Selena

Selena

By:  Bee Yu  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
19Chapters
2.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Lucas adalah pangeran terbuang dari Kerajaan Blazias. Ayahnya dibunuh, ia diasingkan dan dipisahkan dari sang adik. Pelakunya adalah raja saat ini. Lucas pun menyamar sebagai ksatria yang akan mengawal sang putri demi bisa memasuki kerajaan. Namun, kala Lucas telah kembali untuk membalas dendam dan merebut tahta, justru ia jatuh cinta pada Selena yang merupakan putri sang musuh dan sudah memiliki tunangan. Lucas termakan omongannya sendiri yang mengatakan tidak akan pernah jatuh cinta pada putri musuhnya itu. Dari sanalah, Lucas terobsesi untuk memiliki Selena seutuhnya, meski Selena hanya mencintai tunangannya dan sedikitpun tidak ada perasaan pada Lucas. Lucas memaksa Selena, Selena hanya boleh menjadi miliknya seorang! "Aku mungkin tidak bisa memiliki cintamu, tapi aku mampu membuat ragamu jadi milikku selamanya!"

View More
Selena Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Asya Ns
Impressif kak... Fighting.. keren thor -Salam dari author Anila
2022-03-08 08:39:57
0
19 Chapters
Neere
Derap langkah kuda yang saling bersahutan menggema di dalam hutan. Di antara banyaknya bandit di tanah ini, ia adalah yang nomor satu. Licik dan tak terkalahkan. Dia adalah Neere, oase bagi rakyat yang terpinggirkan dari mata penguasa. “Hya!” Neere menambah kecepatan kudanya. Empat pemburu yang mengejarnya tak mau kalah. Dari atas kuda, mereka mulai melesatkan anak panah secara bertubi-tubi. Berharap kalau mangsa yang mereka kejar bisa tertangkap malam itu juga. Neere yang sadar serangan dari belakang itu pun meraih batang pohon yang akan menghalangi jalannya di depan sampai batas kelenturannya. “Mau menghindar pun tidak akan sempat,” ucapnya percaya diri. Merasa instingnya tepat, batang pohon itu kembali dilepaskan ketika empat pemburu itu mendekat k
Read more
Cinta Abadi
Kembali dari ruang interogasi, Sirius membuka pakaian kebesarannya dan mambenamkan tubuh atletis bak pahatan patung dewa di kolam yang sudah diberi wewangian untuk menghilangkan bau darah dari tubuhnya. Pria itu sangat menjaga diri ketika akan menemui putri semata wayangnya. Bayang-bayang tentang putrinya yang ketakutan hingga hampir pingsan karena melihatnya penuh darah masih terngiang begitu jelas. Itulah alasan kenapa Sirius harus menjaga diri agar tidak ada darah sedikit pun yang menempel ditubuhnya. “Apa yang sedang dilakukannya sekarang?” monolog Sirius kemudian menyugar rambutnya dengan kedua tangan yang basah. Tak lama kemudian, Sirius beranjak dari kolam. Ia tak butuh pelayan untuk membantu mengeringkan tubuh dan mengenakan pakaiannya. Membuatnya seperti
Read more
Ksatria untuk Selena
Masih jelas dalam ingatan Selena bagaimana ayah dan ibunya sempat bertengkar mengenai tahta. Meski pun ia tidak tahu pasti apa yang mendasarinya sampai hal itu harus terjadi. “Kau ingin mengudeta raja ?" ucap Ilse seolah tak percaya. "Apa salahnya sampai kau berniat demikian? Bukankah dia adalah kaisar yang baik?” Ilse dipenuhi dengan amarah saat ini. Napasnya memburu. Terasa begitu sesak, seolah ada yang meluap dari dalam dirinya. “Aku sudah cukup bahagia dengan kehidupan yang seperti ini, Sirius,” tambahnya lagi. Sirius masih dengan ekspresi datarnya. Seolah tidak merasa bersalah atas amarah Ilse. “Kau tidak mengerti, Ilse. Aku benar-benar tidak punya pilihan lain,” ucap Sirius dengan suara rendah. Ia masih berusaha mempertahankan pendiriannya, tidak peduli betapa pun kerasnya Ilse menolak.
Read more
Jatuhnya Sang Putri dari Pohon
Sebuah tamparan yang keras Selena daratkan di pipi Julia. Membuat semua orang yang ada di pesta teh tercengang. Bukan tanpa alasan, Selena geram karena diamnya justru dijadikan candaan. Julia, bangsawan menengah yang hadir di pesta itu menyiramkan seteko teh berisi air panas ke tubuh Selena. Selena sebenarnya sangat enggan menghadiri pesta para bangsawan seperti ini jika bukan karena desakan Lynne. Baginya, tidak ada pesta menyenangkan. Karena topik yang dibahas hanyalah dirinya seorang ,yang dikatakan anak tiran dan anak tidak jelas. Padahal keluarga mereka juga menjilat kekuasaan ayahnya. Benar-benar munafik! Wajah Julia pun menjadi merah padam. Bekas tamparan Selena begitu merah, bahkan melebihi merahnya pewarna pipi yang Julia gunakan. “K-kau...” Julia memandang Selena dengan tatapan penuh kebencian.&nb
Read more
Terbongkar
