Share

Bab 4 – Gemerlap Cahaya Semu

---Gedung Agensi Raise Entertainment---

---Gangnam – gu, Seoul, Korea Selatan---

“Latihan kalian harus di tambah lagi, karena sebentar lagi waktu comeback kalian semakin dekat. Di tambah dengan jadwal konser dunia yang juga akan segera di mulai. Tidak ada waktu lagi untuk bersantai…” kata manager mengawali briefing pagi mereka di dorm grup Phoenix.

“Mck! Kenapa kita tidak menggunakan banyak penari latar dan melakukan lipsing saja supaya tak perlu banyak berlatih? Rasanya melelahkan kalau harus melakukan hal yang sama setiap hari!” keluh Ahn Jae Hyun—salah satu member Phoenix yang juga berperan sebagai centre di grup idol tersebut.

“Harusnya kau justru lebih banyak berlatih, Jae Hyun! Sebagai centre, kau yang paling banyak mendapat sorot kamera di banding member lainnya. Apa kau sadar dengan tindakanmu itu?” kata Eunwoo—salah satu anggota lain dari Phoenix.

“Ya, eunwoo benar. Lagipula, di antara kami semua, kau yang paling banyak memiliki penggemar. Basis penggemarmu di luar sana, terkenal sangat besar dan tersebar hampir ke seluruh Korea, bahkan dunia. Bukankah itu harusnya membuatmu lebih bersemangat untuk menunjukkan sisi terbaikmu pada mereka?” kini giliran Suho yang menjadi leader menimpali perkataan eunwoo.

Jae Hyun terlihat kuramg senang dengan ucapan teman – temannya. Namun dia mulai berpikir, bahwa meman ucapan mereka ada benarnya juga. Penggemar memang sesuatu yang sangat penting untuknya sejak awal.

“Hmhh.. maaf, aku berpikiran pendek seperti tadi. Aku hanya merasa sangat lelah dengan rutinitas kita akhir – akhir ini. aku hampir gila rasanya karena semua persiapan ini.” Jae Hyun menyesali ucapannya tadi.

“Kami paham dengan perasaanmu. Kami semua juga merasakan kelelahan yang sama. Jangan sungkan untuk membagi bebanmu pada kami.”

“Kita ini satu tim bukan?” timpal Suho lagi.

Semua orang disana tersenyum dan saling menepuk pundak masing – masing. Sementara manager melihat wajah Jae Hyun dengan ekspresi yang sulit di artikan.

**

---MBS Building—Yeouido, Seoul – Korea Selatan---

Sesuai dengan jadwal grup Phoenix hari ini, yang merupakan hari ke – tiga sejak peluncuran resmi album terbaru mereka yang bertajuk ‘My Soul’. Para member Phoenix hari ini bersiap untuk melakukan promosi di beberapa stasiun televisi dengan membawakan dua lagu utama dalam album mereka. Juga menampilkan koreografi dari lagu tersebut yang pastinya sudah di tunggu oleh banyak penggemar dan juga para pengamat musik di luar sana. Mengingat bagaimana popularitas yang di capai oleh Phoenix, setelah 5 tahun debut mereka.

Seperti hari ini, antrian para penggemar yang akan memasuki venue untuk melihat penampilan comeback mereka di salah satu stasiun televisi sejak hari masih gelap. Antusiasme dari para penggemar memang sudah menjadi pemandangan wajar di Seoul, jika ada idol yang akan comeback dan mengadakan promosi. Terlebih, jika idol yang comeback itu merupakan salah satu idol dengan popularitas yang sangat tinggi. Bahkan, karena hal ini pula, tak jarang member Phoenix mengirimkan food truck yang di tujukan khusus untuk para penggemar yang menunggu di luar gedung.

Cuaca dingin dan kelelahan setelah menunggu berjam – jam, setidaknya bisa sedikit terobati dengan perhatian para member. Selain sebagai bentuk rasa terima kasih dari para member untuk para penggemar setia mereka.

Bahkan ketika para member tengah berada di ruang tunggu dan melakukan make up, tak jarang mereka selalu membahas tentang para penggemar mereka juga pada semua orang. Saling penasaran dengan apa yang di posting dan lakukan penggemar di luar sana selama masa comeback, dan banyak hal lainnya.

**

“Apa dia bersikap begitu lagi?” tanya salah satu pria yang terlihat sudah berumur.

Dia tengah berbicara dengan pria lainnya, yang terlhat lebih muda dan sepertinya juga memiliki kedudukan yang lebih junior di banding dirinya di kantor. Sambil memegang gelas kertas yang berisi kopi hangat, kedua pria itu menunjukkan wajah prihatin sekaligus tak habis pikir dengan apa yang mereka hadapi.

“Aku khawatir, ini akan mempengaruhi kinerja kita. Semua rahasia yang kita sembunyikan selama ini. Bisa terbongkar karena kecerobohannya. Tapi Sunbae juga tahu kan, kita tak bisa berbuat banyak tiap kali hal ini terjadi!” balas si pria muda.

