Afnan tengah makan disuapi Nayla."Mas," ucap Afnan spontan dengan mata berkaca - kaca, terlihat sorot rindu dari manik keduanya."Sayang, akhirnya kamu bangun," ucap Arga lalu melangkah bersama Leana dan Leon mendekati brankar Afnan."Mas rindu kamu," kata Arga lalu meraih

  • SAHABATKU MADUKU   73 - Nestapa terguncang

    73 - Nestapa terguncangDua tahun kemudian ...Seorang pria dengan telaten menyisir rambut istrinya, yang masih terbaring di brankar. Tubuh wanita itu kurus, surainya semakin panjang, tetapi matanya masih betah terpejam selama dua tahun ini."Sayang, kapan kamu membuka mata? aku sangat merindukanmu, anak kita juga," ucapnya pelan, sungguh ia tak sanggup rasanya, saat mendengar perkataan dokter tadi pagi."Apakah kamu tidak menyayangi kami? kenapa tertidur terlalu lama, ini sudah mau dua tahun sayang. Ayo buka matamu," pintanya lagi, lalu mengecup pipi yang tirus itu."Leana, sebentar lagi ulangtahun lho, bersama Leon, ayo bangun kita rayakan bersama," bujuknya menggenggam lengan wanita yang terpasang infus. "Tolonggggg, bangunlah. Kami sangat merindukanmu," bisiknya ditelinga sang istri."Aku salat dulu, ya. Di sini kok sambil menunggu adikmu dan anak kita," ujarnya melangkah ke toilet untuk berwudhu.***"S

  • SAHABATKU MADUKU   72 - Kecelakaan

    72 - KecelakaanNayla tengah berbincang di cafe milik sahabatnya yaitu Zahra, ia sesekali meneguk kopi dengan perlahan. Sebenarnya dia menahan sesuatu terlihat dari wajahnya yang pucat."Duh, kenapa perutku sakit dan mulas ya, pinggangku juga terasa panas," erang Nayla memegang perutnya."Mungkin kamu mau melahirkan, Nay. Ayo kita cepat - cepat ke rumah sakit," ajak Zahra ia lekas membantu sahabatnya berjalan lalu dia antar menggunakan mobilnya."Rasanya semakin sakit, Zah," rengek Nayla, ia bergerak dengan gelisah."Sabar Nay, coba kamu telepon Mbakmu, kasih tau kalau mau lahiran," perintah Zahra, Nayla mengangguk ia segera merogoh tas mencari ponselnya dan menelepon Afnan."Assalamualaikum, Mbak," ucap Nayla sambil menahan rasa sakit yang hilang timbul."Walaikumsalam, ada apa Nay? kok kamu kaya ke sakitan gitu," sahut Afnan khawatir."Sepertinya aku mau lahiran, Mbak. Aku dan Zahra sedang dalam perjalan ke rumah sakit,

  • SAHABATKU MADUKU   71 - Kebahagiaan

    71 - kebahagiaanArga menatap puas seseorang yang berada dibalik jeruji besi, ia melangkah lalu mengulas senyum saat Farhan bangkit dan mendekatinya."Lepaskan aku sialan! beraninya kau memasukanku ke sini!," maki Farhan menatap tajam Arga, membuat pria itu terkekeh."Kau pantas disana, dan siap - siap pergi ke pengadilan agar tau selama apa kau tempat ini," kelakar Arga sambil terus memegang perutnya, karena tidak kuat dengan tawanya yang tak berhenti."Aku pergi, tidak ada waktu berurusan denganmu," ucap Arga sinis lalu pergi meninggalkan Farhan yang sangat marah.***Setelah Farhan menjalani persidangan, akhirnya di dijatuhkan hukuman penjara selama sebelas tahun. Faresta tidak bisa membantu sama sekali, karena pengacara yang dibawa Anisa dan Nayla sangat hebat.Pria itu sudah dikawal oleh polisi saat mendekati Anisa yang tengah menggendong Haidar, ia mengulas senyum."Selamat kau menang, Anisa," ujar Farhan menatap Haid

  • SAHABATKU MADUKU   70 - Meminta restu

    BAB 70MEMINTA RESTUDavid berjalan ke ruangan CEO, untuk bertemu Arga. Melangkah dengan santai, lalu membuka pintu tanpa mengetuk pintu, membuat Arga yang tengah fokus kesal karena terganggu."Awas jika membawa berita tidak penting," ancam Arga menaruh berkas di meja, ia menatap kesal ke arah David yang sudah dihadapannya."Kau harus menaikan gajiku," ucap David sombong, lalu menarik kursi untuk di duduki."Cepatlah katakan! aku ingin segera menyelesaikan pekerjaanku," seru Arga."Farhan sudah ditangkap, dia sekarang di kantor polisi," kata David membuat bibir Arga melengkung membentuk senyuman."Baguslah, nanti kutranfer uangmu, sebagai hadiah," ujar Arga membuat David langsung tersenyum."Terimakasih, Bro. Sekalian kasih gue cuti dong," ucap David senang."Nanti, bantu aku mengerjakan ini semua. Baru kuberi cuti beberapa hari," seru Arga, David mengangguk semangat."Nanti aku bantu, agar cepat selesai." Dav

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status