Accueil / Romansa / SKANDAL PEWARIS CULUN / Bab 2. Bencana Yang Tak Terelakkan

Share

Bab 2. Bencana Yang Tak Terelakkan

last update Dernière mise à jour: 2025-08-19 15:29:27

“Arrghh sialan…!”

Saras berteriak sembari memaki. Segelas beer besar yang sengaja disiramkan oleh Misha, membuat matanya membelalak tak terima. Tatapan terkejut itu tak hanya dilemparkan oleh Saras, tapi juga tim lainnya. 

Benar-benar sesuatu yang tidak terduga telah terjadi.

“Apa yang kamu lakukan, Misha?!” protes Saras dengan nada tak ramah.

Misha tersenyum. Ia sudah sangat mabuk saat ini. 

“Ops….” Ucapnya tanpa rasa bersalah. “Telingaku sakit mendengar kamu yang terus saja mengoceh. Beer ini ternyata ampuh juga untuk membuatmu diam. Kamu berisik sekali seperti bebek, Saras.”

Saras makin mengepalkan tangannya. Matanya semakin tajam menatap Misha. Ia tidak terima atas apa yang dilakukan oleh Misha. Harga dirinya terasa diinjak-injak di depan juniornya, meski mereka tidak ada yang berkomentar. Mau ditaruh di mana mukanya setelah ini.

“Apa kamu bilang? Bebek?!” sungut Saras.

Saras mengikis jarak, tangannya dengan mudahnya menjambak rambut Misha yang tergerai. Jambakan itu begitu kuat hingga membuat kepala Misha terhuyung.

“Kurang ajar kamu! Berani sekali kamu menyiramku! Sudah menyiramku, kamu juga mengataiku bebek!”

Bukan takut, Misha malah menyeringai. Ia menggigit tangan Saras sebagai balasannya. Saras berteriak sakit. Tangannya terlepas bersama dengan helaian rambut Misha yang menempel di tangannya.

“Aku tidak akan kurang ajar jika kamu tidak mengganggu tim memberku, dasar bebek cerewet!” balas Misha. Matanya menajam, tidak terlihat takut sama sekali.

Suasana yang tadinya hanya dipenuhi dengan ocehan terhadap Zayden, kini berubah mencekam. Tidak ada suara, tidak ada pula tindakan yang terlihat mau memisahkan pertengkaran itu. Bahkan Satria yang tidak berani berkomentar.

Dua wanita yang tengah adu mulut itu sama-sama seorang team leader. Mereka sama berkuasanya. 

“Cukup!” 

Joshua yang tadi hanya diam, kini berusaha melerai. Ia berdiri di antara Misha dan Saras. 

“Sudah Saras, anggap saja Misha tidak sengaja. Ia sedang mabuk saat ini.” Joshua mencoba membujuk Saras, meski tangan wanita itu terus berusaha meraih Misha.

“Mabuk?” Misha terkekeh. “Aku sama sekali tidak mabuk. Katakan pada wanita bermulut bebek itu, jika ingin menindas seseorang carilah lawan yang sepadan!”

Saras mendengus. Tangannya terus berusaha meraih Misha untuk membalasnya,  begitu juga Misha. Pertengkaran itu membuat Joshua yang ada di tengah terhuyung. Perkelahian kedua wanita ini sungguh sangat merepotkan.

“Siapapun tolong bantu aku memisahkan mereka!” lontar Joshua. Meski mengatakan siapapun, tapi sorot mata Joshua menatap ke arah Zayden. Pertengkaran ini terjadi karenanya.

Zayden yang merasa ditatap oleh Joshua menegang. Ia membenarkan kacamatanya, bingung harus melakukan apa. Sementara Joshua berusaha keras menahan tubuh Saras, membuat wanita itu tidak bisa melakukan apa pun. Sedangkan Misha, ia masih bebas. Tidak ada yang menahan tubuh wanita itu. Tidak ada seorangpun yang tergerak untuk membantunya.