Pria yang lebih tua mengangguk, dia mendecak dan menggaruk kepalanya.

“Akan ada pemimpin baru ‘katanya’. Tapi aku juga belum tahu seperti apa wajah pemimpin baru kita. Aku sangat bingung…” tukasnya.

“Pemimpin baru? Siapa dia? Bukannya Presdir kita belum berganti?” tanya si peria muda lagi.

“Aku hanya sempat mendengarnya sekilas. Itu juga belum pasti. Lagipula rumor semacam ini sudah sering beredar di kantor kita. Jadi aku sudah tak ingin lagi mempercayainya,” tegas si pria lain kemudian.

**

Phoenix menyelesaikan perform comeback mereka dengan sangat baik. Para penggemar yang menonton baik secara langsung maupun dari layar kaca da melalui streaming online resmi merasa sangat puas. Mereka merasa comeback kali ini adalah yang terbaik, karena konsep lembut yang di usung oleh para member dimana bertolak belakang dari image garang yang selama ini selalu mereka tunjukkan.

Hal ini juga jelas membuat nama Phoenix sebagai salah satu grup idol nomor satu di Korea Selatan menjadi semakin kokoh. Kemenangan mereka melalui lagu title track nya juga seperti sudah di duga sebelumnya, baik oleh para member maupun penggemar yang memang sudah menyiapkan segalanya. Dari mulai meningkatkan nilai digital dan pembelian album fisik dengan jumlah yang fantastis.

Bahkan fanbase dan fansite dari masing – masing member Phoenix, seolah berlomba untuk menjadi yang terbaik di antara yang terbaik. Dengan cara melakukan pembelian secara berkelompok pada setiap website penjualan resmi untuk album terbaru mereka. Mereka yang memiliki uang lebih, juga kini berlomba untuk mendapatkan kesempatan memenangkan tiket fansign yang selalu di adakan setiap kali comeback di lakukan.

Suho yang menjadi leader, terlihat berdiri di ruang tunggu dan tersenyum senang juga lega atas sambutan yang mereka terima. Namun tatapan matanya berhenti pada sosok Jae Hyun yang masih duduk sendirian di sofa ruang tunggu mereka sambil memainkan ponsel.

“Ada apa Jae Hyun?” tanya Suho.

“Hmm? Tidak. Bukan apa – apa Hyung,” jawab Jae Hyun.

“Apa kau kelelahan?” tanya Suho lagi, mengingat apa yang sempat mereka bahas ketika sebelum comeback di mulai kala itu.

“Bukan…” Jae Hyun menggeleng. “Aku hanya merasa sedikit tidak nyaman saja, dengan ini…” Jae Hyun kemudian memberikan ponselnya pada Suho.

Dan membiarkan Suho melihat langsung apa yang tengah dia baca.

“Fanfiction?” Suho mengernyitkan kening dan menggeser lagi layar ponsel Jae Hyun dan menemukan sebuah gambar yang dia yakini sebagai editan dari fans.

Tapi tak seperti biasa, dimana Suho sangat menyukai hingga mengapresiasi setiap karya dari penggemarnya. Kali ini, ada sedikit rasa tersinggung yang melingkupi hatinya. Foto yang di lihatnya, sama sekali bukan foto yang pantas untuk di lihat atau di apresiasi. Disana, terlihat wajah Jae Hyun di edit dan di tempelkan pada sebuah tubuh tanpa busana yang menunjukkan ekspresi seolah tengah melakukan sesuatu yang tak senonoh. Dan tak berhenti sampai disitu, Suho kemudian membaca tulisan di bawahnya yang ternyata memang menceritakan adegan dengan rate usia 21 tahun ke atas yang cukup vulgar, hingga mampu membuat Suho merinding membacanya.

“Hyung lihat kan? Aku sering sekali menemukan hal ini. bahkan banyak di antara mereka yang sengaja mengirimkan cerita atau gambar seperti ini padaku. Rasanya… risih! Tapi aku juga tak mungkin menegur mereka secara langsung,” keluh Jae Hyun.

“Mereka mungkin hanya berfantasi liar. Selagi hanya tulisan, aku rasa tidak perlu terlalu di ambil hati.” Suho coba menenangkan Jae Hyun.

“Yah… aku hanya takut, cerita itu akan membuat sasaeng kita di luar sana semakin menggila karena fantasi liar yang terlampau.” Jae Hyun terlihat masih khawatir.

Suho menepuk pundak Jae Hyun, dia tahu kenapa Jae Hyun merasa sangat tidak nyaman. Karena memang di antara para member, manager sempat mengatakan bahwa sasaeng Jae Hyun lah yang paling banyak dan di kenal sangat nekat.

“Menurut Hyung, apa yang menulis cerita ini sebenarnya adalah sasaengku selama ini?” kulik Jae Hyun.

