Home / Rumah Tangga / SUAMI KONTRAK, TAPI TIAP MALAM MINTA HAK! / BAB 1 KONTRAK, KOLESTEROL DAN COWOK SANS

Share

SUAMI KONTRAK, TAPI TIAP MALAM MINTA HAK!
SUAMI KONTRAK, TAPI TIAP MALAM MINTA HAK!
Author: Febra Raas

BAB 1 KONTRAK, KOLESTEROL DAN COWOK SANS

Author: Febra Raas
last update Huling Na-update: 2025-07-27 15:57:45

Raya menolak untuk menikah. Ucapan itu ia lontarkan dengan tegas saat sedang menyodorkan potongan apel ke mulut ibunya, Bu Ayu, yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.

Namun Bu Ayu justru menatap Raya seakan putrinya baru saja mengaku menjadi penyembah tuyul.

“Raya, kamu udah umur tiga puluh satu. Cewek. Satu. Tiga. Satu! Mama bisa mati kapan aja, masa kamu nggak kasihan?”

Raya menarik napas. “Yang bikin Mama sakit kan bukan status pernikahanku, tapi kolesterol.”

Bu Ayu mengerang, setengah lemas, setengah kesal. “Ini bukan soal status, Ra. Ini soal hati Mama. Mama cuma pengen lihat kamu nikah, punya pasangan yang bisa nyuapin kamu nasi panas kalau lagi flu. Bukan karir yang cuma bisa kasih kamu tumpukan bon restoran!”

Tak bisa dipungkiri, sebagian ucapan ibunya ada benarnya. Tapi setiap kali Bu Ayu menyebut "nikah", kenangan buruk itu menyerbu kembali termasuk mantan suami, Daniel.

“Gimana dengan Daniel?” tanya Bu Ayu mendadak.

Raya nyaris tersedak. “Ma, dia mantan. Dan mantan itu nggak usah diajak reuni, apalagi dia yang selingkuh sama Rara!”

Rara. Adik tirinya. Lulusan TikTok University jurusan manja tanpa beban.

Bu Ayu mendesah panjang. “Ya udah siapa aja. Asal kamu nikah lagi. Biar Mama tenang kalau besok.”

“Jangan ngomong begitu,” potong Raya pelan.

Dia mencintai ibunya. Tapi pernikahan?

Setelah kegagalan lalu, dia lebih percaya pada skincare daripada lelaki.

Namun malam itu, saat ibunya tertidur dengan infus di tangan dan air mata masih membasahi pipi, Raya membuat keputusan. 

Jika berpura-pura bisa membuat ibunya bahagia, kenapa tidak?

Keesokan harinya, di apartemennya, Raya menyampaikan niat gila itu pada sahabatnya, Arum.

“Aku serius, Rum. Aku mau cari suami kontrak,” katanya sambil menyesap wine dan mengetik daftar syarat di laptop.

Arum menatapnya seperti melihat orang waras yang baru saja ingin lomba tarik tambang lawan jin.

“Nikah bohongan? Ray, itu bukan ide sehat.”

Raya hanya menyender di sofa, menatap lampu gantung yang bergoyang seperti nasibnya sendiri. “Mama nggak bakal tenang kalau aku nggak nikah. Tapi aku juga nggak mau jatuh cinta lagi. Jadi ya cari yang dibayar.”

Di layar laptop, Arum membaca. 

KONTRAK PERNIKAHAN SEMENTARA – 12 BULAN

1. Tidak ada hubungan fisik di luar kebutuhan publikasi.

2. Tidur di kamar terpisah.

3. Dilarang jatuh cinta.

4. Gaji Rp5.000.000/bulan, dibayar tanggal 1.

5. Disediakan makan 3x sehari (kalau sempat masak).

6. Dilarang ngupil sembarangan.

“Ngupil, Ray?” Arum mengernyitkan alis.

“Itu penting,” jawab Raya serius. “Aku trauma sama cowok yang ngupil di mobil lalu dilap ke jok.”

