Share

Bab 31 insiden

Author: Adira
last update Last Updated: 2025-07-10 14:30:42

Suasana yang semula tampak hening menjadi riuh dengan penampakkan vidioku saat pertengkaran dengan Bram.

banyak tamu undangan yang mengatakan "lho itu vidio apa? Itu bukan bisnis itu pertengkaran."

Aku kaget, tubuhku gemetar, keringat dingin mengucur di seluruh kulit ariku. "Kenapa bisa vidio itu? Padahal aku tak punya vidio itu?" Belum sempat terjawab pertanyaan dalam otakku, Mbak Lusi seorang presenter yang ada di depanku  dengan cepat meminta maaf dan mengatakan kalau ada kesalahan tehnisi.

Suasana kembali hening.  Nampak satu dua tamu undangan kecewa ia berdiri dan meninggalkan ruangan.

Otakku sudah tak bisa konsentrasi lagi. Aku ikut angkat bicara didepan para tamu undangan kalau ada orang sengaja mengganti vidio itu.

Namun, terdengar suara mengumpatku. "Ahh ... Bisnis apaan? itu bisnis pertengkaran tentang perselingkuhan. Mana mungkin seorang tehnisi sampai salah memutar vidio."

Aku berdiri dengan menenangkan para undangan, d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   BSB 37. menyelidiki Aris.

    Di kampung agak jauh dari keramaian. Itulah rumah Aris yang kata Mbok Ginah. Aris masih menumpang di rumah mertuanya.Tok, tok, tok, "permisi ...!" seruku memanggil dengan mengetuk pintu.Hanya hitungan menit seorang wanita muda menggendong anak kecil membuka pintu. Dia menatapku, sepertinya ia tak mengenaliku. Padahal aku pernah datang ke sini bersama Mama satu kali. Entah soal penting apa Mama sama Aris waktu itu. Aku pun seandainya bertemu dengan istri Aris di luar juga gak bakal ingat wajahnya."Maaf, Mbak mencari siapa?" tanya wanita itu dengan mengamati saya dan All secara bergantian."Ooh, saya teman Mas Aris. Bisakah saya bertemu Mas Aris?" tanyaku.Sengaja aku mengatakan seperti itu. Takut jika aku langsung mengatakan aku bosnya Aris putri bu Citra tentu wanita muda ini pasti mengatakan Aris tak ada. "Ooh ya, ada Mbak. Ia lagi sakit, silahkan masuk. Perkenalkan saya Lastri istri Mas Aris.Aku tersenyum menyambut uluran tangan Lastri untuk berkenalan. Sengaja aku tidak meny

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 36 cemburu.

    Aku memutuskan membiarkan ponselku berdering, dan tak mengangkat telpon dari Alliandro. Hati ini masih terasa sakit. Mengingat peristiwa yang baru saja terjadi. Sudah buru- buru datang ke rumah sakit. Namun dari rumah sakit mendengar perkataan All yang menyakitkan.Ponsel itu mati dengan sendirinya. Sebenarnya aku tak tega juga dan ingin mengangkat telpon dari Alliandro, mengingat dia begitu baik, memberi support saat aku kehilangan Jenar, Mama, saat aku punya masalah dengan Bram. Hingga sampai di terluka.Cemburu, kesal, benci, malu. Itu yang bergelut dalam hatiku. "Salahkah jika aku cemburu pada All? Ya kamu salah. all bukan pacarmu ia tak pernah mengungkapkan cinta padamu. Ia menganggapmu teman!" batinku berperang sendiri. Aku hempaskan kepalaku ke sandaran jog mobil dengan kasar. Kuambil nafas dalam dalam untuk meringankan beban yang ada di otakku. "Ya, mungkin aku salah. Aku terlalu berharap." ***Malam itu, sekitar pukul sembilan, aku bersama Felix dan Ardan sudah sampai ke

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 35 rasa malu dan sakit hati.