Selena berulang kali mendengkus. Jujur,  ia sangat risih ketika diikuti terus ke mana-mana oleh Lucas. Hingga detik berikutnya, gadis itu berbalik. “Apa kau bisa berhenti mengikutiku, Ksatria Lucas yang terhormat?” ucapnya dengan nada kesal dan dahi berkerut dalam. Lucas menggeleng dengan wajah datar. “Tidak bisa, Tuan Putri Selena yang cerewet. Tugasku adalah melindungimu, agar tidak terluka barang segores pun.” “Apa kau mau kupenggal?” “Dan membuat semua orang tahu kalau putri yang terlihat baik hati ini ternyata sama seperti ayahnya?” Selena mendelik begitu mendengar ucapan Lucas. “Kau―” Lu
Read more
Insiden
Selena berulang kali mondar-mandir dan mendengkus di kamarnya. Sebentar lagi akan pagi dan sedikitpun ia belum bisa tidur karena memikirkan kejadian semalam. Seseorang sudah mengetahui identitasnya sekarang. Bagaimana kalau orang itu sampai membocorkannya pada ayahnya? Atau bangsawan lain? “Argh! Kenapa sih, harus orang itu? Ck!” Selena mendaratkan pantatnya di tepi kasur. Kedua tangannya dilipat ke depan dada, mulutnya manyun cemberut. Kemudian mengembuskan napasnya kasar. “Sebaiknya malam ini aku bergerak.” Selena mengambil sebuah kotak dari kolong nakasnya. Kemudian dibuka dengan kunci yang tersembunyi di dalam vas bunga. Diambilnya isi dalam kotak itu berupa kertas yang terlipat-lipat. Lalu dibentangkan. Selena tidak peduli jika posisinya sekarang duduk di lantai, toh itu tidak penting baginya.
Read more
Istri Sirius
“Kediaman Rhodes baru saja kecolongan. Neere berhasil membuka gerbang harta dan membawa sejumlah permata.” Sirius masih tenang mendengarkan penjelasan abdi yang selalu menyertainya itu. Entahlah, ia hanya merasa tertarik dengan topik yang dibawakan Tristan. Neere. Juga penasaran siapa orang di balik nama itu. Meski hatinya juga bertanya, kenapa Neere tidak berniat mencuri di kerajaan? “Oh, ya!” Suara antusias Tristan yang biasanya kaku menyadarkan lamunan Sirius. “Kata para pengawal yang menyergap Neere di kediaman Rhodes, Neere membawa seorang rekan.” “Rekan?” Sirius mengernyit. Bukankah Neere itu independen? Kenapa tiba-tiba membawa rekan? Tristan mengangguk. “Seorang pria. Begitu kata mereka. Hanya saja pria itu juga Sirius diam sesaat. “Ak―” Baru akan bicara ucapan Sirius terpotong kala seorang butler mengetuk pintu ruangannya. “Salam kepada Yang Mulia Agung Kerajaan Blazias.” Sirius mengangguk. “Apa yang ingin kau sampaikan?” “Hamba hanya ingin menyampaikan, kalau semua a
Read more
Sihir Pesona
  Selena duduk di lantai kamar, tak peduli kalau dirinya adalah putri raja. Lucas yang melihatnya pun geleng-geleng kepala.“Apa begini kelakuan putri kerajaan?” celetuk Lucas.Selena menatap tajam Lucas. “Kenapa? Kalau kau tidak suka, kau boleh keluar dari kamarku. Biar aku yang urus ini sendiri.” Gadis itu fokus kembali pada pecahan berlian yang berhasil ia pukul dengan martil. “Dasar manusia merepotkan.”“Apa katamu?” sulut Lucas tak terima. Ia lantas bangkit dari tempat duduk dan berjongkok di hadapan Selena. “Coba katakan sekali lagi.”Selena mendongak, kedua pasang mata itu berserobok. “Dasar kau
Read more
Memanfaatkan Selena?
Selena mengerjap kala merasakan ada yang memanggil, berikut guncangan ringan di bahunya. Di dapatinya Lynne dengan muka panik. “Astaga, Putri. Ayo bangun. Ini sudah tengah hari dan kau masih saja tertidur?”  Selena menguap, ia pun duduk dengan gaun tidurnya. “Oh ayolah, Lyn. Aku masih sangat mengantuk.” Selena mengucek kedua matanya dengan tangan seperti anak kecil baru bangun tidur. Rambut bergelombangnya pun tampak berantakan. Selena lalu memandangi Lynne dengan matanya yang masih setengah terpejam. Tidur dini hari setelah ke panti dan hanya mendapat beberapa jam untuk istirahat. Bahkan kantung matanya pasti sudah mewakili kondisinya saat ini. “Sebenarnya apa yang kau lakukan, Pu
Read more
Kebenaran Lucas
Selena berjalan mondar mandir di kamarnya. Sesekali diam berpikir, meremas gaun, bahkan duduk lalu mondar-mandir lagi. “Astaga, kenapa ucapan manusia cabul itu masih saja terekam di otakku dengan jelas?” Selena mengutuk dirinya sendiri. Ini salahnya, tidak seharusnya menggoda Lucas yang mata keranjang. Sekarang, ia harus lebih berhati-hati dan berjaga-jaga di saat kesehariannya memang diawasi pemuda itu. Selena dilema. Di samping berusaha menjaga jarak, ia juga ingin agar Lucas menemaninya ke pasar. Ya, meskipun bisa saja dirinya pergi sendiri. Namun, Lucas tetaplah ksatrianya. Memang tugasnya, ‘kan, melindungi Selena? “Ngomong-ngomong, di mana manusia itu?” Selena mengedarkan pandangan kala tak mendapati pemuda itu di sekitar kamarnya. Lalu, di
Read more
DMCA.com Protection Status