Arum hanya bisa menghela napas panjang.

Beberapa hari kemudian, Raya duduk di sebuah kafe kecil di pinggir kota. Penampilannya rapi dan elegan kemeja putih, blazer hitam, dan ekspresi seperti HRD yang siap memecat siapa saja karena napas terlalu keras.

Di hadapannya terbuka laptop dengan folder bertuliskan. 

"Kandidat Suami Kontrak"

Namun isinya? Mengecewakan.

Satu mengaku mantan pesulap jalanan.

Yang lain menawarkan diri jadi suami part-time.

Dan ada yang mengirim selfie di kamar mandi sebagai CV.

Lalu, pintu kafe terbuka.

Seorang pria masuk tinggi, kurus, rambut sedikit berantakan, kemeja putih kebesaran. Ia celingukan sebentar, lalu melambaikan tangan dengan kikuk ke arah Raya.

“Maaf, Mbak Raya? Saya Dian. Maaf banget telat. Tadi sepeda saya bocor. Eh, motor. Tapi bannya. Ya gitu, deh.”

Raya hanya bisa berkedip.

Pria itu duduk dan menyodorkan map lusuh dengan senyum malu-malu. “Ini CV saya. Saya tulis tangan, tapi rapi kok. Versi cetaknya pakai font Comic Sans. Biar santai.”

Raya hampir tidak tahu harus tertawa atau menangis.

Di dalam CV tersebut tertulis. 

Nama: Dian Prasetya

Umur: 28 tahun

Keahlian: Menyapu, mencuci piring, menemani nonton drama, mendengarkan curhat, membetulkan galon

Pengalaman. OB kantor, freelance barista, mantan admin toko online (dipecat karena terlalu sering kasih diskon ke cewek cantik)

Kelebihan. Tahan lapar, bisa pura-pura romantis kalau dibayar. 

Kekurangan. Ngelantur kalau gugup. 

“Boleh saya tanya sesuatu?” Raya membuka suara.

Dian mengangguk. “Boleh. Tapi kalau soal tinggi badan, saya bisa jinjit, kok.”

“Bukan itu,” jawab Raya. “Kenapa kamu ngelamar jadi suami kontrak?”

Dian menarik napas panjang.

“Saya anak sulung. Adik saya butuh biaya kuliah. Bapak saya pensiun. Saya gagal cari kerja tetap. Lihat lowongan dari Mbak, saya pikir ya udahlah. Saya siap pura-pura tiap hari. Asal dibayar.”

Raya terdiam. Logikanya berteriak: “Jangan!” Tapi hatinya tertawa kecil.

Pria ini lugu. Bukan tipikal cowok yang bikin luka. Mungkin malah lebih cocok jadi pemain pengganti di sinetron religi.

Setelah beberapa pertanyaan formal, Raya menutup laptopnya.

“Oke. Tunggu kabar dari saya.”

Dian berdiri, sedikit kecewa tapi tetap sopan.

“Kalau saya diterima, saya siap cuci piring sambil senyum mesra.”

Malamnya, Raya duduk sendirian. Ia membuka kembali folder "Kandidat Suami Kontrak".

Semua file ia hapus, kecuali satu:

DIAN_PRASETYA_CV_COMICSANS.p*f

Dan untuk pertama kalinya malam itu, ia tersenyum sendiri.

“Kalau harus pura-pura, mendingan sama yang lucu sekalian.”

Bersambung...

