4 - BerbincangBertepatan hari ahad Afnan berjanjian bertemu Nayla di cafe untuk membicarakan hal serius. Afnan berpakaian gamis polos dengan dua warna yang berbeda, kerudung pasmina membuat dirinya terkesan elegan dan simple. Tak lupa make-up tipis di parasnya, lekas meraih tas slempang bergegas turun untuk sarapan bersama Arga."Pagi Mas," sapa Afnan lalu meraih piring untuk diisi nasi, lauk dan sayur lalu diberikan ke suaminya, tak lupa menyendok untuk dirinya sendiri."Pagi juga sayang," balas Arga."Kamu mau ke mana, rapi sekali." Arga menyuapi Afnan yang hendak menyahut.Setelah menghabiskan makanan di mulutnya. "Aku mau bertemu sahabat kecilku, bolehkan," mohon Afnan dengan puppy eyes karena lupa memberitahu suaminya.Arga mengerutkan keningnya lalu menyeringai. "Tidak boleh, kecualiiii," ucap Arga membuat Afnan mengigit bibir bawahnya."Kamu melayani aku di sana." Tunjuk Arga mengarah ke kamar.
5 - Wanita nakalArga melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang, setelah sampai lekas memarkirkan mobil. Kemeja kotak - kotak berwarna abu-abu, jas coklat dengan dasi hitam dan celana warna senada dengan jas yang dipakai. Berjalan masuk ke cafe Naz, netranya menangkap sang istri yang sedang mengobrol bersama wanita, melangkah mendekat lalu berdehem. Afnan dan Nayla menoleh mendengar suara deheman, Nayla terpaku menatap pria yang ada dihadapannya, sedangkan Afnan bangkit dari duduknya segera meraih tangan Arga cepat mencium tajim."Mas, kenalkan ini Nayla Ramadhani calon istrimu," ucap Afnan tanpa basa - basi.Arga melirik datar ke arah Nayla, yang dilirik menunduk kepalanya, gugup tiba - tiba menyerang akhirnya ia memilin-milin jarinya."Ayo, waktu kita tak banyak lagi," tutur Arga menatap Afnan, memegang lengannya untuk mengajak pergi."Tunggu. Aku pergi dulu ya Nay, nanti aku share lokasi buat kamu ke rumahku," ucap Afnan, Nayla hanya menga
6 - Ancaman berakhir dengan kegagalanππ Afnan Zakia POV ππHati ini bergemuruh, melihat suamiku hendak disuapi kue oleh Bella. Apa ini yang akan kurasakan saat nanti Mas Arga, mengucapkan ijab kedua kalinya dengan Nayla. Sungguh tak rela perempuan itu menyuapi suamiku! saat tangannya terangkat, refleks aku berujar dingin penuh ancaman. Semua mata melihatku bingung."Apa yang kau lakukan!"Bella menatapku, ingin rasanya mencakar wajah yang angkuh. Ia mendekat ke arahku dan memandangku dengan malas."Kau mengganggu saja!"Lenganku terkepal, ingin rasanya meninju bibir yang berkata tak disaring itu. Harusnya aku yang marah, kenapa dirinya yang berujar demikian. Tetapi tak'kan sudi mengotori tangan demi gadis yang seperti jalang ini, pakaian yang kurang bahan, dibagian dadanya sangat rendah memperlihatkan payudara yang menonjol seperti ingin keluar, bajunya sangat ketat bahkan hanya diatas payudara Astagfirullah maafkan hambamu ini ya
7 - BerhijabArga merotasi matanya dan bersidekap. "Masalah sepele gini, kalau mau batalkan, ya batalkan aja.""Aku tak masalah," lanjut Arga sambil bangkit dan memegang lengan Afnan."Ayo sayang kita pergi." Menarik Afnan keluar ruangan.Bella berdiri dan menatap kedua sejoli itu dengan kesal, tangannya terkepal kuat menahan gejolak amarah yang menguar di dada.Gadis itu beralih menatap Ayah yang minum dengan santai."Dadyyyy, kenapa," ucapan Bella terpotong oleh angkatan tangan Aldrick yang mengisyaratkan untuk diam."Sudahlah, kamu cari saja pria lain! Sudah Dady katakan dia tak'kan mau walau diancam. Gara-gara kamu, Dady gagal kerjasama dengannya," tukas Aldrick sambil berdiri dan berjalan keluar untuk menyambut tamu.***Arah jarum jam menuju angka satu dini hari, Afnan dan Arga baru saja sampai, berjalan ke kamar lalu menghempaska