    Ucapan petugas kepolisian mengingatkan aku pada Bibi Mar yang mengatakan mengenal suara orang yang menganiaya Bibi Mar. Dia adalah Aris mantan sopir Mama."Untuk kasus penembakan putra Tuan Michel apa pelakunya sudah tertangkap?" Petugas polisi mengambil surat kabar di laci mejanya. "Tolong Nyonya baca, disitu tertulis berita tentang kasus penembakan itu." Tanpa pikir panjang aku langsung membuka Harian Kota. Padahal di rumahku juga berlangganan. Tapi begitu sibuknya aku dalam urusan perusahaan dan sejumlah masalah yang belum terselesaikan sampai tak sempat membacanya."Burhan ...! Dia pelakunya?" Mataku memandang tajam kalimat yang mengatakan bahwa Burhan pelaku dalam penembakan putra mahkota dari keluarga Michel grup.Beribu-ribu kalimat Burhan aku sebut. Sepertinya aku tak percaya dengan semua ini. Burhan padahal menjadi intelku untuk menyelidiki kebobrokan perusahaan yang dipegang Bram. Aku menggelengkan kepalaku sendiri. Aku tetap tak percaya Burhan melakukan itu. Pasti ini re

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 34 perampokan.

    "Bibi Mar ...!" Teriakku lagi, saat melihat kaki dan tangannya Bibi Mar terikat. Serta bibir dan matanya di tutup lakban."Kurang ajar siapa yang melakukan semua ini." teriakku.Felix melepas ikatan tali serta lakban yang menutupi bibir dan mata Bibi Mar. Bibi Mar tampak lemas. Ia belum bisa di ajak bicara, matanya masih terpejam. Felix yang dibantu Aldi mengangkat tubuh Bibi Mar ke kamarnya. Aku segera menghubungi dokter pribadiku untuk memeriksa kesehatan Bibi Mar. Serta menghubungi pihak berwajib untuk menyelidiki siapa dibalik dalang semua ini. Yang belum aku temukan Udin sama Pak Nyamin tukang kebun. Aku segera masuk ke kamar Bibi dengan membawa kotak obat untuk memberi pertolongan pertama. Bibi Mar aku baluri dengan minyak kayu putih dan sedikit aku urut pada jari kakinya. Semua itu aku pelajari lewat membaca buku tentang pijat refleksi. Alhamdulilah Bibi Mar siuman dengan membuka matanya menatapku yang duduk di sisi tempat tidur Bibi Mar."Mbak Kinan ...?!" Bibi Mar mengangk

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 33 cinta tak harus diungkapkan.

    Clara tak menjawab pertanyaan teman-temannya. Aku tak memperdulikan tentang Clara. Aku melangkah masuk ke ruang iccu. Namun belum sampai kakiku menginjak ruang iccu. Clara menarik bajuku. "Kamu miskin, tak boleh masuk!" Aku mengangkat ke dua bahuku sambil tersenyum. Dan mengibaskan tangan Clara hingga terlepas dari pakaianku. Tanpa mengucap sepatah katapun, ku langkahkan kakiku masuk ke ruang iccu. "Hai, kamu tuli ya! Awas jika terjadi sesuatu pada Tuan Alliandro, aku tak segan-segan membunuhmu," teriak Clara. Aku tetap tak menghiraukan ucapan Clara, aku juga tak takut ancaman Clara. Yang aku takutkan keadaan Alliandro. Aku masuk untuk memakai pakaian yang sudah disediakan dari pihak rumah sakit agar steril. Perlahan aku berjalan mendekati Alliandro. Tampak Alliandro baik-baik saja. Malah tersenyum melihat kedatanganku, heranku kenapa Clara tadi keluar tampak menangis. "Kau baik-baik saja All?" tanyaku penasaran. Alliandro menatapku. "Seperti apa yang kau lihat.

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 32 bertemu Tuan Michel.

    Aku panik, aku segera menghubungi Felix untuk membawa All yang terkapar bersimbah darah di lantai. Dalam hitungan menit. Ke empat Bodyguard ku sudah datang dan membawa All ke rumah sakit.Aku yang masih di ruangan Bram, dengan amarahku memandang sekeliling siapa yang menembak All. Tapi tak ada orang lain di ruangan itu kecuali Bram dan Lola. Kulihat Bram dan Lola juga tampak panik, ia berdiri tegang. Aku menghampiri Bram.Plaakk ... Plaakk dua tamparan melayang di wajah Bram. "Aku tak akan diam. Proses hukum tetap berjalan."Bram tak membalas tamparanku, ia hanya mengatakan, "aku tak tau siapa yang menembak All!" Aku geram mendengar ucapan Bram, karuan terjadinya penembakkan di ruangan Bram. Bram malah mengelak dengan mengatakan tak tau. Aku mundur dua langkah dari posisi Bram. Aku angkat kakiku dan kuputar tubuhku hingga kakiku mendepak perut Bram. Bram terhuyung jatuh. Namun tiba-tiba, Lola menghampiriku dan mengangkat tangannya hendak menamparku. Aku sigap dan tau jika Lola

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status