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • SUAMI KONTRAK, TAPI TIAP MALAM MINTA HAK!    Kebenaran Terungkap

    Mobil sedan hitam berhenti perlahan di depan lobi apartemen mewah tempat Raya tinggal. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, namun lampu-lampu kota masih terang benderang. Ibu Ayu duduk di kursi penumpang dengan wajah masih menyimpan keterkejutan, sementara Dian yang menyetir tampak tenang meskipun dalam dadanya tersimpan badai rencana.Sejak mereka meninggalkan gedung pusat Wiratama Group, suasana di dalam mobil itu dipenuhi diam yang panjang. Ibu Ayu masih berusaha mencerna semua yang baru saja ia dengar dan lihat.Perusahaan sebesar itu, nama yang begitu harum di dunia bisnis, yang ia kira dipimpin oleh seorang taipan tua nan misterius, ternyata milik menantunya sendiri.Tangannya meremas tas di pangkuan, bibirnya bergetar. “Dian… jadi… kamu… pemilik Wiratama Group itu?” suaranya akhirnya pecah, lirih, tapi penuh tekanan.Dian melirik sekilas, lalu mengangguk. “Iya, Mama. Maaf karena aku baru mengatakannya sekarang.”Ibu Ayu menatap Dian tidak percaya. Matanya membesar, lalu b

  • SUAMI KONTRAK, TAPI TIAP MALAM MINTA HAK!    Kekalahan Raya

    Pagi itu, cahaya matahari menyelinap masuk melalui tirai apartemen mewah di lantai 25. Raya menggeliat perlahan, kepalanya masih terasa berat setelah semalam hampir tidak bisa tidur nyenyak. Tangannya meraih sisi tempat tidur, biasanya di sana tubuh hangat Dian selalu ada. Namun kali ini, kosong.“Dian?” panggilnya pelan.Tidak ada jawaban.Ia bangun setengah duduk, mengucek matanya, lalu menoleh ke seluruh ruangan. Sepi. Tidak ada suara ketikan laptop, tidak ada aroma kopi yang biasanya dibuat Dian setiap pagi. Bahkan sandal rumah yang biasa dipakai pria itu tidak ada di depan kamar. Raya mengernyit.Dengan cepat ia turun dari ranjang, membuka pintu kamar tamu. Mama-nya, Bu Ayu, juga tidak ada. Tempat tidur sudah rapi, seolah-olah memang tidak ditiduri semalaman.“Kenapa pergi tidak bilang-bilang?” gumam Raya, cemas sekaligus heran.Baru saja ia ingin mengambil ponselnya untuk menelpon, layar ponsel menyala. Sebuah notifikasi rapat mendadak masuk. Dari sekretaris dewan direksi:“Rapa

  • SUAMI KONTRAK, TAPI TIAP MALAM MINTA HAK!    BAB 23 AMBISI RARA DAN MAMINYA

    Rumah keluarga Miranda selalu tampak seperti galeri pameran, bukan sekadar tempat tinggal. Lampu kristal besar menggantung di langit-langit, memantulkan cahaya yang membuat marmer lantai berkilau. Vas bunga impor, lukisan-lukisan abstrak, dan perabotan mewah dipajang di setiap sudut, seolah-olah Miranda ingin menegaskan satu hal: status sosialnya tidak boleh dipandang rendah.Di ruang tamu yang luas, Miranda duduk anggun di sofa berlapis beludru merah, mengenakan gaun satin ungu yang baru saja dikirim dari butik langganannya. Tangannya sibuk menggulir layar ponsel, membalas pesan dari grup sosialita. Sesekali ia tertawa kecil, tertawa yang lebih mirip pamer ketimbang benar-benar bahagia.“Mir, kamu ini kalau terus-terusan main ponsel, nanti matamu rusak,” suara Arman terdengar dari balik koran yang ia baca. Ia duduk di kursi seberang, mengenakan piyama sutra yang jelas-jelas dipilihkan Miranda. Wajahnya datar, lebih mirip seseorang yang sekadar ‘ikut alur’.Miranda melirik sekilas. “A