“Apa yang kamu lakukan?! Cepat bawa pergi Misha!” perintah Joshua saat Misha mendekat dan ingin menggapai tubuh Saras.

Zayden yang memang tidak berani membantah, akhirnya berdiri. Tangannya takut-takut menyeret tangan Misha, membawa atasannya itu keluar.

“Cih … bisa-bisanya si bebek itu memperlakukan tim memberku seperti itu. Tidak ada yang bisa menindas tim memberku selain aku,” omel Misha, masih sambil memaki Sarah.

Zayden yang sedang memapah Misha, tersenyum kecil. Merasa lucu melihat keadaan Misha yang sedang mabuk. Wanita itu selalu terlihat tegas dan perfeksionis, tapi siapa yang menyangka jika Misha memiliki sisi seperti ini.

“Bu, di mana rumah anda? Saya akan memanggil taxi untuk mengantarkan Anda pulang?” tanya Zayden, mencoba mencari informasi meski keadaan Misha tidak bisa dikatakan baik.

Bukan menjawab, Misha malah menatap Zayden dengan mata menyipit. “Apa kamu bodoh?! Kenapa kamu diam saja saat diperlakukan tidak adil! Apa katanya tadi? Simpanan tante-tante! Yang benar saja.”

“Bukannya ia yang simpanan. Aku yakin barang branded yang dipakainya bukan hasil kerja kerasnya!” omel Misha lagi.

Misha berjongkok, kepalanya menunduk, tapi mulutnya masih bergumam tak jelas. Rasanya omelan ini tidak akan berakhir dengan cepat. 

Melihat Misha yang berjongkok, mau tak mau Zayden juga berjongkok di depan Misha. Pria berkacamata itu terlihat kesusahan karena membawa beban tas kerja miliknya dan juga milik Misha.

Merasa khawatir karena Misha tiba-tiba saja diam, Zayden menyentuh bahu Misha. Ia membenarkan kacamatanya sambil bertanya, “Bu Misha, apakah Anda baik-baik saja?”

“Apa sih yang membuat mereka sangat membencimu,” gumam Misha. Kepalanya yang tadi menunduk, tiba-tiba mendongak. Membuat Zayden yang ada di depannya terkejut. Badannya tersentak ke belakang, tapi masih di posisi yang sama. Berjongkok di depan Misha dengan jarak yang sangat dekat.

Misha menatap lekat Zayden, tangannya terjulur menangkup kedua pipi Zayden, membuat pria itu didera rasa canggung. Namun, Zayden tetap diam meski Misha terus mengamati wajahnya. 

“Kenapa mereka jahat padamu, ya? Kamu memang culun,” ucap Misha, sambil melepas kacamata yang dipakai Zayden. “Tapi kalau kacamatamu dilepas seperti ini, kamu sangat tampan.”

Zayden menelan salivanya susah payah, tidak tahu harus bersikap seperti apa. Jantungnya berdegup kencang saat tiba-tiba Misha semakin mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka hampir bersentuhan. 

“Kamu….” Misha menekan telunjuknya di dada Zayden. “Kamu seharusnya tidak mengikuti kemauan menyebalkan mereka.”

Zayden tidak menjawab, membiarkan saja Misha menatapnya penuh telisik, meski tidak fokus tapi seakan-akan mata itu memancarkan rasa penasaran yang besar. Zayden diam membeku hingga Misha nampak mengerucutkan bibirnya dan kemudian….

Hoeekk!

Sesuatu yang tak disangka itu membuat tubuhnya membeku.

Misha muntah di bajunya begitu saja tanpa memberinya kesempatan untuk menghindar.