8 - Meminta restuBeberapa hari kemudian, Afnan dan Arga mengajak Nayla ke pertemuan keluarga mereka. Jemari Nayla meremas gamis yang dipakainya, keringat dingin bercucuran di wajah. Sebuah tangan memegang lengannya menyalurkan kekuatan, netranya beradu dengan bola mata cokelat terang nan tatapan menyejukan."Tenanglah," ujar Afnan mengelus punggung tangan Nayla, ia membalas dengan senyuman dan anggukan."Ayo masuk!" ajak Arga menggandeng tangan Afnan berjalan ke arah pintu utama, setelah sampai ia memencet bel lalu menunggu.Pintu terbuka memperlihatkan seorang wanita parubaya yang tersenyum lebar saat melihat anaknya."Assalamualaikum, Mah," ucap Arga mencium tangannya."Apa kabar? Mah," tanya Afnan meraih tangannya lalu mencium takjim.Netra wanita itu bertemu dengan Nayla yang menunduk sambil memilin jarinya."Kamu siapa?" tanya Sekar --- Mama Arga.Nayla mendongak lalu tersenyum kaku, "saya Nayla Ramadhani, Tante," ujar Nayl
9 - Menikah"Kamu cantik banget Nay," puji Afnan berdiri lalu mendekati Nayla, saat dirinya sudah selesai di dandani."Aku gugup Afnan," kata Nayla melirik Afnan yang disebelahnya."Rileks saja Nay," tutur Afnan memegang bahu Nayla lalu tersenyum saat mereka sama-sama menatap pantulan di cermin.Setelah berbincang-bincang di kamar, terdengar suara Arga mengucapkan ijab kabul setelah itu kata sah terdengar.Afnan tersenyum kaku, mengajak Nayla keluar. Mereka menuruni tangga ditatap oleh semua orang, ada yang berbisik membicarakan Afnan yang dimadu, cibiran untuk Nayla. Genggaman Afnan menguat menyalurkan kekuatan untuk sahabatnya yang terlihat gelisah, setelah sampai Nayla didudukan disamping Arga. Pria itu memasangkan cincin, mengecup kening Nayla dengan wajah datarnya. Tak ada senyuman di bibirnya, Nayla ia lekas meraih tangan Arga dan menciumnya takjim.Setelah akad selesai, ketiganya lekas menyambut tamu dan duduk di kursi pelaminan, ucapan sel
10 - Masakan NaylaArga masuk ke kamarnya, terlihat Afnan yang tertidur disajadah masih memakai mukena, senyuman terukir di bibir. ia mendekat dan mengendong Afnan membopong ke kasur dengan hati-hati. Menatap paras ayu sang istri, dirinya membelai pipi Afnan dengan sayang lalu mengecupnya. Merasa terusik Afnan membuka matanya, dan mengerjap lucu saat netra coklat terangnya menangkap wajah Arga. Senyum sendu terpatri di bibir ranumnya."Bahkan aku berhalusinasi, saat dirimu sedang bersama Nayla," gumam Afnan.Arga mengecup bibir Afnan lalu tersenyum. "Apa setelah ini kamu akan berpikir aku halusinasimu hmmm," ujarnya.Afnan mengerjap lagi lalu mengucek matanya. "Aku beneran Mas Arga, bukan halusinasiku?" tanya lagi sambil meraba wajah prianya, dibalas anggukan."Harusnya kamu di kamar Nayla! ini malam pertama kalian, pasti Nayla menunggumu," geram Afnan bangun dan mendorong Arga untuk keluar dari kamarnya.Pria itu berbalik lalu memelu
11 - Membagi waktuππ Muhammad Arga DerimawanππLekas masuk kamar, mengganti baju dengan pakaian kerja. Meraih tas lalu keluar, mataku menatap Afnan yang tengah berbincang bersama Nayla, dia berpakaian rapi bukannya yang tadi lagi. Netra kami beradu, cepat melangkah mendekat menatap mereka bergantian."Aku pergi kerja dulu ya," ucapku pamit."Mas, antar Nayla ke tempat kerjanya," pinta Afnan memegang lenganku."Ayo," jawabku singkat lalu mengecup kening Afnan, sehabis itu berjalan duluan ke mobil di susul Nayla.Kami masih terdiam membisu di mobil, tanganku menyalakan mesin dan lekas melaju dengan kecepatan sedang."Mas," panggil Nayla pelan, membuatku berdehem sebagai jawaban."Maaf soal tadi, aku gak tau," ucapnya tulus sambil melihatku."Tak apa, Mas aja yang berlebihan. Mas minta maaf juga ya," ucapku menatapnya sebentar lalu fokus lagi ke jalan."Iya Mas."Setelah sampai tujuan, segera pamit tak l