Share

Kamu Siapa

Ziva tersesat karena kecerobohannya sendiri. Dia merutuki nasib sialnya. Mungkin saat ini kawan-kawannya tengah kebingungan mencarinya kesana kemari. Ini semua karena anjing hitam yang selalu mengikuti kemanapun Ziva pergi. Dan anehnya hanya dia yang melihatnya sedangkan keempat kawannya tidak. 

Karena hanya dia yang terusik anjing hitam aneh itu. Sedangkan keempat kawannya terlihat biasa saja dan santai. Ziva berjalan mengingat dari arah mana dia datang. Namun dia seolah hanya terpaku satu tempat. Dia tandai dengan ranting dan selaku kembali pada ranting itu. Begitu erus menerus hingga menjelang senja.

"Duh gimana nih. Lama-lama aku bisa kemalaman di tengah hutan. Mami maafin Ziva ya. Gara-gara maksa buat kesini Ziva jadi tersesat." 

Karena kelelahan akhirnya Ziva duduk di sebuah pohon besar dan tinggi. Matanya memandang sekeliling. Yang ada hanyalah pohon yang menulang tinggi. Apalagi saat ini tengah senja. Keadaan menjadi sedikit gelap. Hanya kemilau cahaya keemasan yang menembus rimbunnya pepohonan dari arah barat. 

"Semoga ada yang lewat. Penduduk atau apapun."

SREK. Suara langkah yang lumayan cepat dari balik semak-semak membuat Ziva waspada. 

"Aaaargghhhh...!" Ziva reflek berteriak sangat kencang saat langkah itu kian mendekat.

Ziva menutup matanya rapat. Namun tak ada lagi pergerakan. Hingga dia mencoba membuka matanya. Netranya melihat seekor anjing hitam yang tengah berdarah terkena anak panah.

"Lho kamu kan anjing yang ngikutin aku tadi." Ziva bergumam seraya memandang sang anjing dengan hati iba.

Dia merasa kasihan apalagi anjing itu terlihat sangat kesakitan. Ziva segera mencabut anak panah itu. Dan anehnya sang anjing hanya diam pasrah. Mungkin karena rasa sakit yang dialaminya membuatnya lemah.

"Biar kuobati lukamu." Ucap Ziva mengambil obat merah dan kain kasa yang selalu dia bawa. 

Setelah membebat luka Ziva memberikan anjing itu roti dan air minum.

"Kasihan sekali. Minumlah. Kau pasti sangat haus dan lapar setelah terluka." Ziva tersenyum melihat hewan itu minum dan makan dengan lahapnya. 

"Anjing yang manis. Walaupun kau sangat menyeramkan tapi kau manis juga." Ziva terus saja mengajak anjing itu bicara seolah temannya. 

"Terima kasih." Suara pria mengema seolah sangat dekat dengannya. Ziva berjingkat kaget dan memindai sekeliling.

"Siapa kamu?" Tanya Ziva. Namun hanya keheningan yang menyapanya.

"Apakah itu hantu? Hiii." Bulu kuduk Ziva meremang. Dia merinding luar biasa. Ziva membelakangi anjing itu mencari suara siapa barusan. Namun tidak ada siapa-siapa.

Hingga sebuah suara membuatnya berjingkat kaget.

"Terima kasih nona." Sesosok pria tampan berdiri dibelakangnya.

"Si-siapa kau? Darimana kau datang?" Tanya Ziva,kakinya refleks mundur hingga terpentok batang pohon.

"Saya adalah jelmaan dari anjing yang anda tolong tadi."

"Kau gila? Jangan membuat lelucon." Jawab Ziva frustasi.

"Aku memang jelmaan dari anjing. Jika anda tak percaya biar kutunjukkan. Semoga tidak mebuat anda pingsan."

Dan tidak berapa lama pria tampan itu berubah menjadi anjing hitam. Sontak saja membuat Ziva jatuh pingsan. 

"Padahal aku sudah bilang." Gumam pria itu setelah merubah diri ke manusia lagi. Dia memandangi gadis di pangkuannya,cantik dan bersih.