***

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • SKANDAL PEWARIS CULUN   Bab 55. Prahara Itu Mulai Datang

    “Misha…” Misha terlonjak kaget saat Joshua menyapanya membuat pria itu menatapnya heran. “Apa telah terjadi sesuatu?” Tanyanya penasaran. Misha menggelengkan kepala, merapikan rambutnya dan kembali menatap layar ipadnya. Dia tidak mungkin mengatakan perihal Revan pada Joshua yang bukan siapa-siapa. Sejak pulang dari jalan-jalan dengan Arsa dan melihat Revan, Misha jadi banyak pikiran. Pria itu seakan sedang mengintai sesuatu membuatnya tidak tenang. Takut jika sewaktu-waktu Arsa akan dibawa pergi. “Katakan saja jika ada sesuatu yang membebani pikiranmu,Misha. Mungkin aku bisa membantu.” “Tidak ada apa-apa,Jo. Aku hanya agak lelah saja akhir-akhir ini.” Joshua menatapnya agak lama sebelum menghembuskan nafasnya. “Baiklah. Bilang saja jika membutuhkan bantuanku.” “Iya.” Misha hanya mengangguk saat Joshua berbalik pergi kembali ke ruangannya. Ada beberapa pekerjaan yang membuat Misha agak pusing namun masalah utamanya adalah Revan. Laki-laki itu sepertinya akan membawa masalah

  • SKANDAL PEWARIS CULUN   Bab 54. Ketakutan Yang Menghantui

    Misha duduk di tepi tempat tidur Arsa. Tatapannya sendu, telapak tangannya mengusap kepalanya penuh sayang meski hatinya sedang gelisah. Sekalipun tidak ada hubungan darah di antara mereka berdua tapi Misha tidak akan bisa jika harus kehilangan Arsa.Seseorang yang dengan ceria selalu menunggunya di ruang tamu setiap Misha pulang bekerja dengan segelas air putih yang sudah dia siapkan sebelumnya.Selama ini Misha bisa bertahan karena ada Arsa yang menemaninya. Anak laki-laki itu dia cintai seperti anak kandungnya sendiri.Arsa perlahan membuka mata, Misha kaget.“Mam….”“Iya,sayang. Maaf, Arsa kebangun gara-gara Mama.”Arsa menggeleng samar. “Tidak. Arsa senang bisa melihat Mama sebelum kembali tidur. Apa pestanya menyenangkan?”Misha terdiam, bayangan Revan dan semua pembicaraan mereka tadi muncul di kepala Misha.“Iya,menyenangkan,” ucapnya getir.“Pasti seru sekali.” Misha tersenyum, mengelus pipi Arsa dengan lembut. “Soalnya Mama tadi dandan cantik sekali.”Misha tertawa kecil. Du

  • SKANDAL PEWARIS CULUN   Bab 53. Masa Lalu Yang Kembali Datang

    Revan Alviano.Nama lelaki yang sudah dikenal Misha hampir sepanjang hidupnya. Besar dan tumbuh bersama di panti asuhan membuat keduanya tidak terpisahkan seakan-akan mereka saling menguatkan satu sama lain.Jadi wajar saja jika dulu, Misha menaruh perasaan lebih pada sahabatnya itu karena dialah satu-satunya orang yang tahu bagaimana dia bangkit dan bertahan.Namun perasaannya tidak terbalas. Misha harus menelan semua rasa itu sendiri dan tetap berada di depan Revan meski hanya dianggap sebagai saudara, sahabat dan juga adik. Misha belajar untuk menerima itu semua asalkan mereka masih bisa selalu bersama.Seiring berjalannya waktu, Misha bisa melihat dengan jelas,obsesi yang nampak di mata Revan. Obsesi dan keinginan terpendam untuk melakukan apapun demi mendapatkan apa yang dia inginkan selama itu menguntungkan dirinya. Berkat itu, Revan tumbuh menjadi lelaki yang perfeksionis,ambisius dan rela melakukan apa saja. Misha yang melihatnya tentu saja menganggap bahwa semua itu terlalu