  • SUAMI KONTRAK, TAPI TIAP MALAM MINTA HAK!    BAB 22 OPERASI MENYATUKAN RAYA DAN DIAN

    Malam itu apartemen terasa lebih hangat dari biasanya. Raya sudah terlelap di kamarnya, kelelahan setelah seharian mengurus laporan dan presentasi. Suara kipas angin berputar pelan di kamar tamu, tempat Mama berbaring sambil mengoles balsem ke kakinya.Ketukan pelan terdengar di pintu. Tok tok“Mama, boleh bicara sebentar?” suara Dian terdengar hati-hati.Mama mengerutkan kening, lalu buru-buru merapikan daster yang agak kusut. “Masuk saja, Nak.”Dian masuk dengan wajah serius, berbeda dari biasanya yang selalu tenang dan sedikit usil. Ia duduk di kursi kecil dekat ranjang Mama, menunduk sejenak sebelum membuka suara.“Ma, aku mau jujur. Tentang pernikahan aku sama Raya…”Mama langsung menegakkan badan. “Hah? Jangan bilang kamu mau cerai besok pagi. Astaga, ini drama macam apa lagi?”“Bukan, Ma. Bukan itu,” Dian buru-buru menggeleng. “Aku cuma harus bilang sejujurnya. Pernikahan ini sebenarnya bukan pernikahan sungguhan. Kami aku dan Raya sepakat untuk nikah kontrak.”Mama melongo. “K

  • SUAMI KONTRAK, TAPI TIAP MALAM MINTA HAK!    BAB 21 SEKAMAR LAGI, MAMA NGINAP

    Apartemen milik Raya malam itu terasa berbeda. Biasanya ruangan modern bergaya minimalis itu hanya diisi keheningan, suara AC, dan lampu kota yang berkelap-kelip dari balik jendela kaca besar. Namun kini, ruang tamu yang biasanya rapi bak majalah interior dipenuhi suara tawa dan komentar dari Mama Raya, yang baru saja pulang dari rumah sakit.“Wahhh, apartemen kamu keren sekali ya, Nak. Lihat tuh, pemandangan kota malamnya kayak di drama Korea. Cocok banget buat hmm.” Mama menoleh ke Dian yang sibuk membereskan tas belanja kecil. “cocok buat pasangan muda yang lagi manis-manisnya.”Raya menutup wajah dengan tangan. “Ma baru juga pulang dari rumah sakit, kok langsung heboh.”“Hei, jangan dibilang heboh. Ini namanya semangat hidup!” sahut Mama, lalu duduk santai di sofa empuk sambil menyilangkan kaki. “Lagipula, Mama senang sekali bisa tinggal sama kalian. Bosan di rumah cuma ditemani pembantu, apalagi Papa kamu sibuk sama ya kamu tahu sendiri lah.” Nada suaranya sempat menurun, tapi ce

  • SUAMI KONTRAK, TAPI TIAP MALAM MINTA HAK!    BAB 20 MAMA MINTA CUCU

    Raya baru saja menutup rapat daring dengan investor Jepang ketika ponselnya berdering. Nama “Mama” muncul di layar. Awalnya ia pikir sekadar telepon rutin menanyakan kabar, tapi begitu diangkat, suara Mama terdengar lirih penuh drama.“Raya, Mama di rumah sakit.”Raya langsung berdiri. “Apa? Mama kenapa?!”“Kolesterol Mama naik lagi perawat bilang karena kemarin Mama makan sate kambing, rendang, sama gulai.” Suaranya dibuat sengau seolah mau pingsan.Raya menepuk dahi. “Mama! Itu kan makanan pantangan semua! Siapa suruh makan?”“Loh, masa Mama dilarang menikmati hidup? Lagian siapa tahu umur Mama nggak panjang.”“Mama!” Raya nyaris menjerit.Tepat saat itu Dian masuk ke ruang kerja dengan dua cangkir kopi. Melihat wajah Raya pucat, ia langsung menaruh cangkir di meja. “Ada apa?”“Mama masuk rumah sakit!” Raya buru-buru menjelaskan.Tanpa pikir panjang, Dian meraih kunci mobil. “Ayo, kita ke sana sekarang.”Suasana Rumah SakitBegitu sampai di ruang perawatan, Raya langsung berlari. Ma

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status