Suho menggeleng seraya mengangkat kedua bahunya, “aku tak bisa menjawab itu. Tapi semoga bukan.”

Jae Hyun yang mendengar jawaban Suho, hanya menghela nafas dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Sementara Suho terus menepuk punggung Jae Hyun untuk menenangkannya.

**

“Jadi bagaimana perkembangan dari penyelidikan kalian?” tanya Daniel.

“Ya, Tuan Muda. Kemarin saya sudah mengikuti Direktur Utama Choi selama satu minggu penuh. Sesuai dengan perintah Tuan Muda. Dan kami menemukan bahwa, di hari Rabu malam, tanggal 21 Juli, sekitar pukul 8 malam. Direktur Utama Choi menuju sebuah restaurant khas Korea yang terkenal sering menjadi tempat pertemuan para pejabat pemerintahan. Dan di sana, ternyata ada Sekretaris Menteri Sains dan Teknologi yang juga berada di tempat sama, dan waktu yang berdekatan. Meski saya tak bisa melihat langsung apakah mereka memang bertemu atau tidak, namun dugaan kuat memang mengarah kesana.” Seorang informan sekaligus mata – mata dari Daniel memberikan laporan informasinya.

“Selain itu, apa ada transaksi mencurigakan yang kalian temukan?” tanya Daniel lagi.

“Ada Tuan Muda. Ada sebuah aliran dana yang menurut saya cukup janggal.” Seorang informan lainnya yang adalah wanita kini mulai mengeluarkan pena dengan cahaya merah dan menyalakan layar presentasi untuk menunjukkan temuannya. “Seperti yang anda bisa lihat, Tuan Muda. Di sini juga kami temukan sebuah transaksi dalam jumlah besar yang tidak di lakukan di tanggal biasa, dimana sewajarnya, untuk transaksi besar hanya akan terjadi ketika bersangkutan mengenai sebuah tender atau proyek tertentu. Atau untuk memberikan gaji pada karyawan di tanggal yang sama setiap bulan. Tapi ini, bahkan seluruh proyek dan tender sudah clear, namun ada jumlah dana besar yang di tarik keluar dari rekening perusahaan untuk di kirim ke sebuah rekening dengan atas nama orang asing dan berada di Bank yang berada di New York.”

“Siapa namanya?” tanya David.

“Louis Rosa,” jawab informan tersebut.

Daniel terlihat mengernyitkan kening cukup dalam mendengar nama asing itu.

“Tapi kami masih belum menemukan siapa sosok bernama Louis Rosa yang di maksud,” lanjut sang informan.

“Itu bukan nama orang. Melainkan sebuah kode rahasia. Coba kalian cari dengan subjek itu!” pinta Daniel yang kemudian di patuhi oleh semua orang.

“Baiklah, untuk saat ini, sepertinya aku belum bisa menunjukkan siapa diriku sebenarnya pada mereka. Sebelum ini semua benar – benar terungkap dan aku bisa memiliki bukti kuat untuk menyeret mereka semua keluar dari perusahaanku,” kata Daniel.

“Saya juga berpikiran yang sama Tuan Muda.” David menimpali.

“Tapi, aku punya satu rencana yang bisa membuat mereka merasa merana, meski aku belum menunjukkan siapa aku sebenarnya.” Daniel kemudian tersenyum dan segera menceritakan rencananya pada semua orang yang hadir.

**

---Bank New York, Amerika Serikat---

---Pukul 09.00 pagi, waktu Amerika---

Seorang petugas Bank New York yang cukup senior baru saja selesai di panggil ke ruang pimpinannya. Dia keluar dari ruangan tersebut sembari membawa sebuah sebuah dokumen yang berstempel sangat rahasia ke dalam ruangannya sendiri. Ada sebuah tugas penting yang di berikan oleh sang pimpinan padanya, dan ini akan membuat banyak masalah jika tak segera di selesaikan.

Maka dengan sangat cekatan, dia segera mengisi ulang setiap deskripsi yang sebelumnya tertera dalam kolom data pribadi. Untuk menggantinya dengan dengan data yang sebelumnya sudah di berikan oleh sang pimpinan. Dan mentransfer seluruh uang yang ada dalam rekening tersebut menuju ke rekening lain tanpa terbaca oleh siapapun. Semuanya di lakukan dengan sanagt cepat dan begitu rahasia, hingga di jamin bahwa tidak akan ada orang yang tahu tentang hal ini.

Selesai melakukan seluruh tugasnya, petugas bank itu kemudian segera memberi kabar pada pimpinan sekaligus mengirim kode khusus pada seseorang yang berada jauh disana.

**

“Semuanya sudah selesai, Tuan Muda.”

Senyum Daniel mengukir di wajahnya, begitu mendengar laporan David.

“Tinggal kita lanjutkan rencana selanjutnya.”

**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status