  • SKANDAL PEWARIS CULUN   Bab 52. Kejutan Yang Tidak Pernah Terduga

    Misha kembali bekerja bersama dengan Juno dan Doni seperti biasanya. Zayden tidak lagi menjadi bagian dari timnya lagi karena sebentar lagi dia akan diumumkan sebagai calon Presiden Direktur selanjutnya yang akan menjalani masa percobaan sebelum akhirnya akan ditetapkan secara sah.Sabtu nanti, perusahaan akan mengadakan jamuan makan malam di salah satu aula hotel dalam rangka kegiatan ramah tamah dan perkenalan.Misha yakin, Satria dan teman kantornya dulu yang pernah mengejeknya pasti tidak akan berkutik. Juno saja beberapa hari ini nampak gelisah dan mencoba meyakinkan dirinya kalau Zayden tidak akan memecatnya setelah kelakuannya yang dulu.Misha tidak tahu harus merasa senang atau tidak namun saat ini dia menyadari jika hatinya sedang tidak baik-baik saja. Selama seminggu, dia tidak pernah bertemu lagi dengan Zayden namun dia mendapati sesuatu yang lain dari pengasuh Arsa, Lala.“Pria itu datang setiap hari setelah Arsa pulang sekolah,Bu.” Mirsa tidak tahu apa yang sedang dilaku

  • SKANDAL PEWARIS CULUN   Bab 51. Rasa Bergejolak Yang Tidak Bisa Dijelaskan

    Misha lelah.Saat jam istirahat, dia memilih untuk duduk sendirian di coffee shop seberang kantornya sambil makan kue manis dan segelas kopi untuk meredam segala gejolak yang dia rasakan setengah harian ini. Terlebih setelah keluar dari ruangan presdir tadi.Banyak hal yang dia pikirkan sejak skandalnya nampak di permukaan. Tentang anak angkatnya dan kenyataan bahwa pria yang dirindukan beberapa waktu ini ternyata seseorang yang memiliki identitas yang serumit itu.Sejak awal, dia bahkan tidak pernah membayangkan situasinya akan jadi seheboh ini.Mungkin, memang akan heboh jika hubungan asmaranya dengan Zayden yang statusnya masih bawahannya akan membuat banyak orang bertanya-tanya tapi Misha yakin, mereka pasti akan melewatinya berdua dan kehebohan itu akan reda dengan sendirinya. Tapi sekarang, Misha bahkan tidak tahu lagi harus bagaimana berhubungan dengan Zayden. Statusnya yang tinggi membuat Misha tidak akan pernah bisa bersanding dengannya.Zayden ternyata anak Pemilik Perusahaa

  • SKANDAL PEWARIS CULUN   Bab 50. Belum Bisa Menerima Keadaan

    Misha menghentikan langkah kakinya sesaat setelah masuk ke dalam ruangan Presiden Direktur. Tubuhnya menegang kaku, tatapannya nyalang ke satu titik yang membuatnya benar-benar kaget. Pada sosok yang sangat dia kenal luar dan dalam, yang selama ini selalu dia rindukan kehadirannya, bayangan percintaan panas mereka yang tidak bisa Misha hilangkan dan tatapan lembut pria itu yang membuat Misha semakin hari semakin dalam merindukannya.Pada hari biasanya, Misha akan melihat Zayden bekerja dengan setelan yang sebagian orang menganggapnya cupu dengan kacamata yang selalu membingkai wajahnya.Namun, saat ini penampilan pria itu berbeda. Pria tampan, tanpa kacamata, rambut diatur dengan rapi dan setelan kerja layaknya seorang CEO. Begitu memikat dan tanpa cela.Namun bagi Misha, tampilan Zayden saat ini membuatnya merasa begitu asing. Misha lalu menyadari jika selama ini, dia tidak pernah mengenal siapa Zayden sesungguhnya. Pria itu telah mempermainkannya.Ternyata selama ini dia memang

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status