Dua jam lamanya Ziva pingsan. Saat tersadar dia sudah ada di sebuah kamar mewah. Ziva segera mereba pakaiannya. Dan merasa lega karena ternyata dia masih memakai pakaiannya tadi pagi.

"Anda sudah bangun nona?" Pria itu tiba-tiba muncul di hadapan Ziva membawa nampan.

"Astaga. Ka-kau...jadi bukan mimpi?" Ziva membelalakkan matanya bertanya sambil menunjuk pria itu 

"Bukan." Jawab sang pria santai seraya meletakkan nampan.

"Jam berapa sekarang? Lalu dimana teman-temanku?"

"Ini sudah pagi. Teman-teman anda sudah kuberitahu. Dan mungkin sudah kembali ke kota anda."

"Astaga. Lalu gimana caraku pulang? Bagaimana kalau mami mencariku lalu mengutukku menjadi batu?"

"Hahaha. Anda lucu sekali nona. Anda bukan Malin Kundang."

"Hei jelmaan gukguk. Kau tahu betapa menyeramkannya mami? Gara-gara aku memaksa kesini tanpa ijin dari mami. Aku kenal sial dan bertemu dengan makhluk jejadian sepertimu."

"Pantas saja. Aku mencium aroma durhaka dari tubuh anda?"

"Benarkah? Apakah durhaka juga mempunyai aroma? Seperti apa aromanya?" Refleks Ziva mengendus bau tubuhnya sendiri. Tapi yang ia temui hanyalah bau tubuhnya yang sudah tidak karuan.

"Pfth. Tentu saja tidak ada."

"Ish kau ini menyebalkan sekali ya dasar gukguk aneh."

"Walaupun begitu bukankah yang anda lakukan adalah hal yang salah? Tetap pergi meski sudah dilarang oleh orang tua?"

"Ya maka dari itu aku ingin segera pulang dan meminta maaf pada mami."

"Baiklah. Sebaiknya anda mandi lalu sarapan. Aku sudah menyiapkan roti dengan berbagai macam rasa dan juga minuman yang berbeda-beda. Karena aku tak tahu anda suka roti rasa apa atau minuman apa."

Pria itu membawa nampan dihadapan Ziva. Segera saja Ziva melihat isi nampan. Ada roti selai cokelat,kacang,keju,blueberry,stawbery,butter. Ada kopi,susu,sirup,cokelat panas,teh hijau,teh camomile. 

"Astaga. Kau benar-benar membuat 6 macam roti? Dan 6 macam minuman?" Hahaha lucu juga ya."

"Ini sebagai ungkapan terima kasih karena anda sudah menyelmatkan saya dari kutukan Sang Hyang Wenang."

"Maksudmu?"

"Makanlah terlebih dahulu. Aku ingin memasak untuk makan siang."

"Wah kau juga pandai memasak?"

"Tentu saja. Aku mantan seorang Chef restoran sunda. Bahkan memiliki usaha rumah makan sunda di daerah Sukabumi."

Ziva menganggukkan kepalanya. Mulutnya sibuk mengunyah roti selai cokelat. 

"Anda ingat kisah legenda sangkuriang?"

"Ya. Karena aku suka cerita legenda dari Indonesia. Sejak kecil mami akan membacakan buku cerita yang bermacam-macam."

"Aku adalah jelmaan anjing seperti Si Tumang dalam cerita itu. Hanya saja kesalahanku berbeda. Aku mencintai manusia. Hingga nekat ke mayapada meninggalkan tugasku. Karena itu Sang Hyang Wenang menghukumku. Dia mengutukku menjadi seekor anjing dan kutukanku akan sirna jika terkena panah petapa sakti dan dicabut oleh keturunan Dewi Sri."

"Lalu?"

"Ya nona mungkin salah satu keturunan Dewi Sri. Sedangkan petapa sakti itu memang sengaja ingin membebaskanku."

"Hmmm,aku mengerti."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status